Saat Tasya menyadarkan diri, langit pun hampir gelap. Dia berusaha membuka mata beratnya. Beberapa saat kemudian, dia baru kepikiran dengan apa yang terjadi. Setelah melihat sekeliling, sepertinya Tasya sedang berada di rumah sakit.Bagaimana dengan Yandi? Tasya ingin memanggil suster. Siapa sangka begitu memalingkan kepalanya, tampak Yandi berada di ranjang sampingnya. Dia sama seperti Tasya, sama-sama sedang diinfus. Hanya saja, si lelaki masih belum menyadarkan diri.Cahaya matahari sore menyinari di atas tubuh si lelaki. Saat dia sedang tertidur pulas, kelima indranya terlihat semakin memukau. Setidaknya tidak terlihat ekspresi sinis di wajahnya.Tatapan Tasya terus tertuju pada diri si lelaki. Hingga dia menyadari dirinya terpikat dengan ketampanan si lelaki, wajahnya pun memerah. Tasya sedang demam, sekarang wajahnya semakin panas lagi.“Kamu sudah bangun?” Si polisi wanita masuk, lalu melihat suster di belakang.Suster mengukur suhu tubuh Tasya, lalu berkata dengan tersenyum, “
Yandi segera berkata, “Aku baik-baik saja. Untung saja kalian mengantarku tepat waktu. Kalau tidak, sepertinya lukaku sudah sembuh sendiri!”Tasya pun tertawa oleh candaannya. “Maaf, ya. Semalam mereka suruh aku telepon, aku tahu kalian pasti lagi mencariku di sekitar. Jadi, aku beri nomor kamu kepada mereka. Kalau aku tahu kamu akan terluka, aku ….”Tasya pasti akan menghubungi Paman Reza. Dengan begitu, mereka tidak akan melukai Yandi!Yandi membalas dengan tersenyum, “Kamu telah membuat keputusan yang benar. Bukankah kita semua baik-baik saja sekarang?”Lagi pula, Yandi juga merasa beruntung lantaran Tasya bisa menghubunginya. Sebab ketika Yandi menemukan Tasya, pakaiannya pun sudah dilepaskan hanya tersisa pakaian dalam yang tipis saja. Dia juga tidak bodoh, tentu saja dia tahu apa yang ingin dilakukan Kenzi terhadapnya.Seandainya Tasya menghubungi Reza, meski Reza sangat hebat, dia juga membutuhkan waktu untuk menemukan Tasya. Bisa jadi Tasya sudah berhasil dinodai mereka.Tasya
Sonia melepaskan perban, lalu tampak kerutan di keningnya. “Preman-preman itu malah bisa melukaimu hingga separah ini? Apa kamu lagi berbaik hati?”Yandi telungkup di atas ranjang sambil tersenyum. “Namanya juga manusia, terkadang bisa lalai juga. Lagi pula, apa kamu lupa dengan slogan kita, asalkan bukan mati, semuanya bukanlah masalah!”Sonia menurunkan pakaiannya, lalu berkata dengan datar, “Telungkup saja, biar lukamu cepat sembuh!”Awalnya dokter juga berpesan agar Yandi bisa telungkup. Hanya saja, Yandi merasa sangat tidak nyaman.Yandi memiringkan tubuhnya, berkata pada Sonia, “Setelah melewati kejadian ini, aku semakin merasa Tasya tidak seharusnya tinggal di restoran lagi. Banyak orang-orang aneh berkeliaran di Gotham. Tidak seharusnya dia tinggal di tempat kacau seperti ini. Dia tidak mendengar bujukanku, coba kamu bujuk dia.”Sonia duduk di bangku, lalu berkata dengan suara datar, “Sebelumnya Tasya nggak bersedia untuk pergi. Kamu juga terluka akibat menyelamatkannya, apa ka
