Semua Bab SETELAH IBUKU MENIKAHI BERONDONG: Bab 191 - Bab 200

207 Bab

191. Jalan-jalan

Aku ingin marah tapi tidak bisa, dengan posisi dan situasi seperti ini. "Sekarang kita tidur, kosongkan pikiranmu dari hal-hal yang membuatmu akan gelisah sepanjang malam." Mas Faldo bangkit lalu berjalan dan naik ke atas kasur."Tapi bener 'kan, berita yang kudengar itu. Kalau Mas Faldo dulu banyak disukai wanita?" Karena belum mendapat jawaban yang pasti, maka aku mengulang pertanyaanku."Tidak usah cemburu, toh pemenangnya adalah istriku ini. Jawabannya sebenarnya ada di dalam pikiranmu sendiri. Apa mungkin suamimu yang tampilannya seperti ini banyak disukai wanita? Bukankah gadis yang menjadi istriku saja dulu menganggapku orang aneh?" Mas Faldo yang sudah berbaring kembali duduk, kemudian dengan gerakan tangannya mengisyaratkan supaya aku pun ikut berbaring di sisinya. Menyudahi perdebatan sebelum tidur, karena dia tahu ujung-ujungnya pasti aku yang baper.Aku melengos membuang pandangan, merasa kalau Mas faldo tengah menyindirku. Setelah ini aku tidak bisa berkata-kata lagi, se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-07
Baca selengkapnya

192. Perjodohan

Zaskia"Ayah tetap tidak setuju kalau kamu dilangkahi!" Ayah menyandarkan punggungnya. Malam ini kami berkumpul di ruang keluarga untuk membahas pernikahan Fitria dan tentang aku tentunya.Aku sudah mengambil keputusan untuk rela dilangkahi daripada harus menikah lebih dulu dengan orang yang sama sekali tidak kukenal. Tapi keputusan itu ditentang oleh ayah."Kalau begitu, Ayah harus menunda pernikahan Fitria." Aku memberanikan diri mengangkat wajah, meski tahu pria paruh baya di hadapanku ini sedang tidak ramah."Fitria dan Bagus sudah punya niat baik untuk berumah tangga. Di dalam Islam, niat baik itu harus disegerakan, jangan ditunda-tunda. Lagi pula, menurut ayah, Bagus sudah mapan, sudah waktunya berumah tangga. Ayah malah khawatir terjadi sesuatu kalau mereka tidak menikah sekarang."Aku membuang nafas berat. Jadi dengan kata lain solusinya adalah, mau tidak mau aku harus menikah. "Ayah dengar pria yang kau tunggu sudah menikah. Lalu apa lagi yang kamu harapkan? Apa itu tidak cu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-08
Baca selengkapnya

193. Bergerak Cepat

Siang ini aku menyempatkan mampir ke toko bukunya Mas Faldo. Selain ingin mengecek keberadaan pria itu, aku juga harus memberikan sedikit perubahan sikap pada Danang, agar kesannya tidak berubah drastis.Setelah memutuskan untuk meminta bantuan pada Danang, aku harus merubah sikap pada pria itu. Danang memang bukan pria idamanku, tapi setidaknya dia punya simpati padaku. Hingga untuk meminta tolong padanya, mungkin tidak akan begitu kesulitan."Wah tumben sekali, Mbak Zaskia. Sudah lama tidak ke sini, sepertinya ada yang kangen, nih." Begitu aku masuk ke toko, langsung disambut oleh candaan Mas Ilham. Sementara mas Danang yang tengah sibuk melayani pembeli, hanya melirik kami sekilas sambil tersenyum. Sebenarnya wajah mas Danang ini tidak kalah ganteng dari Mas Faldo. Tapi mas Danang mempunyai perawakan lebih kecil dari Mas Faldo dan kulit sedikit lebih gelap. Aku pun tersenyum, tepatnya memaksakan tersenyum sambil melirik ke arah Mas Danang. Hal yang sangat jarang aku lakukan sebe
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya

