Home / Urban / Jenderal Naga / Chapter 1911 - Chapter 1920

All Chapters of Jenderal Naga: Chapter 1911 - Chapter 1920

1961 Chapters

Bab 1911

Tara pun hanya memetik dua buah saja. Pasalnya, dengan begitu banyak pesilat Bumi yang memperhatikannya, dia pun tak berani mengambil lebih banyak. Setelah mendapatkan dua buah berwarna ungu itu, Tara pergi dengan perasaan yang sedikit tidak puas. Totalnya ada tiga puluh tiga buah; Santara berhasil mendapatkan sepuluh buah, Tara mendapat dua buah, dan sekarang tersisa dua puluh satu buah."Aku hanya butuh sepuluh buah," Raja Januar berkata sambil memandang para pesilat Bumi.“Ini, rasanya tidak adil, bukan?” Titan akhirnya berbicara. Sebelumnya, dia tetap diam karena merasa tidak memiliki wewenang di hadapan Santara. Namun, setelah Santara mengambil sepuluh buah dan sekarang Raja Januar juga meminta sepuluh, Titan merasa perlu bicara. Di atasnya, masih ada kekuatan Klan Darah, juga Chandra dan yang lainnya, belum lagi Robi yang telah mencapai Alam Kesembilan. Jika Titan tidak berjuang, bisa-bisa dia tidak mendapatkan satu pun buah ajaib itu.Robi pun berkata, "Memang tidak adil. Seti
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 1912

Tiga Senior Dantra berpikir sejenak, lalu menyetujui. "Dua buah juga sudah lumayan, lebih baik daripada tidak sama sekali," pikir mereka.Setelah itu, pembagian berjalan lancar. Tiga Senior Dantra mendapat dua buah, sementara Robi, Ronald, Alden, dan Titan masing-masing mengambil satu buah. Tiga puluh tiga buah pun habis terbagi. Bagi mereka yang belum mencapai Alam Kesembilan, tidak ada kebagian. Meski sedikit kecewa, mereka hanya bisa diam karena menyadari kekuatan mereka belum cukup untuk memperjuangkan bagian lebih besar.Chandra memegang buah di tangannya, sebesar kepalan tangan dan berwarna ungu. Ada kehangatan lembut yang terasa saat ia menggenggamnya. Buah itu tampak bening, memancarkan cahaya ungu berkilauan, dan di dalamnya ada kilauan samar yang bergerak, membuat buah tersebut terlihat sangat misterius dan ajaib."Wanginya harum sekali," Chandra mengendusnya sedikit. Keinginan untuk memakan buah itu langsung muncul. Namun, ini adalah Gunung Bushu, bukan tempat yang aman untu
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 1913

Kali ini, karena para pesilat Bumi kurang kuat, mereka gagal mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kalau saja mereka berhasil menekan Santara, sepuluh buah itu tidak akan jatuh ke tangan mereka. Keinginan Chandra untuk menjadi lebih kuat pun semakin membara. Setelah memastikan semuanya, Chandra bersama Nova meninggalkan Gunung Bushu dan kembali ke Gurun Selatan. Setengah hari kemudian, Chandra tiba di Gurun Selatan. Di sana, Negara Naga sudah lama memulai pembangunan ulang. Dalam waktu setengah tahun, seluruh kota Gurun Selatan dibongkar habis. Istana Negara Naga yang baru kini berdiri megah. Kota ini sekarang dipenuhi gedung-gedung tinggi, bahkan dilengkapi bangunan bawah tanah—semuanya dirancang untuk persiapan menghadapi kemungkinan kiamat di masa depan. Setelah memeriksa sekilas perkembangan pembangunan, Chandra kembali pergi. Tujuannya kali ini adalah Gunung Langit untuk melanjutkan latihannya. Dia berencana menyerap Esensi Phoenix terlebih dahulu, kemudian dilanjutk
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 1914

