Semua Bab Istri Bayangan Milik Tuan Muda: Bab 71 - Bab 80

171 Bab

71. Kamu Boleh Kembali Pada Badra

Sambil memeluk buket bunga mawar putih, Citra berjalan mendahului Sakti untuk segera menghampiri makam putranya. Sedangkan Sakti yang berada di belakangnya hanya melangkah dengan tenang tanpa terburu-buru sampa sekali, sampai kemudian pada jarak 2 meter dari pusaranya Argantara, Citra tiba-tiba berhenti melangkah lalu menoleh ke belakang menatap Sakti se4mbari melayangkan tatapan kosongnya."Apa bisa biarkan aku punya waktu berdua dengan Arga dulu, Andhika? Kamu bisa menemui Tatiana setelah aku selesai dengan Argantara."Mendengar permintaan sekaligus perintah itu, Sakti pun tak bisa melakukan apapun selain mengangguk mengiyakan. Ia memilih duduk di sebuah bangku, seiring dengan tatapan matanya yang terus terpaku pada Citra yang mulai melangkah ke dekat makam Argantara.Di depan pusara mendiang putranya itu, Citra terduduk lesu. Perlahan ia memeluk nisan bertuliskan nama sang anak dengan kening yang sengaja ia tempelkan di sana.Tangis Citra tiba-tiba pecah. Tangisan pilu yang bahkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-23
Baca selengkapnya

72. Lain Diucap, Lain Dihati

Dengan tenang Sakti duduk di meja kerjanya, sambil fokus mengecek beberapa berkas yang harus ia tanda tangani, ketika Daniel masuk ke dalam ruangannya dan menyapa dengan santai. Seolah tak pernah terjadi sesuatu di antara mereka."Gimana, Citra udah cerita tentangku padamu?" tanyanya.Sakti melirik Daniel sejenak, sebelum kembali fokus pada berkas yang dibacanya. "Dia gak cerita apapun dan gak mungkin akan cerita. Mungkin karena Citra gak tertarik padamu," sahut Sakti tenang. Namun, begitu tajam menusuk dada Daniel."Kau sengaja mengejek karena masih kesal padaku?"Kali ini Sakti mengangkat bahunya ringan. "Aku gak punya energi untuk mengejekmu. Aku cuma ngomongin fakta kalo mungkin aja Citra gak akan tertarik padamu karena mulai hari ini dia akan memutuskan kembali pada mantan suaminya."Seketika itu pula kedua mata Daniel pun terbelalak sempurna dan langsung menatap Sakti tak habis pikir. "Kok bisa? Kok dibiarin gitu aja, apa gak inget apa yang laki-laki itu lakukan pada Citra? Kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-24
Baca selengkapnya

73. Batal Bercerai?

"Kamu sungguh berpikir kalo aku sangat bahagia dengan situasi ini?" tanya Citra. Alih-alih menjawab ucapan selamat yang penuh sindiran dari Sakti.Dan dengan ringannya, Sakti menganggukan kepalanya sebagai jawaban 'iya'. Tanpa sekalipun menyadari perubahan ekspresi wajah Citra. "Iya, aku melihat kamu terpaku cukup lama menatap tumpukan pakaian dan sekotak perhiasan itu, bukankah itu artinya kamu sangat bahagia kan?"Kali ini Citra yang mendengus setelah mendengar semua ucapan Sakti yang saat itu ia kategorikan sebagai tuduhan dan ejekan. Namun, di detik berikutnya ia pun mengulas senyum tipis di wajahnya."Begitukah? Apa menurutmu kalung ini juga cantik?" sahut Citra yang mendadak memakai kalung pemberian Daniel lalu memamerkannya pada Sakti. Seolah kalung itu benar-benar pemberian dari Badra dan dia begitu senang saat mengenakannya."Kamu terlihat bagus memakai kalung. Tapi sayang kalungnya justru kelihatan murahan. Kamu gak cocok pake barang begitu," komentar Sakti sebelum kemudian
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-25
Baca selengkapnya

