Home / Romansa / ISTRI BISU SANG CEO / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of ISTRI BISU SANG CEO: Chapter 111 - Chapter 120

228 Chapters

110. Kepercayaanmu Untuknya

Zoe cukup gembira karena penampilannya yang mirip zombie tanpa emosi itu tidak membuatnya tereliminasi, tapi keberuntungannya minggu depan belum tentu akan sama. Lili mengibaskan tangannya. “Omong kosong macam apa itu? Aku selalu melihat secara langsung setiap acara itu tayang di televisi, jadi aku tahu bagaimana kemampuanmu. Aku melihat yang lain juga. Jadi jangan merendah. Kau akan terus sampai ke final nanti! Aku akan mempersiapkan gaunmu untuk final itu sekarang juga,” kata Lili, sambil berkata pinggang dengan penuh percaya diri. Zoe tertawa dan tentu saja terhibur mendengar ada orang yang begitu percaya pada kemampuannya—selain Wolf. “Terima kasih atas kepercayaan itu, dan terima kasih juga atas gaunnya. Aku yakin akan indah.” Zoe merentangkan tangan dan Lili memeluknya erat dengan senyum lebar. Sangat menikmati sikap pertemanan yang diberikan oleh Lili. Istri Clay itu hangat dan sangat gigih. Lili lebih muda darinya, tapi Zoe tahu dari Wolf kalau perjuangannya untuk menjadi
last updateLast Updated : 2023-03-06
Read more

111. Kehidupanmu yang Rahasia

“Everytime You Kiss Me? Ini pilihanmu yang selanjutnya?” Mengangkat alis saat membaca judul lagu pilihan Zoe untuk minggu depan. Zoe mengabulkan permintaan Lili dan memilih lagu untuk episode selanjutnya—dengan lebih percaya diri. Wolf setuju, tapi mempertanyakan pemilihan lagu itu saat membaca judulnya. “Ya, apa ada yang salah?” Zoe yang tengah mendengar lagu lain untuk yang berikut, mendongak. Zoe harus memilih lagu yang sedikit kuno memang, karena tema untuk minggu depan adalah tribute untuk legenda dunia musik. Lagu itu menurut Zoe cocok untuknya, karena meski dinyanyikan oleh penyanyi laki-laki range nadanya masih sesuai dengan suara Zoe. “Tidak salah, tapi apa kau sedang menyindirku?” tanya Wolf sambil memandang Zoe dengan mata menyipit. Sesuai dengan judulnya, lagu itu membahas tentang ciuman. Lebih tepatnya menjabarkan perasaan bagaimana seseorang setelah mendapat ciuman. Rasa manis menggelitik, dunia berhenti berputar dan lain sebagainya. Dijabarkan dengan detail. Tent
last updateLast Updated : 2023-03-07
Read more

112. Kau dan Egomu

Zoe membuka cermin yang diambilnya dari tas, lalu memeriksa sambungan wig yang ada di keningnya. Sudah membaur rata dengan make up, tidak terlihat aneh. Zoe sengaja mengepang wig panjang hitam itu agar penampilannya sedikit berbeda. Pertemuan hari ini sifatnya adalah santai. Zoe juga memastikan lensa kontaknya terpasang sempurna sebelum akhirnya puas. “Terima kasih.” Zoe menyerahkan ongkos kepada sopir taksi lalu turun pada alamat yang kemarin diberikan oleh Max. Zoe akan meminta bertemu di tempat lain, seandainya Max memberi alamat studio di gedung milik Billy, tapi ternyata Max memberinya alamat studio yang kemungkinan milik pribadinya, karena studio itu menyatu menjadi rumah yang cukup mewah. Zoe mendengus saat melihat wujud rumah mewah itu. Ia masih ingat bagaimana dulu mereka membicarakan tentang mimpi agar bisa memiliki rumah sendiri yang menjadi satu dengan studio. Zoe dulu mengira Max sedang membicarakan masa depan yang mana akan termasuk dirinya. Tapi ternyata Max hanya s
last updateLast Updated : 2023-03-07
Read more

