Home / Rumah Tangga / Neraka 100 Hari Pernikahan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Neraka 100 Hari Pernikahan: Chapter 101 - Chapter 110

165 Chapters

Bab 101 Ustadz Igar Rahman

"Iya. Kenapa ya? Sepertinya kalian berdua kelihatan heran." "Jadi, Pak Igar Rahman adalah seorang ustadz?" tanya Fiolina. "Iya. Ustadz Igar hidup sebatang kara sejak istri dan kedua anaknya meninggal dalam sebuah kecelakaan bus enam tahun yang lalu. Dulu pembangunan masjid ini sempat berhenti karena kekurangan dana. Lalu Ustadz Igar menjual rumahnya untuk membiayai pembangunan masjid ini. Jadi beliau tinggal di masjid ini." "Kalau beliau adalah seorang ustadz, mengapa beliau menjadi pekerja proyek bangunan Pak?" tanya Fiolina. "Ya, beliau mencari nafkah tentu saja. Kalau sedang tidak ad proyek, rutinitas beliau adalah mengurus masjid ini. Beliau juga yang menjadi imam sholat dan penceramah di sini. Sesekali dia diundang oleh jamaah untuk mengisi kajian dan biasanya jamaah memberinya sejumlah uang sebagai tanda terima kasih. Tapi uang dari jamaah selalu beliau masukkan ke dalam khas masjid," terang lelaki itu. "Nah coba lihat kantin masjid itu," Lelaki itu menunjuk sebuah kantin
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

Bab 102 Korban Keempat

"Yang terakhir jauh gak?" tanya Sarah. "Gak kok, gak sampai 10 km dari sini," jawab Fiolina sambil fokus menyetir. Jalan yang mereka lalui cukup lengang jadi mereka sudah tiba dalam waktu setengah jam. Cukup mudah menemukan rumah yang mereka cari karena alamatnya jelas. Sangat berkebalikan dengan masjid yang mereka kunjungi sebelumnya, rumah yang mereka datangi sangat sepi. Tidak ada tamu yang masih melayat sama sekali. "Kalau Rina di sini cuma buat kamu jadikan babu, mending dia ikut saya aja!" teriak seorang wanita dari dalam rumah. "Lihat ini! Kamu pasti pukulin dia kan sampai lebam - lebam begini?"Fiolina yang hendak mengetuk pintuk jadi mengurungkan niatnya begitu mendengar suara orang bertengkar dari dalam. Dia dan Sarah saling tatap seolah bisa berkomunikasi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, mereka sama - sama ragu apakah akan bertamu atau tidak. "Ya udah terserah ibuk aja. Saya juga udah kerepotan mengurus Tian, kenapa saya harus ngurus Rina juga? Dia bukan anak s
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

Bab 103 Isi Hati Fiolina

"Halo Rina! Rina umur berapa?" sapa Fiolina kepada anak perempuan itu. "Umur 7 tante," jawab Rina. "Wah udah gede ya. Cantik lagi," ucap Fiolina sambil mengacak rambut Rina. "Ibu di sini tinggal sendirian?" "Gak kok. Kakek Rina masih ada. Kalau jam segini dia sukanya ke mushola depan sana. Udah tua, perbanyak ibadah," jawab Ibu Faris sambil tertawa kecil. "Untungnya kami ada pensiunan. Insya Allah masih cukup untuk membesarkan Rina," lanjutnya. "Rina seneng gak tinggal sama nenek?" Rina mengangguk. "Seneng Nek. Nenek kan gak suka mukul." Jawaban polos gadis kecil itu menyayat hati Fiolina. "Memangnya di sana Rina sering dipukul ya?" Fiolina tidak tahu apakah dia tepat dengan menanyakan hal itu kepada Rina. Itu hanya pertanyaan yang reflek keluar dari mulutnya. Rina mengangguk lagi. "Kalau ayah kerja, ibuk sering pukul Rina. Kalau ayah pulang Ibuk jadi baik.""Rina sabar ya. Rina anak kuat. Di sini Rina pasti di sayang," Fiolina membelai kepal gadis kecil itu sambil menghiburny
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

Bab 104 Tuan Ferdian?

