Home / Romansa / Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama / Chapter 841 - Chapter 850

All Chapters of Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama: Chapter 841 - Chapter 850

1936 Chapters

Bab 841

Kapolres bersikap sangat sungkan terhadap Yandi dan yang lain. Setelah memahami kondisi, dia bertanya pada Tasya, “Nona Tasya, maaf sekali membuatmu mengalami hal seperti ini. Nona tenang saja, Yoko dan yang lain pasti akan diberi ganjaran berat! Hanya saja, masalah bersangkutan dengan keselamatanmu. Kamu perlu menelepon anggota keluargamu.”“Jangan telepon!” ucap Tasya dengan segera.Yandi melihat Tasya dengan kaget. Bukankah masalah seperti ini seharusnya diketahui oleh anggota keluarga.“Emm.” Kapolres merasa serbasalah.Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Tasya, sepertinya dia tidak sanggup menanggung akibatnya!Tasya segera berkata, “Masalah hari ini hanyalah kecelakaan belaka. Sekarang Yoko dan yang lain sudah ditangkap, aku juga nggak terluka. Jadi, begini saja, jangan telepon anggota keluargaku!”Kapolres terpaksa mengikuti keinginan Tasya. Dia lalu memalingkan kepalanya untuk melihat Yandi. “Kalau begitu, aku akan hubungi kamu jika ada masalah di sini. Kalau ada masalah deng
Read more

Bab 842

Saat Tasya menyadarkan diri, langit pun hampir gelap. Dia berusaha membuka mata beratnya. Beberapa saat kemudian, dia baru kepikiran dengan apa yang terjadi. Setelah melihat sekeliling, sepertinya Tasya sedang berada di rumah sakit.Bagaimana dengan Yandi? Tasya ingin memanggil suster. Siapa sangka begitu memalingkan kepalanya, tampak Yandi berada di ranjang sampingnya. Dia sama seperti Tasya, sama-sama sedang diinfus. Hanya saja, si lelaki masih belum menyadarkan diri.Cahaya matahari sore menyinari di atas tubuh si lelaki. Saat dia sedang tertidur pulas, kelima indranya terlihat semakin memukau. Setidaknya tidak terlihat ekspresi sinis di wajahnya.Tatapan Tasya terus tertuju pada diri si lelaki. Hingga dia menyadari dirinya terpikat dengan ketampanan si lelaki, wajahnya pun memerah. Tasya sedang demam, sekarang wajahnya semakin panas lagi.“Kamu sudah bangun?” Si polisi wanita masuk, lalu melihat suster di belakang.Suster mengukur suhu tubuh Tasya, lalu berkata dengan tersenyum, “
Read more

Bab 843

Yandi segera berkata, “Aku baik-baik saja. Untung saja kalian mengantarku tepat waktu. Kalau tidak, sepertinya lukaku sudah sembuh sendiri!”Tasya pun tertawa oleh candaannya. “Maaf, ya. Semalam mereka suruh aku telepon, aku tahu kalian pasti lagi mencariku di sekitar. Jadi, aku beri nomor kamu kepada mereka. Kalau aku tahu kamu akan terluka, aku ….”Tasya pasti akan menghubungi Paman Reza. Dengan begitu, mereka tidak akan melukai Yandi!Yandi membalas dengan tersenyum, “Kamu telah membuat keputusan yang benar. Bukankah kita semua baik-baik saja sekarang?”Lagi pula, Yandi juga merasa beruntung lantaran Tasya bisa menghubunginya. Sebab ketika Yandi menemukan Tasya, pakaiannya pun sudah dilepaskan hanya tersisa pakaian dalam yang tipis saja. Dia juga tidak bodoh, tentu saja dia tahu apa yang ingin dilakukan Kenzi terhadapnya.Seandainya Tasya menghubungi Reza, meski Reza sangat hebat, dia juga membutuhkan waktu untuk menemukan Tasya. Bisa jadi Tasya sudah berhasil dinodai mereka.Tasya
Read more

