Beranda / Romansa / ISTRI BISU SANG CEO / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab ISTRI BISU SANG CEO: Bab 101 - Bab 110

228 Bab

100. Sikapmu yang Menyakitkan

Semua yang ada di sana sejenak kebingungan tidak menyangka akan ada orang yang tiba-tiba saja membuka pintu, tapi hanya sekitar dua detik.Setelah itu hampir semua orang memekik kegirangan saat menyadari kalau yang datang itu adalah Max.Bahkan termasuk Laila yang langsung bangkit dan memetik menghampiri pintu Max.“Max!”“Halo… hai!”Seluruh celoteh yang terjadi itu didengar oleh Zoe, tapi seakan berada di tempat yang jauh dan sayup-sayup karena pikiran Zoe mendadak kosong.Ia tidak siap bertemu dengan Max saat ini—dengan dandanan sebagai Loria. Kemarin saat mereka bertemu di gym, Zoe menyembunyikan penampilannya dengan sempurna, tapi sekarang Zoe tidak tahu harus bereaksi bagaimana kalau sekiranya Max akan berperilaku sama seperti Billy kemarin—berusaha memaksa untuk mengenalinya.Mereka tidak seharusnya bertemu sekarang. Ini tidak ada dalam rencananya.Zoe berusaha menenangkan diri, menarik nafas dalam jalan dan berdiri, berusaha untuk bersikap antusias seperti yang lain.Akan sang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-03
Baca selengkapnya

101. Yang Akan Menjadi Milikmu

“Zoe? Lihat aku… Tenang dulu…” Wolf berusaha menenangkan karena melihat Zoe berada di tepi air mata. Padahal Zoe tidak boleh menangis. Tangisan akan merusak make up dan segala persiapan yang dilakukannya sekarang. “Tenang dulu… Tarik nafas dalam-dalam, perlahan. Semua akan baik-baik saja.” Wolf berbisik sambil menepuk pelan kedua pipi Zoe. Tapi Zoe menggeleng sambil kembali mencakar lehernya. Ingin mengatakan kalau ia tidak bisa bicara. “Oh, tenang dulu.” Wolf tentu saja ikut panik. Ia mengerti apa yang dimaksud oleh Zoe, tapi ia menyembunyikan kepanikannya dan menurunkan tangan Zoe dari leher, meremasnya pelan. “Dengar aku, Zoe. Apapun yang terjadi hari ini, tidak akan ada yang berubah. Kau akan tetap menjadi milikku. Kalaupun kau gagal di sini, tidak akan ada yang bisa mengubah itu. Aku tetap menginginkanmu. Jadi tidak ada hal yang perlu kau takutkan,” bujuk Wolf, menenangkan. Tapi Zoe menggeleng dan berusaha kembali mencakar lehernya. Ia ingin bernyanyi. Ia ingin bisa bernyan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-03
Baca selengkapnya

102. Dirimu Istimewa

Zoe merasa seperti separuh bermimpi separuh sadar. Ia menunggu di belakang panggung—setelah mendapat omelan dari produser karena menghilang, dengan wajah yang amat datar. Padahal seharusnya Zoe menunjukkan reaksi yang tepat saat kamera beralih kepada peserta yang menunggu. Mungkin hanya dua atau tiga detik reaksi–tepuk tangan atau senyuman, tapi mereka sudah mendapat briefing khusus untuk tetap berwajah antusias. Tentu untuk membuat acara tetap hidup. Dan semuanya dilewatkan oleh Zoe, sampai Laila beberapa kali harus menyenggol lengannya agar Zoe tidak terlalu banyak melamun. Zoe tentu juga melewatkan penampilan spektakuler Max yang membuka acara, padahal sorakan yang terdengar di ruang tunggu cukup menulikan telinga. Bahkan lebih buruk lagi, Zoe nyaris melewatkan penampilan Laila dan hanya bertepuk saat terakhir—lalu juga penampilannya sendiri, nyaris terlewatkan sampai Laila mendampinginya ke bibir panggung agar Zoe tidak melamun. Zoe berhasil, sangat berhasil bernyanyi live kar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-04
Baca selengkapnya

