Home / Romansa / ISTRI BISU SANG CEO / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of ISTRI BISU SANG CEO: Chapter 161 - Chapter 170

228 Chapters

160. Seleramu Bukan Ini

“Ini sampah!” Iris mencampakkan daftar yang diberikan oleh Cleo beberapa minggu yang lalu.“Oh? Kenapa?” Cleo mengambil kertas yang ada di lantai dan memeriksa. Itu adalah daftar artis dan penyanyi baru yang kemarin diminta oleh Iris.“Mereka semua jelek. Max tidak akan tertarik pada mereka!” ujar Iris dengan ketus.Iris cukup tahu bagaimana selera Max, dan semua yang ada di daftar itu tidak cocok dengan kriterianya.Max biasanya akan menyukai gadis yang terlihat polos dan cantik, mengesankan kecantikan murni. Tapi semua yang ada di daftar itu bukanlah gadis polos. Artis dan penyanyi yang bergabung di Wolf beberapa minggu terakhir ini tidak ada yang benar-benar baru.Kebanyakannya penyanyi dan aktris yang berpindah agensi atau label. Bukan artis pendatang baru yang polos. Max tidak akan berminat pada mereka.“Kau cari lagi! Pasti masih ada orang lain yang belum kau tulis di situ!” Iris tentu saja langsung menuduh kalau Cleo tidak bekerja dengan baik. Cleo tidak bisa membantah. Cloe
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

161. Kualitasmu yang Memburuk

Wolf memaki karena terkejut. Tiba-tiba saja ada yang membuka pintunya dengan kasar. “Apa kau sudah begitu bosan hidup?!” bentak Wolf. Biasanya Iris akan takut pada bentakan Wolf, maupun tegurannya. Satu-satunya orang yang bisa mengendalikan Iris adalah memang Wolf. Tapi untuk kali ini Iris sedang benar-benar kalap. Ia langsung berdiri di hadapan Wolf dan menggebrak mejanya. “Kenapa kenapa kau mengeluarkanku dari Big Four?! Aku sudah memenuhi keinginanmu meski jadwalnya gila kemarin!” Iris menumpahkan kemarahannya karena masih ingat bagaimana Wolf kemarin dengan semena-mena memintanya untuk datang saat malam dan bernyanyi. Mengubah jadwalnya begitu saja. Iris sedang merasakan ketidakadilan, karena merasa ia sudah menuruti kemauan Wolf. “Tapi apa kau menurut saat aku memintamu untuk tidak minum alkohol dan merokok saat akan melakukan rekaman?” tanya Wolf Iris tampak terdiam seperti menelan lidahnya sendiri. Sifat buruk yang itu memang masih sering dilakukannya. Wolf menutup lap
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

162. Lukamu yang Besar

“Kenapa kau masih harus bertanya padaku? Bukankah sudah jelas hal yang paling menghancurkan bagi artis bidang manapun—baik aktor maupun penyanyi adalah skandal?” Sanchez memandang Wolf dengan heran.“Masalahnya dia bersama Billy. Aku yakin Billy akan membelanya sekuat tenaga,” kata Wolf.Mengingat bagaimana Billy begitu rapi saat menutupi kejadian dengan Zoe, Wolf yakin Billy akan melakukan apapun untuk menutupi skandal Max yang berikutnya.Dan sejujurnya Wolf sangat mengerti sudut pandang Billy. Karena biasanya ia akan melakukan hal yang sama, saat salah satu penyanyinya melakukan kesalahan seperti itu. Ia akan menutupi kesalahan sebisa mungkin, sampai akhirnya tidak bisa lagi—sampai biaya untuk menutup kesalahan itu tidak sesuai dengan pemasukan yang diberikan oleh artis itu.“Kau ingin artis milik Nova hancur? Memang kenapa? Aku tidak pernah melihatmu ingin menghancurkan artis dari perusahaan lain sebelum ini.”Sanchez tentulah heran. Selama ini Wolf hanya pernah memakainya untuk m
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

