All Chapters of SETELAH IBUKU MENIKAHI BERONDONG: Chapter 121 - Chapter 130

207 Chapters

121. Masih Canggung

Sepanjang perjalanan pulang aku memikirkan cara untuk bertanya banyak hal. Pasalnya tempo hari Om Do pernah berkata bahwa aku boleh bertanya apa saja asalkan sebagai orang yang peduli padanya, bukan bertanya sekedar ingin tahu saja. Untuk jadi orang yang peduli itu, artinya aku harus bersikap manis. Dan inilah aku yang enggak bisa. Walau bagaimana, aku masih canggung pada pria yang sah menjadi suamiku itu. "Dari tadi kamu diam aja, La." Suara Om Do memecah kesunyian."Aku, sebenarnya .... ""Ada apa? Katakan saja!""Eum .... ""Atau kita cari tempat yang lebih enak, ya, dan lebih romantis gitu," ucapnya sambil terkekeh. Sontak saja membuatku tersipu, bagaimana bisa, dalam situasi seperti ini dia memikirkan untuk bersikap dan mencari suasana yang romantis. Dalam hati aku merasa senang karena Om Do bersikap lembut lagi padaku. Mungkin dia sudah memaafkan aku, hanya saja dia gengsi untuk mengatakannya.Akhirnya Om Do membelokkan mobilnya ke sebuah taman. Lumayan rame sih, banyak orang y
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

122. Tambah Manis

"Maaf, tapi setidaknya untuk saat ini aku sudah menerima pernikahan ini. Menerima kalau kita suami istri." Aku melangkah mendekat. Seketika Om Do berbalik. Ia kembali meraih bahuku."Benarkah?" tanyanya berbinar.Aku mengangguk."Terima kasih, maaf jika aku terlalu banyak menuntut." Detik berikutnya tubuhku sudah berada dalam rengkuhan dua tangan kekar miliknya. Aku terpejam dan merasakan sentuhan lembut pada ujung kepalaku. Pipiku basah, aku menangis. Memutuskan untuk menerima dia sebagai suamiku meski aku ragu entah harus sampai kapan bertahan. Aku tak tega melihat binar bahagia di mata Bu Zaskia berubah menjadi redup. Wanita yang sudah lama menunggu itu pasti akan sangat kecewa jika tahu Om Do sudah menikah. Apalagi istrinya adalah aku, mahasiswinya.Perlahan tubuh kami saling menjauh, pria ini sedikit terkejut ketika melihat pipiku basah. Tangannya terangkat lalu dengan lembut mengusap di sana. Tak kusangka ia mendekat dan mendaratkan kecupan di keningku. Aku terpejam, untuk pert
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

123. Nyata Untukmu

"Tuh 'kan jadi terlihat tambah manis senyumnya," ucapnya polos yang sontak aku balas dengan mencubit lengannya. Tapi hal yang tak diduga, Om Do malahan meraih tanganku."Aku serius, selain cantik, kamu itu manis. Sayangnya di depan suami, kamu cenderung judes, dosa lho," kekehnya kemudian.Aku diam menunduk karena memang merasa kalau selama ini aku bersikap kurang manis padanya. Ya Tuhan, ternyata dengan saling terbuka seperti ini, hubungan kami jadi seperti hidup. Apa boleh aku merasa bahagia saat ini? Yang utama, aku merasa aman bersama pria ini. Karena selain dewasa, Om Do ternyata cerdas dan bertanggungjawab jawab.***"Om mau apa?" Aku menarik selimut untuk menutupi tubuhku yang terbalut piyama pendek. Om Do menerobos masuk kamar sesaat sebelum aku mematikan lampu. "Mau tidur di sini," jawabnya singkat sambil naik ke ranjang."Ish! Bukankah kita sudah sepakat kalau Om tidur di luar!" Aku menyeru karena pria ini sudah menempati posisi di sebelahku."Kita 'kan suami istri, masa ti
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