103. Syaratmu yang Harus Dipenuhi

Laila menerangkan dengan gamblang. Hanya menyebut garis besar yang dilihatnya dengan jelas, tanpa terkontaminasi oleh emosi campur aduk yang dirasakan Zoe selama berhubungan dengan Wolf. Mengesampingkan seks yang mereka lakukan, Wolf yang kasar dan menyebalkan, juga sikapnya yang terkadang terlihat terlalu aneh, apa yang dikatakan Laila sangat benar. Wolf yang bahkan menolak Sara—yang sebagai wanita Zoe anggap sempurna dengan segala kelebihan yang menyilaukan—tiba-tiba saja dengan rela dua kali untuk menciumnya. Itu berarti ada sesuatu di sana. Sesuatu yang berbeda. Mungk---hanya mungkin, Wolf tidak hanya bicara tentang suaranya tadi. Kata-kata ambigu itu—tentang Wolf yang menginginkannya, jika digabungkan dengan ciuman itu menjadi lebih masuk akal. Dan semakin berisiklah kepala Zoe saat itu juga. Seperti ada sesuatu yang tiba-tiba mondar-mandir berusaha memadamkan pikiran yang selama di singkirkannya jauh-jauh. Pikiran yang diredam itu sekarang seolah berlomba untuk muncul, ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-04
Baca selengkapnya

104. Rencanamu yang Belum Jelas

Max tersenyum mengusap lengan, bahkan bahu Zoe, dan Zoe tidak menolak. Zoe beberapa kali mengibaskan rambut hitamnya yang panjang itu, sambil tertawa menutupi bibirnya. Terlihat semakin manis tentu, tapi sikap manis itu seharusnya jadi ditunjukkan pada Max. Wolf harus mengingatkan dirinya beberapa kali, kalau ia tidak boleh maju dan menerjang pria yang tengah menyandang gitar itu. Pria yang juga sangat terlihat jelas ia tengah menebar pesona sambil menyibak rambutnya yang sedikit panjang itu. Lalu beberapa kali memperlihatkan senyumnya yang cemerlang seperti lampu neon iklan itu. Kurang lebih mereka berdua memancarkan aura menyilaukan dan Wolf ingin sekali mencabut stop kontak apapun untuk mematikan suasana menyenangkan itu. Tapi tentu ia hanya bisa memandang. Wolf menyingkir ke pintu keluar tempat parkir itu, dan mengambil rute memutar untuk kembali ke mobilnya agar Zoe tidak kaget dengan kemunculannya. Wolf terus mengawasi mereka berdua sampai lehernya terasa kaku, dan matanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-04
Baca selengkapnya

105. Dirimu yang Bersamanya

Mata Zoe menyipit. Tidak mengerti kenapa ia harus mendapat sambutan yang masam itu. “Lalu aku harus melakukan apa?” tanya Zoe. “Kau hanya tinggal menjawab panggilanku dan pergi meninggalkan bajingan itu! Kau bisa memakainya sebagai alasan untuk pergi, dan…” “Ah… itu bisa juga.” Zoe mengangguk. Ia tidak berpikir ke arah sana. “Tapi aku perlu bicara padanya, karena…” “Kau masih perlu membicarakan apalagi dengannya?! Apalagi yang perlu kau dengar darinya selain omong kosong?!” desis Wolf. “Memang kebanyakan omong kosong, tapi aku perlu mendengarkannya, Aku bermaksud untuk berpura-pura tertarik padanya. Kalau bisa, aku akan menjadi kekasihnya.” CKIT! Wolf menekan pedal rem terlalu cepat. Untuk saja tidak ada mobil lain di belakang mereka yang menempel. “Kau apa? Kau masih mau menjadi kekasihnya?! Are you insane?!” Wolf memalingkan separuh tubuhnya memandang Zoe dengan wajah murka. “Kau yang gila!” Zoe menggelengkan kepala. Lelah karena sejak tadi ia hanya mendengar Wolf yang mar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-05
Baca selengkapnya

106. Perasaanmu yang Ingin Aku Dengar

“Tidak adakah acara lain yang bisa kau lakukan?” tanya Wolf, sambil membelokkan mobilnya memasuki halaman rumah miliknya.“Mungkin ada, tapi saat ini cara termudah untuk mendekati Max adalah dengan berpura-pura menjadi kekasihnya. Max tertarik padaku.”Zoe menggeleng karena ironi itulah yang membuatnya memiliki ide untuk berpura-pura menjadi kekasih Max tadi. Max tanpa ragu membuangnya saat masih menjadi Zoe, tapi sekarang Max tanpa ragu mendekatinya hanya karena Loria terlihat sedikit berbeda dari Zoe.BLAK!Zoe tersentak kaget karena tiba-tiba saja Qolf membanting pintu mobilnya dengan sangat keras saat ia turun.“Ada apa denganmu?!” Zoe tentu akhirnya kesal, karena mengikuti perubahan emosi Wolf yang tidak jelas itu. Sebentar pria itu marah, tenang, lalu marah lagi.“Aku mempertanyakan keputusanmu, Zoe! Bagaimana bisa kau membuat keputusan untuk mendekati pria itu lagi? Kau membencinya dan…”“Justru karena itu aku ingin mendekatinya lagi! Karena aku membencinya! Aku ingin membuatn
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-05
Baca selengkapnya

