Share

194. Alasan Pulang

Lala

"Pokoknya aku mau pulang!" Kalimat itu kuucapkan lagi ketika Mas Faldo tengah bersiap pagi ini. Setelah kemarin hingga semalam dia tidak mendengar keinginanku dengan alasan masih ada pekerjaan.

"Niatnya juga dua minggu, ini baru saja seminggu, Sayang." Sekarang pria yang sedang menyisir rambut itu malah terkekeh.

"Dua minggu kalau aku betah, kalau aku nggak, 'kan bisa kapan saja pulang. Itu perjanjiannya." Aku mengingatkan, siapa tahu Mas Faldo lupa.

"Tapi beri aku alasan kenapa tidak betah di sini. Bukankah Umi dan Kyai Mustofa begitu baik padamu?" Dia berbalik.

"Seandainya aku hanya bertemu dengan Umi dan kyai Mustofa, dua bulan tiga bulan pun aku betah di sini. Tapi masalahnya aku juga bertemu dengan orang-orang yang punya aura negatif."

Saat ini posisi Mas Faldo telah membelakangiku, tapi dari gerakan pudaknya, aku tahu kalau pria itu tengah menghela panjang.

"Kalau Mas tidak mau pulang sekarang, biar aku pulang sendiri naik taksi!"

"Iya, oke, besok, ya. Hari ini kegiatan Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status