All Chapters of SETELAH IBUKU MENIKAHI BERONDONG: Chapter 141 - Chapter 150

207 Chapters

141. Masih Sakit

"Apa Om punya pikiran yang sama denganku?" Malam ini aku kembali ingin membahas perihal Kinara."Tentang?""Kinara.""Soal itu ... aku tidak mau suudzon dulu," jawab Om Do sambil berbaring."Tapi kita sudah ada bukti yang cukup kuat, Om.""Memangnya kamu punya rencana?""Rencana?""Ya, siapa tahu kamu ada ide untuk mengungkap kebejatan Dimas.""Kalaupun benar Kinara hamil dan itu perbuatan Om Dimas, kita harus bergerak cepat. Aku gak mau gadis itu semakin banyak menguras harta kami dengan memperalat janin dalam kandungnya.""Aku setuju, ternyata istri manjaku ini pintar juga, ya." Untung saja aku duduk di tepi ranjang dan tidak berhadapan langsung dengan Om Do. Kalau iya, aku tentu malu dengan rona pipiku yang menghangat."Laku kapan aku akan bisa menitipkan benih di rahimmu?" Suara empuk itu terdengar lagi. Kali ini mampu membuat irama jantungku tambah tidak stabil. Beruntung aku masih dalam posisi semula, jadi sedikit kemungkinan dia melihat wajahku yang semakin memerah itu.Aku ta
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more

142. Jebakan

"Aku perlu berterima kasih untuk satu hal lagi." Suara itu begitu dekat di telingaku, aku tahu dia berbaring tepat di belakangku, mungkin sangat dekat."Apa?" tanyaku pelan tapi aku yakin dia bisa mendengarnya."Terima kasih selama beberapa hari ini sudah mengizinkanku memanggilmu dengan sebutan sayang. Seperti itu saja sudah membuatku merasa menjadi seorang suami yang dianggap. Makasih ya, Sayang." Setelah itu aku merasakan dia kembali mengecup bagian belakang kepalaku. Kupejamkan mata dan tanpa sadar bibir ini mengembang lalu begitu saja bunga-bunga memenuhi hatiku.***Ada peribahasa, alah bisa karena biasa. Mungkin itu yang kini terjadi antara aku dan Om Do. Sejak di rumah Mama, kami bersikap layaknya suami istri yang bahagia. Om Do selalu memanggilku dengan sebutan sayang, meski awalnya aku merasa aneh mendengarnya tapi lama-kelamaan aku sudah terbiasa dan bahkan kini kerap tersipu ketika sudah tahu pria itu bukan hanya bersandiwara di depan Mama. Memanggil pria itu dengan sebut
last updateLast Updated : 2023-02-22
Read more

143. Terpancing

"Mungkin saja sedang mengerjakan tugas atau gadis itu perlu bimbingan." Aku mencoba menyangkal dan ingin tahu juga bagaimana reaksi Om Dimas selanjutnya."Mana ada ngerjain tugas di restoran seperti ini sambil makan siang. Ini udah nggak bener, kamu jangan percaya begitu saja pada suamimu!" Om Dimas menggebrak meja lalu bangkit. Dalam hati aku tertawa puas melihat pria ini begitu terlihat amarahnya."Yang dikatakan Papamu itu bener, La. Memangnya selama ini kamu nggak curiga apa-apa sama suami kamu? Ini kejutan banget buat Mama, enggak nyangka loh, kok bisa-bisanya di anniversary ke 4 bulan pernikahan kalian, tapi dia malah keluar dengan cewek lain. Meskipun itu mahasiswinya, jaman sekarang banyak kasus seperti itu. Ayo, kita ikuti Papa kamu biar dia memberi pelajaran pada suamimu." Mama meraih tanganku lalu mengajakku berjalan mengikuti Om Dimas yang sudah hampir sampai di meja Om Do."Oh jadi ini rupanya yang kamu lakukan di hari anniversary ke 4 bulan pernikahan kalian. Dari tadi i
last updateLast Updated : 2023-02-23
Read more