124. Pov Rendy

Aku pikir Lala sedang becanda ketika kekasihku itu memperlihatkan sebuah test pack bergaris dua kepadaku. Pasalnya aku tidak merasa melakukan hal di luar batas. Jangankan berbuat seperti layaknya suami istri, pegangan tangan saja Lala kerap menolak. Aku juga bukan tipe pria mesum, yang pacaran harus bermesraan. Selama ini aku mampu bertahan menjalin hubungan dengan Lala, lantaran gadis itu tidak banyak menuntut. Seperti halnya diriku yang berpacaran sekadar untuk mendapatkan perhatian lebih dari kaum hawa."Kamu jangan becanda, La. Mana mungkin kamu hamil sedangkan kita tidak pernah melakukan begituan." Aku terkekeh, saat itu aku masih mengira Lala becanda."Aku serius, Ren. Kamu lupa ketika kita ke pesta ulang tahun Poppy?""Iya, tidak ada yang terjadi 'kan?""Masa kamu lupa Ren, coba lihat ini!"Lala membuka ponselnya lalu menunjukkan foto-foto kami sedang berdua di atas ranjang. Juga foto-foto di mana aku menggendong Lala memasuki kamar Poppy."Tapi aku tidak melakukan apapun, La."
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

125. Disekap

Selama satu minggu dalam penyekapan, akhirnya pagi ini salah seorang dari mereka melemparkan kunci motor dan ponselku, setelah aku selesai sarapan. "Katakan padaku siapa yang menyuruh kalian. Kenapa kalian memperlakukanku dengan baik. Aku pikir kalian menyekapku karena menginginkan nyawaku." Aku berteriak pada pria yang baru saja melemparkan dua benda itu ke atas kasur, tapi tidak ada jawaban. Sementara pintu itu dibiarkan sedikit terbuka. Tanpa berpikir panjang lagi aku segera mengambil ponsel dan kunci motorku, lalu keluar dari kamar dan tidak mendapati seorang pun berada di sana. Apa ini artinya mereka membebaskanku. Ketika keluar rumah, motor yang waktu aku gunakan sudah berada di teras hingga aku bisa dengan mudah mengambil dan mengendarainya pulang. Aku sempat bingung ketika keluar dari daerah ini, yang ternyata tidak begitu jauh dari rumahku. Saat itu aku ingin langsung menghubungi Lala tapi ponselku dalam keadaan mati, mungkin selama aku berada di rumah itu mereka tidak meng
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

126. Hanya Masa Lalu

"Maksud Mama, Lala korban pemerkosaan Papa tirinya?" Aku memicing, membayangkan hal buruk telah terjadi pada Lala."Bisa saja, bukan? Untuk menutupi semua itu dia menjebakmu dan meminta pertanggungjawaban darimu."Aku diam menunduk, meremas rambut. Bingung. Kenapa Mama sampai berpikiran ke sana, sementara aku tidak pernah sekalipun memikirkan hal itu. Tapi kalau iya, kenapa Lala tega padaku? "Tapi tetap saja, Ma, aku harus bertemu Lala.""Mama tidak melarang kamu untuk bertemu dengan Lala. Tapi tidak untuk saat ini, kamu perlu beristirahat. Lagi pula Mama kangen sama kamu."Lagi-lagi Aku mengalah, menuruti keinginan Mama untuk mengurungkan keinginanku bertemu dengan Lala. Atas saran Mama juga aku tidak mengaktifkan ponselku. Bahkan ketika pesta pertunangan adikku, aku terpaksa tidak keluar kamar. Padahal aku tahu Lala datang bersama Om Do. Tapi saat itu Mama benar-benar tidak mengizinkanku menemui Lala. Aku hanya bisa melihat gadis itu dari balkon kamar. Tiba-tiba ada yang bergejolak
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

127. Hati-hati, Sayang.

"Assalamualaikum." Aku mengucap salam setelah mencium tangan Om Do. Aktivitas ini sekarang sudah biasa aku lakukan. Dan setelah itu aku pun sedikit mencondongkan tubuh untuk memudahkan suamiku ini mengecup keningku. "Waalaikumsalam, hati-hati ya, jangan genit-genit di kelas kecuali pada dosen di jam akhir nanti," jawabnya yang kemudian ku hadiahi sebuah pukulan lembut di bahunya. Tentu saja dosen yang ia maksud adalah dirinya, sebab Pak Sulaeman masih belum bisa masuk."Ngapain genit, nanti dosen di jam akhir itu malah ge-er," tukasku cepat sambil membuka pintu. Sejak malam di taman itu komunikasi kami memang mencair. Candaan-candaan kecil kerap terlontar dari bibirnya dan akupun menanggapinya tanpamu beban."Ge-er sama istri sendiri 'kan enggak di larang." Om Do menjawab dengan suara agak keras lantaran posisiku sudah di luar mobil.Mendengar itu aku langsung membulatkan bola mata sambil menempelkan telunjuk di bibirku, khawatir kalau ada orang di luar yang mendengar ucapannya. Buka
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

