Semua Bab Neraka 100 Hari Pernikahan: Bab 131 - Bab 140

165 Bab

Bab 131 Insiden Kecoa

"Ya gimana lagi dong?""Yah! Ya udah deh ayok. Ini mobilnya gimana?" "Biar aja di sini. Aku telepon asistenku dulu," Ferdian lalu bicara serius di telepon. Dia mengirim lokasi gps-nya kepada mereka lalu mulai menengok ke kanan kiri untuk memutuskan berjalan ke arah mana. "Coba ke sana yuk! Itu ada rumah makan. Kita tanya mereka ada penginapan gak dekat sini," Ferdian menunjuk sebuah rumah makan kecil yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang. "Oke," Sarah menyetujuinya. "Permisi... Maaf Pak, boleh kami tanya? Apa di dekat sini ada penginapan ya?" tanya Ferdian kepada seorang lelaki yang sepertinya adalah pemilik rumah makan. "Penginapan? Setahu saya gak ada Bang," ucapnya. "Ih gitu ya? Duh gimana ya?" "Kenapa Bang?" tanya lelaki itu. "Mobil kami mogok di sebelah sana. Jadi kami harus menginap di sini malam ini dan berangkat ke jakarta besok pagi setelah mobilnya beres." "Oh... coba saya tanya istri saya dulu Bang. Kali dia tahu. Tunggu ya!" Lelaki itu memanggil istr
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-28
Baca selengkapnya

Bab 132 Demo

"Ada apa ini!?" Oma syok berat begitu dia sampai di depan kantor Young Corp. Segerombolan orang yang merupakan karyawan perusahaan sedang berkumpul di depan pintu utama. Mereka berteriak dan membawa spanduk tuntutan. Jumlahnya tidaklah sedikit. Paling tidak ada 150 orang."Sepertinya beberapa pekerja sedang melakukan demonstrasi Nyonya," ucap asisten pribadi Oma. "Demo? Demo untuk menuntut apa?" "Itu yang belum saya ketahui." Oma menghela nafas dengan frustasi. Dia memasuki gedung dari pintu samping karena pintu utama di blok oleh kerumunan massa. Oma segera menuju ruangan Glins untuk mengkonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi. "Glins! Apa yang terjadi?" Glins yang sedang berdiri tegang di jendela ruangannya sontak menoleh saat Oma datang. "Aku juga bingung Oma. Mereka menuntut hal - hal yang menurutku sudah kita jalankan selama ini." "Kalau memang sudah terlaksana kenapa mereka menuntut?" "Itulah yang aku bingungkan," jawab Glins. "Katakan apa yang mereka inginkan!" "Mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-29
Baca selengkapnya

Bab 133 Pertengkaran

"Ada apa Glins?" Veronica memasuki ruangan Glins. "Apa yang Mama lakukan?"Veronica mengerutkan keningnya. "Apa maksud kamu? Memangnya apa yang mama lakukan?" "Apa ini perbuatan Mama? Ayo Ma, mengakulah. Supaya aku bisa menyelesaikannya." "Apa?" Glins menghela nafas. Dia meragukan ucapan Veronica yang seolah tidak tahu apa - apa itu. Dalam hatinya, Glins sangat yakin semua ini perbuatan ibunya. Memangnya, siapa lagi yang bisa berbuat dengan begitu rapi dan terstruktur seperti ini selain ibunya? Gaji karyawan dipotong tanpa ada bukti apapun yang mengarah ke sana. Siapa lagi yang mampu menyuap karyawan sekelas manager dan direksi selain Ibunya?"Apa yang Mama perbuat pada karyawan itu? Ratusan karyawan menuntut, ratusan lainnya bersaksi bahwa itu benar. Gaji mereka dipotong, lembur tidak dibayar, beban kerja ditambah, cuti dipersulit sekalipun untuk kepentingan mendadak dan darurat. Apakah semua itu menghasilkan keuntungan yang besar?" "Apa yang kamu katakan Glins? Bagaimana mun
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-29
Baca selengkapnya