Mendengar itu, Chandra jadi tertarik dengan sejarah dan bertanya, “Senior, sebenarnya apa yang terjadi di bumi ini di masa lalu?”Basita menggeleng pelan. “Aku juga tidak tahu. Pengetahuanku soal segel dan leluhur bumi sangat terbatas.”Ternyata, Basita sendiri tidak tahu banyak. Chandra pun memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh.Someria, Gunung Langit. Gunung Langit adalah gunung tertinggi di Someria dan memiliki arti penting dalam sejarah. Sejak zaman dahulu, para kaisar selalu memilih gunung ini untuk mengadakan upacara persembahan kepada langit. “Gunung Langit?” Ketika sampai di kaki Gunung Langit, Chandra terlihat sedikit heran dan bertanya, “Senior, apakah Pustaka Agung ada di Gunung Langit?” “Betul,” jawab Basita sambil mengangguk. “Dari informasi yang ditinggalkan oleh guruku, aku menemukan lokasi Gunung Langit. Setelah meneliti lebih lanjut, aku yakin Pustaka Agung ada di sini.” Chandra melanjutkan, “Kalau begitu, apakah kita perlu memberi tahu pihak Gunung Lang
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 1915

Menara Bawah Tanah, Pustaka Agung. Berdasarkan informasi yang ditinggalkan guru Basita, tempat ini adalah warisan leluhur bumi untuk manusia. Di sini, konon tersimpan berbagai kitab ilmu bela diri yang tak terkalahkan. Namun, setelah mencari ke setiap sudut lantai pertama menara bawah tanah, Chandra dan Nova tidak menemukan apa pun, termasuk pintu masuk ke lantai kedua. Chandra memeriksa setiap sudut sekali lagi. Setelah yakin tidak ada pintu menuju lantai berikutnya, dia menatap Basita dan berkata, “Sepertinya kita memang tidak bisa mendapatkan kitab ilmu bela diri itu.” Basita hanya memandangi sekeliling dengan ekspresi bingung. “Seharusnya tidak seperti ini,” gumamnya. Dia merasa aneh. Berdasarkan petunjuk gurunya, tempat ini jelas adalah lokasi Pustaka Agung. Tapi kenapa tidak ada kitab apa pun? Apakah Chandra dan Nova bukanlah orang yang berjodoh dengan tempat ini? Basita sebenarnya sudah lama memperhatikan perjalanan Chandra dan Nova. Mereka adalah pesilat termuda dan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 1916

Wusss! Tiba-tiba, sebuah bayangan samar muncul di udara. Bayangan itu tampak seperti ilusi—seakan berada di antara nyata dan tidak nyata. Jika diperhatikan dengan seksama, sosok itu menyerupai seorang wanita, namun wujudnya begitu buram sehingga wajahnya sulit dilihat dengan jelas. "Gunung Abadi?" gumam bayangan itu dengan suara dingin, menatap tajam ke arah Basita. Basita membungkukkan tubuh dengan hormat. "Benar, aku murid Lingsi Agung dari Gunung Abadi. Apakah Anda penjaga Pustaka Agung?" "Betul. Aku penjaga Pustaka Agung," jawab wanita itu. Suaranya merdu namun dingin, membawa tekanan yang kuat, nyaris tanpa emosi. Dengan penuh keberanian, Basita bertanya, "Wahai Yang Mulia Penjaga, apa maksud Anda? Mengapa Nova dikurung seperti ini?" Penjaga itu melirik Nova dengan tatapan tajam. "Tempat ini adalah tanah suci umat manusia. Dia memiliki energi iblis yang terlalu pekat—makhluk kegelapan. Jika bukan karena sedikit aura manusia dalam dirinya, dia sudah lama musnah menjadi ab
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 1917

Penjaga itu tahu, semakin besar potensi seseorang, semakin mengerikan masa depannya setelah terkontaminasi oleh darah Empat Hewan Keberuntungan. Wanita itu benar-benar ingin membunuh Nova. Namun, Nova adalah salah satu pesilat dengan potensi terbesar di antara umat manusia. Jika ia dibunuh sekarang, itu akan menjadi kerugian besar bagi umat manusia. "Untuk saat ini, energi iblisnya masih lemah, masih ada cara untuk memurnikannya," gumam Sang Penjaga pelan, seolah berbicara pada dirinya sendiri. Di luar, Chandra seperti orang yang kehilangan akal, terus menyerang pintu batu dengan penuh amarah. Pada saat itu, pintu batu mendadak terbuka. Dari dalam, seorang wanita dengan gaun putih sederhana melangkah keluar. Saat ia muncul, sebuah tebasan energi pedang dari Chandra melesat ke arahnya. Namun, begitu energi pedang itu mendekati tubuh wanita tersebut, dia langsung menghilang tanpa bekas. Wanita itu berdiri di depan pintu, menatap Chandra dan Basita dengan tatapan tenang. "Sia
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 1918