194. Alasan Pulang

Lala"Pokoknya aku mau pulang!" Kalimat itu kuucapkan lagi ketika Mas Faldo tengah bersiap pagi ini. Setelah kemarin hingga semalam dia tidak mendengar keinginanku dengan alasan masih ada pekerjaan."Niatnya juga dua minggu, ini baru saja seminggu, Sayang." Sekarang pria yang sedang menyisir rambut itu malah terkekeh."Dua minggu kalau aku betah, kalau aku nggak, 'kan bisa kapan saja pulang. Itu perjanjiannya." Aku mengingatkan, siapa tahu Mas Faldo lupa."Tapi beri aku alasan kenapa tidak betah di sini. Bukankah Umi dan Kyai Mustofa begitu baik padamu?" Dia berbalik."Seandainya aku hanya bertemu dengan Umi dan kyai Mustofa, dua bulan tiga bulan pun aku betah di sini. Tapi masalahnya aku juga bertemu dengan orang-orang yang punya aura negatif."Saat ini posisi Mas Faldo telah membelakangiku, tapi dari gerakan pudaknya, aku tahu kalau pria itu tengah menghela panjang. "Kalau Mas tidak mau pulang sekarang, biar aku pulang sendiri naik taksi!""Iya, oke, besok, ya. Hari ini kegiatan Ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-11
Baca selengkapnya

195. Setelah di Rumah

FaldoIstri cantikku ini sangat antusias ketika tahu Zaskia meminta kami pulang. Sikapnya itu bukan karena Lala sudah tidak punya perasaan cemburu pada Zaskia, tapi karena keinginannya untuk pulang akan segera terlaksana. "Sepertinya ada hal penting yang ingin Bu Zaskia sampaikan. Makanya dia meminta kita pulang." Binar matanya begitu bersemangat."Doa istri saleha akhirnya diijabah." Aku mencubit hidung mancungnya yang selalu menjadi candu bagiku.Seminggu berada di pesantren, Lala meminta pulang ke rumah. Alasannya tentu saja karena Aliya, meski Lala tidak jujur, tapi aku yakin itu. Entah kenapa, Aliya yang selama ini sudah bersikap biasa saja, sekarang membuat ulah lagi setelah bertemu dengan Lala. Mungkin karena rasa cemburunya yang terlalu. Meskipun aku sudah berpesan pada Umi untuk tidak menceritakan masalahku dan Aliya di masa lalu, tapi tetap saja, sepertinya Lala sedikit mengerti keadaan kami waktu itu.Aliya memang sempat menaruh hati padaku. Dan sampai saat ini tidak pern
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-13
Baca selengkapnya

196. Alasan Lain

Aku membuka mata menjelang ashar. Segera kubangunkan istriku untuk menunaikan salat bersama. Syukurlah, istriku yang manja ini sudah kembali seperti semula setelah sebelum tidur siang tadi aku membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi. Memang semudah itu membuat wanita tidak berdaya. Lepas ini aku akan menemui Zaskia, perempuan itu berkali-kali menghubungiku karena katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan. Ini di luar kebiasaannya, apalagi semenjak dia mengetahui aku sudah menikahi Lala. Zaskia memang sangat pandai menjadi jarak.Seperti biasa, aku meminta Lala turut serta. Selain khawatir dia cemburu terhadap Zaskia, aku juga memang menghindari berduaan dengan wanita yang bukan mahram.Zaskia sudah menunggu di tempat yang ia tentukan ketika aku dan Lala datang. Perempuan itu pun berdiri untuk menyambut kami."Bagaimana liburan di pesantrennya, La?" tanyanya sambil berdiri, aku tahu itu hanya basa-basi."Seru, Bu," jawab Lala sambil tersenyum tipis."Wah, jangan-jangan saya mengg
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-18
Baca selengkapnya

197. Berdebar

ZaskiaAku duduk gelisah setelah mas Faldo selesai menghubungi Danang. Dari kalimat terakhir mas Faldo, aku yakin kalau Danang akan segera datang ke tempat ini setelah Mas Faldo mengatakan kalau aku ingin bicara dengannya.Danang pasti akan senang, mengingat selama ini dia sudah menyimpan harapan padaku. Momen seperti ini mungkin sudah dia tunggu sejak lama. Aku sendiri terjebak dalam perasaan jadi sulit sekali kujelaskan. Meskipun semalam sudah memantapkan hati. Tapi tetap saja, aku tidak yakin sepenuhnya pada diri sendiri. Pernikahan adalah hal yang sangat sakral. Keputusan penting ini seharusnya dipertimbangkan matang-matang, tapi apa boleh buat, aku harus mengambil keputusan dalam waktu yang singkat. Menjatuhkan pilihan pada Danang yang sudah jelas-jelas punya rasa padaku, daripada menerima jodoh yang diberikan oleh ayah. Di mana kami sama-sama tidak saling mengenal. Minimal aku sudah tahu, seperti apa keseharian pria yang kupilih itu."Apakah ini sudah Dek Zaskia pikirkan baik-
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya

