Home / Romansa / Istri Bayangan Milik Tuan Muda / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Bayangan Milik Tuan Muda: Chapter 91 - Chapter 100

171 Chapters

91. Apa Tidak Ada Kesempatan Untukku?

"Mau berdansa bersamaku?" ajak Daniel seraya mengulurkan tangannya pada Citra yang masih setia menengadahkan wajah dengan kedua mata terpejam.Mendengar itu, perlahan Citra pun membuka mata dan menegakan kepalanya untuk sekadar menemukan tangan Daniel yang kini terulur di depannya.Sejenak, Citra mengusap wajahnya untuk sekadar menghapus air mata juga air hujan yang sudah mulai membuat wajahnya tak nyaman. Lantas kemudian ia pun menganggukan kepalanya sebagai jawaban 'iya' atas ajakan Daniel.Perlahan dia mengulurkan tangan dan menyambut uluran tangan Daniel, sehingga pria itu langsung tersenyum dan bergerak menggenggan kedua tangan Citra."Bisa kita mulai sekarang dansanya?" tanya Daniel memastikan."Iya. Tapi, saya gak pernah dansa. Lagipula gak ada musik dansanya kan, gimana kita bisa berdansa?""Coba tajamkan pendengaranmu."Citra menajamkan pendengarannya, sesuai dengan arahan Daniel. Lalu kemudian ia mengernyitkan dahi karena tak secuil pun mendengar alunan musik."Saya gak deng
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

92. Jangan Memberi Harapan

"Kenapa anda bicara begitu ke Andhika, bukankah kita sudah sepakat untuk berteman aja?" tegur Citra seraya mengambil kembali ponselnya dengan kesal untuk sekadar mendapati kalau sambungan telepon sudah lebih dulu berakhir, padahal ia sama sekali belum memastikan apakah Sakti akan membawa Gina padanya atau tidak."Kali ini anda keterlaluan, Mas Daniel. Sekalipun anda akan bilang kalo ini adalah salah satu cara untuk membuat Andhika cemburu.""Maaf Citra, tapi ucapanku tadi bukanlah alasan untuk membuat Sakti cemburu. Aku memang akan menjadikanmu milikku kalau Sakti terus mengganggumu."Semua kalimat itu Daniel ucapkan dengan begitu serius, dan hal itu mengusik ketenangan hati Citra. "Saya pikir kita udah pernah membahas hal itu sebelumnya dan keputusan akhir sudah kita buat.""Aku bersedia jadi temanmu, tapi aku gak pernah berjanji akan terus jadi temanmu. Suatu hari nanti aku tetap akan menjadikanmu istriku, dan itu tak akan berubah.""Anda ternyata masih tak mengerti sekalipun beber
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

93. Kamu Terlalu Mudah Menyerah

"Jangan bersikap kayak gini, Citra. Tolong jangan membuat aku jadi berharap lebih."Sensasi membara menjalari pergelangan tangannya yang dicekal oleh Sakti, membuat Citra kemudian menghela napas dan perlahan mengurai genggaman itu."Kamu demam. Jangan banyak protes, cepat istirahat aja."Setelahnya, Citra pun benar-benar melenggang pergi ke dapur dan mulai bersiap memasak bubur dengan bahan makanan yang ia bawa.Sememtara Sakti yang sudah tak bisa menahan rasa linu pada tiap tulangnya itu pun akhirnya tak bisa berbuat apapun lagi selain melangkah menuju sofa dan membaringkan tubuhnya di sana untuk beristirahat."Ini menyebalkan," keluh Sakti seraya menutup mata dengan lengannya.Ia benar-benar merasa tak berdaya, dan melihat Citra yang harus repot mengurusnya dan Gina di situasinya yang tak berdaya seperti ini, membuat Sakti benar-benar kesal. Dia tak suka dirinya yang lemah seperti ini dihadapan Citra yang sedang ingin ia perjuangkan."Kamu ngomel ke siapa?" tegur Citra yang kini sud
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