Gina kembali melihat ke luar jendela. Tampak Tasya sedang bersenda gurau dengan pelayan restoran lainnya. Hubungan mereka kelihatan sangat akrab.Jangan-jangan Tasya bekerja di Restoran Steamboat Kuat?Apa hubungan Tasya dengan Jeff?Saat Gina sedang berasumsi, Thalia masuk ke ruangan, lalu berkata dengan wajah agak canggung, “Kak Gina, kamu cari aku?”Gina berkata dengan tersenyum, “Apa kamu masih ingat dengan Sutradara Edric yang aku perkenalkan kepadamu waktu itu? Semalam dia telepon aku, katanya dia ingin memberimu peran dalam filmnya. Apa kamu ada waktu?”Thalia segera menjawab, “Ada, ada waktu, kok.”Sekarang film Sutradara Nathan sudah hampir selesai juga.“Kalau begitu, kamu hubungi dia saja. Bilang saja aku yang merekomendasi kamu ke sana.” Gina mengangkat-angkat alisnya.Thalia mengangguk. “Terima kasih, Kak Gina!”“Genggam kesempatan ini dengan baik!” Tiba-tiba Gina tertegun, lalu berkata dengan malu, “Dua hari ini aku nggak bisa fokus dalam mendalami peranku, jadinya kamu t
Yandi sedang telungkup sambil bermain gim. Ketika mendengar suara Tasya, dia terkejut spontan menarik selimut untuk menyelimuti pinggangnya. Kemudian, dia menoleh ke sisi Tasya. “Kenapa kamu ke sini? Di mana Bruno?”Tasya sudah membelakangi Yandi. Wajahnya sudah tampak merona. Dia berkata dengan terbata-bata, “Bru … Bruno lagi terima sayur di bawah. Dia suruh aku ganti perbanmu!”“Tidak usah!” jawab Yandi dengan serius. “Kamu sibuk saja sana. Nanti aku akan suruh yang lain untuk ganti perbanku.”“Apa kamu sudah pakai selimut?” tanya Tasya.“Sudah.”Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu membalikkan tubuhnya dengan perlahan. Dia tidak berani menatap Yandi, langsung berjalan meletakkan kotak makan di atas meja nakas dan mengambil perban baru.Kemudian, Tasya memalingkan kepalanya untuk melirik belakang punggungnya. “Kamu turunkan selimutmu sedikit. Biar aku oles obat di lukamu.”“Tidak usah!” ujar Yandi dengan mengerutkan keningnya.“Jam segini, mereka semua pada lagi sibuk. Mereka nggak
Yandi hanya tersenyum dan tidak berbicara.Selesai membersihkan luka, Tasya mulai mengoleskan obat. Setelah itu, dia mengambil perban baru mulai membalutnya.Kain kasa dibalut dengan melilit bagian pinggang. Jika dilihat dari belakang, kelihatannya seperti Tasya sedang memeluk pinggang Yandi saja.Tiba-tiba terlintas ucapan suster di benak Tasya. ‘Organ vitalnya tidak terluka. Tidak akan berpengaruh terhadap hubungan suami istri.”Wajah Tasya tiba-tiba terasa panas, apalagi ketika kepikiran si lelaki tidak mengenakan apa-apa di bagian bawah tubuhnya. Jantung Tasya mulai berdetak kencang. Dia bahkan kelihatan tidak fokus ketika mengikat perbannya.Setelah selesai, Tasya juga tidak berani tinggal lebih lama lagi. Dia segera berdiri dan berkata, “Aku belikan makan siang untukmu. Kamu makan dulu. Aku kembali bekerja.”“Emm!” Yandi mematikan rokok di asbak. “Terima kasih!”“Nggak usah sungkan!” balas Tasya, lalu meletakkan perban dan obat kembali di tempatnya. Tanpa melihat si lelaki, dia l
Ruangan telah dibersihkan. Tidak ada debu di atas rak, meja tamu, bahkan lantai. Sofa di ruang tamu juga terlihat bagai diganti baru saja. Di depan balkon sana dijemur pakaian Leon dan lainnya yang sudah ditumpuk selama tiga hari.Yandi melirik ruang tamu, lalu masuk ke kamar mandi.Tasya menyuruh tukang bersih-bersih untuk membereskan kamar Yandi.Dari semua kamar di lantai dua, kamar Yandi paling bersih. Hanya saja, bau rokoknya agak berat saja. Jadi, mereka membuka penyaring udara untuk mengisap bau asap itu.Saat salah satu orang pergi mengambil air di wastafel, kebetulan tampak Yandi sedang cuci tangan.Tukang bersih-bersih itu adalah seorang wanita yang berusia 40-an tahun. Dia melihat Tasya yang sedang telepon di ruang tamu, lalu berkata dengan tersenyum, “Nak!”Yandi terbengong. Nak? Apa wanita ini sedang memanggilnya?“Nak!” Wanita itu sangatlah ramah. “Kekasihmu sangat bagus. Bukan hanya memiliki wajah cantik, temperamennya juga sangat baik!”Akhirnya Yandi mengerti. Ternyata
