Share

Bab 104 Tuan Ferdian?

Penulis: Lisandi Noera
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-15 22:23:45

"Bangun Fio! Udah jam 4 nih ayo mandi trus ke resto Ferdian," Sarah menggoyang tubuh Fiolina untuk membangunkannya.

"Hm... oke..." ucap Fiolina dengan malas - malasan.

Namun karena sadar mereka bisa terlambat karena bisa jadi jalanan sedang macet, Fiolina akhirnya mandi dan bersiap - siap dengan kecepatan kilat.

"Iya, aku sama Fio udah di jalan kok ini, bentar ini nyampe," kata Sarah saat Ferdian meneleponnya. Padahal, mereka baru satu menit yang lalu meninggalkan kediaman keluarga Chow.

"Oke. Kerjaanku udah beres semua. Aku cuma tinggal nunggu jam shift-ku habis aja ini," terang Ferdian.

"Oke. Kami lagi meluncur kok ini. Tunggu ya."

Saat mereka tiba di restoran, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore.

"Lama banget, katanya tadi udah mau sampai," protes Ferdian.

"Ah itu sih Sarah aja yang membual. Orang tadi pas kamu telepon sebenernya kamj baru aja keluar rumah kok," jawab Fiolina.

"Udahlah yang penting kan nyampe sebelum jam 6," Sarah membela diri.

Ferdian hanya bis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 105 Tekad yang Batal Terwujud

    "Investigasi tim khusus atas kasus kecelakaan waktu lalu masih belum menunjukkan hasil yang signifikan Pak," lapor Haidar. "Sudahlah, lupakan saja! Saya juga udah kehilangan minat untuk mengungkap kebenarannya," respon Julio. Ya memang, jabatan CEO sudah lepas, Fiolina juga sudah pergi, Julio tidak melihat alasan untuk terus terlibat dengan urusan proyek itu. Biarlah semua orang menganggapnya koruptor, dia tidak peduli*****Beberapa minggu yang lalu. "Kamu harus punya senjata untuk sewaktu - waktu melawan balik Glins," ucap Ferdian. Saat itu mereka masih berada di rumah nenek di desa. "Apa itu perlu? Apa ada kemungkinan Glins jadi beralih memihak Julio?"tanya Fiolina. Ferdian tertawa kecil. "Fiolina, kamu terlalu polos. Perempuan jahat seperti Glins bisa kapan saja berubah menjadi pengkhianat. Entah karena dia beralih mendukung Julio atau sekedar ingin menyingkirkan kamu." "Untuk apa dia ingin menyingkirkan aku kalau aku membantu mewujudkan rencananya," Fiolina masih belum men

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-15
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 106 Identitas Ferdian

    Julio bergegas ke rumah sakit. Beberapa hari terakhir ini dia menunggu kabar dari Fiolina, dia merindukan wanita itu. Sekalinya mendapat kabar, ternyata Fiolina sedang dirawat di rumah sakit. "Saya Julio, suami dari Fiolina Chow, pasien yang dirawat karena kecelakaan. Bisa saya tahu keadaan dia sekarang dan apakah dia masih di UGD ataukah sudah dipindah ke kamar perawatan?" "Sebentar ya Pak." Julio menunggu dengan gelisah. "Pasien dipindahkan ke ruang ICU karena mengalami koma Pak." Hati Julio mencelos. Fiolina sampai koma? Separah apa kecelakaannya?"Jika Anda walinya silahkan lengkapi administrasi pasien terlebih dahulu Pak setelah itu Anda bisa menjenguk untuk melihat keadaannya." "Oke." Julio segera melengkapi administrasi yang diperlukan. Setelahnya, dia mengunjungi Fiolina yang masoh terbaring tak sadarkan diri. "Fio, kenapa kamu suka banget masuk rumah sakit?" ucap Julio lirih. Julio menyentuh jari - jari kurus Fiolina. Dia berpikir seharusnya mereka berdua bisa menjad

