Home / Rumah Tangga / Neraka 100 Hari Pernikahan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Neraka 100 Hari Pernikahan: Chapter 91 - Chapter 100

165 Chapters

Bab 91 Hari-H

"Hai, ayo masuk!" Fiolina menyambut Julio dengan ceria saat lelaki itu berdiri di depan pintu kamar hotel tempat mereka sepakat untuk bertemu. "Oh, wow! Apa kamu memesan semacam honeymoon package?" tanya Julio melihat dekorasi ruangan yang dipenuhi mawar merah, handuk berbentuk sepasang angsa dan aromatherapy yang menenangkan menguar di dalam ruang. "Iya. Kamu suka? Aku juga udah siapin ini," Fiolina menuntun Julio menuju balkon kamarnya yang ternyata terdapat meja makan berisi kue coklat dan minuman buah. "Kamu lagi banyak masalah kan di kantor? Kata orang makan coklat bisa menurunkan stress. Yuk kita makan cake coklatnya," Fiolina memotong kuenya dan meletakkan di piring Julio. "Makasih ya. Belum dimakan cakenya udah hilang setengah stressku," ucap Julio. Mereka lalu menikmati kue bersama dan mengobrol dengan topik yang random. Fiolina menganggap ini sebagai hadiah perpisahannya untuk Julio. Sementara Julio tidak tahu apa - apa dan justru berpikir dia telah memantapkan hatinya
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

Bab 92 Skandal

"Hai Julio! Kamu udah bangun? Aku pikir kamu belum di dalam jadi kamu nyuruh aku buat nunggu. Aku kaget waktu tahu kamu udah tidur di sini. Tapi kamu susah banget dibangunin." "Jawab pertanyaanku Jave! Kamu ngapain di sini?" "Apa maksud kamu? Kamu kan yang ajak aku ke sini? Dan kamu yang kasih kunci ini ke aku." Julio mengerutkan keningnya, omong kosong apa yang sedang Javeline katakan? Pikirnya. "Aku gak melakukan itu. Jangan bohong kamu jave!" "Julio! Kamu apa - apaan sih! Jelas - jelas kamu yang ajak aku ke sini setelah kita semakin dekat dua minggu terakhir?" "Kita? Semakin dekat dua minggu terakhir ini? Kamu lagi ngelindur ya?" Javeline tidak habis pikir dengan penyangkalan Julio. "Siapa yang lagi ngelindur? Apa kamu beneran udah bangun dari tidur? Lihat ini!" Javeline membuka ruang obrolan antara dirinya dan Julio di aplikasi perpesanan yang ada di ponselnya. Julio membacanya dari awal sampai akhir. Semakin dia menggulir rangkaian obrolan itu, semakin dia bingung. Dia b
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

Bab 93 Patah Hati

"Javeline, apa benar kamu di sini bersama Julio Young?" "Javeline, apa Julio ada di dalam?" "Apa benar kalian memiliki hubungan spesial?" "Sejak kapan kalian dekat?" Serbuan pertanyaan dari para wartawan itu membuat Javeline gelagapan. Julio mendengar apa yang terjadi. Ingin rasanya dia kabur tapi tidak ada jalan untuk kabur. "Julio keluarlah!""Ya, ya, keluarlah!" Teriakan para wartawan itu benar - benar memuakkan. Julio akhirnya keluar dan menghadapi mereka. "Julio, aku gak tahu harus apa," ucap Javeline yang juga sedang kebingungan. Begitu Julio berdiri di samping Javeline, sontak semua lampu kamera menyala kembali. Mereka mengambil foto lagi. "Ini adalah kesalahan! Tolong kalian bubarlah!" teriak Julio. Namun, bukannya pergi dan membubarkan diri seperti yang Julio inginkan, para wartawan itu malah mencercanya sekali lagi dengan serbuan pertanyaan. "Kami tidak akan menjawab semua pertanyaan sekarang. Kami akan melakukan konferensi pers besok!" ucap Julio sekali lagi.
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