163. Bukan Tempat Nyaman Tanpa Dirimu

Wolf memasuki rumahnya, melepaskan sepatu dan berjalan naik sambil melepaskan satu persatu kancing kemejanya. Tapi ia berhenti di ujung tangga lantai dua. Ini karena ia menyadari kalau rumahnya itu kosong. Tidak ada lampu yang menyala di lantai dua. Lampu di kamarnya tidak menyala. Ia memang pulang lebih terlambat dari perkiraan karena bertemu Sanchez, tapi lampu yang tidak menyala itu bukan berarti Zoe yang sudah tidur. Ia biasanya tetap memakai lampu tidur. Wolf mengambil ponsel dan memanggil. “Kau ada dimana? Kenapa kau tidak ada di rumah?” Wolf langsung bertanya dengan heran. Tadi dengan jelas Zoe mengatakan ia akan pulang terlebih dulu. “Apa maksudmu? Aku ada di rumah.” Zoe balik bertanya dengan suara mengantuk. “Kau tidur dimana?” Wolf kembali maju dan membuka kamarnya. Tidak ada Zoe seperti dugaan. “Di kamar.” Zoe kembali menjawab dengan suara malas. “Kau tidak ada di rumah! Ada di mana kau sebenarnya?” Wolf terang saja jengkel. “Aku ada di rumah! Aku kurang bersama den
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

164. Tidak Aman Bersamamu

Zoe memotong ham menjadi potongan dadu dan dengan cepat memasukkannya dalam tumisan yang ada di atas kompor. Semua gerakannya terlihat cepat karena memang Zoe tengah tergesa.Ia mencoba berkonsentrasi menyiapkan makanan, tapi sesekali matanya tetap melirik ke arah jam dinding. Hanya tinggal kurang dari dua puluh menit sebelum Darcy datang menjemputnya.Sebenarnya waktu yang cukup untuk memasak, hanya mungkin Zoe memilih jenis masakan yang salah. Kini ia terjebak. Tidak bisa membatalkan masakannya, sekaligus harus segera menyelesaikannya. Tapi paling tidak sudah cukup maju. Aroma makanan harum mulai menyebar di dalam apartemen itu.“Apa kau memasak?”Zoe mendongak dan melihat Wolf yang bertelanjang dada melangkah keluar dari kamar. Aroma itu membangunkannya yang masih tertidur.“Ya, kau harus sarapan bukan?” kata Zoe, sambil mengaduk telur di dalam mangkuk.“Tapi kau tidak pernah memasak sarapan untukku.” Wolf heran karena ini.Zoe memang tidak pernah benar-benar memasak untuk Wolf, ba
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more

165 Mencari Cara Lain Untukmu

Zoe yang juga sangat terkejut, sesaat mematung. Tapi saat daun pintu apartemennya mengayun terbuka, Zoe mendorong Wolf sampai terjatuh di belakang sofa yang ada di samping meja makan.“Diam di situ!” Zoe mendesis, tepat pada saat Darcy menjengukkan kepalanya ke dalam sambil melangkah masuk.“Pagi! Wah, kau sudah siap ternyata. Aku pikir masih perlu membangunkanmu,” sapa Darcy, dengan riang.Wolf sudah memilih tipe manajer yang tepat untuk Zoe. Darcy sangat periang, tapi tegas. Mengimbangi Zoe yang terkadang masih canggung dan pemalu saat menghadapi lingkungan baru.“Ya, aku sudah siap.” Zoe mengangguk dengan kaku.“Oh? Kau membuat sarapan? Aku pikir kita akan sarapan di luar.” Darcy dengan ehran menunjuk dan menghampiri meja makan.“Tidak!” Zoe dengan panik melompat bangun, membuat Darcy tersentak kaget dan berhenti melangkah. Itu sangat nyaris. Sedikit lagi, maka Darcy akan melihat seorang pria tengah bertelanjang dada berbaring di lantai—yang mana adalah Wolf.“Kenapa? Apa ada yang
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more

166. Caramu Tidak Akan Bisa

Wolf tentu saja hanya bisa ternganga. Kasus pro bono adalah kasus di mana pengacara akan menangani klien yang kurang mampu untuk membayar pengacara. Biasanya ditunjuk oleh kepolisian. Untuk menangani kasus pro bono sebanyak itu, adalah kegiatan amal yang bisa dikatakan sangat langka. Pilihan Cliff ini jelas tidak biasa untuk seorang pengacara. “Lalu apa yang ingin Anda konsultasikan? Maaf, tapi saya ada janji lain sebentar lagi.” Cliff terlihat benar-benar menyesal. “Itu… Kasus Zoe. Istriku.” “Oh, Anda akhirnya menerima perceraian itu?” Tidak peduli walaupun Cliff adalah seseorang yang berperilaku seperti malaikat—karena bersedia menangani banyak kasus pro bono, Wolf tetap ingin melempar staples yang ada di meja ke wajahnya. Tebakan itu terlalu berani dan sensitif. “Bukankah Zoe sudah mengatakan pada Anda kalau perceraian itu batal? Tidak ada perceraian apapun. Zoe tetap menikah denganku!” sergah Wolf. “Oh, maaf. Saya pikir Zoe berubah pikiran. Hal seperti ini sering terjadi.
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more

