Beranda / Romansa / ISTRI BISU SANG CEO / Bab 171 - Bab 180

Semua Bab ISTRI BISU SANG CEO: Bab 171 - Bab 180

228 Bab

170. Kesempatanmu Habis

“Hai!” Zoe berusaha menyapa seramah mungkin. “Ingat, sebentar saja. Loria harus segera pergi." Darcy mengingatkan, dan kali ini Zue harus berterima kasih padanya. Alasan pertemuan itu tidak boleh lama telah terlihat. “Ya, aku mengerti.” Max tersenyum menyanggupi, baru kemudian Darcy meninggalkan mereka. “Maaf, aku tidak sempat membalas semua pesanmu.” Tentu Zoe bicara dengan lembut dan sopan. Ia tidak bisa semerta-merta langsung membentak maupun mengusir. Zoe meminta maaf meski tidak menyesal karena tidak ingin orang mendengar keluhan Max tentang pesannya yang tidak terbalas. Zoe tidak ingin terjadi kesalahpahaman. “Tidak masalah. Aku paham.” Max tersenyum maklum. “Aku juga melihat sendiri bagaimana kau sibuk untuk tampil di sana dan sini. Aku mengerti kenapa kau tidak bisa membalas pesanku. Aku sendiri akan seperti itu saat sangat sibuk.” Zoe tidak ingin mendengar pemakluman itu. Ia tentu Max menyerah dan tidak lagi mengirim pesan. Setelah perjanjiannya dengan Wolf, dan keing
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-26
Baca selengkapnya

171. Permintaanmu yang Tidak Terduga

“Kau pulang terlambat!” Iris menyapa Max yang baru saja masuk. “Ya, syutingnya lama sekali. Ada banyak penyanyi yang terlibat, jadinya kami harus mengantri.” Max menjelaskan sambil menghempaskan diri di samping Iris yang tengah duduk di sofa dengan kaleng bir di tangannya. “Oh, kau pasti lelah.” Iris kembali membalas sambil menyesap bir dari tangannya. “Ya begitulah. Tapi…” “Tapi aneh. Seharusnya kau sudah pulang dari tadi.” Iris memotong. “Apa maksudmu?” “Salah satu temanku juga mengisi acara itu, dan menurutnya syuting sudah selesai semenjak pukul delapan malam tadi.” Max yang tengah membuka sepatunya, sempat menghentikan gerakannya sekejap, baru kemudian meletakkan sepatu di lantai. “Mungkin antriannya berbeda, jadi dia bisa pulang terlebih dulu. Aku…” “Menggelikan sekali. Kau pikir aku akan percaya begitu saja?!” bentak Iris. Ia tentu saja sudah mencari tahu lebih banyak lagi setelah dihubungi oleh salah satu temannya tadi. Ia bertanya pada teman yang lain, dan mendapat k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

172. Merindukanmu

“Tentu, apa saja.” Zoe tanpa ragu mengangguk. Ia tidak akan pernah menolak permintaan tolong dari Jacob tentunya.“Mmm…Bisakah kau mengatakan pada Wolf agar tidak lagi memintaku bekerja dengan Iris?” Jacob memohon dengan bersungguh-sungguh.“Oh…” Zoe tentu saja tidak pernah menduga kalau permintaan Jacob akan berbentuk seperti itu.“Aku tahu ini sangat rendah. Percayalah, kalau aku tidak putus asa, aku tidak akan meminta ini padamu.” Jacob menyandarkan punggungnya pada dinding lift, semakin tampak lemas.“Apa ia seburuk itu?” tanya Zoe.Ia tentu tahu bagaimana sifat Iris, tapi Zoe berharap dalam hal pekerjaan Iris akan bersikap lebih baik. Tapi melihat bagaimana Jacob tampak putus asa, Zoe tahu kalau anggapannya itu sangat naif.“Ya! Aku belum pernah bertemu dengan penyanyi yang sangat keras kepala seperti itu. Ia sama sekali tidak mau mendengar apa yang aku inginkan, dan selalu meremehkan setiap keputusan yang aku ambil. Tidak lupa mengkritik setiap musik yang aku buat. Bagaimana mun
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