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 107 Sahabat Lama

    Ferdian sedikit menegang. "Aku akan melakukan itu kalau aku udah gak waras," Dirga tertawa terbahak - bahak. Ferdian menghela nafas lega. "Tenang aja. Aku lebih memilih persahabatan kita." "Kalau mereka tahu kamu menutupi keberadaanku, kamu bisa dianggap sebagai pengkhianat." "Itu nanti aja dipikirkan. Tapi ngomong - ngomong, kalau kamu gak mau keluargamu tahu keberadaanmu, bukankah bekerja di sini sangat beresiko? Kenapa gak tetap di desa aja?" Dirga penasaran mengapa Ferdian nekat tinggal di kota. "Oh itu..." Ferdian sedikit meragu. Dia tersenyum mengingat kebodohannya sendiri. "Kenapa?" "Alasanku tinggal dan kerja di sini adalah... karena aku jatuh cinta." Dirga tersenyum mendengar jawaban itu. Dia tidam terlalu terkejut karena dia sudah menduganya. "Apa salah satu di antara perempuan yang kemarin?" "Gimana kamu bisa tahu?" "Mudah ditebak. Kamu kan tahu kemampuanku." Ferdian berdecak. "Sombong." "Jadi, kamu jatuh cinta sama sahabat Fiolina Chow. Di mana kalian bertemu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 108 Si Penasehat Cinta

    "Sopir yang menabrakkan mobilnya ke mobil Ibu Fiolina sudah meninggal Pak," lapor Haidar. "Ada dugaan kuat bahwa dia juga orang suruhan Billy. Kabar baiknya, polisi sudah mendapat petunjuk akan keberadaan Billy," tambahnya. "Tua bangka itu tidak pernah menyerah. Dan Fiolina sangat ceroboh. Setiap kali kita berikan dia bodyguard, ada saja masalah yang membuatnya pergi dari sisiku." "..." Haidar tidak tahu harus berkomentar apa pada pernyataan sentimentil Tuannya itu. "Haidar, menurutmu apa yang bisa aku lakukan agar Fiolina mau kembali padaku?" Haidar menggigit bibir bawahnya. Tuannya ini benar - benar keterlaluan, pikirnya. Memang benar dia asisten pribadi dan dia sering diminta pendapat soal pekerjaan. Urusan bisnis memang keahliannya tapi soal percintaan, dia sama bodohnya seperti Julio. "Saya... juga tidak terlalu paham soal percintaan Pak. Jika saya ahli saya pasti sudah punya tunangan atau istri. Kenyataannya..." Haidar berhenti. Mendadak dia merasa kalimatnya terlalu pesim

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 109 Pertemuan

    "Eh gak kok. Bukan apa - apa. Kamu ada saran lain?" "Dengan perempuan, kita harus merespon menggunakan empati. Karena mereka banyak menggunakan perasaan. Maka itu tidak bisa dilawan dengan logika." "Bisa kamu beri contohnya?" "Misalnya mereka sedang cemburu. Daripada berkata semacam 'intinya aku sama dia kan cuma teman, kami gak ada hubungan apa - apa. Kamu terlalu overthinking', lebih baik katakan 'aku minta maaf kalau sikapku bikin kamu cemburu, aku gak pernah dengan sengaja menjadi dekat sama dia karena aku hanya mencintai kamu.' Kurang lebih seperti itu Pak.""Wow. Kamu kelihatan sangat mengerti perempuan. Sepertinya Haidar benar merekomendasikan kamu. Oke. Semua saran kamu akan saya lakukan. Dan ingatkan saya ya nanti, kalau berhasil saya akan kasih kamu bonus. Termasuk haidar yang sudah merekomendasikan kamu." "Terimakasih banyak Pak." Setelah kepergian Leno, Julio jadi senyum - senyum sendiri. Dia ingat bagaimana awalnya dulu dia jatuh cinta kepada Fiolina. Lalu dia menj