"Bangun Fio! Udah jam 4 nih ayo mandi trus ke resto Ferdian," Sarah menggoyang tubuh Fiolina untuk membangunkannya. "Hm... oke..." ucap Fiolina dengan malas - malasan. Namun karena sadar mereka bisa terlambat karena bisa jadi jalanan sedang macet, Fiolina akhirnya mandi dan bersiap - siap dengan kecepatan kilat. "Iya, aku sama Fio udah di jalan kok ini, bentar ini nyampe," kata Sarah saat Ferdian meneleponnya. Padahal, mereka baru satu menit yang lalu meninggalkan kediaman keluarga Chow. "Oke. Kerjaanku udah beres semua. Aku cuma tinggal nunggu jam shift-ku habis aja ini," terang Ferdian. "Oke. Kami lagi meluncur kok ini. Tunggu ya." Saat mereka tiba di restoran, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. "Lama banget, katanya tadi udah mau sampai," protes Ferdian. "Ah itu sih Sarah aja yang membual. Orang tadi pas kamu telepon sebenernya kamj baru aja keluar rumah kok," jawab Fiolina. "Udahlah yang penting kan nyampe sebelum jam 6," Sarah membela diri. Ferdian hanya bis
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

Bab 105 Tekad yang Batal Terwujud

"Investigasi tim khusus atas kasus kecelakaan waktu lalu masih belum menunjukkan hasil yang signifikan Pak," lapor Haidar. "Sudahlah, lupakan saja! Saya juga udah kehilangan minat untuk mengungkap kebenarannya," respon Julio. Ya memang, jabatan CEO sudah lepas, Fiolina juga sudah pergi, Julio tidak melihat alasan untuk terus terlibat dengan urusan proyek itu. Biarlah semua orang menganggapnya koruptor, dia tidak peduli*****Beberapa minggu yang lalu. "Kamu harus punya senjata untuk sewaktu - waktu melawan balik Glins," ucap Ferdian. Saat itu mereka masih berada di rumah nenek di desa. "Apa itu perlu? Apa ada kemungkinan Glins jadi beralih memihak Julio?"tanya Fiolina. Ferdian tertawa kecil. "Fiolina, kamu terlalu polos. Perempuan jahat seperti Glins bisa kapan saja berubah menjadi pengkhianat. Entah karena dia beralih mendukung Julio atau sekedar ingin menyingkirkan kamu." "Untuk apa dia ingin menyingkirkan aku kalau aku membantu mewujudkan rencananya," Fiolina masih belum men
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

Bab 106 Identitas Ferdian

Julio bergegas ke rumah sakit. Beberapa hari terakhir ini dia menunggu kabar dari Fiolina, dia merindukan wanita itu. Sekalinya mendapat kabar, ternyata Fiolina sedang dirawat di rumah sakit. "Saya Julio, suami dari Fiolina Chow, pasien yang dirawat karena kecelakaan. Bisa saya tahu keadaan dia sekarang dan apakah dia masih di UGD ataukah sudah dipindah ke kamar perawatan?" "Sebentar ya Pak." Julio menunggu dengan gelisah. "Pasien dipindahkan ke ruang ICU karena mengalami koma Pak." Hati Julio mencelos. Fiolina sampai koma? Separah apa kecelakaannya?"Jika Anda walinya silahkan lengkapi administrasi pasien terlebih dahulu Pak setelah itu Anda bisa menjenguk untuk melihat keadaannya." "Oke." Julio segera melengkapi administrasi yang diperlukan. Setelahnya, dia mengunjungi Fiolina yang masoh terbaring tak sadarkan diri. "Fio, kenapa kamu suka banget masuk rumah sakit?" ucap Julio lirih. Julio menyentuh jari - jari kurus Fiolina. Dia berpikir seharusnya mereka berdua bisa menjad
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

Bab 107 Sahabat Lama

Ferdian sedikit menegang. "Aku akan melakukan itu kalau aku udah gak waras," Dirga tertawa terbahak - bahak. Ferdian menghela nafas lega. "Tenang aja. Aku lebih memilih persahabatan kita." "Kalau mereka tahu kamu menutupi keberadaanku, kamu bisa dianggap sebagai pengkhianat." "Itu nanti aja dipikirkan. Tapi ngomong - ngomong, kalau kamu gak mau keluargamu tahu keberadaanmu, bukankah bekerja di sini sangat beresiko? Kenapa gak tetap di desa aja?" Dirga penasaran mengapa Ferdian nekat tinggal di kota. "Oh itu..." Ferdian sedikit meragu. Dia tersenyum mengingat kebodohannya sendiri. "Kenapa?" "Alasanku tinggal dan kerja di sini adalah... karena aku jatuh cinta." Dirga tersenyum mendengar jawaban itu. Dia tidam terlalu terkejut karena dia sudah menduganya. "Apa salah satu di antara perempuan yang kemarin?" "Gimana kamu bisa tahu?" "Mudah ditebak. Kamu kan tahu kemampuanku." Ferdian berdecak. "Sombong." "Jadi, kamu jatuh cinta sama sahabat Fiolina Chow. Di mana kalian bertemu
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

