All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Presdir Lumpuh: Chapter 21 - Chapter 30

124 Chapters

BAB. 21 Rencana Kabur

A MorningErlangga mengerjapkan matanya lalu perlahan membuka matanya, ditatapnya sekeliling kamar yang tampak senyap. Ia meraba sisi sebalah tempat tidurnya.“Ke mana gadis itu?” ucap Erlangga serak.Erlangga lalu menegakkan tubuhnya dan duduk bersandar pada kepala ranjang. Diraihnya ponsel hitam di nakas samping tempat tidur. Tak ada pesan apa pun dari Melissa.Ceklek!Erlangga mengangkat kepalanya dan menatap Melissa yang keluar dari kamar mandi dengan rambut basah. Pria itu diam-diam bernapas lega untuk alasan yang tidak dia ketahui.“Aku pikir kau sudah kabur.” Ucap Erlangga.“Aku memang berencana kabur dari rumah ini!” ucap Melissa kasar.“Sebelum kau kabur, aku akan lebih dulu mencegahmu.” Ucap Erlangga. Melissa hanya mencibir tanpa suara. Gadis itu lalu mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer di depan cermin. Erlangga menatap gerakan gadis itu dengan serius.“Kau mau pergi ke mana pagi-pagi begini? Ini hari libur.” Ucap Erlangga.“Aku bukan pekerja kantoran atau guru yang
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

BAB. 22 Melissa Bermain Api

“Aku tahu. Keluargaku akan malu sekali lagi dan mungkin hal ini akan menyakiti hati keluarga Erlangga dan keluarga kita.” Ucap Melissa.“Dan hatimu juga hatiku.” Ucap Rio.Melissa menolehkan kepalanya dan menatap Rio dengan dalam. Pria ini masih memikirkan perasaan mereka di saat seperti ini.“Mungkin awalnya ini akan jadi keputusan yang sangat berani untuk kita ambil tetapi perlahan mungkin akan muncul penyesal-penyesalan di hati kita, Melissa. Aku tahu kau sangat benci dengan pernikahanmu dan juga apa yang kakakmu lakukan tetapi jauh di lubuk hatimu meskipun kau benci dengan sikap kedua orang tuamu kau masih mempertimbangkan keberadaan orang tuamu. Aku tahu kau sangat sayang dan mencintai mereka. Kalau kita pergi, aku takut hatimu akan hancur nantinya.” Ucap Rio.“Ya, kau benar. Aku sangat sayang pada ibu dan Ayah walaupun eomma selalu membuatku menangis dan melakukan hal-hal yang tidak aku sukai. Aku juga sempat berpikir bahwa bila aku pergi apa yang akan terjadi pada ibu? Dia mung
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

BAB. 23 Erlangga Tahu

“Aku akan mengantarmu.” Ucap Rio.“sayang, aku tidak mau pulang. Kita pergi ke apartementmu saja, bagaimana?” ucap Melissa.“Melissa, kau akan membuat keluarga Erlangga cemas.” Ucap Rio. “Mereka akan bertanya-tanya ke mana dirimu pergi.” Ucap Rio.“Erlangga pasti punya seribu jawaban yang bisa membuat orang tuanya tenang.” Balas Melissa.“Tidak, aku tidak ingin kau terkena masalah karena menginap bersamaku. Lagi pula saat ini kau bukanlah gadis lajang seperti dulu, kau istri dari Erlangga.” Ucap Rio berubah muram. Walaupun dia merasa cemburu setengah mati tetapi dia satu-satunya orang yang harus berpikiran jernih di sini. Dia harus membantu Melissa agar gadis itu tidak terus terkena masalah.“Oke?” ucap Rio mengulang ajakannya, gadis itu tampak sedang melamun.“Hmm.” Angguk Melissa dengan wajah muramnya. Rio menolehkan kepalanya ke arah Melissa lalu tersenyum simpul. Dia tahu Melissa pasti sangat tersiksa tinggal bersama dengan keluarga Erlangga.“Ayo!” ucap Rio lalu merangkul gadis i
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

