Semua Bab SETELAH IBUKU MENIKAHI BERONDONG: Bab 151 - Bab 160

207 Bab

151. Waktunya Insyaf, Bro!

Tidak ada pergerakan dari kami berempat, Pak satpam yang berdiri di dekat pos satpamnya pun tidak berbuat apa-apa. Tubuh Lala bergetar hebat, gadis ini kupeluk dengan erat. Aku terus memperhatikan Mama dan Dimas, keduanya berdiri mematung dan saling berhadapan. "Sayang dia gadis depresi, kamu jangan percaya begitu saja," ucap Dimas setelah beberapa menit mereka membisu. Tangan kanannya terulur hendak menyentuh bahu Mama."Cukup Mas, aku tidak butuh lagi penjelasan." Mama mengangkat satu tangannya sebagai pertanda dia tidak mau disentuh."Berarti kamu percaya 'kan sama aku, Sayang?" Wajah Dimas berseri. Melihat itu, aku hanya menyungging senyum miris."Aku sangat percaya pada gadis itu," sahut Mama datar."Sayang, gadis itu depresi." Wajah pria yang seumuran denganku itu kembali muram."Gadis mana yang tidak akan depresi kalau dia dihamili tanpa dinikahi. Bahkan sejumlah uang yang diberikan untuk menggugurkan kandungannya, tidak akan bisa membeli harga dirinya." Mama berkata sambil me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-03
Baca selengkapnya

152. Sahabat Terbaik

"Jadi, waktu tempo hari Om Dimas tidak pulang itu sepertinya sedang membujuk Kinara untuk menggugurkan kandungannya," ucap Lala begitu kami masuk kamar. "Dari dulu selalu begitu. Setelah habis manisnya, Dimas meninggalkan gadis-gadisnya dalam keadaan berbadan dua. Makanya, bagi yang tidak kuat, mereka akan depresi. Dia belum kapok karena belum kena batunya." "Apa Om yakin, kalau dalang pengeroyokan itu juga Om Dimas?" "Aku tidak mau suudzon, kita tunggu saja, polisi sedang menangani kasus ini." ***Besoknya kami bertemu Mama di meja makan. Lala tidak banyak bertanya pada Mama, hanya mengucapkan selamat pagi dan bertanya kabar."Mama baik-baik saja, La. Kalian tidak usah khawatir," jawab Mama sambil menyendok nasi."Syukurlah, Ma. Lala seneng kalau akhirnya Mama bisa mengambil sikap.""Ini berkat bantuan kalian juga.""Maksud Mama? Kami memang berharap Mama bisa lepas dari buaya itu." "Waktu Dimas pamit dan beralasan ada urusan bisnis beberapa hari yang lalu, sahabat-sahabatmu men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-04
Baca selengkapnya

153. Kalian Tinggal di Mana?

"Jadi si Kinara datang ke rumah Lo?" tanya Ghea sambil menyuap. Siang ini kami sedang menikmati makan siang di kantin kampus. "Huum." "Thanks ya, untuk bantuan kalian." Aku melirik kedua sahabatku ini secara bergantian."Kok, makasih buat gue?" Mitha menoleh."Kalian 'kan yang ngasih tahu Mama gue perihal Kinara dan Om Dimas pas ke hotel tempo hari.""Kok, lo tahu?""Mama yang bilang." "Itu cuma kebetulan saja. Ya 'kan Ghe?" Mitha menyenggol lengan Ghea yang sedang asyik makan."Huum.""Mau itu kebetulan atau disengaja, yang jelas kalian sudah berbuat banyak untuk menyelamatkan Mama.""Mendengar cerita lo tempo hari tentang Kinara dan Papa tiri Lo, sebenarnya gue juga merasa geram sih sama si Kinara. Tapi ya, si Kinara nggak sepenuhnya bersalah. Bisa jadi Kinara nggak tahu kalau Om Dimas itu punya istri. Tetap saja Om Dimas juga berperan penting."Sangat penting malahan. Karena Om Dimas adalah otaknya, dia buka saja menyakiti Mama dan mengkhianati pernikahan mereka. Pria itu juga t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-05
Baca selengkapnya