Bab 844

Sonia melepaskan perban, lalu tampak kerutan di keningnya. “Preman-preman itu malah bisa melukaimu hingga separah ini? Apa kamu lagi berbaik hati?”Yandi telungkup di atas ranjang sambil tersenyum. “Namanya juga manusia, terkadang bisa lalai juga. Lagi pula, apa kamu lupa dengan slogan kita, asalkan bukan mati, semuanya bukanlah masalah!”Sonia menurunkan pakaiannya, lalu berkata dengan datar, “Telungkup saja, biar lukamu cepat sembuh!”Awalnya dokter juga berpesan agar Yandi bisa telungkup. Hanya saja, Yandi merasa sangat tidak nyaman.Yandi memiringkan tubuhnya, berkata pada Sonia, “Setelah melewati kejadian ini, aku semakin merasa Tasya tidak seharusnya tinggal di restoran lagi. Banyak orang-orang aneh berkeliaran di Gotham. Tidak seharusnya dia tinggal di tempat kacau seperti ini. Dia tidak mendengar bujukanku, coba kamu bujuk dia.”Sonia duduk di bangku, lalu berkata dengan suara datar, “Sebelumnya Tasya nggak bersedia untuk pergi. Kamu juga terluka akibat menyelamatkannya, apa ka
Read more

Bab 845

Gina kembali melihat ke luar jendela. Tampak Tasya sedang bersenda gurau dengan pelayan restoran lainnya. Hubungan mereka kelihatan sangat akrab.Jangan-jangan Tasya bekerja di Restoran Steamboat Kuat?Apa hubungan Tasya dengan Jeff?Saat Gina sedang berasumsi, Thalia masuk ke ruangan, lalu berkata dengan wajah agak canggung, “Kak Gina, kamu cari aku?”Gina berkata dengan tersenyum, “Apa kamu masih ingat dengan Sutradara Edric yang aku perkenalkan kepadamu waktu itu? Semalam dia telepon aku, katanya dia ingin memberimu peran dalam filmnya. Apa kamu ada waktu?”Thalia segera menjawab, “Ada, ada waktu, kok.”Sekarang film Sutradara Nathan sudah hampir selesai juga.“Kalau begitu, kamu hubungi dia saja. Bilang saja aku yang merekomendasi kamu ke sana.” Gina mengangkat-angkat alisnya.Thalia mengangguk. “Terima kasih, Kak Gina!”“Genggam kesempatan ini dengan baik!” Tiba-tiba Gina tertegun, lalu berkata dengan malu, “Dua hari ini aku nggak bisa fokus dalam mendalami peranku, jadinya kamu t
Read more

Bab 846

Yandi sedang telungkup sambil bermain gim. Ketika mendengar suara Tasya, dia terkejut spontan menarik selimut untuk menyelimuti pinggangnya. Kemudian, dia menoleh ke sisi Tasya. “Kenapa kamu ke sini? Di mana Bruno?”Tasya sudah membelakangi Yandi. Wajahnya sudah tampak merona. Dia berkata dengan terbata-bata, “Bru … Bruno lagi terima sayur di bawah. Dia suruh aku ganti perbanmu!”“Tidak usah!” jawab Yandi dengan serius. “Kamu sibuk saja sana. Nanti aku akan suruh yang lain untuk ganti perbanku.”“Apa kamu sudah pakai selimut?” tanya Tasya.“Sudah.”Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu membalikkan tubuhnya dengan perlahan. Dia tidak berani menatap Yandi, langsung berjalan meletakkan kotak makan di atas meja nakas dan mengambil perban baru.Kemudian, Tasya memalingkan kepalanya untuk melirik belakang punggungnya. “Kamu turunkan selimutmu sedikit. Biar aku oles obat di lukamu.”“Tidak usah!” ujar Yandi dengan mengerutkan keningnya.“Jam segini, mereka semua pada lagi sibuk. Mereka nggak
Read more

Bab 847

Yandi hanya tersenyum dan tidak berbicara.Selesai membersihkan luka, Tasya mulai mengoleskan obat. Setelah itu, dia mengambil perban baru mulai membalutnya.Kain kasa dibalut dengan melilit bagian pinggang. Jika dilihat dari belakang, kelihatannya seperti Tasya sedang memeluk pinggang Yandi saja.Tiba-tiba terlintas ucapan suster di benak Tasya. ‘Organ vitalnya tidak terluka. Tidak akan berpengaruh terhadap hubungan suami istri.”Wajah Tasya tiba-tiba terasa panas, apalagi ketika kepikiran si lelaki tidak mengenakan apa-apa di bagian bawah tubuhnya. Jantung Tasya mulai berdetak kencang. Dia bahkan kelihatan tidak fokus ketika mengikat perbannya.Setelah selesai, Tasya juga tidak berani tinggal lebih lama lagi. Dia segera berdiri dan berkata, “Aku belikan makan siang untukmu. Kamu makan dulu. Aku kembali bekerja.”“Emm!” Yandi mematikan rokok di asbak. “Terima kasih!”“Nggak usah sungkan!” balas Tasya, lalu meletakkan perban dan obat kembali di tempatnya. Tanpa melihat si lelaki, dia l
Read more