“Oke!”Si Bibi membawa ember keluar kamar mandi dengan kegirangan.“Apa yang terjadi? Kenapa jadi ngobrol sama dia?” tanya Tasya.Yandi berkata, “Aku beli pisau cukur.”“Hah?” Tasya merasa kaget. “Pisau cukur apa?”Yandi mengangkat-angkat tangannya, lalu berkata dengan bercanda, “Pisau cukur merek makcomblang!”“Merek makcombang? Aku nggak pernah dengar merek itu sebelumnya. Jangan-jangan kamu dibohongi sama dia? Kenapa tukang bersih-bersih malah merangkap jadi sales? Aku cari dia dulu!” Tasya membalikkan tubuhnya hendak pergi mencari bibi tadi.“Sudahlah! Lagi pula juga tidak mahal!” Yandi tidak berharap wanita itu mengulangi ucapannya kepada Tasya. Jadi, dia segera menghalangi Tasya. “Berapa biaya bersih-bersihnya? Biar aku transfer!”“Nggak usah!” Selesai berbicara, Tasya langsung berjalan pergi. Dia berjalan beberapa langkah, lalu menoleh untuk memelototi Yandi. “Kalau kamu berani transfer aku, aku nggak bakal hirauin kamu lagi!”Baru saja Yandi mencari nomor rekening Tasya, malah
Hani tersenyum dingin. “Ayah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?”Nada bicara Tobias terdengar gusar. “Kalian akan segera tahu!”Panggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. “Suamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?”Harun berkata dengan serius, “Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!”Hani duduk di bangku. “Kita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!”Harun merenung sembari berkata, “Apa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?”Setelah mendengar ucapan Harun,
Tiffany sangat optimis. “Pasti bisa!”Bondan memutar bola matanya melirik Tiffany sekilas. Ketika melihat ekspresi gembira di wajah Tiffany, hatinya spontan merasa lega.“Kita makan dulu. Mereka juga butuh waktu untuk menulis surat pernyataan!” ujar Bondan.“Oke!”Bondan memilih sebuah restoran barat. Dia memarkirkan mobil, lalu membawa Tiffany untuk makan.Lingkungan restoran barat sangat elegan. Mereka berdua memilih tempat yang hening. Setelah memesan makanan, mereka menunggu datangnya pesanan sembari mengamati masalah di internet.Bondan pergi ke toilet, sekalian menghubungi asistennya. Dia menghubungi perusahaan pemasaran yang sering bekerja sama dengan mereka untuk bersiap-siap membeli trending topic.Setelah berpesan, Bondan mengangkat alisnya, kemudian berpesan lagi, “Coba kamu cari tahu, belakangan ini proyek apa yang sulit diambil alih Keluarga Anggara.”Asisten mengiakan, lalu mengakhiri panggilan.Bondan kembali ke restoran. Saat pelayan mengantar makanan, Bondan dengan pen