154. Baju Milik Siapa?

"Sebenarnya tadi sempat juga sih, ketemu Mas Faldo waktu di ruko. Tapi beliau cepat-cepat pergi, sepertinya harus pergi ke pesantren. Jadi kami tidak sempat mengobrol lama.""Jadi ibu bertemu sama Om saya? Pantesan Ibu terlihat bahagia sekali." Aku tersenyum miris mengatakan itu."Hemm, iya." Seketika wajahnya merona. Ia tidak dapat menyembunyikan rona bahagianya. Ya Tuhan, apa jadinya setelah dia tahu kalau aku adalah istrinya Om Do.Selanjutnya Bu Zaskia banyak cerita tentang dirinya dulu sewaktu di pesantren dengan Om Do. Meskipun aku kurang begitu suka mendengar ceritanya itu, tapi tidak mungkin juga aku harus pergi begitu saja. Beruntung Om Do meneleponku, mengabarkan bahwa dia sudah menungguku di depan"Maaf, Bu. Om saya menelepon, dia sudah menunggu di depan." Meski tidak enak aku harus menyampaikannya."Ah iya, nggak apa-apa. Silakan." "Kalau begitu saya permisi dulu, assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Setelah berpamitan aku bergegas pergi. Rasanya seperti habis melakukan in
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-06
Baca selengkapnya

155. Pernah Dekat

Kami menikmati makan malam dalam sepi. Aku masih kesel kalau ingat bahwa tadi pagi Om Do bertemu dengan Bu Zaskia di ruko. Entah apa saja yang mereka bicarakan, Bu Zaskia terlihat begitu bahagia ketika mengatakan bertemu dengan suamiku tadi pagi."Tadi Om bertemu Bu Zaskia di ruko?" Karena tak tahan, akhirnya aku bertanya juga ketika kami selesai makan dan tengah duduk di pinggir kolam renang."Hmmm, kok tahu?" Om Do seperti kaget, ia menjawab sambil mengubah posisi duduknya."Tahu dong, tadi bu Zaskia ngomong sama aku. Kelihatannya dia senang banget habis ketemu dengan Om.""Oh, jadi istriku ini sedang cemburu pada Bu dosennya?" Om Do malah terkekeh."Enggak juga. Cuma sepertinya beliau sangat senang karena bercerita dengan berbinar.""Itu kalau dilihat oleh mata yang cemburu." Dia mulai menggodaku. "Siapa pun yang melihat pasti akan punya pikiran yang sama denganku." Aku kembali membuang pandangan, kenapa Om Do senang sekali menggodaku. Sementara aku sendiri belum bisa memastikan a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-07
Baca selengkapnya

156. Kenapa Se-sakit Ini

"Om, aku ke toilet dulu ya, mau ganti. Ini udah enggak enak banget," pamitku pada Om Do. Hari minggu ini aku mengajak dia jalan ke mall, enggak banyak sih yang dibeli cuma sambil jalan-jalan saja. Sudah dua jam muter-muter, akhirnya aku kelaparan dan Om Do mengajak makan di lantai lima. Katanya makan sambil istirahat di sini lebih nyaman. Kebetulan aku lagi ada tamu bulanan, lagi banyak-banyaknya, jadi memang perlu ke belakang untuk ganti. "Jangan lama-lama, kamu enggak bakalan tersesat 'kan di toilet?""Enggak lah, aku 'kan udah gede, udah hampir 21 tahun.""Iya, kamu bukan anak gadis lagi, sudah jadi istri."Aku tersenyum samar, mendengar ledekannya, segera ke belakang menuju toilet yang memang lumayan jauh. Untuk pergi ke area toilet ini memang harus ke arah depan sedikit, karena gang menuju toilet letaknya tidak jauh dari pintu masuk. Sebelum berbelok aku menangkap sosok yang sangat aku kenal berjalan sendirian dan baru saja masuk, sepertinya dia baru mau memesan makanan.Tiba-t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-08
Baca selengkapnya

157. Maksudnya Apa?

Aku segera melanjutkan niatku pergi ke toilet, tapi sesampainya di sana, kusandarkan tubuh ini di dinding. Pemandangan barusan benar-benar mengoyak hatiku. Beberapa hari yang lalu aku masih merasa baik-baik saja jika pun harus melepaskan Om Do untuk Bu Zaskia. Tapi baru melihat begitu saja kenapa rasanya aku sangat tidak rela. Di sisi lain hatiku tetap tidak tega melukai hatimu Bu Zaskia yang sangat lembut. Aku sangat merasa berdosa menyakiti wanita itu, mengingat pernikahanku dengan Om Do prosesnya seperti apa.Tuhan, apa yang harus aku lakukan. Apakah aku biarkan saja mereka bahagia, Bu Zaskia begitu baik padaku. Aku telah menghancurkan impian mereka berdua dengan pernikahan dadakan itu. Mereka berdua cocok tapi apa aku sanggup mengorbankan hatiku sendiri. Aku tersadar ketika merasa mataku memanas dan pipiku basah. Ke mana aku yang beberapa hari yang lalu sudah berniat melepaskan suamiku, kenapa aku jadi serapuh ini, apakah ini jawaban dari keraguanku.[Kamu di mana? Kenapa lama sek
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-09
Baca selengkapnya

