All Chapters of SETELAH IBUKU MENIKAHI BERONDONG: Chapter 111 - Chapter 120

207 Chapters

111. Syurgamu

"Na'am. Faldo pernah bercerita perihal Zaskia sama Ummi dan Abah Yai. Bahkan Abah Yai pernah bilang pada faldo, bahwa jika seorang wanita adalah jodohmu, maka Allah akan mempermudah jalannya. Saat itu Faldo tetap bersikeras untuk memperjuangkan Zaskia dengan bekerja keras. Namun sekarang Faldo mengerti bahwa apa yang dikatakan oleh Abah Yai waktu itu adalah benar. Allah memudahkan jalan pernikahan kalian itu artinya kalian adalah jodoh. Perihal Zaskia biar nanti Faldo yang akan menjelaskannya perlahan-lahan.""Tapi saya merasa bersalah pada Bu Zaskia , Ummi .... ""Kenapa merasa bersalah? Zaskia dan Faldo tidak pernah ada komitmen.""Selama ini Bu Zaskia telah melewatkan banyak waktu untuk menunggu Om Do.""Siapa?! Om Do?" Kedua alis Ummi Fatimah bertaut. Sementara kedua tanganku langsung menutupi mulut karena kaget."Maksud saya Mas .... ""Apa sehari-hari kamu memanggil dia sebutan sebutan Om?""Saya .... ""Sayang, dia itu suami kamu. Surga dan nerakamu terletak pada dia. Jika kamu
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

112. Mesra di Depan Umi

"Sekali-kali kalian menginaplah di sini. Ummi ingin lebih dekat lagi dengan istrimu," pesan Ummi pada Om Do ketika kami berpamitan. "Insyaallah Ummi, besok-besok kami niatkan untuk menginap semalam atau dua malam di sini, kalau kebetulan Lala sedang libur kuliah. Benar 'kan, Sayang?" Om Do beralih menatapku. Di depan Ummi, kata sayang tidak luput dia ucapkan untukku. Ini yang membuat aku kerap tersipu."I-ya, Mas," jawabku gugup. Bagaimana tidak, sandiwara ini diperankan dengan baik oleh Om Do, dia berlaku manis dan mesra padaku, sementara mau tidak mau aku harus mengimbanginya."Ummi akan senang sekali kalau kalian mau menginap di sini." Ummi Fathimah mendekat dan mengusap pundakku dengan lembut. Dari sejak kami bertemu tadi, aku merasa tenang berada di dekat wanita paruh baya ini. Sikapnya yang lemah lembut membuat semua wejangan dan nasehatnya begitu enak didengar."Kapan kalian pindah rumah?" tanya Ummi yang membuat Om Do seketika menoleh padaku. Dia kira aku belum tahu perihal r
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

113. Maafkan Aku

"Ya ... dari cerita Ummi aku jadi mengerti semuanya."Aku jadi teringat apa yang sering dikatakan Rendy tentang Om Do, dia bilang Om-nya ini enggak jelas dan menyebalkan. Sekarang aku mengerti, itu bisa saja karena memang Rendy tidak satu prinsip dan pemikiran dengan Om Do. Atau bisa juga karena Rendy dan Om Do punya dendam lama dan hubungan yang tidak harmonis. Ternyata selama ini aku sudah terpengaruh oleh omongan Rendy tentang Om-nya ini."Sekarang kamu ngerti kenapa Rendy kerap menjelek-jelekkan aku dan membuat kesan bahwa aku ini orang yang tidak menyenangkan?"Deg!Aku kembali merasa tertampar. Aku memang terpengaruh oleh semua omongan ready tentang diri pria ini. "Setelah tahu cerita yang sebenarnya, silakan nilai aku dari apa yang kamu tahu bukan dari apa yang kamu dengar dari Rendy," ucap Om Do tenang.Aku diam menunduk. Merasakan sesak yang tiba-tiba memenuhi dadaku. Ketika pertama aku bertemu dengan Om Do, tepat di hari pria ini menghalalkanku, aku sangat membencinya. Juju
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