Bondan langsung menghubungi Harun. Tentu saja Harun tidak berani menolak ajakan Bondan. Dia membawa istrinya, Hani, untuk bertemu dengan Bondan.Ketika Bondan dan Tiffany tiba, selain Harun dan Hani, mereka juga membawa putri mereka, Cindy.Setelah mereka bertemu dan saling memperkenalkan diri, Bondan langsung berterus terang. “Kami mengajak kalian ketemuan demi masalah Sonia. Sekarang Sonia sedang dihujat habis-habisan. Bahkan, anggota Keluarga Dikara juga maju untuk merusak namanya. Seharusnya kalian sudah tahu masalah ini. Sekarang Sonia lagi tidak di Jembara. Aku harap kalian bisa maju untuk membelanya!”Cindy segera berkata, “Apa yang bisa kami lakukan untuknya? Asalkan kamu mengatakannya, kami pasti akan menjalankannya!”Belakangan ini Cindy sedang mengikuti program acara fesyen. Dia tergolong sudah memulai debutnya. Berhubung masalah King berhubungan dengan Arkava Studio, Cindy juga dihentikan dari acara. Selama dua hari ini, dia sedang tinggal di rumah.Cindy sempat bersuara un
Bondan melepaskannya. “Aku minta maaf sama kamu.”“Tadi aku juga nggak sengaja marah-marah sama kamu. Anggap saja kita impas!” Tiffany kembali duduk di bangkunya. “Kita bicara masalah serius dulu. Sonia dan Tuan Reza memang lagi nggak di tempat, tapi kita nggak boleh tinggal diam saja. Kita mesti berbuat sesuatu untuk Sonia, jangan sampai rencana orang jahat itu kesampaian!”Bondan berpikir sejenak, kemudian berkata, “Orang tua Sonia mengecamnya secara terbuka, memperkuat banyak rumor negatif sebelumnya. Masalah ini sulit untuk diatasi lagi.”Kening Tiffany berkerut. “Apa Sonia benar-benar adalah anak angkat Keluarga Dikara? Apa benar Sonia dibesarkan oleh mereka? Aku nggak percaya.”Bondan membalas dengan mengernyitkan keningnya, “Sepertinya latar belakang Sonia agak rumit. Berhubung dia adalah anggota Kak Reza, Kak Reza pun melindunginya dengan sangat baik. Aku juga tidak bisa tahu cerita lebih detail.”“Pokoknya, aku nggak percaya Sonia seperti yang mereka katakan. Sonia itu orangny
Teddy mengepal erat tangannya. Sikapnya kelihatan tegas. “Terserah kalian!”“Tuan Teddy, kamu akan segera tahu kalau kamu sudah membuat sebuah keputusan yang salah.”“Aku sudah lama bergumul di lingkaran ini. Aku juga sudah pernah mengalami banyak hal. Paling-paling aku akan keluar dari dunia perfilman. Sampai jumpa!” ucap Teddy, lalu membalikkan tubuhnya berjalan pergi.Setelah Teddy meninggalkan tempat, pria itu menghubungi Erwin. Dia melaporkan kondisi di Jembara.Erwin memerintah dengan dingin, “Coba kamu korek aib King lagi. Manfaatkan semua orang yang bisa dimanfaatkan. Pastikan dia diinjak mati-matian. Jangan beri dia sedikit pun kesempatan untuk bangkit kembali.”Sekarang Reza sedang tidak berada di dalam negeri. Ini adalah satu-satunya kesempatan. Setelah Reza pulang nanti, reputasi King sudah hancur. Meski Reza ingin membantunya, semuanya juga sudah tidak memungkinkan lagi!…Tiffany dinas selama dua hari. Setelah kembali, dia baru melihat berita King di internet. Dia berpiki
Setelah video Reviana disensor, video pun disebarluaskan di internet dan memicu kericuhan orang-orang. Suara hujatan King semakin memuncak lagi.Arkava Studio dan GK Jewelry kembali terseret dalam masalah karena King. Studio tersebut menjadi sasaran perburuan informasi pribadi dan pemboikotan. Alhasil, semua desainer diserang warganet bahkan sampai takut untuk pergi bekerja.Gerai GK Jewelry dihancurkan oleh para warganet. Mereka menuntut GK Jewelry segera mengumumkan pemutusan kerja sama dengan King. Jika tidak, mereka mengancam akan membuat GK Jewelry gulung tikar.Semua penghargaan yang pernah diraih King di dalam negeri dicabut bahkan dihapus namanya. Tidak sampai di sana saja, semua film dan drama yang melibatkannya juga ditarik dari peredaran.Nama King sepenuhnya telah diboikot di dalam negeri!Masalah semakin besar lagi. Satu per satu anggota Keluarga Dikara juga maju. Dimulai dari Bagas, Bagas dan istrinya dihalangi wartawan di depan pintu gedung perusahaan. Mereka diminta unt
