Semua Bab Istri Bayangan Milik Tuan Muda: Bab 51 - Bab 60

171 Bab

51. Jangan Sakit Lagi

"Kamu mau ke mana? Ini kamu pake minyak wangi satu botol sekaligus apa gimana? Wangi parfumnya sampe menuhin seisi rumah," cerocos Badra.Sedangkan Vina yang menjadi objek pertanyaan itu hanya mengangkat bahunya ringan, lalu tanpa kata mulai melangkah keluar rumah sambil menenteng tas mahalnya itu pada tangan kirinya."Sayang," panggil Badra lagi karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Vina.Dan Vina yang saat itu sudah melangkah sampai teras pun seketika menghentikan langkahnya dan menolehkan wajahnya dengan malas ke arah Badra."Apasih. Aku cuma mau pergi ke kota buat jalan-jalan dan belanja bentar, kamu bawel banget. Dipikir aku gak bosen apa di rumah terus liat wajah kamu tiap hari? Nungguin kamu ngajak liburan malah gak pernah terjadi," tukasnya sinis. Lantas kemudian ia pun menghembuskan napas kasar. "Ya aku cukup sadar sih. Nungguin kamu ngajak liburan tuh adalah hal yang mustahil karena kamu bahkan gak bisa menghasilkan uang sama sekali. Mau gimana lagi, aku cuma bisa menga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-23
Baca selengkapnya

52. Sedikit Retakan

"Perempuan hamil pulang jam 10 malem setelah pergi jalan-jalan sendirian di kota, apa itu gak keterlaluan?" sindir Badra. Pria itu duduk di sofa ruang tamu, sengaja menunggu Vina pulang. Dan saat istrinya itu membuka pintu, ia pun langsung mengutarakan kemarahannya secara tersirat dalam kalimat-kalimat tajamnya itu."Apa sih Yang? Jangan lebay deh. Kamu pikir siapa yang bikin aku betah di luar? Kamu! Ini semua salah kamu. Kalo aja kamu bisa jadi suami yang bener, aku gak mungkin harus nyari ketenangan di luar rumah dengan jalan-jalan.""Memangnya apa salah aku sampe kamu ngerasa gak tenang diem di rumah? Aku bersikap baik, selalumengutamakan kenyamanan kamu, aku gak pernah bersikap kasar, aku selalu memastikan kamu baik-baik aja dan pokoknya selalu mengutamakan kamu dalam banyak hal. Terus kenapa kamu bisa merasa semarah itu sama aku? Aku gak berbuat apapun, Vina."Vina mendelik jengah. Dadanya naik turun karena gejolak emosinya yang mendadak membuncah setelah mendengar ucapan-ucapan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-23
Baca selengkapnya

53. Hadirnya Orang Ketiga

Beberapa jam sebelumnya....Di sebuah restoran khas Sunda, Vina memberhentikan mobilnya. Setelah memastikan mobilnya terparkir dengan aman, ia pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam restoran itu dan memilih meja yang sudah ditempati oleh seorang pria. Seolah sedari awal pria itu memang sudah menunggunya di sana."Daniel?" tanya Vina terlebih dahulu, lalu kemudian baru mengambil posisi duduk di hadapan pria itu, ketika si pria menganggukan kepalanya dengan semangat.Daniel. Pria berambut kecoklatan, dengan warna mata abu-abu terang. Paras pria itu terlihat tampan dan sangat memukau di mata Vina yang punya kecenderungan begitu menggilai pria-pria Amerika dan Eropa yang biasa dijuluki 'bule' itu."Vina ya? Ternyata lebih cantik aslinya daripada di foto," pujinya yang seketika itu pula langsung membuat pipi Vina merona merah karena malu."Aku juga baru tahu kalo kamu seganteng ini. Tadinya udah bingung nyiapin bahasa karena aku gak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-24
Baca selengkapnya