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   BB 110 Herlia Wilsoni

    "Pak Soeri?" Ferdian menatap lelaki di hadapannya dengan pandangan tak percaya. "Sulit sekali menemukan Anda Tuan! Kami sempat mendapat petunjuk kalau Dirgantara menemui Anda di sebuah restoran. Namun sepertinya kami salah. Tidak disangka - sangka justru kita bertemu di sini!" ujar lelaki paruh baya yang ternyata bernama Soeri itu. Ferdian bimbang apakah dia akan kabur atau pergi setelah melakukan penolakan dengan elegan. "Kenapa Tuan ada di sini? Apakah Tuan Sakit? Nyonya di rawat si ruang vvip. Saya mohon jenguklah dia siapa tahu dengan begitu keadaannya membaik," pinta Soeri. "Tidak masalah jika Anda tidak ingin pulang. Tidak akan ada yang memaksa Anda," Soeri seperti tahu apa yang dipikirkan oleh Ferdian. "Anda cukup menjenguk Nyonya saja," tambahnya. "Mama sakit apa?" tanya Ferdian. "Infeksi paru - paru. Sekarang sudah jauh lebih baik. Tapi beliau akan sangat senang jika Tuan mau mengunjunginya."Ferdian berpikir sejenak. Sarah menoleh ke arahnya dengan wajah penuh tanda tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 111 Keluarga Wilsoni

    "Trus setelah mamamu dan kamu akhirnya tinggal di rumah keluarga Wilsoni, apa yang terjadi? Kenapa kamu sampai kabur? Bukannya enak jadi cucu konglomerat?" "Awalnya mereka manjain aku. Mereka sangat benci sama papa angkatku. Jadi, aku gak pernah dibolehin ketemu sama dia. Padahal aku sama mama kangen banget. Tapi, oma dan opa berhenti baik sama aku setelah akhirnya mereka tahu kalau aku cuma anak angkat. Itu saat aku masih kelas 2 SMP." Ferdian tertunduk mengenang saat itu. Saat itu dia baru saja pulang sekolah. Dia melewati ruang tengah di rumah keluarga Wilsoni dan melihat ibunya bersitegang dengan kakek dan neneknya. PLAKK!! Neneknya menampar ibunya. "Beraninya kamu membohongi kami! Bisa - bisanya kamu membawa anak pungut ke dalam rumah ini!" ucap neneknya dengan penuh amarah. Ferdian saat itu belum tahu bahwa dirinya bukanlah anak kandung kedua orang tuanya. "Apa bedanya sih Ma? Buat Herlia dia adalah anak Herlia. Herlia sudah merawat dia sejak dia masih bayi mungil." "Te

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 112 Rencana Soeri

    "Jahat gimana?" "Dia bermuka dua. Dia sebetulnya juga tidak terima dengan sikap pilih kasih Opa. Tapi dia selalu pura - pura jadi anak penurut agar Opa tidak selalu memarahinya. Gak seperti yang selalu protes di depan seperti mamaku, dia suka main belakang. Dia licik. Dia bahkan pernah nyaris membunuh Om Helang, kakaknya sendiri." "Hah? Sampai separah itu?" "Iya. Keluarga Wilsoni hanya terlihat sempurna di luar. Dalamnya sangat bobrok. Seperti neraka. Opa adalah laki - laki yang sangat patriarki. Bagi dia, perempuan memiliki level yang selamanya di bawah laki - laki. Oma harus selalu menurutinya tanpa tapi. Begitu juga anak - anak perempuannya. Anak laki - laki lebih memiliki keleluasan di pendidikan dan karir. Sementara anak perempuan dikuliahkan maksimal sampai S1 itupun cuma agar keluarga Wilsoni tidak malu." Ferdian mendengus dan menggeleng. "Di perusahaan pun, mereka hanya diberi posisi maksimal manager. Ini tahun 2023 dan masih ada orang berpikiran seperti Opa." "Bener - be