158. Hanya Kamu di Hatiku

"Kamu sengaja menyuruh Zaskia gabung ke meja kita di saat kamu sedang di toilet?" Begitu kami berada di dalam mobil Om Do langsung menginterogasiku."Maaf, tapi memang kesalahpahaman ini harus diluruskan." Aku beralasan."Kesalahpahaman apa? Tidak ada salah paham di antara kami. Apa susahnya, sih, kamu tinggal bilang bahwa kamu itu istriku. Itu sudah cukup.""Apa Om tega memutus harapan wanita yang sudah bertahun-tahun menunggu. Semua memang salahku sudah membawa Om dalam hubungan terpaksa ini.""Kamu ribet, La. Kenapa masalahnya dibikin tambah rumit, sih?" Hanya itu yang diucapkan Om Do, selanjutnya pria ini tidak bersuara lagi. Hanya hening yang terjadi diantara kami. Sungguh, aku juga dalam kebimbangan.[Makasih ya, La. Momen tadi benar-benar membuat saya senang. Makasih kamu sudah memberikan kesempatan pada saya untuk ngobrol dengan Om kamu. Tadi dia bilang kalau saya makin dewasa. Tapi kok, kenapa dia bilang begini ya, sudah saatnya kamu mencari pendamping. Apakah benar dugaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-10
Baca selengkapnya

159. Semoga Istiqomah

Aku segera menjauh sambil memeriksa ponsel yang ternyata panggilan dari Ghea."La, gue lihat Om Dimas di mall," lapornya heboh."Terus apa hubungannya sama gue? Dia sudah bukan siapa-siapa gue lagi. Mama sedang mengurus perceraian mereka.""Dia bersama seorang wanita.""Mungkin mangsa barunya." "Kayaknya seumuran sama Mama Lo. Entar gue kirim potonya, ya.""Oke!"Setelah sambungan telepon terputus, masuk sebuah pesan dari Ghea. Benar saja, rupanya tidak perlu waktu lama untuk move on dari Mama, Om Dimas sudah dapat pengganti Mama. Syukurlah kalau dia sudah move on dari Mama, jadi aku tidak perlu khawatir lagi kalau dia akan mengganggu Mama. [Kayaknya tua-an wanita ini.]Tulis Ghea.[Mau tua mau muda, yang penting buat gue, pria itu sudah jauh dari Mama.]"Telepon dari siapa?" tanya pria yang entah sejak kapan berada di belakangku. Kalimat itu dia ucapkan seiring dengan tangannya yang melingkar di pinggangku. Dan jujur saja, ini membuat aku tiba-tiba meriang. Tanpa menjawab, aku memp
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-11
Baca selengkapnya

160. Bucin

"Aku memang pernah menyukai Zaskia, tapi aku mundur di saat mendengar ucapan Ayahnya saat itu. Aku sadar kalau aku terlalu rendah untuk Zaskia. Sudah cukup segala penghinaan dari keluarga Mbak Renita selama ini. Aku berpikir jika aku telah memiliki segalanya pun aku akan tetap merasa rendah di hadapan keluarga Zaskia. Jadi tolong lenyapkan semua pikiran negatifmu selama ini. Zaskia hanya mampir sebentar di hatiku dan sudah lama kulupakan." Ucapannya itu membuat aku yakin bahwa aku tidak salah langkah. Mas Faldo adalah yang terbaik untukku.Aku semakin yakin menjalani rumah tanggaku ke depannya. Pernikahanku dengan Mas Faldo memang bukan pernikahan yang dulu kuimpikan, tapi apa yang Mas Faldo bilang memang benar. Bahwa jodoh bukan orang yang kita cintai di masa lalu, tapi orang yang ada bersama kita dalam satu ikatan halal saat ini. Dan aku harus jujur pada diriku, bahwa rumah tangga kami sekarang telah membuatku nyaman. Mas Faldo bukan pria tua yang menyebalkan, tapi pria dewasa yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
21
DMCA.com Protection Status