74. Bagaimana Jika Tanpa Aku?

Dalam hidup, katanya pasang surut kehidupan itu sudah biasa. Katanya cukup jalani saja, nanti pun semuanya berlalu dengan sendirinya.Namun, bagaimana kalau semua pasang surut yang menyakitkan itu tak pernah berlalu? Citra merasa kalau segala kesakitan yang dideritanya tak kunjung reda. Seolah Tuhan memang sengaja tak memberinya hari libur dari semua nestapa ini."Kamu teh terlalu jumawa karena akhirnya bisa hidup lebih baik. Sampe lupa kalo sedih dan kecewa bisa dateng kapan aja tanpa tahu arahnya dari mana," gumam Citra seraya menghembuskan napas berat.Di taman belakang rumah Sakti, ia duduk di gazebo dan menengadahkan wajah juga memejamkan matanya untuk sekadar membiarkan semilir angin membelai lembut pipinya.Pada momen itu, Citra sengaja mengosongkan pikirannya. Membuat dirinya terasa melayang terombang-ambing mengikuti irama angin yang bertiup, sampai kemudian sesuatu yang lembut dan harum tiba-tiba menempel di kedua pipinya dan sekaligus membuat Citra tersentak lalu perlahan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-26
Baca selengkapnya

75. Hubungan Yang Retak

Beberapa kali Sakti berdeham untuk sekadar menenangkan debar jantungnya yang mendadak berdegup tak karuan. Dia butuh waktu untuk memastikan dirinya benar-benar tenang sebelum menjawab pertanyaan Citra agar suaranya tak terdengar tercekat."Kamu tanya apa aku akan baik-baik saja?" sahut Sakti mengulang pertanyaan Citra. Lantas kemudian iq pun terkekeh kecil. "Aku gak akan hancur sekalipun kamu pergi. Kalo kehadiran Badra emang segitunya bikin kamu dilema karena kamu masih punya perasaan yang besar untuknya setelah semua yang terjadi, aku gak masalah. Kamu gak perlu memikirkan aku ataupun Gina. Toh dari beberapa bulan awal menjalani semua ini, kamu memang pengen berhenti. Jadi, silakan berhenti. Kamu gak harus mikirin aku ataupun Gina.""Andhika, maksud aku-""Maksud kamu memang begitu kan dari awal? Jangan mengelak, Citra. Aku cukup tahu kalo alasan kamu memulai pembicaraan soal Badra yang mengajak rujuk terus pura-pura perasaanku juga kontrak di antara kita tuh cuma formalitas karena
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-27
Baca selengkapnya

76. Kesempatan Untuk Badra?

Dibalik pintu kamar kostnya. Citra menangis terduduk sembari memeluk dirinya sendiri. Ia terisak-isak pilu dengan suara tangis yang begitu menyayat hati.Citra menyesali semuanya, tapi ia juga tahu kalau dirinya tak punya jalan untuk kembali. Ia bahkan bingung kenapa dirinya harus merasa sesedih ini. Entah apa yang terjadi, entah hal spesifik apa yang membuatnya merasa sesakit hati ini, entah karena perpisahannya dengan Sakti dan Gina atau karena ia diusir secara tiba-tiba. Ia tak tahu."Aku harus gimana sekarang? Harus pergi ke mana? Kenapa tiba-tiba rasanya begitu hampa," gumam Citra nelangsa. Kali ini ia memukul-mukul dadanya berulang kali untuk melampiaskan segala sakit yang dirasakannya. "Padahal aku yakin sudah mempersiapkan hati, tapi kenapa tetap saja aku jadi merasa kehilangan arah."Kini Citra menekuk kedua kakinya, lalu memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajah di sana. Saat itu ia bahkan tak peduli sekalipun suara tangisannya akan mengganggu tetanggo kost, padahal in
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-28
Baca selengkapnya

77. Anak Yang Tak Pernah Kamu Peluk

"Makasih ya Citra karena kamu akhirnya memperbolehkan aku buat gendong anak kita. Aku janji, kali ini aku bakal jaga anak kita, aku gak bakal ngebiarin kamu ataupun anak kita terluka lagi."Sudut bibir Citrq berkedut, mengulas seyuman getir setelah mendengar ucapan terima kasih juga janji besar dari Badra.Janji itu udah terlalu terlambat untuk bisa ditepati. Batin Citra.Di tengah-tengah perjalanan, Badra tiba-tiba saja mengurangi kecepatan motornya dan perlahan berhenti di pinggir jalan."Kenapa berhenti? Tempatnya masih cukup jauh," tegur Citra.Namun, Badra tak menanggapinya. Alih-alih segera kembali melajukan motornya, sebaliknya Badra justru merogoh sesuatu di saku celananya lalu kemudian sedikit menoleh ke belakang untuk menatap ke arah Citra."Siniin tangan kamu," pintanya tiba-tiba.Citra menautkan kedua alisnya tak mengerti. "Mau ngapain?""Siniin aja tangannya. Ada yang mau aku kasih ke kamu, baru setelah itu kita jalan lagi buat ke tempat yang kamu maksud."Dengan enggan, C
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