198. Menolak

Atas izin mas Faldo, aku memilih tempat duduk terpisah. Sekarang, aku dan Danang duduk melingkari meja yang terletak tak jauh dari tempat Mas Faldo dan Lala berada. Terhalang tiga meja kurasa cukup membuat privasi kami terjaga tanpa khawatir terjadi fitnah. Kutautkan jari jemariku yang dibasahi oleh keringat dingin untuk mengusir rasa gugup. Di depanku, seorang pria yang sudah lama kukenal duduk dengan aura yang berbeda. Sekarang pria yang tengah menatapku itu tidak seperti Danang yang kemarin-kemarin melayaniku di toko Mas Faldo. "Ehem .... "Deheman dari Danang membuat hatiku semakin tak karuan. Jelas karena caraku salah. Saat ini, aku bukan akan mengajaknya berkomitmen untuk hidup bersama, tapi memintanya bekerja sama untuk menyelamatkan diriku dari perjodohan ayah."Jujur saja, saya kaget mendapat telepon dari Mas Faldo. Apalagi Beliau mengatakan kalau Mbak Zaskia ingin ketemu dan menyampaikan sesuatu. Entah apa yang harus saya lakukan bahagia atau sebaliknya." Danang memulai pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-22
Baca selengkapnya

199. Meski Berat

Pertemuanku dengan Danang tidak membuahkan hasil yang sesuai dengan keinginanku. Pria itu terang-terangan menolak untuk menikahiku di atas sebuah perjanjian. "Silakan Mbak Zaskia mencari orang lain, jika maksud dan tujuannya seperti itu. Tapi jika orang tersebut tidak Mbak temukan, maka saya siap menikahi Mbak Zaskia dengan catatan tidak ada perjanjian apapun. Kecuali janji kita kepada Allah untuk sama-sama membangun rumah tangga dan niatkan beribadah padaNya."Kalimat itu diucapkan Danang di akhir pertemuan kami. Sekarang sudah dua hari kejadian itu berlalu. Aku belum mendapatkan solusi. Selama ini aku tidak punya banyak kenalan laki-laki karena memang cukup membatasi diri. Pagi tadi ketika sarapan, Ayah sudah membahas perihal jodohku lagi. Sementara Fitria dari beberapa hari yang lalu tetap memasang wajah yang kurang bersahabat. Di dalam lingkup pertemananku, hanya ada tiga laki-laki yang kukenal cukup dekat. Mas Faldo, mas Danang dan Ilham. Tidak mungkin kalau aku meminta tolong
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-23
Baca selengkapnya

200. Lancang

Sore ini aku pulang cepat karena harus bertemu dengan pria yang menurut ayah adalah calon suami pilihannya. Meskipun ibu memintaku berdandan dengan sempurna, tapi aku menolak. Aku mau, jika seorang pria menyukaiku, itu karena dia melihat fisikku apa adanya. Tanpa polesan yang berlebihan.Pukul lima sore tepat, pria yang kuketahui bernama Ginanjar itu datang dengan membawa kendaraan mewahnya. Pantas jika ayah menyebut pria dengan postur tinggi tegap ini sudah mapan. Sebenarnya Ginanjar pria yang tampan, penampilannya pun stylish. Tapi kenapa di usianya yang sudah matang belum juga berumah tangga, sehingga ia perlu dicarikan jodoh. Mungkin benar kata ayah kalau Ginanjar terlalu banyak pilih-pilih. Kukira dia akan mengobrol di rumah, tapi ternyata Ginanjar mengajakku keluar. Aku sudah menolak karena selama ini tidak pernah keluar dengan pria asing apalagi berduaan. Tapi entah kenapa, ayah malah mengijinkan. Padahal sebelumnya Ayah tidak pernah bersikap seperti itu. Aku curiga, jangan-ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status