Sejak awal Kadir sudah menduga kemunculan Alden pasti menyembunyikan suatu konspirasi. Dia memiliki solusi untuk menawar racun itu, tapi dia tidak melakukannya, karena dia berniat menyerahkan tugas itu kepada Chandra, supaya Chandra memenangkan hati banyak orang.Setelah membunuh para petarung dari Suku Dukun, dia pun pergi meninggalkan para petarung itu.“Kadir …? Dia itu Kadir?”Eka juga berada di tengah kerumunan orang itu. Dia juga terkejut mendengar ucapan Suku Dukun. Eka tentu pernah mendengar nama Kadir. Hanya saja dia kira Kadir sudah mati, siapa sangka ternyata dia masih hidup dan kekuatannya pun begitu mengerikan.Eka berbalik menatap Gunung Olympus yang berada sangat jauh darinya. Di sana dia merasakan masih ada peperangan besar yang sedang terjadi.“Semuanya, bubar!”Sebagai orang kedua terkuat di Peringkat Akash, sudah waktunya Eka beraksi dan menstabilkan keadaan.Sementara itu di Gunung Olympus, Nova sedang bertarung melawan dua orang sendirian. Dengan kemampuan pedangny
“Kamu ngapain di sini? Kamu terkena racun, cepat lari!”Alden dan Raja Darah Pertama yang sudah kewalahan mendapat sedikit kesempatan untuk tarik napas sejenak dan mundur.“Racunnya sudah menghilang. Ayo kubantu, kita lawan mereka berdua,” kata Chandra.“Nggak perlu, aku bisa sendiri.”“Aduh, kenapa malah pergi? Hey ….”Nova langsung pergi setelah dia mengatakan itu. Chandra memanggilnya, tapi sayang Nova sudah keburu menghilang dari jarak pandangnya. Sementara itu, Robi yang melihat berada jauh di bawah mereka menyaksikan langsung seluruh proses pertarungan Nova.“Pemimpin Langit Mistika itu main lama bertarung makin kuat, tapi begitu Chandra memanggilnya,dia langsung lengah dan kekuatannya sedikit menurun. Tapi apa penyebabnya …? Oh, mungkin dia sudah setengah kerasukan.”Tiba-tiba Robi teringat dia pernah membaca suatu catatan tentang Pedang Iblis sewaktu berada di gua es. Catatan itu menjelaskan bahwa hanya dengan kondisi setengah kerasukan itu barulah pengguna Pedang Iblis bisa me
“Sudah? Pergi begitu saja?”Pertama-tama pemimpin Langit Mistika yang perlu meninggalkannya, sekarang Robi juga sama. Chandra berdiri di tengah reruntuhan Gunung Olympus. Dia memperhatikan suasana di sekelilingnya dan berpikir keras tentang siapa sebenarnya pemimpin Langit Mistika.“Tangan yang lembut, wangi, cewek, dan membawa Pedang Keji Sejati … siapa lagi? Apakah Nova?”Ketika semua petunjuk yang Chandra miliki dia gabungkan jadi satu, hanya seorang yang muncul di dalam kepalanya, yaitu Nova. Pedang Keji Sejati memang milik Nova, dan tidak hanya sekali Chandra melihat Nova membawa pedang itu.Kesimpulan yang Chandra ambil memang terdengar konyol. Mana mungkin Nova bisa sekuat itu … mustahil. Oleh karena itu Chandra membuang jauh-jauh pemikiran itu dan memutuskan untuk bertanya langsung ke Nova ketika dia kembali nanti.Nova juga langsung kembali ke Gunung Olympus setelah dia meninggalkan Chandra tadi karena merasa khawatir padanya. Hanya saja dia tidak menampakkan dirinya langsung,
Kelmi sudah kalah. Sudah tidak ada lagi obsesi yang dia miliki terhadap dunia ini. Dia tidak igin pulang, yang dia inginkan hanyalah terkubur di tempat itu selamanya.“Pedang Deite adalah kepercayaanku sebagai kesatria. Anak muda, aku … aku berharap kamu bisa memperbaiki pedang itu.”Chandra bersungut mendengarnya. Sekarang sudah terlalu banyak hal yang harus dia lakukan, mana ada waktu dan tenaga lagi untuk memperbaiki pedang tersebut.“Kamu … harus berjanji ….”Namun sayang Kelmi sudah tidak mengembuskan napas sebelum dia selesai berbicara. Saat Chandra baru mau berdiri setelah dia melihat jasad Kelmi perlahan terjatuh ke tanah, dia melihat Kadir sedang datang ke arahnya.Seraya melihat Kelmi yang sudah tak bernyawa, Kadir berkata, “Kedua tangan orang itu juga penuh darah. Entah ada berapa banyak penduduk Someria yang mati di tangannya seratus tahun yang lalu. Kamu nggak perlu merasa bersalah nggak bisa menepati janjinya.”“Lagi pula aku sendiri juga nggak ada niat untuk memperbaiki