BAB. 24 Sindiran Erlangga

Erlangga masih menatap Melissa dengan tatapan tajam. Lalu kemudian tatapan itu sedetik berubah menjadi tatapan menuduh lalu kembali menjadi tatapan tajam.“Lain kali kalau mau pulang larut malam tolong kabari aku.” Ucap Erlangga dingin. Pria itu lalu menekan tombol kursi rodanya sehingga kursi berjalan menuju ranjang.“Maaf, ponselku mati.” Ucap Melissa pelan, dia sedikit takut melihat sikap dingin Erlangga.Tak ada balasan dari Erlangga, Melissa berdiri dengan gamang, apa yang harus dia lakukan sekarang? Lebih baik dia mendengar Erlangga berbicara sarkastis padanya daripada diam seperti ini.“Aku mandi dulu.” Ucap Melissa lalu berjalan menuju kamar mandi.Melissa berjalan dengan cepat menuju kamar mandi, rasanya dia ingin mendekam saja di kamar mandi lalu keluar keesokan harinya. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa pada Erlangga yang sedang berada dalam mode seperti itu. Sikap diam Erlangga memberikan banyak pertanyaan untuk Melissa. Apakah pria itu sedang marah ataukah dia tid
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

BAB. 25 Benih-benih Cinta

“Kau menyindirku!??” ucap Melissa dengan tubuh yang sepenuhnya tegak menghadap Erlangga. Dia tidak suka dengan nada bicara pria itu. Kenapa tidak menuduh langsung saja?Erlangga menurunkan buku yang ia baca lalu menatap Melissa dengan dingin. “Aku tidak menyindirmu. Aku mengatakan apa yang aku lihat. Kenapa? Kau tidak nyaman aku menangkap basah kau sedang berciuman dengan kekasihmu?” Ucap Erlangga.“Menangkap basah? Tch– pemilihan kata-katamu baik sekali. Dengar, aku tidak akan minta maaf untuk apa yang aku lakukan di depan gerbang rumahmu. Aku tidak peduli kau marah sekali pun karena kau tidak punya hak untuk itu semua. Dan tolong jangan menatapku atau memperlakukanku seolah aku adalah seorang tersangka, kau tidak akan bisa membuatku merasa bersalah atau menuntutku untuk menjadi seseorang yang kau mau. Kita memang menikah tetapi aku bukan milikmu begitu pun sebaliknya. Tidak ada cinta dalam pernikahan konyol ini. Yang paling penting, walaupun kau adalah nakhoda, aku tidak akan pernah
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

BAB. 26 Introgasi Hanna

Melissa terbangun dari tidurnya. Matanya berpendar menatap ke sekitar kamar. Dia sendiri di kamar ini. Tidak ada Erlangga. Tempat Melissa mengembuskan napasnya dengan lega. Setidaknya dia tidak bangun dengan melihat pria itu. Semalam suntuk dia begitu tersiksa menangisi apa yang sudah pria lakukan itu kamu. Dia bukan gadis naif yang akan menangis karena sebuah ciuman. Yang menangisi adalah cara Erlangga yang memperlakukannya dengan begitu buruk.“Aku tidak akan minta maaf untuk apa yang sudah kulakukan.”“Kau pantas mendapatkannya.”Masih jelas dalam ingatan Melissa ucapan itu terlontar dari bibir Erlangga, belum lagi marah marah di wajah Melissa. Seolah pria itu memiliki hak penuh atas diri gadis itu. Melissa merasa seolah-olah sedang terbelenggu, terperangkap, dan terkekang secara batin.“Arghhh! Aku tidak akan membiarkan pria itu mengatur imajinasinya. Sudah cukup dia menilaiku dalam pernikahan tolol ini, dia tidak boleh mengatur hal yang mustahil.” Ucap Melissa pada dirinya sendir
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

BAB. 27 Erlangga Mulai Pulih

“Hmm?” bingung Melissa. Kasar dalam artian bagaimana? Sejauh ini Erlangga memang selalu bersikap kasar padanya, kan? Kasar dalam artian ucapannya yang selalu penuh dengan sarkasme dan ancaman. Pria itu juga egois.“Erlangga itu sangat ‘kejam’. Bertahun-tahun memimpin perusahaan membuatnya begitu kejam, tak jarang dia bersikap kasar pada karyawannya. Apakah dia juga kasar padamu?” Tanya Hanna.“Tidak. Dia tak pernah kasar.” Bohong Melissa. “Aku tahu bahwa sikap Erlangga memang seperti itu tapi dia tak pernah kasar padaku.” Ucap Melissa. Rasanya dia ingin sekali mengumpat pada dirinya sendiri karena mengatakan sesuatu yang tidak sesuai fakta.“Lalu.. bagaimana dia di atas ranjang?” tanya Hanna to the point.“APA?” tanya Melissa terkejut. Seketika wajahnya memerah malu. Tiba-tiba bayangan semalam saat Erlangga menciumnya muncul dalam kepalanya.“Wajahmu merah sekali, Melissa. Aku tidak akan bertanya lebih lanjut lagi itu rumah tangga kalian…” ucap Hanna menggoda Melissa.“Tidak seperti i
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more