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20

Bab terbaru

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 165 Surga 100 Tahun Pernikahan

    2 hari kemudian. "Argh! Kenapa gaunnya begini? Ini... ini sobek!" teriak seorang penata rias yang akan turut mendandani Fiolina untuk upacara pemberkatan hari ini. Fiolina dengan panik menghampiri penata rias itu. Fiolina terperangah melihat gaun pernikahannya yang sudah sobek. "Astaga! Kenapa bisa begini?" keluh Fiolina. Terry berlari menghampiri setelah mendengar kehebohan di kamar Fiolina. "Ada apa?" tanyanya. "Ma, lihat ini gaunku sobek!" "Ya Tuhan! Siapa yang melakukan ini sih?" Nicole menampakkan ekspresi sebal. "Ma, apa yang harus aku lakukan?" rengek Fiolina.Nicole terlihat berpikir sejenak. Dia lalu membongkar lemari Fiolina dan mengeluarkan sebuah kotak. "Ini, pakai ini aja," ucap Terry sambil menyerahkan gaun pernikahan lawas Fiolina dari dalam kotak. Fiolina meragu."Udah gak papa. Ini masih bagus." "Iya aku tahu ini masih bagus. Tapi ini gaun pernikahanku dan Julio dulu. Bagaimana perasaan Ferdian kalau tahu?""Ferdian akan tahu keadaannya. Gaun kamu robek dan

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 164 Permohonan Terry

    TING TONG! Bel pintu rumah Nicole berbunyi. Ibu kandung dari Julio itu jarang menerima tamu. Dia tidaj punya banyak teman terlebih setelah dia menjalani beberapa tahun hidupnya untuk perawatan di rumah sakit jiwa. Keadaannya sekarang tentu jauh lebih baik. Dia sudah ikhlas dan hari - harinya jauh lebih bahagia. Sekarang, dia banyak menghabiskan waktunya untuk menulis puisi sebanyak yang dia mampu. Pagi ini dia juga sedang menulis puisi saat seseorang membunyikan bel pintu rumahnya. Dengan segera dia bangkit dari kursi santainya lalu membuka pintu. "Nicole, apa kabar?" tamu itu menyapa Nicole. "Terry? Ada apa?" Terry melah menangis dan berlutut di hadapan Nicole. "Maaf, maafkan aku... tolong maafkan aku." Nicole bingung dengan sikap Terry yang tiba - tiba. Terry memeluk kakinya seperti anak kecil yang tidak mau ditinggal ibunya. "Terry, cukup, kenapa kamu begini? Ayo masuk, jangan di luar rumah," Nicole membantu Terry berdiri dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Terry duduk

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 163 Pembatalan Pernikahan

    "Fiolina, Fio! Bangun Nak!" Terry membangunkan Fiolina yang saat tengah malam dia dapati tertidur di lantai kamarnya, tersungkur dengan mengenakan gaun pengantin. Fiolina mengerjapkan matanya. Dia terbangun dengan tubuh yang lemas. "Kamu kenapa tidur di sini? Dan kenapa kamu pakai gaun ini? Mama tadinya mau kasih tahu kamu kalau Jovan udah tidur sama Papa kamu di kamar kami. Tapi... kamu..." "Aku gak papa Ma. Aku ketiduran karena kecapekan," Fiolina hendak bangkit berdiri, namun Terry menahannya. "Fio, mata kamu sangat bengkak. Kamu habis menangis?" Fiolina menggeleng. "Jangan bohong. Mama ini ibu kamu. Mama tahu kalau kamu lagi sedih. Kamu habis menangis kan? Kenapa Nak?" Fiolina menggeleng lagi. Tapi kali ini dia tidak mampu menahan air matanya lagi. Sekuat apapun Fiolina, setegar apapun dia, dia tidak pernah bisa menutupi kesedihannya di depan ibunya. Karena baginya ibunya adalah tempat ternyaman untuknya berkeluh kesah. Terry tak banyak bertanya, dia seketika merangkul Fio

