Beranda / Urban / Jenderal Naga / Bab 1411 - Bab 1420

Semua Bab Jenderal Naga: Bab 1411 - Bab 1420

2072 Bab

Bab 1411

“Jangan-jangan keluarga Vampir?” Chandra mengerutkan kening.Keluarga Vampir merupakan sebuah keluarga yang misterius. Ada rumor yang mengatakan kalau keluarga tersebut bukanlah manusia, melainkan hantu. Kalau seperti apa mereka, Chandra tidak tahu.Suku Dukun tidak menyentuh keluarga Vampir, hanya ada dua kemungkinan. Pertama, Alden takut. Namun, itu jelas tidak mungkin. Bagaimana mungkin Alden takut pada keluarga Vampir?Ada satu kemungkinan lain, yakni Alden telah membentuk sekutu dengan keluarga tersebut. Saat memikirkan hal itu, ekspresi Chandra menjadi semakin serius.Sret!Tubuh Chandra melesat cepat dan muncul di udara. Dia berdiri di ruang kosong dan melihat ke arah Alden yang memegang pedang berat serta berada di tempat berjarak puluhan meter darinya. Kemudian, Chandra berkata dengan tenang, “Pak Alden, kamu susah payah datang ke Gunung Olympus sini, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?”Sekarang Chandra berdiri di posisi yang lebih tinggi, dia pun bisa melihat lebih jauh.
Baca selengkapnya

Bab 1412

Tidak bisa dipungkiri, Alden sedikit takut pada pemimpin Langit Mistika. Apalagi dalam kondisi dia tidak tahu banyak soal lawannya itu. Dia tidak ingin bertarung mati-matian dengan pemimpin Langit Mistika untuk saat ini.Namun, Nova malah mengabaikannya. Dia hanya ingin membunuh Alden. Orang itu adalah pemimpin Suku Dukun, musuh terbesar Chandra. Jika membiarkan dia kembali ke Someria hidup-hidup, orang itu hanya akan membawa masalah yang tak ada habisnya bagi Chandra.Nova memegang Pedang Keji Sejati dengan erat, aura yang terpancar dari tubuhnya seperti pelangi. Pada saat berada di Kelompok Gunung Langit, seluruh tubuhnya dikelilingi oleh Darah Kura. Darah Kura dan darah di tubuhnya telah menyatu. Kini darahnya mengandung kekuatan yang sangat menakutkan.Selama ini, Nova terus berlatih. Dia mengubah kekuatan dalam darahnya menjadi energi sejati. Di kolam dingin di gunung belakang Lembah Raja Obat, dia mendapatkan Kitab Racun secara kebetulan. Dia berlatih Pernapasan Bintang Iblis, ju
Baca selengkapnya

Bab 1413

Sebaliknya, Nova justru memanfaatkan kesempatan ini untuk mengejar Alden. Sekarang Chandra dalam kondisi terkena racun. Chandra sama sekali bukan tandingan Alden. Hanya saja, Raja Darah Pertama sekali lagi menghalangi Nova dengan kecepatan yang luar biasa.“Sial,” rutuk Nova.Nova pun meluncurkan serangan kuat. kali ini Raja Darah Pertama tidak menghindar, tapi mulai menangkis dan menghadapi serangan Nova. Seni bela diri yang dia gunakan sangat unik, teknik menggunakan kekuatan kecil untuk mengalahkan kekuatan besar. Sekalipun energi sejati Nova sangat kuat, dia tidak dapat melukai Raja Darah Pertama.Di langit terjadi pertarungan sengit. Di bawah, Chandra duduk bersila di atas batu. Dia memeriksa tubuhnya dengan cepat. Dia pun segera menemukan ada Cacing Dukun yang sangat kecil di darahnya. Cacing Dukun inilah yang memengaruhi dirinya.Begitu Chandra menggunakan energi sejatinya, Cacing Dukun itu mulai menimbulkan masalah seperti menggigit daging dan darahnya, menyebabkan Chandra kesa
Baca selengkapnya