114. Jangan Menangis Lagi

"Seseorang melakukan kesalahan tidak selamanya karena disengaja. Adakalanya kita berbuat salah karena memang kita tidak paham. Mungkin itu yang sedang terjadi padamu. Dan aku bisa memakluminya." Aku merasakan tangannya mengusap ujung kepalaku. "Sekarang, mari kita sama-sama memperbaiki kesalahan kita masing-masing. Mau 'kan?" lanjutnya, lalu meregangkan pelukan hingga dia bisa leluasa menatapku.Aku menunduk lalu mengangguk perlahan. Mungkin sudah waktunya untuk memperbaiki diri. Yang kupikirkan sekarang, bagaimana aku bisa hidup dengan seseorang yang bisa membantuku keluar dari permasalahan Om Dimas. Seseorang yang bisa membuat Mama terbuka mata hatinya. Dan aku yakin Om Do bisa melakukan itu. Karena dia yang sudah tahu seluk beluk tentang Om Dimas. Sementara aku meragukan kalau Rendy bisa melindungiku bahkan berbuat lebih. Aku pernah beberapa kali mengadu pada Rendy perihal sikap Mama padaku setelah menikah dengan Om Dimas. Saat itu jawaban Rendi setengah membenarkan sikap Mama dan
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

115. Apa yang Terjadi

Apa yang telah terjadi dengan hatiku? Tidak mungkin secepat ini aku jatuh cinta. Bukankah dulu untuk mendapatkan aku, Rendy harus menunggu beberapa lama. Aku bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta, apalagi pada pria yang awalnya sangat menyebalkan ini. Mobil baru saja melaju kembali ketika ponselku berbunyi. Seketika aku berusaha mengeluarkan benda itu dari dalam tasku. Sebuah pesan masuk dari nama Rendy, aku menghela panjang sebelum memutuskan untuk menyimpan kembali benda itu."Siapa?" tanya Om Do penasaran, mungkin karena aku tidak jadi membuka pesan tersebut."Enggak penting," jawabku sambil menatap lurus ke depan."Memang ada, orang yang bernama enggak penting?" Hemm, rupanya dia menggodaku."Maksudku, pesannya yang enggak penting, bukan nama orangnya.""Tapi 'kan tadi aku bertanya orang yang mengirim pesannya." Aku kembali menghela panjang sebelum menghembuskannya kasar. Om dan ponakan sama-sama membuatku kesal dalam waktu yang bersamaan."Apa masih ada yang berusaha disembuny
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

116. Selesaikan!

"Apa yang dia sampaikan?"Aku menggeser ponsel ke hadapannya sebagai jawaban dari pertanyaannya barusan. Kuperhatikan dengan ekor mata, Om membuka pesan dari Rendy. Penasaran aku ingin melihat bagaimana reaksinya, maka kuberanikan diri untuk menoleh dan menatap wajah pria berkumis tipis ini.Omdo membuang napas berat berkali-kali. Jelas sekali kalau dia cemburu. Aku tahu itu. Kemudian ia memijat pangkal hidungnya, untuk beberapa saat hanya itu yang dia lakukan. Kami kembali saling diam, aku tidak berani membuka suara sampai makanan datang.***Hingga sampai di ruko pun, Om Do tak seceria tadi. Makanan di restoran itu pun sampai dibungkus untuk kemudian diberikan pada petugas kebersihan yang kami temui tidak jauh dari restoran itu. Yang dia katakan lapar lagi karena sedang bahagia itu ternyata bohong. Mungkin karena pesan yang dikirim Rendy, Om Do jadi tidak berselera makan.Rasa bersalahku yang sudah menggunung dari sejak di rumah Kiai Mustofa, sekarang makin bertambah lagi. "Om, aku
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

117. Suami Orang

"Mama semalam telepon, tapi beliau bilang ponsel kamu tidak aktif," ujar Om Do pagi ini ketika kami sarapan."Belum aku aktifkan sampai saat ini, " jawabku enteng sambil mulai menyuap."Hemm ..... " "Memangnya Mama bilang apa sama Om?""Beliau mengundang kita makan nanti malam bersama Om Drajat.""Tumben Om Drajat ada waktu, biasanya dia selalu sibuk.""Mungkin ada hal penting yang perlu disampaikan.""Sepertinya begitu."Kembali hening karena sepertinya Om Do belum bisa ceria seperti ketika di pesantren. Sampai kami sama-sama turun pun pria ini masih berwajah datar."Aktifkan ponselnya supaya aku bisa menghubungimu." Begitu pesannya ketika mobil berhenti di depan kampus."Kenapa belum turun? Apa ada yang ingin kamu sampaikan?" tanya om Do ketika aku selesai membuka sabuk pengaman tapi tidak juga membuka pintu."Aku ... ""Hemm?" Om Do mengernyit sambil menelengkan kepalanya."Aku pamit kuliah dulu." Kuulurkan tangan dan meraih tangannya lalu menciumnya dengan gemetar. Ini pertama ka
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more