173. Gangguan Darimu

Zoe menggigit bibirnya untuk menahan desahan. Nyaris tidak tertahan karena Wolf benar-benar menuntut. “Aku merindukan semuanya…” bisik Wolf, sambil mengecup leher Zoe bertubi-tubi, dan menghirup udara di sekitarnya, menikmati aroma yang sangat diinginkannya itu. “Hmm…” Zoe hanya mendesah. Terlupa sudah keberatan yang kemarin ditunjukkan Zoe saat Wolf meminta mereka tidur bersama di kantor. Kali ini Zoe memilih pasrah. Tapi kemudian memekik dan wajahnya berubah menjadi kepanikan, saat merasakan benturan di punggungnya. Ada orang yang mencoba membuka pintu tapi tertahan oleh punggungnya. “Siapa?!” Zoe bertanya dengan gugup sambil merapikan pakaiannya, sementara punggungnya terus menahan pintu, agar tidak terbuka. Memberi kesempatan pada Wolf yang secepat kilat duduk di depan komputer, agar tidak terlihat mencurigakan. “Mmm…Michael, sound engineering.” Terdengar jawaban kebingungan dari luar. Mereka akan melakukan rekaman untuk album hari ini—beberapa lagu kalau lancar, jadi tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

174. Siatuasimu Cukup Rumit

“Kau masih di sini?” Iris dengan heran memandang Wolf. Seperti Michael tadi, iris tahu kebiasaan wolf yang pergi terlebih dulu dibanding yang lain saat melakukan rekaman. Karena itu ia mengira hanya akan ada Loria sendiri setelah Michael keluar. Keberadaan Wolf tidak sesuai dengan dugaan. “Memang kenapa kalau aku masih ada di sini? Apa aku harus meminta izin padamu untuk ada di sini?” tanya Wolf dengan sengit. Ini kali kedua ia gagal tidur dengan Zoe—setelah sekian lama, jelas aja mood-nya dalam keadaan masam. “Bukan begitu… Mm… Aku hanya ingin bertemu dengan Loria. Kami ada janji.” iris membuat alasan sambil menunjuk Zoe. Iris memandang Zoe sementara matanya melebar dan berkedip cepat. Ia ingin ikut Zoe berbohong untuknya. “Oh? Kau punya janji dengannya?” Wolf berpaling ke Zoe sambil menahan tawa, karena tentu alasan iris itu sangat konyol. Iris tentu tidak pernah mengira kalau kemungkinan Zoe mau membuat janji dengannya adalah nol. Zoe juga paham apa yang diinginkan Iris saat m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-28
Baca selengkapnya

175. Kejutanmu yang Tidak Masuk Akal

“Jangan… Kau bekerja dulu, baru kemudian pulang.” Zoe menarik protesnya dan mencoba mengerti. “Aku tahu itu…” Wolf dengan lemas menyandarkan keningnya pada bahu Zoe. Menghirup aroma yang belum bisa dinikmatinya kali ini. Ia tidak bisa menghindari pekerjaan yang tersisa hari ini karena sudah berupa limpahan dari hari lain. Tanggung jawabnya menumpuk.“Kau pulanglah, satu atau dua jam lagi mungkin aku akan menyusul,” kata Wolf, setelah sedikit—amat sedikit, puas menghirup aroma tubuh Zoe.“Oke.” Zoe memeluk tubuh besar yang bersandar padanya itu, lalu menggesekkan sisi kepalanya pada pip Wolf.“Jangan memancingku lagi!” Wolf mendengus sambil menjauh dari Zoe.“Aku tidak sedang memancing!” Zoe membantah sambil tertawa geli. Ia memang tidak berencana untuk memancing. Itu hanya ucapan selamat tinggal.“Pulanglah, sebelum aku punya ide lain,” kata Wolf, sambil berbisik dan menggigit kecil pipi Zoe.“Kau yang memancing dirimu sendiri.” Zoe mengingatkan, karena Wolf belum melepaskannya meski
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-28
Baca selengkapnya

176. Caramu yang Aku Ambil

“Huk!” Zoe nyaris muntah saat menarik napas pada detik berikutnya, karena air itu kotor dan berbau busuk. “Itu balasan karena kau dengan berani telah melawanku!” Zoe mengusap wajahnya agar bisa melihat dengan lebih jelas siapa yang berseru ke arahnya. Adalah Iris, yang berdiri di dekat pintu dengan ember di tangannya. “Iris? Apa…” “Aroma menjijikan itu juga sangat cocok untukmu, karena kau berani menggoyangkan ekormu untuk menggoda pria milik wanita lain!” Iris kembali mengejek. “Aku…menggoda siapa?” Zoe bukannya tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Iris, hanya ia sedang tidak percaya karena ada orang yang menuduhnya menggoda Max. Itu terlalu konyol. “Maxwell Taylor! Aku tahu aku mencoba merebutnya dariku!” bentak Iris. “Are you insane?!” Zoe akan lebih menerima kalau amarah Iris itu tentang Wolf karena lebih masuk akal. Apa yang dilakukan Iris saat ini membuatnya—tidak hanya mempunyai sifat buruk, tapi juga terlihat tidak pintar. Zoe sungguh tidak percaya ada wanita yang berj
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-28
Baca selengkapnya