Bab 848

Ruangan telah dibersihkan. Tidak ada debu di atas rak, meja tamu, bahkan lantai. Sofa di ruang tamu juga terlihat bagai diganti baru saja. Di depan balkon sana dijemur pakaian Leon dan lainnya yang sudah ditumpuk selama tiga hari.Yandi melirik ruang tamu, lalu masuk ke kamar mandi.Tasya menyuruh tukang bersih-bersih untuk membereskan kamar Yandi.Dari semua kamar di lantai dua, kamar Yandi paling bersih. Hanya saja, bau rokoknya agak berat saja. Jadi, mereka membuka penyaring udara untuk mengisap bau asap itu.Saat salah satu orang pergi mengambil air di wastafel, kebetulan tampak Yandi sedang cuci tangan.Tukang bersih-bersih itu adalah seorang wanita yang berusia 40-an tahun. Dia melihat Tasya yang sedang telepon di ruang tamu, lalu berkata dengan tersenyum, “Nak!”Yandi terbengong. Nak? Apa wanita ini sedang memanggilnya?“Nak!” Wanita itu sangatlah ramah. “Kekasihmu sangat bagus. Bukan hanya memiliki wajah cantik, temperamennya juga sangat baik!”Akhirnya Yandi mengerti. Ternyata
Read more

Bab 849

“Oke!”Si Bibi membawa ember keluar kamar mandi dengan kegirangan.“Apa yang terjadi? Kenapa jadi ngobrol sama dia?” tanya Tasya.Yandi berkata, “Aku beli pisau cukur.”“Hah?” Tasya merasa kaget. “Pisau cukur apa?”Yandi mengangkat-angkat tangannya, lalu berkata dengan bercanda, “Pisau cukur merek makcomblang!”“Merek makcombang? Aku nggak pernah dengar merek itu sebelumnya. Jangan-jangan kamu dibohongi sama dia? Kenapa tukang bersih-bersih malah merangkap jadi sales? Aku cari dia dulu!” Tasya membalikkan tubuhnya hendak pergi mencari bibi tadi.“Sudahlah! Lagi pula juga tidak mahal!” Yandi tidak berharap wanita itu mengulangi ucapannya kepada Tasya. Jadi, dia segera menghalangi Tasya. “Berapa biaya bersih-bersihnya? Biar aku transfer!”“Nggak usah!” Selesai berbicara, Tasya langsung berjalan pergi. Dia berjalan beberapa langkah, lalu menoleh untuk memelototi Yandi. “Kalau kamu berani transfer aku, aku nggak bakal hirauin kamu lagi!”Baru saja Yandi mencari nomor rekening Tasya, malah
Read more

Bab 850

“Segera!” Tasya sedang mengajari Leon untuk menggunakan mesin cuci piring otomatis ini. Ketika dipanggil oleh Yandi, dia segera menyahut dan berlari ke sisinya.Setelah masuk ke kamar, Yandi pun bertanya dengan serius, “Apa yang lagi kamu lakukan?”“Aku tahu kalian semua malas untuk melakukan pekerjaan rumah. Jadi, aku bantu kalian untuk membeli mesin-mesin itu,” jawab Tasya dengan tersenyum.Yandi mengangguk. “Oke, tapi aku harus bayar semua barang belanjaanmu itu.” Sambil berbicara, dia sambil mentransfer uang seratus juta ke rekening Tasya. “Cukup?”Tasya tidak bersedia menerimanya. Dia mentransfer uang itu kembali.Kening Yandi berkerut. “Apa kamu ingin kami para lelaki mengambil keuntungan dari diri seorang wanita?”Tasya juga mengerutkan keningnya. “Apa salah kalau aku kasih hadiah kepada temanku sendiri? Kecuali kamu nggak anggap aku sebagai temanmu!”“Beda cerita!” Yandi berkata dengan serius, “Kalau kamu tidak ingin terima uang itu, kamu tidak usah datang lagi!”Tasya membelal
Read more
PREV
1
...
8384858687
...
194
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status