Bab 134 Pesta Ulang Tahun

"Sebentar, gimana bisa cek itu ditandatangani oleh Glins tanpa dia sadari?" Fiolina bertanya pada Julio yang masih santai memakan popcorn sambil menonton berita di TV. "Glins gak menandatanganinya," jawab Julio santai. "Trus? Kok bisa ada tanda - tangannya?" "Itu perbuatan Rey." "Rey? Rey kakaknya Rossi?" "Iya, anak kurang ajar yang dulu hampir melecehkan kamu itu." "Apa yang dia lakukan?" "Dia mencuri cek dan stempel tanda tangan Glins di ruang kerja Glins." Fiolina tertawa. "Dan Glins gak sadar uangnya hilang?" "Cuma 10 juta. Dia gak akan sadar. Kecuali dia baca notifnya bahwa itu melalui cek. Tapi sih seringnya dia abaikan. Karena dia juga kasih Rey dan Rossi kartu debit rekening atas nama dia buat mereka jajan. Rey dan Rossi berkali - kali pakai uang dia. Selama jumlahnua wajar, dia gak terlalu peduli." "Hah? Glins kasih Rey dan Rossi kartu debitnya?" "Yup. Walaupun Glins licik, tapi dia sangat memanjakan saudara - saudaranya yang lebih muda dari dia." "Oh gitu. Sekara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-29
Baca selengkapnya

Bab 135 Terkuak

"Halo semuanya. Perkenalkan saya Reynaldi Young. Saya adalah sepupu dari kakak saya tercinta, Glins Young," ucap Rey. Semua orang kini fokus memperhatikan Rey. "Saya di sini mau mengucapkan selamat ulang tahun kepada Kak Glins. Kak Glins, selamat ulang tahun ya, terimakasih sudah menjadi kakak yang baik buat aku selama ini. Ini ada hadiah buat Kak Glins," Rey meraih sebuah kotak kecil dari dalam kantongnya lalu menyerahkan kepada Glins. "Karena aku masih kuliah dan belum kerja, hadiah ini mungkin murah buat Kak Glins. Tapi aku tulus memberikannya karena aku sayang sama Kak Glins. Aku menabung untuk membeli ini selama 10 bulan. Semoga Kak Glins suka," Rey mengusap air mata di sudut matanya. Dia memeluk Glins. Sebenarnya, itu dia lakukan karena dia merasa bersalah telah mengkhianati Glins. Selama ini, Glins berperan sebagai seorang kakak yang baik kepadanya. Tapi dia tidak ada pilihan lain, dia terlalu takut menghadapi Julio. Para tamu bertepuk tangan melihat Glins dan Rey yang b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-29
Baca selengkapnya

Bab 136 Terusir

"Glins menyuap manager HR untuk memecat beberapa safety engineer andalan Julio dan membuatnya bersaksi bahwa itu adalah perintah Julio. Hahaha!" Lagi - lagi Daniel tertawa sambil menyedot ingusnya. "Julio yang malang! Lalu, Glins menggantikan para engineer berkualitas itu dengan engineer abal - abal yang bahkan salah satu di antara mereka terindikasi melakukan pemalsuan ijazah! Benar - benar sampah. Aku juga gak tahu di mana Glins menemukan gerombolan sampah itu," lanjut Daniel. "Tentu saja orang - orang menuduh Julio sengaja melakukan itu untuk mengurangi biaya gaji. Karena mereka digaji hanya separuh dari gaji para engineer profesional yang sudah dipecat itu.""Lalu, material mulai diganti dengan material murahan yang jauh di bawah standar nasional." "Lalu apa yang terjadi?" kulik Sarah. "Fondasi dibangun dengan material bobrok tentu saja hanya dalam beberapa hari wush wush wush roboh! Hahaha! Kamu pasti tahu beritanya. Kemarin sempat viral. Empat orang meninggal, puluhan luka -
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-29
Baca selengkapnya

Bab 137 Debaran

"Ma!" Ferdinan mulai meninggikan suaranya. "Tidak perlu mengusir Glins dengan cara se-" "Keputusan sudah final. Siapapun tidak boleh ada yang membantah!" Oma berlalu pergi meninggalkan semua orang. Glins juga beranjak ke kamarnya. Beberapa menit kemudian, dia turun dengan dua buah koper besar. "Barang dan pakaianku masih banyak, besok akan aku suruh orang untuk mengambilnya," ucapnya."Glins, jangan terpancing emosi. Tetaplah di sini dulu hingga kemarahan Oma kamu mereda," bujuk Ferdinan. "Gak Pa. Oma gak akan berubah pikiran. Lagipula, sudah benar aku diusir. Aku telah menghancurkan reputasi perusahaan dan keluarga Young bahkan menghilangkan 4 nyawa." "Jangan matikan atau ganti nomor hape kamu. Pastikan kamu tetap bisa dihubungi. Papa akan segera mengkontak kamu setelah ini. Istirahat dulu di rumah keluarga Wilsoni, tenangkan dirimu." Glins mengangguk lalu pergi. Setelah beberapa langkah, dia berbalik. "Aku sudah memaafkan Papa," ucapnya. Air mata Ferdinan tak bisa ditahan. D
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-30
Baca selengkapnya