78. Kamu Ayah Yang Gagal

Citra melepas cincin emas dari jari manisnya itu lalu kemudian dengan entengnya menjatuhkan cincin itu di depan wajah Badra, seolah benda itu bukan barang berharga."Kamu tanya apa aku mencintai kamu kan, Kang? Jawabannya, pernah. Aku pernah mencintai kamu, bahkan diantara rasa benci aku ke kamu pun perasaan itu tetap ada. Tapi, semuanya udah berubah. Sekarang hati aku kosong dan hampa. Kamu udah gak ada artinya, kang... kamu gak berharga. Aku muak sama kamu yang dateng dengan janji-janji manis dan juga penyesalan setelah kamu disakitin perempuan pilihan kamu. Aku pernah mati satu kali karena kehilangan anak aku, kang. Tapi, setelah dengan Sakti dan mulai mengabdikan diri untuk dia dan bayinya... aku mulai kembali memutuskan untuk kembali hidup. Mereka jadi tujuan aku, kang. Bukan lagi kamu. Kita gak akan pernah bisa rujuk karena semua kesalahan yang kamu buat adalah kesalahan fatal yang gak akan bisa kamu tebus sekalipun kamu menghabiskan seumur hidup kamu untuk minta maaf," ujar Cit
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-01
Baca selengkapnya

79. Tanpa Citra

Satu minggu berlalu setelah kepergian Citra dari rumah ini, dan selama itu pula tiap kali pulang kerja Sakti akan berdiri di ambang pintu kamar yang pernah ditempati oleh Citra untuk sekadar memandangi koper-koper yang masih berada di tempatnya, tanpa berpindah barang satu inci pun.Sesekali, Sakti melihat bayangan bagaimana waktu Citra beraktivitas di kamar ini, lalu kemudian ia akan menggelengkan kepalanya cepat-cepat untuk mengenyahkan semua bayangan itu dari kepalanya."Sebenarnya apa sih yang kamu lakukan, Sakti? Kamu gak seharusnya mengingat dia lagi," gumamnya menegur diri sendiri.Selanjutnya, Sakti pun melangkah mundur dan berbalik pergi untuk menuju kamarnya. Di sana ia menemukan Ginata tidur dengan lelap di dalam box bayinya, sedangkan pengasuhnya berada di dapur untuk istirahat."Tatiana, aku harus bagaimana? Apa menurutmu keputusanku untuk membesarkan Ginata tanpa memberinya figur seorang ibu?" gumam Sakti seraya duduk pada tepian tempat tidur untuk bisa menatap langsung
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-01
Baca selengkapnya

80. Dia Merindukan Ibunya

"Puas kamu sekarang karena bisa ngejar-ngejar Citra lagi, sampai-sampai buat pergi ke persidangan pun gak sudi?" sindir Vina sinis yang pada detik itu sudah berdiri di depan Badra yang melamun di teras rumahnya. Sementara itu, Badra tak menjawab sama sekali. Ia tetap tenggelam pada lamunannya, seolah tak pernah sekalipun mendengar ucapan Vina. "Aku udah berusaha membatalkan peceraian ini. Kamu harusnya datang ke persidangan dan bantu aku buat membatalkan perceraian di antara kita," ujar Vina menambahkan. Kali ini kalimat itu sedikit mengusik Badra, sehingga ia pun tersadar dari lamunannya dan dengan enggan ia menolehkan wajahnya pada Vina. "Jangan berharap lebih dariku karena aku sudah sangat muak denganmu. Ngeliat kamu yang kembali mengemis minta aku membatalkan peceraian setelah kamu dibuang selingkuhan kamu tuh bikin aku sadar kalo ternyata begini rasanya berada di posisi Citra. Dulu aku ngebuang Citra dan anak yang dikandungnya demi kamu, lalu aku dibuang olehmu demi laki-laki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status