107. Dirimu Istimewa

Zoe tidak berniat untuk membuat suasana diantara mereka menjadi mengharukan, karena memang Zoe hanya menginginkan pengakuan atas segala sikap Wolf yang sangat ambigu itu. Tapi kemudian Zoe menyadari kalau memang ia membutuhkan pengakuan itu dengan jelas. Pengakuan itu akan membuatnya menjadi lebih tenang. Bukan hanya berkaitan dengan sifat Wolf yang dengan mudah berganti wanita itu, tapi juga tentang keadaan hatinya yang rapuh. Zoe ingin mendengar kalau dirinya berarti sesuatu untuk seseorang. Berharga dan diinginkan. Bukan cadangan yang bisa dibuang begitu saja. “Zoe…” Wolf mendesah sambil memejamkan mata. Justru tidak bisa lagi menolak saat Zoe meminta dengan sedikit lembut. Wolf tidak lagi bisa menganggap keinginan Zoe adalah konyol, setelah melihat bagaimana wajah Zoe berubah sedikit memerah. Meski hanya sekilas, tapi Wolf sempat ada kilauan air mata yang singgah tadi. Wolf meraih tangan Zoe dan menariknya mendekat. “It's gonna be really weird, but bear with it.” (Mungkin ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-05
Baca selengkapnya

108. Milikmu

Wolf ingin menikmati Zoe secara perlahan, tapi itu tidak mungkin. Bibir dan tubuhnya terlalu gembira menemukan apa yang ditunggunya selama ini. Tubuh Zoe terdorong menabrak sofa di ruang depan, saat Wolf berusaha melepaskan pakaiannya. Gaun mahal dari Lili mengalami kerusakan saat Wolf merenggut dan membuangnya ke lantai. “Kita ada di luar…” Zoe mengingatkan diantara ciuman Wolf. “Hmm…” Wolf hanya bergumam. Ia tentu tahu, tapi tidak peduli. Tidak akan ada yang datang ke rumahnya. Wolf mengangkat tubuh Zoe yang telah polos membawanya duduk di sofa, lalu memeluk tubuh yang dirindukannya itu dengan kekuatan yang nyaris bisa meremukkan. “Akh…” Zoe mengeluh pelan saat Wolf meremas terlalu kuat. “Maaf, tapi aku akan sangat kasar…” Wolf mendengus sambil membaringkan tubuh Zoe. Tidak ada protes tentu. Zoe tidak keberatan dengan gaya kasar saat ia menginginkannya juga. Aroma dan otot yang saat ini menguasainya tidak pernah mengecewakannya dalam hal ini. Tangan Zoe meraba perut rata da
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-06
Baca selengkapnya

109. Aku Tidak Tahu Tentangmu

“Aku tidak tahu apakah semua effort yang kau lakukan ini akan berbalas manis.” kata Zoe, sambil menatap gaun berwarna biru putih yang ada di depannya dengan penuh kekaguman.Gaun itu sangat indah. Perpaduan dua warna itu membuat Zoe merasa sedang memandang langit cerah. Lalu tumpukan aksen yang berbentuk mirip bunga di pinggangnya, sangat cocok dengan tema cerah itu. Lagu pilihan Zoe memang tentang cinta yang gembira minggu ini, gaun itu menyesuaikannya.Zoe tidak tahu dari mana Lili mencari ide sampai bisa menyesuaikan dengan tema lagunya, yang jelas gaun yang dibawa Lili tidak pernah gagal menurutnya.“Tentu saja akan terbayar dan berbalas manis!” Terdengar seruan terendam, karena saat ini Lili yang mungil itu, tengah berada di dalam rok gaun mengembang itu. Ia tengah membuat penyesuaian agar hiasan bunga yang ada di pinggang tidak mudah bergerak dan menjadi kusut “Sebentar lagi aku akan membuka butik satu lagi di New York ini. Aku membutuhkan exposure. Dan menjadi penata gaya prib
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
23
DMCA.com Protection Status