113. Benda Kesayanganmu

“Aku paling menyukai penghargaan yang ini. Aku membuat lagunya tidak sampai satu jam, tapi ternyata bisa menjadi sangat sukses. Aku sendiri tidak yakin akan bagus.” Max menunjuk salah satu piagam yang ada di dinding. Max menilai kalau diamnya Zoe saat memandang piala penghargaannya sebagai ketertarikan, dan mulai menceritakan bagaimana ia bisa mendapat masing-masing penghargaan itu. “Oh, itu keren!” Zoe menyingkirkan kenangan saat dirinya bodoh itu, dan membelalak dengan kagum. Mimik muka sangat baru yang tidak dipelajarinya dari Clay. Tapi Max yang sudah bersemangat menyombong, tidak lagi peduli dengan reaksi setengah hati dari Zoe, dan tetap menceritakan detail prestasinya. Zoe sampai merasa seperti mabuk. Ia belum pernah mendapat begitu banyak informasi tentang hidup seseorang dalam waktu singkat, apalagi dibarengi dengan nada sombong. Membuatnya sedikit mual. “Duduklah.” Zoe sangat bersyukur saat akhirnya mempersilahkannya untuk duduk pada sofa yang ada di studionya---karena
last updateLast Updated : 2023-03-07
Read more

114. Hanya Ingin Melihatmu

Zoe berjalan menuju gedung apartemennya, sambil menyandang kantong kertas yang penuh dengan isi. Ia sudah lelah tentu, dan hanya ingin cepat sampai di rumah. Pertemuannya dengan Max tadi membuatnya lapar dan letih. Zoe tidak terlalu memperhatikan saat seorang pria keluar dari mobil, dan dengan langkah cepat menyusul dan menjajari langkahnya. “Aku ingin punya kunci apartemenmu.” Tentu saja Zoe memaki dan nyaris saja menjatuhkan kantong kertas yang berisi barang belanjaannya itu. Untung saja Wolf masih memiliki reflek yang bagus dan menangkap kantong itu sebelum terjatuh. “Jangan menakutiku!” Zoe memukul lengan Wolf dengan gemas. Meski lingkungan apartemennya tidak termasuk berbahaya, tapi bukan berarti nol angka kriminalitas. Dan hari sudah gelap, kemunculan Wolf membuatnya ketakutan tentu. “Oke, aku tidak akan melakukannya lagi. Tapi aku masih ingin meminta kunci apartemenmu. Aku benci menunggu lama di luar.” keluh Wolf sambil membuka pintu utama gedung apartemen Zoe—mempersila
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

115. Milikmu yang Hilang

“Aku benci harus menunggumu ada saat ingin melakukan ini…” bisik Wolf, saat dengan mudahnya, tangannya melepaskan pengait yang ada di punggung Zoe.“Kau tidak ingin aku berhenti bukan?” Wolf kembali bertanya dengan suara serak, saat bibirnya mengelus pelan bahu Zoe, sekaligus mendorong tali dan lengan gaun Zoe yang ada di bahu. Gaun itu menggantung miring, sebelum Wolf menarik sisi satu lagi dan membuatnya terpuruk menutupi kaki Zoe.Jawaban Zoe tidak mungkin jelas. Hanya desahan dan gigitan bibir. Hangat dan geli menggelenyar dari punggung Zoe, saat Wolf memberi sapuan pelan dengan ujung jarinya.Merayap dan meremas, mengalir mengikuti tulang belakang, lalu meniti tulang rusuk Zoe, menuju ke arah depan.“Wolf…” desah Zoe. Tidak tertahan lagi karena Wolf menggoda dengan tepat. Tidak langsung menyentuh, tapi berputar mengitari bagian lembut sebelum menyentuh ujung keras yang menandakan keinginannya.Wolf tertawa pelan saat merasakan tubuh Zoe meleleh dalam pelukannya, nyaris tidak bisa
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

116. Dirimu yang Menderita

“That’s look… amazing on you…” Wolf memuji—tersendat karena memang kecantikan Zoe mengagumkan. Gaun biru dan putih itu menjadi lebih indah lagi setelah Zoe memakainya dengan make-up lengkap. “Terima kasih.” Zoe berterima kasih tapi sambil memandang sekitar dengan panik. Ia sudah ada di stasiun TV, tempat dimana Wolf seharusnya tidak ada. Wolf tidak lagi mengirimkan pesan, tapi datang secara langsung sebelum siaran dimulai. “Kenapa kau datang?” tanya Zoe, sambil memastikan pintu tangga darurat itu tertutup. “Karena ingin melihatmu tentu.” Wolf menahan senyum. “Tapi tidak biasanya kau muncul disini! Bagaimana kalau ada yang melihat?” “Kenapa kau malah terlihat lebih khawatir dariku?” Wolf geli melihat kepanikan Zoe. “Karena aku tidak ingin kau tersangkut gosip, dan diriku juga! Bagaimana kalau ada yang melihatmu?” Zoe gemas. Kalau Wolf datang biasa saja—tidak menemuinya, mungkin Zoe tidak akan sepanik ini, tapi dengan sangat jelas Wolf tadi berjalan memasuki area yang dipakai pa
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

