Home / Rumah Tangga / Neraka 100 Hari Pernikahan / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Neraka 100 Hari Pernikahan: Chapter 111 - Chapter 120

165 Chapters

Bab 111 Keluarga Wilsoni

"Trus setelah mamamu dan kamu akhirnya tinggal di rumah keluarga Wilsoni, apa yang terjadi? Kenapa kamu sampai kabur? Bukannya enak jadi cucu konglomerat?" "Awalnya mereka manjain aku. Mereka sangat benci sama papa angkatku. Jadi, aku gak pernah dibolehin ketemu sama dia. Padahal aku sama mama kangen banget. Tapi, oma dan opa berhenti baik sama aku setelah akhirnya mereka tahu kalau aku cuma anak angkat. Itu saat aku masih kelas 2 SMP." Ferdian tertunduk mengenang saat itu. Saat itu dia baru saja pulang sekolah. Dia melewati ruang tengah di rumah keluarga Wilsoni dan melihat ibunya bersitegang dengan kakek dan neneknya. PLAKK!! Neneknya menampar ibunya. "Beraninya kamu membohongi kami! Bisa - bisanya kamu membawa anak pungut ke dalam rumah ini!" ucap neneknya dengan penuh amarah. Ferdian saat itu belum tahu bahwa dirinya bukanlah anak kandung kedua orang tuanya. "Apa bedanya sih Ma? Buat Herlia dia adalah anak Herlia. Herlia sudah merawat dia sejak dia masih bayi mungil." "Te
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more

Bab 112 Rencana Soeri

"Jahat gimana?" "Dia bermuka dua. Dia sebetulnya juga tidak terima dengan sikap pilih kasih Opa. Tapi dia selalu pura - pura jadi anak penurut agar Opa tidak selalu memarahinya. Gak seperti yang selalu protes di depan seperti mamaku, dia suka main belakang. Dia licik. Dia bahkan pernah nyaris membunuh Om Helang, kakaknya sendiri." "Hah? Sampai separah itu?" "Iya. Keluarga Wilsoni hanya terlihat sempurna di luar. Dalamnya sangat bobrok. Seperti neraka. Opa adalah laki - laki yang sangat patriarki. Bagi dia, perempuan memiliki level yang selamanya di bawah laki - laki. Oma harus selalu menurutinya tanpa tapi. Begitu juga anak - anak perempuannya. Anak laki - laki lebih memiliki keleluasan di pendidikan dan karir. Sementara anak perempuan dikuliahkan maksimal sampai S1 itupun cuma agar keluarga Wilsoni tidak malu." Ferdian mendengus dan menggeleng. "Di perusahaan pun, mereka hanya diberi posisi maksimal manager. Ini tahun 2023 dan masih ada orang berpikiran seperti Opa." "Bener - be
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more

Bab 113 Bertemu Hernando

Julio sudah tidak berada di dalam ruang ICU. Dia duduk di ruang tunggu sembari mengotak - atik laptopnya. "Julio!" panggil Sarah. "Hei Sar!" "Kamu gak pulang?" tanya Sarah. "Aku gak akan pulang. Aku akan jagain Fiolina. Aku rasa aku harus pakai salah satu kamar rumah sakit untuk tempat tidur." "Emangnya ini hotel? Ini rumah sakit Julio, kamar di sini bukan untuk bermalam tapi buat perawatan pasien." "Yah, aku gak peduli. Buktinya mereka membolehkan aku pakai kamarnya asal aku bayar kok," jawab Julio cuek. Sarah menghela nafas. "Oke lah terserah. Gimana keadaan Fiolina?" "Kata dokter semua organ vitalnya semakin membaik. Tapi sayangnya, dia belum sadar." Sarah mendudukkan dirinya di samping Julio. "Julio, kamu kenal dengan keluarga Wilsoni?" tanya Sarah. Pertanyaan Sarah berhasil membuat Julio menoleh dan menghentikan aktifitasnya. "Kenapa tiba - tiba tanya soal Wilsoni? Dan kamu denger nama itu dari mana?" "Ya barusan denger aja. Habis nguping orang ngobrol di kantin sebu
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more