Bab 94 Nisan Malaikat Kecil

Fiolina sebenarnya tahu bahwa sejak pukul 10 malam, Julio tidak berhenti menghubunginya. Ada puluhan telepon dan puluhan pesan dari lelaki itu. Fiolina sengaja tidak mematikan ponselnya untuk mempermainkan Julio. Berkebalikan dengan Julio yang tidak bisa tidur hingga dini hari, Fiolina malah bersantai menonton drama korea di rumah Sarah sambil menikmati seember besar popcorn. "Kamu gak berniat bicara atau menemui Julio sama sekali?" tanya Sarah. "Besok aku temui dia. Masih ada yang harus aku sampaikan ke dia. Dia harus tahu kenapa aku benci sama dia." Sarah mengangguk. "Kamu gak kasihan sama dia?" DEG! Mendadak seperti ada beban yang begitu besar menimpa dada Fiolina setelah Sarah melontarkan pertanyaan tersebut. Itu bukan pertanyaan yang mudah dijawab olehnya. "Gak," jawab Fiolina singkat. Walaupun kelihatannya dia mengucapkan itu tanpa ragu, namun sebenarnya hatinya cukup goyah. "Reputasinya kali ini benar - benar hancur," komentar Sarah. "Dia pasti frustasi haha!" Fiolina
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more

Bab 95 Konferensi Pers

Julio membaca kalimat itu dan matanya terbelalak. "I- ini apa maksudnya?" "Ini makam anak kita. Ya, walaupun secara medis dia masih berupa gumpalan darah waktu aku keguguran, tapi bagiku dia tetap adalah anakku. Dan kamu ayahnya." "Kapan kamu keguguran? Kenapa kamu gak pernah bilang kalau kamu hamil?" "Aku juga gak tahu kalau aku hamil. Masa awalku jadi istrimu dulu sangat buruk. Aku harus jadi korban kekejaman keluarga kamu dan sikap kamu yang seenaknya. Aku sampai gak sadar bahwa aku telat menstruasi." Julio masih mendengarkan. "Saat aku kabur dari kejaran kamu dan bodyguardmu karena Sarah mengkhianatiku, tiba - tiba aku pendarahan. Ferdian lalu membawa aku ke rumah sakit dan ternyata aku keguguran. Aku memutuskan gak cerita sama kamu karena..." "Karena apa Fio?" Fio berbalik menatap Julio. Air matanya sudah tergenang, tapi dia tahan mati - matian agar tidak jatuh. "Karena aku udah terlanjur benci sama kamu! Kamu memperlakukan aku seperti pelayan. Kamu gak memberiku kesempa
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more

Bab 96 Pernyataan Fiolina

Ya, wanita itu adalah Fiolina. Julio tersenyum tenang. "Dan sepertinya kamu berniat menggantikan aku bicara di sini kan?" "Dan sepertinya kamu sangat pintar dalam menebak," jawab Fiolina. "Tolong, berikan kursi dan mic untuk Nyonya Fiolina Young di sebelah saya." Fiolina mengerutkan keningnya. Tindakan Julio baru saja benar - benar tidak dia sangka. Sebenarnya, apa yang terjadi pada lelaki ini, dia seolah tidak melakukan perlawanan apapun kepada Fiolina. "Bagaimana tanggapan Anda sebagai istri Pak Julio atas berita perselingkuhan itu?" Seorang wartawan bertanya begitu Fiolina duduk di tempatnya. "Itu adalah benar," jawab Fiolina singkat. Julio hanya tersenyum saja. "Saya punya bukti," tambah Fiolina. Dia mengambil ponselnya dari dalam tas dan menyerahkannya kepada operator agar menampilkannya di layar LCD. Saat melihat apa yang ditampilkan Fiolina, keadaan kembali ricuh, lalu berubah menjadi tenang lagi karena semua orang menunggu penjelasan Fiolina. "Ini adalah capture scre
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more

Bab 97 Aku bukan Seorang Pembunuh

"Siapa kamu? Kenapa kamu lempar telur busuk ke aku?" tanya Fiolina dengan geram sambil menghampiri anak laki - laki yang sepertinya masih bersekolah di sekolah menengah pertama itu. "Suamimu pembunuh! Pasti kamu juga menikmati hasil korupsi dia kan!? Kalian berdua sangat kejam!" anak itu berteriak dan sekali lagi melempar sebutir telur ke kepala Fiolina. "Stop! Berhenti lempar telur ke aku!" Melihat pertengkaran mereka, dua orang petugas keamanan menghampiri mereka. "Anak kecil, sana pulang! Jangan buat kekacauan di sini!" bentar salah seorang petugas keamanan itu. "Aku gak akan pulang sebelum aku lihat Julio dan istrinya mati!" anak itu berteriak semakin keras seperti orang kesurupan. Karena geram, kedua petugas keamanan itu menyeret anak itu menjauh. "Lepaskan!" anak itu berusaha melepaskan diri dari kedua petugas keamanan yang jauh lebih besar dan kuat darinya. "AKU ADALAH ANAK DARI PEKERJA YANG MATI KARENA KORUPSI JULIO YOUNG! DENGAR YA FIOLINA, SAMPAI KAPANPUN AKU GAK RE
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more