Setelah berpikir sejenak, penjaga itu akhirnya berkata, "Kalau begitu, ikut aku." Ia berbalik dan masuk kembali ke dalam pintu batu. Basita dan Chandra segera mengikutinya. Di dalam, Nova terlihat masih terkurung dalam penjara besi. Namun, darah dalam tubuhnya sudah mulai tenang, dan kesadarannya pun pulih. Saat melihat Chandra, ia langsung memanggil, "Sayang!" Nova berusaha mendekati Chandra, tetapi begitu mendekati jeruji, tubuhnya seperti terkena kejutan listrik, memaksanya mundur. "Penjaga, kenapa ini terjadi?" Chandra menatap Nova yang terkurung dan beralih ke wanita itu dengan nada penuh harap. "Bisakah Anda membebaskan istri saya?" Tanpa berkata sepatah pun, penjaga itu melambaikan tangannya. Dari telapak tangannya, sebuah kekuatan dahsyat muncul. Seketika, penjara besi itu lenyap tanpa bekas. Chandra hanya bisa terpana, menyaksikan kekuatan yang luar biasa ini. "Betapa luar biasanya kemampuannya ..." pikirnya. Nova segera berlari ke arah Chandra dan menggenggam tan
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 1919

Nova melangkah ke arah Batu Potensi, berdiri di depannya, lalu berbalik menatap penjaga. "Hanya perlu meletakkan kedua tangan di atas batu ini?" tanya Nova. Penjaga itu mengangguk pelan. Mendengar itu, Nova mengangkat kedua tangannya dan menempelkannya pada permukaan batu. Begitu tangannya menyentuh batu itu, ia merasakan aliran energi yang hangat menyebar ke seluruh tubuhnya. Sensasi itu memberikan kenyamanan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tak lama kemudian, karakter-karakter misterius di permukaan batu mulai bersinar terang. "Crak!" Tiba-tiba, lantai di dekatnya retak, membentuk sebuah celah yang perlahan membesar. Sebuah pintu batu menuju bawah tanah muncul dari celah tersebut. "Selamat," kata penjaga itu dengan senyum tipis. "Kamu telah mendapat pengakuan. Sekarang kamu bisa masuk. Di dalam, kamu akan menemukan rahasia dan ilmu yang sesuai dengan potensi dirimu." Nova melepas tangannya dari batu, menatap pintu batu bawah tanah itu dengan penuh harapan. Tanpa r
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 1920

Begitu Chandra muncul kembali, suara Nova langsung terdengar, "Sayang, bagaimana hasilnya?" Dengan wajah penuh kegembiraan, Chandra menjawab, "Aku mendapatkan sesuatu yang luar biasa. Kamu sendiri bagaimana?" Nova tersenyum bahagia. "Aku juga mendapatkan sebuah teknik rahasia yang hebat." Namun, sebelum mereka sempat berbincang lebih lama, penjaga itu melangkah mendekati mereka. Dengan tatapan tegas, ia berkata, "Kalian semua sudah mendapatkan apa yang kalian cari. Sekarang tinggalkan tempat ini. Sebelum segel terbuka, jangan kembali ke sini." Chandra segera menggenggam tangan Nova, "Nova, ayo kita pergi." Namun, sebelum mereka sempat melangkah, penjaga itu mengangkat tangannya, menghalangi jalan mereka. "Dia tidak bisa pergi." Nova menghentikan langkahnya. Ia memandang Chandra dengan lembut dan berkata, "Sayang, kamu pulanglah dulu. Aku akan tinggal di sini untuk memurnikan energi iblis dalam tubuhku." "Tapi ..." Chandra terlihat ragu. Ia tahu bahwa tinggal di sini berar
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more
PREV
1
...
190191192193194
...
197
DMCA.com Protection Status