144. Bukti

"Sudah, sudah, sudah. Sebenarnya apa yang terjadi? Mama jadi bingung, La." Mama menatap kami secara bergantian, tentu saja Mama heran melihat amarah Om Dimas yang tidak terkendali."Menantu kesayangan kamu itu masih menyangkal, padahal sudah jelas tertangkap basah." Om Dimas menghampiri Mama sambil menunjuk ke arah kami."Terus jika aku yang membeberkan sebuah fakta, apakah kamu akan menyangkal?" tanya Om Do sambil menatap tajam ke arah Om Dimas yang setelah itu ia terlihat resah."Fakta apa?! Faktanya kamu tertangkap basah membawa mahasiswimu ini makan siang.""Kalau ternyata mahasiswi cantik ini adalah pacar Om Dimas, bagaimana?" Aku angkat bicara karena geram melihat Om Dimas yang seakan tak punya salah."Omong kosong apa ini?!" Om Dimas melotot ke arah kami."Lala! Apa-apaan kamu?!" Mama ikut menajamkan tatapannya padaku."Mama dengarkan dulu. Siapkan hati jika kabar ini akan membuat Mama kaget." Aku menyambung kalimat yang tadi."Maksud kamu apa sih, La? Dari tadi Mama bingung, s
last updateLast Updated : 2023-02-24
Read more

145. Pendiam

"Heh kamu, jangan coba-coba menghancurkan rumah tanggaku dengan fitnahmu! Aku tidak kenal kamu dan kita tidak pernah ada hubungan, jadi jangan mengarang cerita yang tidak-tidak!" Tanpa disangka Om Dimas menunjuk pada Kinara sambil menatap nyalang.Gadis yang dari tadi menunduk itu sekarang mengangkat wajahnya yang basah dengan air mata.Ia melirik Om Dimas lalu ke arah Mama kemudian dia menggeleng cepat dan air matanya begitu saja jatuh semakin deras. Menit berikutnya Kinara menggeser kursi, gadis itu beranjak pergi sebelum aku bergerak cepat dan menahannya."Kinara, jangan takut. Kamu tidak mau 'kan bayi yang ada dalam kandunganmu itu tidak mendapat pengakuan dari ayah biologisnya?""Sorry, La, gue nggak bisa menjelaskan." Kinara tetap berusaha untuk pergi."Lo takut sama ancaman Papa tiri gue?"Kinara menggeleng."Gue mohon, bantu gue, Kin." Aku tetap menghalangi jalannya."Sorry, La, gue gak bisa." Kinara menggeleng sekali lagi, lalu setelah itu dia bergerak pergi. Aku berusaha in
last updateLast Updated : 2023-02-25
Read more

146. Telepon dari Siapa

Aku manggut-manggut karena tidak menyangka Om Do secerdas itu."Kenapa?" "Eum ... enggak apa-apa. Cuma, kok bisa, Om punya pikiran ke situ?""Biar tampilan kayak Om-om, gini-gini juga 'kan aku seorang pengajar. Jadi enggak bodoh-bodoh amat.""Hmmm.""Bagiamana?""Apanya?" "Pendapat kamu tentang rumah ini?""Bagus, nyaman. Tapi kenapa Om tidak membawaku langsung ke rumah ini? Padahal ini 'kan sudah siap huni." Aku mengedarkan pandangan, melihat barang-barang di rumah ini yang sudah lengkap dan nampak terawat. Karena memang selama ini sudah ada sepasang suami istri yang menempati dan mengurus rumah ini. Mereka tadi menyambut kedatangan kami dan langsung diperkenalkan padaku."Sebenarnya waktu itu aku bisa saja langsung membawamu ke rumah ini. Tapi .... " Om Do menjeda.Aku jadi ingat ucapan Bu Zaskia tentang rumah ini, bahwa Om Do tengah memantaskan diri untuk bisa melamar wanita itu."Apa karena rumah ini disiapkan untuk orang lain, bukan untukku?" "Maksud kamu?""Siapa tahu sebelum
last updateLast Updated : 2023-02-26
Read more

147. Jatuh Cinta

FALDOSetelah tertunda beberapa waktu, akhirnya aku kesampaian juga mengajak Lala untuk melihat rumah kami. Ya, sebenarnya aku punya rumah yang sudah siap untuk dihuni. Bahkan dua orang sudah kupekerjakan di sana. Mang Ujang dan istrinya, Bi Anah. Sepasang suami istri yang sudah menempati rumah itu sejak enam bulan yang lalu. Sebelum menikahi Lala, aku pun kadang tinggal di sana, meski seringnya aku tinggal di ruko. Rumah sebesar itu memang tidak enak kalau dihuni sendirian, jadi aku memilih untuk tinggal di ruko saja. Rumah itu memang aku persiapkan untuk kutinggali setelah aku punya pendamping. Meski saat itu aku masih ragu untuk bisa mengambil keputusan. Sampai akhirnya Allah memberikan aku jodoh yang tak disangka-sangka. Jodoh terbaik yang Allah berikan secara dadakan. Aku memulai semuanya dari nol. Karena tak sepeserpun harta warisan Ayah bisa kunikmati. Mbak Renita bilang, aku tak punya hak apa-apa terhadap harta peninggalan Ayah, karena aku hanyalah anak pelakor. Padahal aku
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