Bab 1414

“Hei.” Chandra memanggil Nova dengan suara keras. Namun, perempuan itu sudah pergi. Dalam sekejap, Nova sudah menghilang dari pandangannya.Chandra mengerutkan kening dan bergumam, “Pemimpin Langit Mistika, sebenarnya siapa kamu? Kenapa kamu berulang kali menyelamatkan aku? Apakah mungkin dia Kakek?”Chandra teringat dengan seseorang, yaitu kakeknya, Robi. Hanya saja, pemikiran itu hanya terlintas sejenak di benaknya. Dia merasa tidak mungkin orang itu kakeknya. Jelas-jelas ada aroma wangi di tubuh orang itu. Selain itu, tangan orang itu sangat lembut. Meski memakai topeng, orang itu memiliki rambut hitam panjang. Kalau begitu, dia seharusnya seorang perempuan, bahkan usianya juga tidak tua.“Sebenarnya siapa itu?”Chandra sudah memeras otak tapi tetap tidak mengetahui siapa pemimpin Langit Mistika itu. Dia sama sekali tidak berani menduga kalau perempuan itu adalah Nova, karena itu terlalu sulit untuk dipercaya. Namun, satu hal yang bisa Chandra pastikan, yakni pemimpin Langit Mistika
Baca selengkapnya

Bab 1415

Raja Darah Pertama tidak berani menyambut serangan itu, dia pun bergegas menghindar. Pada saat ini, Alden datang dengan pedang beratnya dan berteriak, “Raja Darah Pertama, gunakan semua kekuatanmu. Kalau nggak, kamu nggak akan bisa bunuh pemimpin Langit Mistika.”“Oke,” jawab Raja Darah Pertama dengan suara keras.Semburan cahaya merah tiba-tiba keluar dari telapak tangan Raja Darah Pertama. Cahaya itu berkumpul dan membentuk pedang panjang berwarna merah darah. Dia memegang pedang panjang itu dan menyerang Nova dari belakang.Pertarungan sengit pun terjadi di area ini. Nova mengandalkan kekuatan Darah Kura, teknik Pedang Iblis, energi pembunuh untuk bertarung satu lawan dua. Dia menghadapi dua orang terkuat di dunia saat ini.Di atas batu di kejauhan, seorang pria tua berjubah putih duduk di sana. Pria itu memiliki potongan rambut cepak. Rambutnya setengah hitam setengah putih. Dia hanya menyaksikan pertarungan di kejauhan, melihat Nova yang mengenakan topeng dan Pedang Keji Sejati ya
Baca selengkapnya

Bab 1416

Sejak awal Kadir sudah menduga kemunculan Alden pasti menyembunyikan suatu konspirasi. Dia memiliki solusi untuk menawar racun itu, tapi dia tidak melakukannya, karena dia berniat menyerahkan tugas itu kepada Chandra, supaya Chandra memenangkan hati banyak orang.Setelah membunuh para petarung dari Suku Dukun, dia pun pergi meninggalkan para petarung itu.“Kadir …? Dia itu Kadir?”Eka juga berada di tengah kerumunan orang itu. Dia juga terkejut mendengar ucapan Suku Dukun. Eka tentu pernah mendengar nama Kadir. Hanya saja dia kira Kadir sudah mati, siapa sangka ternyata dia masih hidup dan kekuatannya pun begitu mengerikan.Eka berbalik menatap Gunung Olympus yang berada sangat jauh darinya. Di sana dia merasakan masih ada peperangan besar yang sedang terjadi.“Semuanya, bubar!”Sebagai orang kedua terkuat di Peringkat Akash, sudah waktunya Eka beraksi dan menstabilkan keadaan.Sementara itu di Gunung Olympus, Nova sedang bertarung melawan dua orang sendirian. Dengan kemampuan pedangny
Baca selengkapnya

Bab 1417

“Kamu ngapain di sini? Kamu terkena racun, cepat lari!”Alden dan Raja Darah Pertama yang sudah kewalahan mendapat sedikit kesempatan untuk tarik napas sejenak dan mundur.“Racunnya sudah menghilang. Ayo kubantu, kita lawan mereka berdua,” kata Chandra.“Nggak perlu, aku bisa sendiri.”“Aduh, kenapa malah pergi? Hey ….”Nova langsung pergi setelah dia mengatakan itu. Chandra memanggilnya, tapi sayang Nova sudah keburu menghilang dari jarak pandangnya. Sementara itu, Robi yang melihat berada jauh di bawah mereka menyaksikan langsung seluruh proses pertarungan Nova.“Pemimpin Langit Mistika itu main lama bertarung makin kuat, tapi begitu Chandra memanggilnya,dia langsung lengah dan kekuatannya sedikit menurun. Tapi apa penyebabnya …? Oh, mungkin dia sudah setengah kerasukan.”Tiba-tiba Robi teringat dia pernah membaca suatu catatan tentang Pedang Iblis sewaktu berada di gua es. Catatan itu menjelaskan bahwa hanya dengan kondisi setengah kerasukan itu barulah pengguna Pedang Iblis bisa me
Baca selengkapnya