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 162 Cinta yang Belum Berpaling

    "Jovan.. hati - hati! Pelan - pelan yang naik tangganya," teriak Fiolina. Jovan hanya mengangkat satu tangannya membentuk tanda 'OK' lalu lanjut menaiki tangga perosotan yang mungkin sudah dua puluh kali dia naiki. Tidak jauh ada area bermain, ada Ferdian yang sedang duduk sambil memegang bola kaki. Dia beristirahat setelah setengah jam penuh bermain bola bersama Jovan.Julio mengawasi dari dalam mobilnya yang berjarak kurang lebih 50 meter dari mereka. Dia merasa hatinya sakit, Jovan adalah anak kandungnya dan sekarang Ferdian bermain dengan bebas bersama anak itu sedangkan dirinya harus sembunyi - sembunyi hanya untuk memandangnya bermain. Dia ingin anaknya. Dia juga ingin istrinya kembali. Tapi egonya terlalu besar untuk menjadi menantu Terry. Julio pulang dengan beban berat di dalam hatinya. Sepulang dari bermain di taman bersama Fiolina dan Ferdian, Jovan dikagetkan dengan rumah Keluarga Chow yang penuh dengan bingkisan. "Wow, apa ini Oma?" tanyanya. "Seseorang mengirim

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 161 Rahasia yang Terungkap

    Fiolina melihat sekeliling playground dan tidak menemukan Sarah dan Jovan. Dia tidak mendengar teriakan Jovan yang memanggilnya sebelum ini. Jadi, dia menelepon Sarah. Sarah menjawab panggilannya. "Halo, Fiolina, hm... ini Jovan lagi sama aku. Kali lagi...." Julio menarik ponsel Sarah dan mengambil alihnya. "Halo Fiolina. Jovan dan Sarah sedang bersama aku. Lihatlah ke arah jam 10." "Julio?" "Ya aku Julio."Fiolina panik. Dia menoleh ke arah jam 10 dan mendapati ada Jovan, Sarah, Julio dan Glins! Dia segera mendatangi mereka sambil memikirkan kebohongan apa yang akan dia ucapkan kepada Julio. "Kalian sedang apa di sini?" ucap Fiolina basa - basi. Tidak tahu harus berkata apa. Jantungnya berdebar. "Jovan, apa dia mama kamu?" tanya Julio kepada Jovan. "Iya. Dia mama," jawab Jovan. Julio menatap tajam ke arah Fiolina. Fiolina berusaha menghindari tatapannya. "Jovan, berapa usia kamu?" "Hm... sebentar. Usiaku empat tahun," jawabnya sambil memperagakan angka lima dengan jari -

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 160 Ayah dan Anak

    "Yang benar?" ucap Julio. Julio pun berlutut agar dia sejajar dengan anak laki - laki yang menabraknya barusan. "Benar juga, kita sangat mirip," ucap Julio. "Oke, aku akui Om memang ganteng. Tapi Om tua dan aku masih kecil," celatuk Jovan. Julio dan Glins tertawa renyah. Julio sengaja mengajak Glins ke mall hari ini untuk membelikannya barang - barang yang Glins mau sebagai ganti kalung yang dia berikan pada Javeline. Tidak disangka seorang anak kecil berlarian dan menabrak Julio dengan keras. "Itu sudah pasti," ucap Julio. "Maksudku, kamu mirip Om waktu Om masih kecil dulu." "Oh begitu rupanya," ujar Jovan. "Tapi, kalau dilihat - lihat pun, sekarang kalian tetap mirip," komentar Glins. "Kalian cocok sebagai ayah dan anak." "Benar juga. Ngomong - ngomong di mana orang tuamu? Kenapa kamu sendirian?" tanya Julio. "Itu dia masalahnya. Aku tersesat. Mama sedang belanja dan menitipkan aku pada tante. Tante ke toilet dan aku pergi dari playground diam - diam karena mengejar kereta