167. Wanitamu Terlihat

Awalnya terasa tidak nyata. Mimpi siang hari yang menakjubkan. Tapi perlahan Zoe kembali ke alam nyata saat orang yang ada di depannya terus melemparkan pertanyaan. Memang beberapa kali Zoe harus memaksakan diri agar bisa tetap fokus dalam menjawab pertanyaan, tapi perlahan ia nyaman dan menikmatinya. Margot, orang yang mewawancarainya sangat tenang. Ia tidak banyak bertanya-tanya tentang hal di luar hal yang telah disetujui tadi. Sesi wawancaranya berlangsung langsung sekitar tiga puluh menit, dan sudah hampir berakhir. Untuk pengalaman pertamanya menjalani wawancara live, Zoe merasa sama sekali tidak buruk.“Aku yakin banyak orang yang terkejut mendengarmu bergabung dengan Wolf, terutama setelah Mr. Wolf mengatakan kalau ia tidak mengincar juara dari acara itu untuk bergabung dengan perusahaannya. Tapi pada akhirnya kau yang bergabung dengannya. Bagaimana menurutmu tentang ini?”Zoe tersenyum. Itu pertanyaan yang tidak ada di daftar. tapi ia masih bisa menjawabnya. Sekaligus melaku
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more

168. Keinginanmu yang Berubah

“Aku sudah menerima penawaran dari Mr. Wolf beberapa hari sebelum final itu terjadi…” Mata Emily melebar. “Kau dekat dengannya…” Emily mendesis dan menegakkan punggungnya. Ia tidak lagi bertanya-tanya sekarang. Ia sudah menemukan siapa wanita yang dipedulikan oleh Wolf itu. Tapi fakta ia telah menemukan wanita itu tidak membuat Emily gembira, karena ia juga melihat bagaimana kalau wanita itu ternyata dekat dengan Wolf. Wanita itu bukan hanya sekadar lewat. Melihat bagaimana wanita itu masih membicarakan Wow dengan nada yang biasa saja—bukan benci seperti wanita Wolf yang lain saat sakit hati, maka Emily tahu kalau wanita itu berbeda. Emily meraih ponsel, mencoba untuk menghubungi Wolf tentu. Tapi hasilnya masih sama, tidak tersambung. Wolf masih memblokir nomornya. “Pinjam ponselmu!” Emily menodong Cade yang baru saja datang membawa wine untuknya. Cade tampak heran tapi menyerahkan ponselnya. Sayangnya cara itu juga tidak berhasil. Wolf tidak mungkin dengan mudah menerima nom
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more

169. Dirimu yang Tidak Diharap

“Cut!”Zoe menghela napas dan mengangkat kepala setelah mendengar teriakan itu, karena kamera telah berhenti merekam.“Terima kasih.” Zoe membungkuk beberapa kali, untuk berterima kasih pada semua staff yang telah ikut dalam proses syuting itu.Keramahan yang tentu saja dibalas dan disambut dengan senang hati oleh semua kru itu. Sangat jarang mereka mendapati ada artis atau penyanyi manapun yang bersedia untuk mengucapkan terima kasih atas kesusahan yang dilakukan kru maupun staf yang ada di belakang layar. Biasanya artis akan cenderung untuk merasa lebih penting dari apapun karena mereka adalah pusat perhatian dari pekerjaan mereka. Tapi Zoe berbeda.Dan ini bukan pertama kali Zoe melakukannya. Dimana pun pekerjaannya berada Zoe akan selalu melakukan hal yang sama setiap kali selesai. Mengucapkan terima kasih kepada semuanya. Zoe tidak pernah disambut dengan nada tidak menyenangkan.“Itu luar biasa. Meski hanya rekaman aku merasakan kekuatan suaramu.” Darcy memuji sambil menyusul Zoe
last updateLast Updated : 2023-03-26
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
23
DMCA.com Protection Status