Semua Bab SETELAH IBUKU MENIKAHI BERONDONG: Bab 131 - Bab 140

207 Bab

131. Mereka Mau Apa

Aku mengangguk tanda mengerti. "Lebih baik sekarang kamu telepon Mama. Tanyakan secara tidak langsung keberadaan Papa tirimu itu." Aku langsung menghubungi Mama dan berbasa-basi bertanya kabar. Mama bilang, beliau baik-baik saja dan sedang berada di kantor."Tumben Mama enggak ke luar?" pancingku."Enggak, Mama males kalau jalan sendirian." "Memangnya suami Mama ke mana?""Dia sedang ada urusan dengan teman lamanya, katanya mau menawarkan kerjasama.""Oh, ya udah Ma. Lala sedang di jalan. Mas Faldo titip salam buat Mama." "Ya, Sayang. Hati-hati, ya. Bilang sama Faldo, terima kasih sudah menjaga putri Mama dengan baik." "Iya, Ma. Nanti Lala sampaikan. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Setelah sambungan telepon terputus aku melirik pria yang sedari tadi mendengarkan obrolanku dengan Mama, karena aku mengaktifkan speakernya. Pria yang kulirik hanya mengangkat bahu mengetahui Om Dimas telah berbohong pada Mama."Aku yakin dia bersenang-senang dengan gadis itu menggunakan uang peru
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-13
Baca selengkapnya

132. Menginginkan Aku

"Aku akan tanya baik-baik." Mata Om Do fokus pada keempat orang itu yang semakin mendekat."Om, sudah jelas mereka itu tidak punya niat baik-baik. Lihat saja wajah mereka." Aku panik."Kamu mengkhawatirkan aku?" Om Do malah menoleh dan menatapku."Om! Enggak usah becanda!""Aku serius, La. Aku seneng kalau kamu khawatir."Astaga! Dalam situasi seperti ini Om Do masih saja sempat modus. Sementara empat orang bertubuh tegap dan berjaket hitam lengkap dengan penutup wajah dan kacamata hitam itulah kian mendekat."Om! Mereka semakin dekat!" Aku memekik meski suaraku tertahan."Katakan dulu, kamu mengkhawatirkan aku?" desaknya."Iya, aku khawatir, sangat khawatir," jawabku sambil mengangguk dan menatapnya."Terima kasih," jawabnya seraya mengusap pipiku. Ah, kenapa hati ini kembali berdesir. Aku tersenyum samar, lantaran perasaan yang campur aduk. Antara berdebar karena ucapannya dan perasaan khawatir yang kian besar.Orang-orang itu sudah berada tepat di depan mobil kami, salah satunya l
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-14
Baca selengkapnya

133. Babak Belur

Mendengar jeritanku, dua orang yang hanya terhalang pintu mobil itu kian keras menggedor. Kurapalkan doa dalam ketakutan ini, semoga cepat datang bantuan. Aku beralih pada Om Do, pria itu menoleh mendengar keributan di sekitar mobil. Detik kemudian Om Do bergerak mendekat dan langsung melayangkan tinjunya pada salah satu pria yang sedang mengintip. Mendapat serangan dadakan, pria itu terhuyung. Namun pria yang lain dengan sigap membalas pukulan Om Do pada temannya, hingga suamiku itu pun terdorong ke belakang dan membentur body mobil bagian depan. Tanpa jeda, pria yang tadi terhuyung balas menyerang Om Do bertubi-tubi. Lantaran posisi Om Do yang bersandar pada body mobil, dua pria itu leluasa menghajarnya."Om!" Aku berteriak histeris. Tak tega melihat pria yang menjadi suamiku itu dihajar oleh dua orang berbadan besar, aku bangkit dan membuka kunci pintu. Tanpa pikir panjang lagi aku segera keluar dan berusaha menghentikan aksi mereka. Akan tetapi, dua orang yang tadi hanya berdiri
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-14
Baca selengkapnya

