Home / Romansa / ISTRI BISU SANG CEO / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of ISTRI BISU SANG CEO: Chapter 91 - Chapter 100

228 Chapters

90. Langkah Pertamamu

“Aku pikir akan menjijikkan… tapi ternyata tidak.” Wolf bergumam setelah beberapa lama. “Menjijik… oh, kau… ternyata… Well, aku tidak bisa banyak berkomentar, tapi mungkin kau juga butuh terapi kalau hal itu mengganggumu sampai sekarang.” Clay mendecak sambil mengernyit. Wolf pernah menceritakan kejadian itu saat mereka mabuk bersama, Clay masih ingat. “Tidak sangat mengganggu, aku baik-baik saja. Hanya…” “Hanya kejadian itu membuat pikiranmu tercemar. Penilaianmu akan perasaan manusia menjadi sempit. Tidak semua wanita akan menjijikkan seperti itu.” Clay mengangkat tangan, merasa ia mungkin terlalu jauh bicara. “Maaf, aku tidak bermaksud menganggap enteng kejadian itu. Tentu saja aku tidak akan pernah mengerti bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupanmu–dan berakibat bagaimana. Tapi aku tahu satu hal, dan dengarkan aku.” Clay kembali menjentikkan jarinya, meminta Wolf tidak menunduk. “Tidak ada gunanya kau lari dan mencoba untuk menghindar. Dan saat ini, Zoe hanya mengambil keput
last updateLast Updated : 2023-02-25
Read more

91. Lagumu yang Indah

Zoe melangkah di atas panggung, berusaha tidak terjatuh karena permukaannya terlihat licin. Ia menemukan tanda silang dengan cukup mudah dan berdiri di sana. Ada jeda sebelum musik dimulai—untuk memasukkan narasi suara nanti. Tapi Zoe tahu kamera telah mulai merekam.Beberapa detik diam itu membuat Zoe punya kesempatan untuk sedikit mengamati apa yang ada di depannya.Ia hanya melihat temaram, karena lampu yang paling terang mengarah padanya. Tapi Zoe bisa melihat tiga kursi besar yang menjadi tempat juri berbalik memunggunginya. Mereka yang akan menilai nanti, saat kursi itu berbalik.Adalah ide Wolf yang memintanya untuk mengikuti reality show ini, agar Zoe mendapat eksposure penuh dalam waktu singkat. Lebih menguntungkan untuk bisa mendapat kepopuleran instan, tapi tentu beresiko. Jika Zoe kalah, di babak awal, maka mereka mengulang dari nol.Tapi Wolf menjamin hal itu hanya akan terjadi kalau semua juri yang ada tuli.Zoe menatap dua nama diantara tiga yang masing-masing tertulis
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

92. Kepercayaanmu Dipertanyakan

Tapi kekhawatiran Zoe surut. Billy memang masih memandang wajah Zoe. Tentu bertanya-tanya, tapi tidak bereaksi. Kesalahan Zoe tadi sangat tipis. Billy hanya memperlihatkan seseorang yang tengah terkejut karena merasa wajah Zoe akrab tapi ternyata asing.“Oke, Loria. Dari mana asalmu? Aku mendengar sedikit aksen saat kau bicara.” Syanna bertanya.“Bristol, England.”Zoe tentu saja sudah menyiapkan latar belakang palsu, bahkan menyesuaikan logatnya dengan memakai aksen Inggris. Ia memilih tempat yang jauh agar tidak aneh karena tidak ada keluarganya yang mengantar.“Ah… English person. Nice to meet you, Lori.” Jacob kembali menyahut.“Tolong berhentilah untuk bermanis-manis padanya, dan segera katakan apa penilaianmu!” sergah Syanna. Ia jelas sangat menginginkan Zoe.Jacob tertawa, tapi segera beralih kembali ke sikap profesional.“Aku tidak perlu berkomentar banyak karena tentu kau sangat tahu bagaimana kami bertiga langsung berbalik saat mendengar beberapa kata darimu. Itu saja sudah
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