Bab 114 Veronica

"Opa bisa menamparku berkali - kali atau bahkan memukulku, tapi itu gak akan mengubah fakta bahwa ucapanku benar," Ferdian masih tersenyum. Dulu, saat dia belum sedewasa sekarang, dia selalu menghadapi kakek angkatnya itu dengan penuh emosional. Sekarang, dia sudah bisa lebih menguasai diri. Hernando mengepalkan tangannya. Nafasnya meenjadi lebih berat dari sebelumnya. Dadanya kembang kempis menahan emosi. "Oke Herlia, kalau kamu mau pergi maka pergilah. Tapi ingat, setelah ini, jangan pernah kembali lagi." Pandangan Herlia menunduk. Dia adalah seorsng wanita dewasa dengan usia lebih dari separuh abad. Namun, dalam dirinya masih ada sosok anak kecil yang haus akan kasih sayang seorang ayah. "Iya Pa. Herlia gak akan kembali ke rumah ini lagi kok," jawabnya tenang. "Dan ingat, kalau kamu kekurangan uang, jangan pernah meminta kepada Papa atau Mama kamu. Kamu ingat kan, terakhir kali kamu menyerah dengan kehidupanmu yang susah dan kamu kembali ke rumah ini. Papa gak akan menerima
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

Bab 115 Pengakuan

Julio menatap istrinya yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Fio, ayo bangun. Setelah itu, kamu boleh balas dendam lagi sama aku," Julio mencium tangan Fiolina. Dia membelai uraian rambut Fiolina. Lalu dia kecup kening wanita itu. "Aku udah kehilangan jabatanku sebagai CEO di perusahaan Young. Mungkin, aku juga akan kehilangan hak warisku. Reputasi baik yang selama ini aku bangun juga udah hilang," Julio terus menatap Fiolina dengan tersenyum. "Kamu mau aku kehilangan apa lagi? Aku masih punya rumah, mobil, tabungan, Julio Aksara Corp. Kamu boleh menyusun rencana apapun buat ambil itu semua. Tapi, tolong jangan buat aku kehilangan kamu." Julio terus bicara. Dia selalu mengajak Fiolina berbicara, setiap hari, walaupun dia tidak pernah mendapat respon. "Karena kasus kemarin, Klien Julio Aksara Corp semakin hari semakin berkurang. Gak ada kasus yang perlu aku tangani sampai sejauh ini. Pengacara lain di Firma Hukumku juga banyak yang menganggur. Kamu tahu apa hikmahnya kalau nan
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

Bab 116 Perubahan Rencana

Fiolina mengangguk. Dia mulai meneteskan air matanya. "Bahkan. Ide itu awalnya dari aku. Aku yang punya ide untuk membuat kamu terlihat seperti koruptor dan tukang selingkuh. Karena saat itu aku marah banget sama kamu. Dan aku ingin melihat kamu hancur seperti kamu menghancurkan aku."Julio tertegun. Dia tidak terlalu kaget saat mengetahui Fiolina merencanakan plot untuk membuat dia seolah berselingkuh dengan Javeline, tapi dia tidak pernah berpikir bahwa Fiolina mampu merekayasa kecelakaan proyek yang menyebabkan begitu banyak korban. "Tapi, aku pikir kecelakaan yang Glins rencanakan hanyalah kecelakaan kecil. Yang penting bisa mengungkap penggelapan dana proyek yg terjadi. Aku gak menyangka sampai ada 4 orang meninggal," lanjut Fiolina. Fiolina menatap Julio dengan perasaan takut. Dia sebetulnya sangat takut Julio menjadi sangat marah, tapi dia tetap mengakui semuanya. "Aku merasa bersalah sama 4 korban itu dan keluarganya. Jadi aku mengunjungi keluarga mereka satu persatu. Dan
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

Bab 117 Berita Duka

"Ferdian ternyata anak konglomerat," bisik Sarah. "Hah? Gimana gimana? Kamu tahu dari mana?" Sarah pun menceritakan semua yang dia ketahui mulai dari pertemuan Ferdian dan Soeri hingga akhirnya pembicaraannya dengan Julio tentang keluarga Wilsoni. "Oh aku juga kayaknya pernah dengar soal keluarga itu dari papaku deh. Jadu, Ferdian anak angkat di keluarga itu?" "Yup," Sarah mengangguk sambil mengambil apel untuk dia kupas. "Trus kamu bilang dia ada rencana buat membawa mama angkatnya tinggal sama dia? Keluar dari rumah keluarga Wilsoni?" "Yup," Kali ini apelnya sudah berhasil dikupas dan Sarah memotongnya untuk diberikan kepada Fiolina dan dimakan sendiri. "Kapan dia bawa mamanya pindah?" Fiolina menikmati apelnya. "Udah dua hari yang lalu sih. Tapi aku belum mengunjungi dia sama sekali. Bosku lagi rese dan kasih aku kerjaan tambahan jadi aku sibuk banget." Fiolina mengangguk - angguk. "Eh aku baru ingat! Salah satu bibinya Ferdian ternyata Ibu tirinya Julio lho! Aku sampai l
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