134. Pingsan

"Kita harus cepat pergi dari sini, suara sirine itu semakin mendekat," ucap salah satunya. "Bawa perempuan itu! Seret!" Perintahnya lagi. Pria yang bertugas membawaku terus menarikku dalam keadaan panik."Tolong ... tolong .... " Aku berteriak sekencang-kencangnya."Diam lu! Jangan berisik!" Bentaknya lagi."Tolong ... tolong .... " Aku kembali berteriak."Lepaskan saja dia, daripada kita terancam," seru pria berbadan besar yang sudah berada di atas motor. Lalu kedua orang yang tengah berusaha menyeretku itu melepaskan aku sekaligus hingga aku jatuh terjerembab. Aku bangkit lalu segera berlari menuju Om Do yang terduduk di dekat ban depan sebelah kiri."Om?! Om masih sadar 'kan?" Aku menepuk-nepuk pipinya sambil berjongkok menghadapnya. Bersamaan dengan itu suara sirine makin mendekat, rupanya itu adalah mobil polisi yang mengawal iring-iringan salah satu kandidat calon pemimpin daerah. Mungkin mereka akan melakukan blusukan ke kampung. Karena posisi kami yang berjongkok ke sebelah kir
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-15
Baca selengkapnya

135. Aku datang, Ma

"Om yakin?" Tanyaku sekali lagi sebelum turun dari mobil."Kenapa enggak yakin, Sayang?" Bukannya menjawab, Om Do malah balik bertanya. Saat ini kami sudah berada di depan rumah Mama. Hari sudah gelap ketika kami keluar dari rumah sakit. Luka Om Do sudah ditangani oleh dokter dan alhamdulilah tidak perlu rawat inap, hanya diminta datang lagi ke rumah sakit tiga hari yang akan datang. Satu hal yang membuatku terkejut adalah, Om Do meminta kami pulang ke rumah Mama setelah mampir dulu ke ruko untuk membawa barang-barang kami."Ayo turun, Mama pasti sangat senang melihat kedatangan kita," ajaknya sambil meraih handle pintu. Aku menghela panjang sebelum mengikuti gerakan pria ini. Masih ada trauma yang kurasakan ketika harusnya berdekatan apalagi tinggal satu atap dengan Papa tiriku. Masih jelas dalam ingatanku ketika beberapa bulan yang lalu dia hampir saja menodaiku, ditambah lagi kejadian tempo hari di dalam lift. "Ayo, Sayang!" ulang Om Do lagi.Tanpa menjawab, aku pun langsung mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-15
Baca selengkapnya

136. Aku Mendengarnya

Aku tahu omdo tidak biasa berbohong, makanya dia terlihat bingung untuk menutupi kejadian yang sebenarnya pada Mama."Oh ya, di mana suami Mama?" Aku mengalihkan pembicaraan, berharap Mama tidak bertanya lebih lanjut mengenai luka Om Do."Dia ... belum pulang.""Dari tadi?" "Iya, katanya mau langsung meninjau lokasi tempat usaha temannya itu," jawab Mama yakin.Mendengar jawaban Mama, aku menyungging senyum. Mama begitu yakin, padahal barusan di rumah sakit aku bertemu dengan pria itu. Entah apa yang dilakukannya di sana, yang jelas aku melihat pria itu berjalan di koridor rumah sakit. Untung saja dia tidak menyadari keberadaan kami. Om Dimas berjalan santai dengan menenteng sebuah plastik yang kuyakini berisi obat-obatan. Tapi siapa yang sakit? Atau dia sedang memastikan kalau Om Do masuk rumah sakit? Aku hampir saja membututinya kalau saja Om Do tidak melarang."Tidak usah diikuti, nanti kita malah ketahuan.""Tapi aku penasaran, sedang apa dia di sini? Siapa yang sakit? Aku yakin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-16
Baca selengkapnya

137. Bantu Aku

"Aku tahu, pada akhirnya perasaan sayang itu memang akan ada, seiring berjalannya waktu. Makanya, begitu kita menikah dan hidup bersama aku yakin bahwa kita bisa melanjutkan pernikahan ini," ucapnya serius, aku bisa mendengar suaranya sedikit bergetar. Mungkin Om Do juga gugup mengatakan itu, membuat hatiku kembali berdesir. Aku menunduk untuk menyembunyikan pipiku yang menghangat. "Sekarang kamu mandi dan setelah itu bantu aku untuk membersihkan diri!" lanjutnya membuat aku sontak mendongak."Apa? Om 'kan bisa melakukannya sendiri? Tadi juga Om bisa berjalan, masa membersihkan diri aja nggak bisa?" Aku berubah panik, yang terlintas dalam pikiranku adalah, bahwa aki harus memandikan dia."Badanku ini pegal-pegal, La. Mukaku juga pada bonyok begini. Kamu harus bantu membersihkan di sini!" Lalu ia menunjuk wajahnya yang penuh dengan luka lebam. "Memang kamu pikir aku meminta untuk membantu mandi?" lanjutnya lagi seraya terkekeh.Mendengar itu aku menunduk lagi sambil menahan senyum. Rup
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