148. Tertangkap

"Nanti aku jelaskan di jalan. Sekarang kita harus segera ke kantor polisi." Aku bangkit diikuti olehnya. Tanpa banyak tanya lagi Lala segera menyambar tas yang terletak di atas meja lalu berpamitan pada dua orang yang mengurus rumah ini."Polisi mengabarkan bahwa yang diduga pelaku pengeroyokan tempo hari, salah satunya sudah tertangkap." Kujelaskan pada Lala ketika kami sudah di perjalanan. "Apa?! Jadi kasus itu dilaporkan ke polisi?""Ya.""Kapan? Kok, aku nggak tahu?" Aku memang belum memberitahu pada Lala perihal laporan itu. Khawatir akan menggangu konsentrasi kuliahnya. Sudah cukup banyak masalah yang dihadapi gadis berusia dua puluh tahun itu."Besoknya, setelah kejadian itu. Sewaktu kamu pergi kuliah, aku pergi ke kantor polisi dan tidak ada satu orang pun yang tahu karena saat itu Mama dan Dimas juga sudah pergi.""Dan Om tidak memberitahuku setelahnya?" Ada sedikit nada kesal kudengarkan dari pertanyaannya."Aku tidak mau konsentrasimu jadi terganggu, meskipun pada akhirny
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more

149. Keributan

Selanjutnya aku tidak bertanya lagi. Biarlah pak polisi yang menjalankan tugasnya untuk melakukan pemeriksaan. Aku sudah cukup puas salah seorang dari mereka sudah ditangkap. Itu artinya ada harapan untuk bisa mengetahui siapa dalangnya dibalik aksi pengeroyokan itu. Selesai memastikan pria yang tertangkap itu aku langsung berpamitan. Karena hari sudah menjelang sore, aku langsung pulang saja ke rumah Mama mertua. Tadi pagi aku tidak melihat Dimas ada di rumah, dan ketika Lala bertanya pada Mamanya tentang keberadaan pria itu, Mama menjawab Dimas sedang ada urusan di luar kota. Tak salah lagi, aku jadi curiga Dimas sedang bersama dengan Kinara atau bisa saja ada wanita lain. Pria seperti Dimas tidak akan cukup dengan satu wanita. Bahkan sejak kuliah, sejak dia masih menggunakan uang kedua orang tuanya untuk memacari gadis-gadis seusianya.Sekarang di umur yang sudah waktunya menafkahi satu wanita halal, Dimas masih saja betah dengan kelakuan bejadnya itu."Mama yakin Om Dimas pergi
last updateLast Updated : 2023-03-01
Read more

150. Ambillah Uang Ini!

Aku bertukar pandang dengan Lala saat mengetahui siapa yang membuat keributan di dekat pos satpam. Gadis yang baru saja aku bicarakan bersama istriku itu kini berada di sini. Rupanya Kinara berusaha menerobos masuk ke area rumah Mama mertuaku, namun dihalangi oleh satpam yang sedang berjaga. "Mana Papa tiri kamu?" Kinara menatap Lala penuh amarah, meski aku tahu kemarahan yang sebenarnya itu ditujukan untuk Dimas. "Kalau mau bertamu itu yang sopan! Jangan main teriak saja, kamu seorang terpelajar 'kan?" Lala menjawab tak kalah sengit. Aku segera menghampiri istriku yang mulai terbawa emosi karena sikap Kinara tersebut."Jangan diladeni," bisikku sambil merangkul pundaknya."Jadi Mas mau membelanya?" sahut Lala sambil berbisik geram."Panas itu jangan dilawan dengan panas lagi, coba kamu tarik nafas, jangan terbawa emosi." Aku berbisik lagi."Mana Dimas?!" Kinara kembali berteriak sambil mendongak ke arah rumah. "Mau apa mencari Om Dimas? Kalau mau ambil, ambil aja!" Meski sudah kup
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
21
DMCA.com Protection Status