93. Kekasaranmu yang Masih Sama

Billy menatap Zoe sambil tidak berkedip. Tapi Zoe tidak lagi terkejut. Cepat atau lambat ia berharap konfrontasi seperti ini terjadi. Memang lebih cepat. Sedikit meleset dari perkiraannya, tapi tidak terlalu mengherankan. Zoe dengan cepat bisa mempersiapkan hatinya. “Mr. Dacosta, saya tidak tahu apa yang Anda maksud, tapi tolong lepaskan.”Zoe menarik tangannya, sambil menampakkan wajah ketakutan yang wajar karena didesak dengan kasar oleh orang yang tidak dikenal.“Tidak usah berpura-pura bodoh dan mengingkari !Aku tahu kau berpura-pura! Bagaimana kau bisa ada disini?!” Billy mendesak sambil terus menarik tangan Zoe dengan kasar.“Mr. Dacosta, Anda menyakiti saya!”Zoe dengan sengaja berteriak cukup keras. Menarik perhatian orang yang ada di sekitar. Mereka masih ada di lobby gedung, dan tentu beberapa menoleh.Billy menyadari hal itu juga. Terlalu banyak saksi, dan tentu saja Billy terlihat seperti pria yang baru saja mengkonfrontasi wanita tanpa alasan jelas. Billy melepaskan tang
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more

94. Perhatianmu yang Berbahaya

“Oh… Itu… Halo. Maaf, aku salah. Aku pikir ini mobil orang lain.” Zoe dengan tergagap meminta maaf sambil menurunkan kaki dan mundur menjauh dari mobil itu dengan wajah memerah. Jacob tertawa melihat kepanikan itu.“Mungkin salahku juga karena tiba-tiba berhenti di depanmu. Aku tadinya hanya ingin menyapa tapi kalau jemputan yang kau tunggu belum datang, aku mungkin bisa mengantarmu sampai ke tempat yang kau inginkan.” Jacob menawarkan dengan baik hati.Zoe langsung menggeleng.“Tidak! Maksudku terima kasih, tapi tidak. Aku bisa… aku masih harus menunggu… Di sini.” Zoe mengeluh karena tergagap dengan tiba-tiba. Sudah lama ia tidak mengalaminya. Sara sudah mengingatkan Zoe tentang ini. Ia harus lebih tenang agar gagap itu tidak muncul lagi.“Oke, tidak perlu panik. Aku tidak sedang ingin menculikmu.” Jacob bercanda untuk menenangkan.“Kalau begitu sampai jumpa nanti pada syuting jadwal syuting yang berikutnya.” Jacob melambai berpamitan.Tentu saja seluruh pertemuan antara mentor dan
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more

95. Bukan Dirimu

“Ini! Lihat!”Billy menyerahkan ponselnya kepada Max yang tengah memainkan gitarnya. Ia tengah menulis lagu. Max menyadarkan gitarnya, sambil mengernyit.Ia tidak mengerti kenapa Billy menyuruhnya untuk melihat video yang ada di ponsel itu, tapi dari wajahnya yang penuh paksaan, Max tahu ia harus menurut. Billy bisa bersikap sangat baik, tapi akan menyeramkan kalau ditentang.Max memainkan video tanpa editan yang didapatnya dari salah satu kru di stasiun TV tadi. Sesuatu yang tidak mungkin dapat tanpa koneksi.“Apa yang harus aku lihat? Apa…”Max terdiam saat wanita berambut hitam memakai gaun berwarna pink itu mulai bernyanyi. Max menyipitkan mata untuk memandang wajah yang ada di video itu dengan lebih jelas lagi.“Dia…”“Zoe bukan? Dia Zoe! Aku tahu dia Zoe!” Billy langsung menyambar Max terdiam lagi. Terus menonton video itu sampai selesai dan mengamati wajahnya.“Memang mirip, tapi sepertinya bukan. Dia sangat cantik, lalu warna matanya berbeda, rambutnya juga. Alisnya gelap, ti
last updateLast Updated : 2023-03-01
Read more

96. Aku Tidak Akan Tidur Denganmu

“Apa ini untuk menunjukkan sakit hatimu?” tanya Wolf, saat melihat lagu pilihan Zoe untuk babak kedua nanti.Mereka sudah ada di dalam studio Wolf di rumahnya, dan Zoe baru saja memutuskan lagu kedua pilihannya.Lagu pilihan Zoe pada babak pertama kemarin menunjukkan kekuatan dan kemampuannya untuk bertahan dari segala cobaan, tapi lagu pilihan Zoe yang berikutnya menunjukkan rasa sakit yang harus dialaminya. Lagu cinta penuh luka.Zoe mengangguk.“Kata PD yang menjelaskan peraturannya, aku akan bernyanyi trio dengan peserta lain yang diundi, dan masing-masing boleh mengajukan lagu. Asal lagu ini terpilih, aku bisa memakainya nanti,” kata Zoe.Wolf sebenarnya sudah tahu tentang peraturan itu, tapi ia mengangguk saja mendengar penjelasan Zoe. Meski Sara tidak lagi menyuruhnya mengajak Zoe bicara banyak—karena Zoe sudah sangat normal saat tenang, Wolf tetap ingin mendengarnya bicara. Suara Zoe tidak hanya terdengar indah saat ia bernyanyi.Wolf memukul telinganya perlahan. Pikiran itu t
last updateLast Updated : 2023-03-01
Read more