Bab 108 Si Penasehat Cinta

"Sopir yang menabrakkan mobilnya ke mobil Ibu Fiolina sudah meninggal Pak," lapor Haidar. "Ada dugaan kuat bahwa dia juga orang suruhan Billy. Kabar baiknya, polisi sudah mendapat petunjuk akan keberadaan Billy," tambahnya. "Tua bangka itu tidak pernah menyerah. Dan Fiolina sangat ceroboh. Setiap kali kita berikan dia bodyguard, ada saja masalah yang membuatnya pergi dari sisiku." "..." Haidar tidak tahu harus berkomentar apa pada pernyataan sentimentil Tuannya itu. "Haidar, menurutmu apa yang bisa aku lakukan agar Fiolina mau kembali padaku?" Haidar menggigit bibir bawahnya. Tuannya ini benar - benar keterlaluan, pikirnya. Memang benar dia asisten pribadi dan dia sering diminta pendapat soal pekerjaan. Urusan bisnis memang keahliannya tapi soal percintaan, dia sama bodohnya seperti Julio. "Saya... juga tidak terlalu paham soal percintaan Pak. Jika saya ahli saya pasti sudah punya tunangan atau istri. Kenyataannya..." Haidar berhenti. Mendadak dia merasa kalimatnya terlalu pesim
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

Bab 109 Pertemuan

"Eh gak kok. Bukan apa - apa. Kamu ada saran lain?" "Dengan perempuan, kita harus merespon menggunakan empati. Karena mereka banyak menggunakan perasaan. Maka itu tidak bisa dilawan dengan logika." "Bisa kamu beri contohnya?" "Misalnya mereka sedang cemburu. Daripada berkata semacam 'intinya aku sama dia kan cuma teman, kami gak ada hubungan apa - apa. Kamu terlalu overthinking', lebih baik katakan 'aku minta maaf kalau sikapku bikin kamu cemburu, aku gak pernah dengan sengaja menjadi dekat sama dia karena aku hanya mencintai kamu.' Kurang lebih seperti itu Pak.""Wow. Kamu kelihatan sangat mengerti perempuan. Sepertinya Haidar benar merekomendasikan kamu. Oke. Semua saran kamu akan saya lakukan. Dan ingatkan saya ya nanti, kalau berhasil saya akan kasih kamu bonus. Termasuk haidar yang sudah merekomendasikan kamu." "Terimakasih banyak Pak." Setelah kepergian Leno, Julio jadi senyum - senyum sendiri. Dia ingat bagaimana awalnya dulu dia jatuh cinta kepada Fiolina. Lalu dia menj
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

BB 110 Herlia Wilsoni

"Pak Soeri?" Ferdian menatap lelaki di hadapannya dengan pandangan tak percaya. "Sulit sekali menemukan Anda Tuan! Kami sempat mendapat petunjuk kalau Dirgantara menemui Anda di sebuah restoran. Namun sepertinya kami salah. Tidak disangka - sangka justru kita bertemu di sini!" ujar lelaki paruh baya yang ternyata bernama Soeri itu. Ferdian bimbang apakah dia akan kabur atau pergi setelah melakukan penolakan dengan elegan. "Kenapa Tuan ada di sini? Apakah Tuan Sakit? Nyonya di rawat si ruang vvip. Saya mohon jenguklah dia siapa tahu dengan begitu keadaannya membaik," pinta Soeri. "Tidak masalah jika Anda tidak ingin pulang. Tidak akan ada yang memaksa Anda," Soeri seperti tahu apa yang dipikirkan oleh Ferdian. "Anda cukup menjenguk Nyonya saja," tambahnya. "Mama sakit apa?" tanya Ferdian. "Infeksi paru - paru. Sekarang sudah jauh lebih baik. Tapi beliau akan sangat senang jika Tuan mau mengunjunginya."Ferdian berpikir sejenak. Sarah menoleh ke arahnya dengan wajah penuh tanda tan
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status