Bab 1418

“Sudah? Pergi begitu saja?”Pertama-tama pemimpin Langit Mistika yang perlu meninggalkannya, sekarang Robi juga sama. Chandra berdiri di tengah reruntuhan Gunung Olympus. Dia memperhatikan suasana di sekelilingnya dan berpikir keras tentang siapa sebenarnya pemimpin Langit Mistika.“Tangan yang lembut, wangi, cewek, dan membawa Pedang Keji Sejati … siapa lagi? Apakah Nova?”Ketika semua petunjuk yang Chandra miliki dia gabungkan jadi satu, hanya seorang yang muncul di dalam kepalanya, yaitu Nova. Pedang Keji Sejati memang milik Nova, dan tidak hanya sekali Chandra melihat Nova membawa pedang itu.Kesimpulan yang Chandra ambil memang terdengar konyol. Mana mungkin Nova bisa sekuat itu … mustahil. Oleh karena itu Chandra membuang jauh-jauh pemikiran itu dan memutuskan untuk bertanya langsung ke Nova ketika dia kembali nanti.Nova juga langsung kembali ke Gunung Olympus setelah dia meninggalkan Chandra tadi karena merasa khawatir padanya. Hanya saja dia tidak menampakkan dirinya langsung,
Baca selengkapnya

Bab 1419

Kelmi sudah kalah. Sudah tidak ada lagi obsesi yang dia miliki terhadap dunia ini. Dia tidak igin pulang, yang dia inginkan hanyalah terkubur di tempat itu selamanya.“Pedang Deite adalah kepercayaanku sebagai kesatria. Anak muda, aku … aku berharap kamu bisa memperbaiki pedang itu.”Chandra bersungut mendengarnya. Sekarang sudah terlalu banyak hal yang harus dia lakukan, mana ada waktu dan tenaga lagi untuk memperbaiki pedang tersebut.“Kamu … harus berjanji ….”Namun sayang Kelmi sudah tidak mengembuskan napas sebelum dia selesai berbicara. Saat Chandra baru mau berdiri setelah dia melihat jasad Kelmi perlahan terjatuh ke tanah, dia melihat Kadir sedang datang ke arahnya.Seraya melihat Kelmi yang sudah tak bernyawa, Kadir berkata, “Kedua tangan orang itu juga penuh darah. Entah ada berapa banyak penduduk Someria yang mati di tangannya seratus tahun yang lalu. Kamu nggak perlu merasa bersalah nggak bisa menepati janjinya.”“Lagi pula aku sendiri juga nggak ada niat untuk memperbaiki
Baca selengkapnya

Bab 1420

Saat Eka hendak membawa Chandra pergi dari tepat itu, beberapa kesatria berzirah dan membawa pedang panjang di pinggang datang memanggil Chandra. Saat Chandra menoleh, dia langsung mengenali mereka, para kesatria yang datang bersama dengan Kelmi.“Ada apa?” tanya Chandra.“Bagaimana dengan situasi di Gunung Olympus, apa Kelmi baik-baik saja?”“Dia sudah mati. Dia sudah cukup tua dan mencapai batasnya. Kalaupun tanpa ada peperangan kali ini, hidupnya nggak akan lama lagi. Dalam pertarungan kali ini dia sudah menggunakan segenap tenaganya sampai habis, dan dia juga terkena luka yang cukup berat. Jasadnya masih ada di reruntuhan Gunung Olympus.”Mendengar itu, para kesatria tadi merasa terpukul dan wajah mereka jadi pucat seketika. Chandra sudah mau berbalik pergi meninggalkan mereka, tapi Eka justru menyapa mereka semua dan berkata, “Kalian ikutlah denganku, kita tunggu sampai Kak Chandra selesai meracik obatnya.”“Baiklah, kalau begitu kamu ikut dengan kalian.” ***Alden dan Raja Darah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
140141142143144
...
208
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status