97. Tidak Berarti Kalau Bukan Karenamu

Karena itu Wolf bisa mengusulkan pada Zoe untuk mengikutinya. Wolf menolak penawaran itu tentu. Ia tidak ingin tampil di depan kamera dalam waktu yang lama. Karena itu ia menyuruh Jacob untuk mewakili Wolf.“Oh? Lalu untuk apa kau bertanya tentang detail tadi?” Zoe sedikit jengkel karena merasa Wolf membiarkannya melakukan sesuatu yang tidak berguna. Dengan enjelaskan tentang detail babak berikut yang sudah diketahuinya.“Aku tidak bertanya tentang detail apapun. Kau yang menceritakannya sendiri padaku tadi. Kau lupa?” Wolf mengingatkan, lalu menutup telinganya lagi dengan earphone kembali membuat aransmen di komputernya.Zoe menggerutu tapi tidak bisa membantah. Memang benar dirinya yang tadi dengan bebas menceritakan apapun pada Wolf. Tanpa rasa canggung atau merasa perlu menahan diri.Zoe tidak ingat kapan ia menjadi begitu mudah bicara pada Wolf. Semenjak kembali bisa bicara, Zoe memang hanya menghabiskan waktu untuk bicara pada Wolf—selain dengan Sara.Keberadaan Wolf menyebalka
last updateLast Updated : 2023-03-01
Read more

98. Tidak Seharusnya Bertemu Denganmu

“Seperti biasa, musik yang kau bawa selalu ‘bersih’. Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan untukmu. Ini sudah sangat siap.” Jacob tersenyum sambil melepaskan earphone dari telinganya. Ia baru saja mendengar sample musik yang akan dipakai Zoe besok, saat penampilan pertama live, dan seperti sebelumnya, musik yang dibawa Lori sudah matang—karena Wolf tentunya. “Oke, aku akan berlatih lagi kalau begitu.” Zoe mengangguk tapi juga terlihat gugup. Ini live pertamanya. Babak-babak sebelumnya semua prosesnya adalah tapping dan Zoe baik-baik saja. Tapi live berarti tidak boleh ada kesalahan sedikitpun. Ini yang membuat Zoe jauh lebih gugup. “Apa kau yang membuat semua aransmen itu sendiri? Kalau iya, mungkin aku perlu belajar padamu. Kau sangat berbakat, Loria. Kalau kau tidak memenangkan acara ini, aku akan dengan senang hati memintamu bekerja untuk Wolf. Aku…” “AH, tidak… tidak!” Zoe dengan panik menggeleng. Ia selama ini memang selalu mengatakan kalau ia mengaransmen lagunya sendiri—kare
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

99. Wajahmu Masih Sama

[Jnagan gguup. Bernyanyilah dengan temangg. TIdak ada bedamya kau bernyayi live watau tapping. Kau akan baik-baik daka]Wolf dan pesannya yang typo itu tidak pernah gagal untuk membuat Zoe tersenyum. Zoe sebenarnya punya kesempatan untuk mengaktifkan fitur autocorrect pada ponsel Wolf—agar typo yang dibuat Wolf berkurang, selama mereka bertemu kemarin. Tapi Zoe membiarkannya sajaPesannya akan menjadi tidak lucu dan membosankan tanpa typo itu. Meski terkadang Zoe harus berpikir sedikit lama untuk mengerti apa yang dimaksud oleh Wolf, tapi Zoe lebih menyukai pesan yang typo itu.Pesan itu terkesan istimewa dan hanya bisa dikirimkan oleh Wolf.“Aku sebenarnya juga sangat menyukai lagu ini, tapi Syanna tidak mengizinkan aku menyanyikannya. Suaraku menurutnya tidak cocok.”Zoe menoleh meninggalkan pesan Wolf saat Laila—salah satu penyanyi yang memilih Syanna untuk menjadi mentornya, mengeluh pada Zoe setelah mengetahui kalau lagu pilihannya.“Tapi sejauh ini kau selalu menang memakai lagu
last updateLast Updated : 2023-03-03
Read more
PREV
1
...
89101112
...
23
DMCA.com Protection Status