BAB. 28 Negosiasi

A NightErlangga sedang berusaha berdiri dari kursi rodanya. Dia merasa latihan yang ia lakukan hari ini bersama Doo mengalami banyak kemajuan. Dia sudah bisa berjalan walau hanya tiga langkah itu juga masih harus berpegangan pada kruk tapi Erlangga tidak pernah merasakan semangat serta harapan yang sebesar ini untuk kembali berjalan. Apalagi latihan hari ini ditemani oleh istri pembangkangnya. Walaupun terlihat begitu tak acuh, Erlangga tahu Melissa sebenarnya mencemaskan setiap pergerakan yang ia lakukan.“Yak! Yak! Jangan terlalu memaksakan dirimu! Kau bisa jatuh!”Suara keras Melissa masih terngiang-ngiang di kepalanya. Dia senang membuat gadis itu cemas. Erlangga kembali mencoba berdiri namun dia dikagetkan dengan suara teriakan Melissa yang terdengar begitu melengking.“Yak! Erlangga apa yang kau lakukan!?” teriak Melisa yang kini berdiri di ambang pintu.“Yak! Kau mengagetkanku saja,” balas Erlangga dengan kesal.“Aku kan sudah bilang kalau mau berlatih harus didampingi. Terapi
last updateLast Updated : 2023-03-13
Read more

BAB. 29 Pengkhianat Kecil.

“Bukan begitu–”“Aku masih bisa menafkahimu, Melissa.” Ucap Erlangga serius.Melissa mengembuskan napasnya lalu menatap Erlangga dengan serius. “Dengar, aku tidak mau kita berdebat lagi. Bukan maksudku begitu, aku punya tanggung jawab bekerja. Selain aku tidak akan digaji nantinya, aku juga akan menyulitkan pekerjaan di sana karena tidak ada pekerja lain lagi.” Ucap Melissa mencoba memberi pengertian. Sejujurnya dia tak ingin bergantung pada Erlangga.“Kalau begitu berikan aku nomor rekeningmu.” Ucap Erlangga.Erlangga memutar bola matanya kesal. Ia lalu memilih untuk mengalah saja. “Baik, besok saja oke. Sekarang kita berlatih dulu.” Balas Melissa.Erlangga menganggukkan kepalanya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju Melissa. Langkah Erlangga mulai terlihat stabil meskipun pria itu membutuh waktu beberapa detik untuk melangkahkan kakinya.“Erlangga, melihat latihanmu hari ini, aku jadi curiga besok kau mulai bisa berlari.” Ucap Melissa.“Jangan membuatku besar kepala.” Ucap Erlan
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

BAB. 30 Siapa Dia?

“Selamat pagi.”“Pagi.”Melissa dan Erlangga saling membocorkan satu sama lain, Melissa masih bermasalah di tempat tidur sedangkan Erlangga seperti biasa menikmati secangkir kopi di atas kursi rodanya.“Bagaimana tidurmu?” tanya Erlangga.“Nyenyak seperti biasanya.” Balas Melissa.“Baguslah…”“Kita selalu memulai hari dengan aku yang baru bangun dan kau yang sudah lebih dulu bangun…” ucap Melissa.“Tidak juga ketika, saya tidak menemukanmu bangun tidur.” Balas Erlangga.“Apa kau tidak bosan? Banyak pria di luar sana yang ingin mereka bangun dengan secangkir kopi kemudian berdandan cantik,” ucap Melissa.“Mungkin itu pria lain, kalau aku tidak peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku lebih senang melihat istriku bangun dengan rambut acak-acakan dan wajah bengkak.” Balas Erlangga.“Kau menyindirku, hah?” tanya Melissa dengan tawa kecil.“Aku tidak menyindirmu, aku sedang membicarakanmu.” Ucap Erlangga.“Sialan,” ucap Melissa lalu melempar bantal ke arah Erlangga. Erlangga dengan cepat men
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status