Bab 138 Penyesalan Hernando

"Ini lho tas kamu ketinggalan. Nih, yang kecil nih!" Ferdian menyerahkan tas tangan Sarah. "Eh oh, iya, makasih, bye..." Setelah Ferdian pergi, Sarah masih terpaku di tempatnya memandang mobil Ferdian sampai benar - benar hilang dari pandangan. Entah kenapa dia tiba - tiba merasa sepi. Walaupun hanya 2 hari, kebersamaannya dengan Ferdian terasa amat menyenangkan. Namun, lagi - lagi Sarah mengabaikannya. Ferdian sendiri merasa cukup nyaman bersama Sarah. Tapi tidak ada perasaan apapun selain itu. "Iya Ma, habis ini aku nyampe kok," ucap Ferdian saat mamanya menelepon."Oke. Hati - hati ya sayang. Di sini, ada yang ingin bertemu dengan kamu." "Siapa?" "Pulanglah dulu. Nanti kamu juga akan tahu." "Oh oke." Ferdian heran kenapa mamanya mendadak menjadi misterius. Padahal, tinggal sebutkan saja nama orang yang ingin bertemu dengannya. Namun, itu tak membuat Ferdian terburu - buru. Dia tetap menyetir dengan santai hingga dia baru sampai di rumahnya 45 menit kemudian. "Ma... aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-01
Baca selengkapnya

Bab 139 Tekad

"Papa terkena stroke," kata Veronica. Herlia memejamkan matanya, merasa iba dengan keadaan ayahnya. Dia beralih memandang adiknya yang berdiri di depan kamar perawatan rumah sakit dengan kaku dan tanpa ekspresi. Tidak ada penyesalan ataupun kesedihan di matanya. "Aku akan bayar perawat buat menjaga Papa. Apa kak Herlia masih mau di sini? Aku mau pulang," ucap Veronica sambil melirik jam tangannya. "Apa ada urusan kantor yang mendesak?" tanya Herlia. "Gak ada. Aku cuma bosen di sini. Aku mau tidur di rumah." "Kamu gak mau jagain papa sebentar?" "Buat apa? Kan aku udah bilang kalau aku udah membayar perawat pribadi buat Papa." "Oh. Mungkin rasanya akan beda kalau anaknya sendiri yang menemani." Veronica tertawa. "Yang benar saja. Kalau Helang mungkin papa akan senang. Terimalah kenyataan, papa gak menyayangi kita berdua." Herlia tertunduk. "Ya bisa saja. Tapi, aku menyayanginya." "Itu karena kamu lemah. Papa adalah seorang ayah yang layak dibenci. Kalau Kak Herlia mau temani
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-01
Baca selengkapnya

Bab 140 Masa Kecil Kakak Beradik

"Kenapa melamun gitu?" Julio menepukkan tangannya di depan wajah Fiolina yang memang sedari tadi terlihat melamun. "Mie-nya sampai cuma kamu mainkn sama garpu gitu aja gak kamu makan," tambah Julio. "Aku tiba - tiba kepikiran Glins," jawab Fiolina."Kepikiran Glins? Kenapa?" "Ya kasihan aja. Setelah dengar pengakuan Glins dan cerita dari Papa Ferdinan, aku rasa Glins selama ini cuma korban. Dia merasa kurang kasih sayang. Sementara di sampingnya ada Mamanya yang terlalu ambisius yang menekannya untuk jadi sempurna." Julio terdiam. Dia pikir - pikir, Fiolina ada benarnya juga. "Benar juga ya. Kasihan dia." "Kamu gak pernah deket sama dia sama sekali dari kecil?" "Hm..." Julio berusaha menggali memorinya. "Deket sih gak. Tapi kami dulu saat masih kecil, interaksi kami cukup baik. Maksudku, gak ada permusuhan ataupun persaingan. Mungkin karena kami masih anak - anak dan sama - sama polos." Julio lalu tersenyum. "Glins sebenarnya anak baik. Aku gak inget kapan tiba - tiba dia beru
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status