138. Pria yang Tepat

"Kandunganku .... " Aku ragu ketika akan menjawab. Lalu melirik suamiku lagi."Maaf, Ma. Salah satu maksud kedatangan kami ke sini juga ingin menyampaikan kabar ini pada Mama." Om Do memotong ucapanku. Pria ini sepertinya mengerti dengan keraguanku."Kabar?" Mama menatap aku dan Om Do secara bergantian."Eum ... jadi begini, beberapa waktu yang lalu Lala keguguran .... " jawab Om Do ragu. Tapi itu mampu membuatku lega."Apa?! Lala keguguran? Kenapa Mama tidak dikabari?" Suara Mama sedikit meninggi."Lala gak mau bikin Mama khawatir. Maafkan Lala, ya, Ma." Aku berusaha meyakinkan Mama bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan."Iya, tapi sekarang keadaanmu bagaimana?""Lala gak apa-apa, Lala baik-baik saja. Mama gak usah khawatir." Aku tersenyum untuk menunjukkan bahwa aku memang baik-baik saja.Mama menghela panjang sebelum kemudian dia tersenyum dan berucap."Mungkin Tuhan tidak mau membebani hidupmu dengan benih dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab itu." Ucapan Mama barusan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-18
Baca selengkapnya

139. Ambruk

"Kalau cuma mau diam di kampus sambil nunggu jam kelasku, ya lebih baik di rumah aja biar aku berangkat sekarang. Pokoknya, Om nanti berangkatnya pas mau masuk kelasku. Titik." Enak saja dia mau berangkat pagi-pagi, sementara ada kelas nanti siang. Beralasan mau diam di ruang dosen, aku tahu dia mau berlama-lama di sana supaya bisa melihat Bu Zaskia, secara 'kan sudah lama tidak bertemu dengan wanita itu."Assalamualaikum." Segera kuraih tangannya lalu seperti biasa, membiarkan pria ini mengecup keningku. Selalu ada getaran harus setiap kali aku melewati momen ini. Namun saat ini aku berusaha untuk mengabaikannya."Kamu kenapa, Sayang?" Tak kuhiraukan panggilannya. Aku terus berjalan keluar kamar. Pun ketika pria itu menghubungiku lewat telepon aku tidak mengangkatnya.[Pokonya Om jangan lama-lama di kampus.]Ku kirim pesan itu setelah aku berada di dalam mobil. [Kamu kenapa sih La? Kamu cemburu? Cemburu sama siapa? 'Kan sudah aku jelaskan, Kinara itu bukan tipeku.]Pesan balasan i
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-19
Baca selengkapnya

140. Lagi-lagi Berdesir

"Gue pikir dia cuma caper, deh." Mitha menautkan alisnya tandanya ia sedang berpikir.Setelah menoleh ke arah mereka berdua secara bergantian, aku mengalihkan pandangan lurus ke depan. Lagi-lagi dada ini terasa sesak."Tapi sepertinya dia pingsan beneran, loh. Mukanya pucet gitu.""Pak dosennya perhatian banget, ya," ledek Mita lagi."Udah ah, kalian jangan ngomporin. Gue lagi kesel nih, kenapa juga dia mau ngurusin si Kinara." Aku memasang wajah tak suka."Cie ... yang sudah cemburu .... ""Enggak. Aku enggak cemburu, kok. Cuman kesel aja." Aku menyangkal."Sama aja, kalee .... ""Kalau cemburu, akui aja, La. Malahan itu bagus, berarti lo sudah cinta sama laki lo." "Tapi memang sudah seharusnya Pak Faldo memperhatikan si Kinara. Setidaknya harus memberi keterangan karena Kinara pingsan saat kelasnya.""Ya udah, kita tungguin aja di sini. Atau lo mau gue anterin pulang?" tanya Mitha sambil menyentuh lenganku."Gue pulang bareng Om Do aja. Lagian gue juga penasaran, apa yang terjadi d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
21
DMCA.com Protection Status