128. Dasar Genit!

Bu Zaskia kembali melangkah sambil tersenyum masam. Ia kemudian menggeleng lemah. Ada raut sedih menguasai seluruh wajahnya."Bukan saya, meskipun dari dulu kami memang jarang berkomunikasi, tapi saya tahu waktu itu dia pun berharap pada saya. Namun saat ini, sepertinya posisi saya sudah tergeser." Jelas sekali perempuan ini kecewa. Sebenarnya aku juga tidak tega mengatakan ini, tapi aku tidak mungkin selamanya berbohong dan bersandiwara. Suatu saat status pernikahan kami pasti akan diketahui publik. "Bagaimana kalau nanti selepas kuliah kita bicara saja sambil makan?" Tiba-tiba muncul sebuah ide dalam otakku yang kebetulan mendadak encer."Apa ada hal lain yang ingin kamu sampaikan?" tanyanya dengan sedikit memicing."Eum ... iya .... "" Baiklah, sampai ketemu nanti siang."Kami pun berpisah menuju ruangan masing-masing.***Jam terakhir usai, dosen yang merupakan orang terdekatku saat ini sudah mengakhiri kelasnya. Aku bisa bernafas dengan lega karena selama berada dalam satu ruan
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

129. Mempertemukan

"Apakah kita jadi ketemu siang ini?" tanyaku setelah kami saling berbalas salam."Boleh, tapi kamu bisa menunggu setengah jam lagi, gak? Saya masih ada urusan di kampus.""Bisa, Bu. Saya berangkat duluan ya, Bu.""Ya, silahkan. Kirim aja lokasinya!""Siap, Bu."Aku masuk mobil setelah sambungan telepon terputus."Telepon dari siapa?" tanya Om Do lembut begitu aku duduk di sampingnya."Dari Mitha." Aku berbohong."Lho, bukankah barusan kalian jalan bersama?""Iya, dia iseng," jawabku sambil tersenyum miring, tidak mungkin juga aku ngomong kalau aku habis janjian dengan Bu Zaskia."Om masih ada pekerjaan habis ini?" Aku bertanya ragu."Enggak ada. Kebetulan di pesantren sudah selesai tadi pagi. Mungkin hanya akan ke percetakan saja, ada janji dengan salah satu langganan. Tapi nanti sore sih. Memangnya kenapa?" "Aku mau makan sesuatu.""Sesuatu?""Maksudku ... gimana kalau kita mampir cari makanan dulu.""Oh, Jadi maksudnya ... istriku yang cantik ini kelaparan dan mengajak suaminya mam
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

130. Kinara

Tiga puluh menit berlalu, tapi Bu Zaskia belum juga datang. Padahal tadi kami hanya perlu waktu lima belas menit lebih untuk sampai di sini. Aku gelisah, sementara makanan dan minuman sudah datang. "Katanya pengen makan tapi kok, cuma diliatin doang?" tanya Om Do ketika melihat aku belum juga menyentuh makanan yang aku pesan. "Iya, ini juga mau makan." Aku mengambil sendok berlagak mau menyuap.Bersamaan dengan itu sebuah notifikasi pesan muncul di layar ponselku.[Saya sudah di depan, La. Maaf telat tadi ada telepon dari rumah.]Bu Zaskia mengirim pesan."Aku ke toilet dulu, ya Om. Perutku gak enak dari tadi," pamitku sambil bangkit lalu setengah terburu-buru berjalan ke toilet. Bukan terburu-buru karena memang perutku sakit, tapi terburu-buru takut Bu Zaskia keburu datang. Bisa-bisa gagal rencanaku."Hmmm," hanya itu yang keluar dari mulut Om Do, sepertinya ia sangat fokus pada makanan.Aku buru-buru jalan sambil menghubungi nomor Bu Zaskia. Maksudnya biar aku sembunyi dulu di bel
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status