Saat Eka hendak membawa Chandra pergi dari tepat itu, beberapa kesatria berzirah dan membawa pedang panjang di pinggang datang memanggil Chandra. Saat Chandra menoleh, dia langsung mengenali mereka, para kesatria yang datang bersama dengan Kelmi.“Ada apa?” tanya Chandra.“Bagaimana dengan situasi di Gunung Olympus, apa Kelmi baik-baik saja?”“Dia sudah mati. Dia sudah cukup tua dan mencapai batasnya. Kalaupun tanpa ada peperangan kali ini, hidupnya nggak akan lama lagi. Dalam pertarungan kali ini dia sudah menggunakan segenap tenaganya sampai habis, dan dia juga terkena luka yang cukup berat. Jasadnya masih ada di reruntuhan Gunung Olympus.”Mendengar itu, para kesatria tadi merasa terpukul dan wajah mereka jadi pucat seketika. Chandra sudah mau berbalik pergi meninggalkan mereka, tapi Eka justru menyapa mereka semua dan berkata, “Kalian ikutlah denganku, kita tunggu sampai Kak Chandra selesai meracik obatnya.”“Baiklah, kalau begitu kamu ikut dengan kalian.” ***Alden dan Raja Darah
Chandra berpikir sejenak dan bertanya, “Kenapa namamu adalah nama dari sekte?”“Sejujurnya ketua dalam aliranku pasti akan mengganti namanya menjadi Dantra“Oh, ternyata seperti itu.”“Chandra, aku lihat kamu pengguna pedang, kamu pasti belajar ilmu pedang. Kali ini kita harus sama-sama saling bertukar keahlian. Ajaranku juga mewariskan ilmu teknik pedang, tetapi anggota dalam sekte kami tidak ada yang bisa mempelajari ilmu pedang yang misterius itu.”“Boleh, nanti kita coba saling bertukaran,” ujar Chandra sambil menganggukkan kepalanya.Dia juga tertarik dengan ilmu pedang yang dibuat oleh Sekte Dantra. Ilmu yang membutuhkan waktu selama 30 tahun untuk dibuat tentu saja bukan ilmu yang biasa saja.Saat tiba di atas gunung, tampak cukup banyak bangunan di sana. Bentuk bangunannya tampak seperti bangunan kuno yang sudah dimakan oleh usia. Mereka seperti berteleportasi ke dunia kuno. Selain itu, ada banyak pesilat tingkat dunia yang mengikuti mereka.Setelah tiba di Sekte Dantra, Chandr
Tiga Senior Dantra adalah orang paling senior di Sekte Dantra. Mereka adalah tiga orang tetua yang memiliki posisi cukup tinggi dalam sekte. Bisa dibilang seorang ketua dalam Sekte Dantra juga harus patuh pada Tiga Senior.Namun mereka bertiga sudah cukup lama tidak ikut campur masalah dalam sekte. Setelah Dantra dan para tetua di dalam sekte selesai berdiskusi, dia pergi dari sana dan pergi menuju bagian belakang gunung. Di sana ada sebuah tebing yang dari bagian tengahnya dibangun rumah-rumah kayu sederhana. Bagian depan rumah terdapat tiga buah patung.Dantra mendatangi bagian depan tebing dan memandangi patung yang ada di depannya dengan sedikit melamun. Dia masih ingat kedatangannya terakhir kali adalah 30 tahun yang lalu. Waktu begitu cepat berlalu dan sudah 30 tahun terlewati.Setelah melihat sejenak, dia meringankan tubuhnya dan terbang ke arah lereng gunung. Sesaat kemudian dia sudah muncul di depan rumah kayu. Dari dekat terlihat jika patung tersebut sesungguhnya adalah tiga
Zeno terus membujuk dan menerangkan pro dan kontranya. Selain itu, Zeno juga menganalisis situasinya. Orang tua tersebut tenggelam dalam pikirannya sesaat.Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Siapa orang yang bernama Chandra ini? Orangnya seperti apa?”“Guru, dia pesilat dari Someria dengan usia yang muda. Tetapi kemampuannya sangat kuat sekali dan bukan lawanku. Aku dikalahkan dengan mudah. Sifatnya juga lumayan bagus.”Zeno menjelaskan tentang Chandra dengan sederhana.Orang tua itu berpikir dan berkata, “Ok, kamu yang ambil keputusan saja.”Setelah itu dia kembali memejamkan matanya dan lanjut bermeditasi.“Baik, terima kasih, Guru.”Lelaki itu terlihat girang dan bergegas meninggalkan lereng gunung tersebut. Chandra tidak mengetahui tentang masalah internal Sekte Dantra. Dia mulai mengobati dirinya sendiri di halaman vilanya sendiri.Lukanya sudah lumayan pulih. Hanya pengobatan selama beberapa hari, lukanya sudah sembuh sepenuhnya. Sedangkan Dantra juga sudah selesai mempersiap
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di