94. Obsesi?

Semalaman Citra tidur memeluk Ginata dan berulang kali terbangun saat bayi itu mengigau."Apa sebegitunya kamu kangen sama mama, makanya sampe sakit?" guman Citra lirih, seraya memandangi wajah Gina yang pagi ini tertidur lelap di atas tempat tidur setelah kenyang minum ASI. "Maaf... karena hari itu mama pergi tiba-tiba tanpa memikirkan kondisimu."Dibelainya lembut pipi Ginata yang kini terlihat lebih kurus itu. Demamnya mulai mereda, tapi sesekali bayi mungil itu merengek disela-sela tidurnya."Apa tidak apa-apa kalo aku tetap jadi ibumu?" gumamnya lagi kembali bertanya pada Ginata, sekalipun tahu kalau ia tak akan mendapatkan jawaban apapun.Citra hanya bimbang. Di satu sisi ia sudah begitu mantap mengatakan pada Sakti kalau dirinya akan mempertimbangkan kemungkinan mereka yang akan rujuk, tapi di sisi lain ia begitu takut. Ia takut kalau pada akhirnya ia akan dibuang lagi hanya karena ia tak memenuhi standar apapun dalam kehidupan Sakti yang terlalu sempurna dari segala sisi.Suar
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

95. Hukuman Sakti

Segelas martini itu Daniel minum dengan tak semangat. Pandangan matanya bahkan hanya menatap kosong ke depan pada objek botol-botol minuman beralkohol yang berjajar rapi di rak dinding bar."Obsesi? Padahal aku yakin ini cinta," gumam Daniel seraya tersenyum getir tatkala ia memutar kembali ucapan Citra di ingatannya.Hembusan napas kasar pun kemudian terdengar dari Daniel, seiring dengan ia kehilangan selera dengan minumannya sendiri. Dengan lesu, ia menatap nanar segelas martini yang hanya berkurang sedikit itu.Pikirannya melayang jauh kembali pada ingatan bagaimana segala ucapan menyakitkan Citra lontarkan untuk menolak perasaannya yang egois. Ya, Daniel sangat sadar kalau ia egois, tapi sialnya ia tak ingin merasa bersalah untuk hal itu. "Citra bilang kayak gitu karena dia yang sedari awal belum bisa nerima orang baru buat masuk ke dalam hatinya. Ya, dia cuma bersikap denial. Dia gak tahu apapun tentang aku," gumannya kembali bicara pada dirinya sendiri.Helaan napas berat berul
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

96. Cintai Aku Dengan Luar Biasa

"Lantas kamu mau aku bagaimana, apa kamu mau aku berlutut? Maka aku akan berlutut di kaki kamu dan meminta maaf sejuta kali kalo kamu mau," cicit Sakti. Ia berusaha tetap membuat nada suaranya terdengar tenang."Kamu cuma harus buktiin kalo kamu beneran bisa aku pertimbangkan. Aku gak mau ngerasa dibuang lagi. Aku gak mau disia-siakan lagi," tegas Citra. "Aku gak mau mati untuk kesekian kalinya karena kamu.""Maaf, maafkan aku. Aku gak tahu harus bersikap kayak gimana lagi. Aku gak tahu gimana caranya agar kamu bisa percaya sama aku dan mau nerima aku lagi.""Ya makanya jalani aja hukuman yang aku buat untuk kamu. Aku bakal jadiin kamu tujuan hidup aku lagi setelah aku yakin kamu gak bakal ngebuang aku lagi. Pernikahan kita cuma pernikahan kontrak, jadi aku bakal pergi pas kontraknya selesai. Uang yang kamu kasih pun akan aku kasih lagi setelah aku kerja.""Aku berulang kali bilang kalo aku cinta sama kamu. Udah gak ada kontrak di antara kita, anggap itu gak pernah ada. Aku mau kita m
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

97. Gimana, Sudah Siap Pergi Kencan?

Jantung Citra sempat berhenti berdetak saat pagi-pagi buta bel apartemennya dibunyikan dari luar, lalu di detik berikutnya ia bisa menghela napas lega karena ketakutannya tak terbukti.Orang yang terpampang di interkom bukanlah Sakti, seperti perkiraannya. Namun, melihat Daniel yang berada di depan pintu apartemennya tak lantas membuatnya merasa tenang sepenuhnya.Sejenak, Citra menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan napasnya perlahan, sebelum kemudian ia pun membukakan pintu apartemennya itu untuk Daniel."Hai, udah sarapan?" tanyanya pada Citra begitu mereka saling bertatapan.Ada perasaan tak nyaman dan canggung, tatkala Citra ingat kalau sebelumnya ia dan Daniel terlibat percakapan yang cukup menguras emosi, tapi melihat bagaimana sekarang Daniel kembali datang dan melakukan kebiasannya seolah tak pernah terjadi apapun di antara mereka, membuat Citra tentu saja merasa tak tega jika harus mengabaikan keberadaan pria itu.Senyum tipis pun kemudian tercipta di wajah Citra, seiri
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