Senyuman di wajah Reviana menjadi terkaku. Dia berkata dengan tersenyum, “Ada apa dengan King?”“Nyonya Reviana, King itu putri kandungmu, kenapa kamu malah mengunggah pernyataan seperti itu?” Kening Dania berkerut. “Kenapa kamu mesti berbohong, lalu memfitnah King? Kalau sampai dia tahu dirinya difitnah orang terdekatnya, apa kamu pernah berpikir betapa sedihnya dia?”Reviana merasa gusar. “Ini masalah keluarga kami. Sepertinya Nona Dania tidak berhak untuk bertanya?”“Nyonya Reviana, apa pun ceritanya, King itu anak kandungmu. Mohon hapus pernyataan itu, beri sedikit ruang untuk kamu dan Sonia. Anggap saja aku mohon sama kamu!” Dania berkata dengan serius, “Kelak kalau Nyonya Reviana memerlukanku, aku pasti akan berusaha untuk membantumu!”Sikap Reviana sangat dingin. “Tidak mungkin. Pernyataan itu sudah dipublikasikan!”“Kenapa?” Kening Dania berkerut. “Aku nggak habis pikir. Kenapa kamu begitu membenci Sonia? Saking membencinya, sampai ingin menghancurkannya?”Raut wajah Reviana me
Tuhan memang punya mata!Jantung Stella berdetak kencang. Dia menekan bagian dadanya, lalu dengan perlahan berjalan kembali ke kamarnya.Keesokan harinya, pernyataan yang diunggah Keluarga Dikara menjadi berita hangat.Di dalam pernyataan, Hendri dan Reviana mengekspos identitas mereka, lalu membenarkan bahwa merekalah yang telah membesarkan King, kemudian menjemputnya dari Kota Atria ke Kota Jembara.Mereka memang mengangkat Sonia sebagai anak asuh mereka. Hanya saja, hubungan mereka tidak semakin dekat. Sekarang King sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dengan mereka.Dari beberapa ucapan singkat itu, dapat diketahui bahwa Sonia tidak tahu diri, habis manis sepah dibuang, juga durhaka!Dalam waktu singkat, pernyataan itu sudah disebarluaskan hingga beberapa puluh ribu kali. Sekarang nama King kembali viral.Ini bukan pertama kalinya King viral. Dulu ada juga penggemar yang datang untuk membelanya, lalu mengendalikan arah opini. Namun kali ini, komentar penggemar King ditenggelamkan
Tobias berpikir sejenak. “Oh, begitu, ya? Setelah tiba di Kota Kibau, aku akan beri kalian 20% saham perusahaan baru. Apa semua itu cukup?”Reviana membalas dengan tersenyum, “Kami mengambil risiko dibunuh Keluarga Herdian, sepertinya 20% terlalu sedikit. Kalau 30%, masih bisa dipertimbangkan lagi.”Raut wajah Tobias langsung berubah muram. Dia melihat ke sisi Hendri.Baru saja Hendri hendak berbicara, Reviana sudah melanjutkan omongannya. Dia menegaskan sekali lagi. “Ayah, Sonia itu anak kandung kami. Orang yang melakukan pernyataan juga kami. Kelak kamilah yang akan dibenci Keluarga Herdian!”Pada akhirnya, Tobias juga merasa tidak berdaya dan memilih untuk mengalah. “Oke, aku akan beri kalian saham 30%!”“Terima kasih, Ayah!” balas Reviana dengan sangat puas.“Kalau begitu, kalian persiapkan dulu. Usahakan untuk unggah pernyataan itu besok pagi,” pesan Tobias.“Baik!” balas Reviana dengan segera.Hendri berdiri, lalu berpamitan dengan Tobias. Dia membawa Reviana meninggalkan tempat.