177. Akhir Darimu Disini

Sekali lagi kemunculan Wolf mengejutkan, termasuk Zoe.Ia tidak terlalu memerlukan bantuan Wolf, tapi karena ada maka akan memakainya untuk menyempurnakan sandiwara itu.Begitu Wolf memandangnya, Zoe yang masih terisak langsung berpaling ke balik punggung security yang ada di sampingnya. Berpura-pura malu dan menyembunyikan wajah dan tubuhnya yang berantakan, ciri-ciri korban yang sangat tertindas.“Apa yang kau lakukan padanya?!” Wolf dengan otomatis berpaling dan memandang Iris dengan tajam.Wolf bisa menilai dari keadaan Zoe yang basah kuyup dan menangis, kalau baru saja ada kejadian besar yang disebabkan oleh Iris.“Ini bukan salahku! Aku hanya membela diri karena wanita murahan itu mencoba untuk merebut kekasihku!”Iris kembali dengan keras menyebutkan hal yang sekiranya membuat Zoe terlihat menjadi buruk dengan keras, karena memang masih banyak yang merekam kejadian itu, Padahal security banyak yang telah keluar dan mengusir orang yang berkumpul itu agar menjauh.“Loria melakuka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-29
Baca selengkapnya

178. Aku Meyakinkanmu?

“Kau! Suruh Loria menemuiku setelah dia selesai membersihkan diri!” Wolf meminta pada salah satu orang staf—entah bagian apa, sambil berjalan tergesa menuju lift. Wanita itu mengangguk dan mengikuti Wolf untuk naik.Wolf dengan sengaja mengucapkan hal itu dengan keras, untuk memberi kesan kalau ia akan menegur Zoe juga, bukan hanya Iris—karena telah membuat masalah.Wolf sebenarnya ingin menyusul Zoe ke studionya, tapi hal itu akan mencolok. Wolf yakin lantai delapan saat ini pasti sudah ribut—karena penuh orang. Pastinya sudah banyak orang yang menyebarkan berita tentang apa yang terjadi. Jadi Wolf tidak bisa mengambil resiko mendekati Zoe secara langsung dengan masuk ke studionya.Wolf juga bisa saja memanggil Zoe lewat pesan—memintanya untuk ke atas, tapi akan aneh juga kalau Zoe menemuinya tanpa perintah jelas. Wolf meminta dengan keras untuk menghapus semua curiga itu—agar orang-orang melihat dan tidak ada pertanyaan lain yang timbul.Setelah pegawai yang disuruhnya itu keluar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-29
Baca selengkapnya

179. Aku Tanpamu Tidak Ada

"Kau baik-baik saja bukan? Kau masih bisa bicara? Apa aku perlu memanggil Sara?" Setelah puas memeluk, Wolf lalu memeriksa tubuh Zoe. Hal yang ingin dilakukannya sejak tadi. Ia ingin tahu apakah Iris melukai Zoe. "Wolf, aku hanya tersiram air. Tidak terluka." Zoe menjelaskan dengan heran, bingung kenapa Wolf terlihat panik. "Tunggu! Apa kau benar-benar mengira aku tadi menangis dan tersiksa?" tanya Zoe, sambil menahan tawa. Wolf yang tengah memeriksa lengan Zoe langsung berhenti bergerak dan memandang Zoe. "Kau tidak benar-benar menangis?" Menurut Wolf, Zoe terlihat begitu meyakinkan tadi. Terutama saat ia menyembunyikan wajahnya di balik punggung itu, tampak sangat memelas. “Aktingku bisa menipumu? Aku tidak menangis.” Zoe jelas takjub dengan itu. Ia lalu melebarkan matanya dengan jari. Memperlihatkan matanya yang tampak jernih. Tidak ada warna merah maupun sembab di sana, hanya warnanya berbeda karena Zoe belum memakai soft lens. Karenanya Zoe sedikit kesulitan saat akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
23
DMCA.com Protection Status