Bab 98 Korban Pertama

PLAK! "Oma gak peduli apa kamu selingkuh atau tidak tapi kenapa kamu biarkan Fiolina mempermalukan kamu di depan semua orang!?" "Maaf Oma." "Maaf? Cuma itu yang bisa kamu katakan?" 18"Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus mzcengundurkan diri?" "Gak perlu mengundurkan diri," Oma menghela nafas lelah. "Karena kamu sudah dipecat. Dewan pemegang saham telah sepakat untuk memberhentikan kamu." "Oma bisa bantu kamu untuk lolos dari hukum. Tapi tekanan dari para dewan sangat besar. Oma ataupun Gani gak bisa bantu pertahankan kamu di sini." "Gak papa Oma. Julio ngerti kok." *****"Harusnya rumahnya sekitar sini. Aku udah tanya asisten Julio tadi. Nomor 17B. Mana ya?" Fiolina celingukan sambil mengendarai mobilnya pelan - pelan. "Coba depan belok kiri," kata Sarahm "Harusnya sih kalau lihat urutan nomornya, 17B sebelah kiri."Fiolina mengikuti saran sahabatnya itu. Ternyata Sarah benar, begitu mereka belok kiri, mereka melihat beberapa karangan bunga yang ternyata sebagian besar d
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

Bab 99 Korban Kedua

"Apa kita akan mengunjungi rumah semua korban? Ada empat kan?" tanya Sarah lagi."Iya. Tapi yang dua lagi besok. Kamu mau ikut lagi gak besok?" "Kalau kamu aja aku mau - mau aja." "Oke. Bentar lagi kita nyampe di rumah kedua." Fiolina mengendarai mobilnya melewati sebuah perkampungan. Sampai pada ujung jalan dia harus memarkir mobilnya karena rumah yang dia tuju ada di dalam gang kecil yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. "Permisi, apa Bapak tahu rumah Pak Jefrika Akbar?" Fiolina bertanya pada seorang laki - laki paruh baya yang sedang bersantai di depan rumahnya."Pak Jefri yang meninggal beberapa hari yang lalu?" "Iya benar Pak." "Lurus aja Neng terus sampai pojok. Rumah paling pojok yang cat hijau itu rumah Pak Jefri." "Oke makasih ya Pak." Fiolina menuju rumah yang dimaksud oleh lelaki tadi.Tidak seperti rumah ayah Zein, rumah ini jauh lebih sepi. Hanya ada 3 orang pria yang berbincang - bincang dengan seorang nenek di ruang tamu. Rumah ini juga sangat sederhana
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

Bab 100 Korban Ketiga

"Cheeeers.... ayo di makan. Saya sudah hidangkan semua makanan yang enak - enak malam ini untuk merayakan keberhasilan kita," ucap Veronica dengan penuh semangat. Ada Glins, Danuri dan juga benerapa anggota dewan di sana. Malam ini mereka berkumpul di rumah Veronica untuk merayakan dipecatnya Julio dari posisi direktur utama dan sekaligus diangkatnya Glins sebagai pengganti. "Ini semua berkat kecerdasan Glins. Dia sangat cemerlang," ujar Danuri. "Tentu saja, puteriku memang sangat cerdas," ucap Veronica sesumbar. "Sudahlah. Ini keberhasilan kita semua. Lagipula kalian juga sudah bekerja keras untuk mensukseskan rencana ini. Dan harusnya, kita juga mengundang Fiolina. Dia yang memiliki ide brilian ini dan juga bekerja dengan sangat rapi," Berbeda dengan ibunya, Glins berusaha merendah dan tidak terlihat sombong. "Benar juga. Kenapa dia tidak kita undang?" tanya Danuri. "Aku masih sedikit ragu sama dia," jawab Veronica sambil memainkan gelas wine-nya. "Kenapa?" bukankah dia sudah
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status