118. Tidak Sampai Hati

Bu Zaskia begitu baik padaku, meskipun aku tahu Bu dosen ini juga baik pada semua mahasiswanya. Dari awal aku mengenalnya, Bu Zaskia tidak pernah berkata kasar meskipun ia selalu memberikan nasihat-nasihat dalam setiap percakapan. Tapi tak sekalipun ia menyinggung perasaan lawan bicaranya. Itulah yang aku suka dari dosen cantik dan anggun ini.Dan setelah aku tahu bahwa wanita ini menaruh hati pada Om Do, aku tak sampai hati mematahkan harapannya. Pun jika teringat Om Do pernah bilang bahwa pernikahan kami telah memporak-porandakan impian dan masa depannya. Aku tahu sekarang, yang Om Do maksud adalah impiannya tentang Bu Zaskia. Lalu apa kabar hatiku yang mulai berdebar hebat ketika berdekatan dengan pria berkumis tipis itu, yang mulai merasakan desiran halus ketika mendengar pria itu menggodaku. Lalu sekarang hati yang mana yang harus kuperjuangkan. Apakah hatiku atau hati selembut Bu Zaskia. Kami berjalan beriringan menuju gedung kampus. Aku berbelok ke arah ruangan kelasku sement
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more

119. Pria Mapan

Ternyata maksud Om Drajat memanggil kami adalah ingin membahas perihal perusahaan yang sekarang di bawah kendali Mama. Belakangan ini bisnis itu memang mengalami kemunduran, itu yang dikatakan derajat. Aku tidak begitu paham karena memang tidak ikut campur menjalankan bisnis ataupun mengawasinya. Sepenuhnya aku mempercayakan sama Mama lantaran selain aku fokus kuliah, aku juga merasa belum saatnya ikut andil mengurus bisnis itu."Aku percaya Mbak Anne bukan pertama kalinya mengurus perusahaan. Aku bukannya mau ikut campur tentang urusan keluarga kalian, tapi perusahaan ini adalah warisan untuk Lala dan sebelum Lala bisa mengurusnya alangkah baiknya kita menjaga supaya tetap maju dan berkembang." Om Drajat menghela panjang. Sementara Mama dan Om Dimas tetap diam. "Dalam bisnis, naik turun itu hal yang biasa. Apalagi persaingan di luar semakin ketat. Banyak perusahaan baru yang bergerak di bidang yang sama-sama melakukan promo yang sangat gencar. Jadi wajar kalau perusahaan yang lama s
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

120. Bukan Hanya Tampan

"Iya, Ma. Maaf. Saat itu saya bilang seperti itu karena takut dibilang terlalu menyombongkan diri. Om Drajat sendiri tahu saya ada bisnis percetakan karena kebetulan saja." Om Do menjelaskan, aku tahu dia merasa tidak enak pada Mama karena kesannya ditutup-tutupi."Iya, Mbak. Tempo hari aku butuh untuk mencetak undangan pernikahan keponakannya Chintya. Kebetulan karena orang tuanya masih di luar negeri, jadi kami yang membantu mengurus persiapan pesta mereka. Ada rekomendasi dari teman tempat percetakan yang amanah. Tak disangka ternyata itu milik Faldo. Dan ternyata ini sudah berjalan lama, bahkan berbagai buku sudah dicetak di sana." Om Drajat menjelaskan panjang lebar. Aku menyimak sambil sesekali melirik pria di sampingku. Om Do hanya mengangguk samar mendengar penjelasan Om Drajat. "Apa kamu juga tidak tahu, Sayang?" Mama menatapku.Aku menggeleng."Kenapa kamu terkesan menutup diri, Nak Faldo?" Mamah beralih kepada Om Do."Maaf, Ma. Bukan seperti itu. Saya hanya sedang menungg
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
21
DMCA.com Protection Status