Bab 118 Deal

DEG! Fiolina dan Sarah merasa sangat terkejut. Mereka berdua saling pandang. "Dan alasan kematiannya adalah karena kelelahan. Coba kalian baca berita - berita ini," Julio menyodorkan ponselnya kepada Fiolina. Sarah yang penasaran mendekat untuk ikut membaca. "Entah kalau orang lain, tapi menurut pandanganku ini sangat mencurigakan," Julio berkomentar. "Mencurigakan kenapa?" tanya Fiolina. "Glins dan Veronica sama - sama ambisius. Setelah Glins berhasil menyingkirkan aku, jika Veronica bisa menyingkirkan kakak laki - lakinya, itu adalah kemenangan yang telak." "Aku masih gak ngerti," Fiolina berusaha menggali informasi dengan lebih dalam. "Oma dan papaku bersikeras harus aku yang menjadi penerus di perusahaan Young karena mereka gak ingin kekayaan kami dikuasi oleh Veronica. Aku gak tahu gimana ceritanya dulu papa dengan bodoh meninggalkan mama demi Veronica tapi akhir - akhir ini hubungan papa dan Veronica tidak cukup baik," Julio berhenti sejenak untuk meneguk segelas air. F
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Bab 119 Kerjasama

Julio terlihat sangat senang walaupun baginya 27 hari sangat sebentar. Dia menyesali 73 hari yang dia sia - siakan dan dia bertekad 27 hari ke depan akan jauh lebih baik. Setidaknya dia dan Fiolina bisa berteman. "Ehem! Udahan dong liat - liatannya! Kejam banget sama jomblo yang ada di sini," protes Sarah. "Kalau gitu kenapa gak kamu cari jodoh aja?" balas Julio. Sarah menghela nafas. "Apa cari jodoh segampang cari gorengan?" "Kamu mau aku kenalin sama temen - temenku yang masih jomblo? Kebanyakan temenku adalah laki - laki kaya yang sukses. Walaupun gak ada yang seganteng aku tapi mereka cukup keren," tawar Julio. "Haha! Gak perlu. Makasih," Sarah melengos. Di tidak terlalu suka dijodohkan. "Sarah itu gak suka dijodoh-jodohin," terang Fiolina. "O ya? Kamu yakin gak mau kenalan sama cowo - cowo di circle ku? Kualitas mereka udah pasti lebih oke daripada mantanmu itu," Julio masih berusaha meyakinkan Sarah. "Hah! Semua orang di muka bumi ini kualitasnya udah pasti di atas pecun
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Bab 120 Ayo ke Dubai

"Kalian datang," ucap seorang wanita dewasa dari balik punggung Ferdian dan Herlia. "Mama," sapa Herlia. Wanita yang dipanggil mama oleh Herlia itu lalu tersenyum sinis. "Masih menganggapku mama rupanya." "Tentu Ma," jawab Herlia. "Hah! Kalah kamu menganggap aku mama, kamu gak akan memilih anak yang gak ada hubungan darah sama sekali dengan kamu ini dibanding keluarga kamu sendiri!" wanita itu menunjuk muka Ferdian. Ferdian hanya terdiam. Tuan Besar Hernando mungkin keras dan raja tega, tapi istrinya ini jauh lebih kejam. "Oma, bisakah kita gak perlu bertengkar? Bukannya sekarang masih sedang dalam suasana duka?" Ucap Ferdian yang mencoba untuk bersikap dewasa. Wanita itu mendekati Ferdian dengan senyum miringnya. "Kamu gak punya suara di sini. Sadari status dan posisi kamu anak muda." Ferdian balik tersenyum miring. "Tentu saja. Statusku amat baik. Seandainya aku punya darah Wilsoni, aku mungkin terpaksa mengurasnya dan mengganti dengan darah yang lain saking gak sudinya." P
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status