98. Cinta Sepihak

"Aku? Aku sedang menunjukan kalo aku akan mencintaimu secara luar biasa dan ini baru permulaan. Gimana, hari ini udah siap untuk pergi kencan?" ajak Sakti dengan sorot mata yang berbinar. Kentara sekali kalau dia datang dengan begitu bersemangat."Kamu jangan bersikap aneh," tegur Citra ketus.Namun, sikap dingin dan ucapan ketus dari Citra kali ini tak mempengaruhi Sakti. Dia tetap mengulas senyuman manisnya dan mempertahankan binar semangatnya."Bersikap aneh? Enggak kok. Aku cuma melakukan apa yang akan laki-laki lakukan ketika mencintai perempuan yang jadi kekasihnya. Jadi, sekarang ayo masuk, berdandan yang cantik dan dandani Gina juga lalu kita pergi bersama untuk berkencan. Seperti keluarga kecil yang bahagia," ujarnya ringan.Ada desir aneh yang saat itu terasa di hati Citra, tapi secepat kilat Citra berusaha menepis perasaan itu. Ia hanya berpikir kalau dirinya tak boleh merasa luluh secepat ini, sebelum ia bisa memastikan Sakti akan benar-benar layak untuk ia jadikan tujuan
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

99. Kencan

"Kita mau ke mana?" tanya Citra ditengah-tengah perjalanan mereka dengan tujuan yang entah ke mana."Ke tempat indah yang paling terkenal di Belanda," jawab Sakti begitu riang. Kedua matanya bahkan berbinar-binar, kentara sekali kalau dia begitu bersemangat ingin mengajak Citra ke sana."Ke kebun tulip?" "Loh sudah tahu?"Citra menganggukan kepalanya. "Iya tahu karena mas Daniel pernah ngajak aku ke sana. Tempatnya super bagus, memanjakan mata sejauh mata memandang. Cocok juga kalo bawa Ginata," komentarnya tanpa sekalipun menyadari perubahan ekspresi Sakti setelah mendengar ucapannya."O-Oh begitu? Kalo begitu kita gak jadi ke sana. Biar aku cari referensi tempat yang bagus lainnya," ujar Sakti tiba-tiba membatalkan niatnya.Tidak, Citra tak bermaksud ingin memudarkan semangat Sakti ataupun mengolok-olok Sakti. Ia hanya ingin mengatakan kalau dirinya pernah ke sana dan sangat setuju kalau mereka akan mengajak Gina ke sana, tapi ia tak tahu kalau komentarnya justru akan membuat Sakti
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

100. Peri Raksasa dan Janjinya

"Aku harap secepatnya kesempatan baik itu hadir kepadaku. Aku mau kita menjalani pernikahan dengan normal, seperti pasangan pada umumnya. Apa tidak bisakah kita tetap bersama? Aku sebenarnya gak mau berpisah setelah Ginata tak membutuhkan Asi lagi seperti keinginanmu," ujar Sakti dengan begitu nelangsa.Sejenak Citra pun memandangi wajah Sakti lekat-lekat, ia meneliti tiap ekspresi yang tercermin di kedua mata suaminya itu untuk sekadar menemukan keputusasaan dan penyesalan yang justru membuat hatinya sesak saat melihatnya.Menyebalkan dari momen ini adalah... Citra yang terlalu lemah. Hatinya tak kuasa melihat Sakti terlihat tersiksa seperti ini, padahal dia adalah satu-satunya orang yang berani menolongnya ketika berada diambang kematian dan kemiskinan yang menyengsarakan hidupnya.Helaan napas kasar pun kemudian terdengar dari Citra. "Aku juga mau kita jadi suami istri sungguhan," ujar Citra tiba-tiba.Seketika itu pula pupil mata Sakti pun melebar. Ada banyak letupan di dalam hati
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more
PREV
1
...
89101112
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status