117. Kejutan Untukmu

Ia melihat bagaimana Max dengan kepala menunduk turun dari panggung, dan semakin menikmati saat beritanya terbit kemarin. Para wartawan dan komentator musik benar-benar merajam habis penampilannya. Mereka mengerti kalau Max sakit, tapi berharap ia memilih untuk tidak tampil kalau memang keadaannya seburuk itu. Tentulah memalukan melihat penampilan musisi yang buruk saat acara penghargaan musik. Sakit itu alasan yang diberikan Max setelah acara selesai—perwakilan Nova yang memberi keterangan pers. Alasan yang tentu saja berupa kebohongan. Zoe amat tahu apa yang terjadi. Kaos kaki itu tidak akan pernah bertemu dengan Max lagi, dan mungkin sekarang sudah ada di negara bagian lain mengikuti arus sungai. Zoe lega kepercayaan Max atas hal tolol itu masih sama saat menemukannya kemarin. Max kemungkinan akan pulih, dan tidak akan lagi bergantung pada kaos kakinya setelah hari ini. Tapi Zoe telah berhasil membuat noda dalam karirnya. Dan guncangan itu akan mengganggu penampilannya selama
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more

118. Bebanmu

Wolf tahu Zoe akan mengagumkan, tapi yang dilihatnya sekarang lebih dari apa yang dibayangkannya. Pilihannya tidak salah, Wolf memang lebih menyukai penyanyi yang memiliki penampilan live yang menghanyutkan. Hampir semua penyanyi pilihannya seperti itu—bahkan Iris. Tidak semua penyanyi bisa melakukannya. Kebanyakan orang akan sangat sempurna saat berada di ruang rekamanan, tapi akan melempem saat penampilan live. Tidak ada emosi, kurangnya penguasaan panggung, dan biasanya terlalu peduli pada penonton. Komunikasi dengan penonton—dengan mempertahankan kontak mata, tapi seharusnya tidak sampai mempengaruhi emosi. Keseimbangan itu yang sulit di dapat.Tapi Zoe bisa melakukannya. Zoe menerapkan apa yang didapatnya dari Wolf dengan sempurna. Menggabungkan bakat dan pengetahuan yang di dapatkannya. Suara yang indah itu, kini membaur dengan senyum, lirikan mata, ayunan tangan dan emosi dalam setiap kata yang tertutur dalam nada itu. Keindahan itulah yang sejauh ini membuat posisi Zoe san
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

119. Keberadanmu yang Tidak Jelas

[Aku harus pergi. Ada urusan mendadak. Kau pylamg dsja dulu. Naik taksi]Pesan itu tidak lucu. Bukan hanya karena typonya sedikit, tapi pesan itu menyebalkan untuk Zoe.Zoe kecewa karena mereka tidak pulang bersama sesuai rencana, dan ia harus bersusah payah naik taksi. Tapi kekecewaan itu tidak terlalu penting, Zoe masih bisa menahannya.Kekecewaan terbesar Zoe saat ini adalah tidak adanya keterangan apapun dari pesan itu yang menyebut kemana tujuan Wolf. Padahal Zoe memerlukannya.Ia ingin tahu apakah Wolf akan bekerja atau melakukan hal lain. Zoe jelas curiga ia akan melakukan hal yang lain, karena pekerjaan Wolf biasanya terjadwal. Dan hal lain yang bisa berupa apa saja. Zoe menghela napas panjang sambil menatap ponselnya. Sejak tadi ia menimbang apakah perlu bertanya Wolf pergi kemana atau tidak. Tapi belum mendapat keputusan yang menyenangkan. Ia tidak ingin terkesan ribut dan mengganggu Wolf, tapi sulit sekali menenangkan hatinya dan percaya kalau Wolf tidak tengah melakukan
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
23
DMCA.com Protection Status