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 159 Tersesat

    Javeline menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yang Julio barusan lakukan. Bertahun - tahun dia mencintai Julio. Selama ini cintanya selalu bertepuk sebelah tangan, tapi sekarang Julio menyiapkan hadiah mahal untuknya dan melamarnya di depan semua orang. "Iya, aku mau," jawab Javeline dengan raut penuh kebahagiaan Julio lalu memasangkan kalung itu ke lehernya. Saat Julio berada di balik punggung Javeline, dia menatap Glins yang memberinya tatajam tajam. Julio membentuk ekspresi wajah meminta maaf yang membuat Glins memutar matanya. Javeline melirik ke meja sebelah dan melihat wajah datar Fiolina di sana, dia merasa puas. "Permisi aku mau ke toilet dulu," Fiolina meninggalkan mejanya untuk menuju ke toilet. Dia berdiri di depan kaca besar toilet wanita, tidak tahu harus melakukan apa. Akhirnya dia hanya mencuci tangannya untuk membuang waktu. Dia sangat membenci Julio. Laki - laki itu menceraikannya tanpa memberinya kesempatan untuk memahami situasinya. Setelahnya, Julio ba

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 158 Pertunangan

    DEG! Jantung Fiolina berasa hampir copot. Dia bersyukur Jovan tidak ikut. "Stt! bukankah itu keluarga Young di meja sebelah?" bisik Terry. Sontak Bernard dan juga Ferdian melirik ke meja sebelah. Namun mereka tahu untuk tidak menatap terlalu lama. "Iya benar itu mereka. Berikan sapaan sewajarnya kalau mereka menoleh. Selebihnya kita nikmati saja makan malam kita," ucap Bernard lirih. Julio juga sedikit terkejut saat dia tanpa sengaja melirik ke meja sebelahnya dan melihat ada keluarga chow di sana. Pandangannya tertuju pada Fiolina yang menurutnya semakin cantik. Namun dia mendadak sebal saat melihat siapa yang duduk di samping Fiolina. Julio berusaha untuk mengabaikan. "Itu Fiolina dan keluarganya," bisik Glins kepada Julio. "Ya aku tahu," ucap Julio. Oma mendengar apa yang Glins bisikkan kepada Julio. Dia pun menoleh dan bertemu tatap dengan Bernard. Untuk sopan santun, Oma mengangukkan kepalanya dan tersenyum untuk menyapa mereka. Bernard pun menganggukkan kepalanya da

  • Neraka 100 Hari Pernikahan   Bab 157 Pertemuan Tak Terduga

    Hari Jumat yang dinantikan Jovan pun tiba. Mulai pagi, dia bangun dengan penuh semangat membayangkan keseruan di camp memasak yang akan dia ikuti. "Ingat semua pesan Mama ya, selalu bilang ke pengawas kalau merasa sakit, lapar atau apapun yang butuh bantuan. Jangan sungkan, anggap mereka pengganti Mama oke? Dan jangan menganggu anak lain. Sebaliknya, adukan ke pangawas kalau ada yang mengganggumu," Fiolina mengulang- ulang wejangannya kepada Jovan. "Iya Ma. Aku sudah hafal itu. Jangan khawatir." "Nah, ini dia kita sampai," Fiolina menghentikan mobilnya. "Aku turun sekarang." "Hati - hati sayang ya, kiss me," Fiolina menyodorkan pipinya ke wajah Jovan. "Muach," Jovan mengecupnya lalu turun dan melambaikan tangan. Fiolina meninggalkannya dengan perasaan campur aduk. Dia senang Jovan berani, tapi dia juga sedikit patah hati karena harus menahan rindu selama 7 hari. Dia belum pernah berpisah dengan Jovan selama itu. "Jovan gak nangis?" tanya Terry begitu Fiolina tiba lagi di apart

DMCA.com Protection Status