54. Perasaan Yang Membingungkan

"Apa kamu masih perasaanmu pada Badra masih sama?" tanya Sakti disela-sela kegiatan Citra yang menempelkan kain kompresan ke atas keningnya.Mendengar pertanyaan itu, Citra pun berpikir sejenak untuk menimbang-nimbang jawabannya, sekaligus meraba hatinya. Ia mencari-cari letak keberadaan perasaannya untuk Badra, tapi seluas apapun ia merasa di sana, perasaan yang awalnya begitu luas kini tak bisa ia temukan muaranya. Yang tersimpan di sana hanya perasaan biasa saja. Entah sejak kapan perasaan itu tak ada disana."Iya, masih." Citra menjawab dengan tenang, walau sadar kalau itu adalah kebohongan. "Kenapa anda tanya begitu?""Bukan apa-apa, lupakan saja.""Baiklah.""Kamu sana temani Gina lagi. Dia pasti nangis kalo kamu pergi terlalu lama untuk mengurusku, sana pergi saja ke kamarmu lagi. Aku bisa sendiri," perintahnya tiba-tiba.Sedangkan Citra tak langsung mengikuti keinginan suaminya itu. Ia lebih dulu menatap Sakti yang pada momen itu langsung mengubah posisi berbaringnya jadi memu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-26
Baca selengkapnya

55. Neraka Yang Sakti Buat

Bahkan hewan bisa memprediksi kemalangannya sendiri, tapi kenapa manusia tidak? Jika ada badai, hewan lebih dulu turun dari gunung sedangkan manusia bahkan masih berleha-leha di tempatnya tanpa tahu apa yang terjadi."Apa Kang Badra sebodoh itu?" tanya Citra pada Sakti yang duduk di sampingnya. Saat itu keduanya sedang berada di dalam mobil, sembari melihat pemandangan dalam jarak 2 meter di depan sana yang tak nyaman untuk di lihat. Sakti mengangguk kecil. "Iya, dia gak tahu. Itu bahkan pertemuan ke 7 antar istrinya dan temanku," jawab Sakti ringan.Mendengar itu, Citra pun kembali memperhatikan pemandangan tak mengenakan itu. Di sana, ia melihat bagaimana Vina dan seorang pria saling bercengkrama di sebuah penginapan sempit yang jendelanya mereka biarkan terbuka."Padahal dia lagi hamil, bisa-bisanya dia begitu mudah dicumbu begitu saja oleh orang asing," gumam Citra mengomentari sikap Vina yang benar-benar sudah keterlaluan. "Padahal Kang Badra rela tak pengupayakan hidup anaknya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

56. Dia Milikku

"Rambut pendek ternyata cocok untukmu. Kamu... kamu jadi kelihatan lebih segar," puji Sakti yang kemudian memalingkan wajahnya karena malu dengan kalimat yang diucapkannya sendiri. Daun telinganya bahkan merah padam setelah memuji istrinya sendiri. Dan Citra yang mendengar pujian itu pun hanya mengulas senyum hangat. "Iya anda benar. Setelah potong rambut, saya jadi merasa lebih ringan dan segar. Sepertinya dimulai dari sekarang saya gak perlu banyak sampo buat keramas," kelakarnya. Yang justru kian membuat Sakti entah kenapa justru semakin tersipu malu.Untuk beberapa saat, Sakti berdeham beberapa kali. Kentara sekali kalau dia butuh waktu untuk bisa mengendalikan dirinya."Oh ya, ada satu hal yang lupa aku katakan padamu. Nanti malam adalah pesta ulang tahun perusahaanku dan tentunya aku harus datang bersamamu. Gina akan di rumah dulu sama pengasuhnya, lagipula kamu gak akan lama berada di pesta. Cukup setor wajah pada setiap tamu penting, lalu setelah itu kamu bisa pulang lebih
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-30
Baca selengkapnya

57. Frustrasi

Pada akhirnya, Sakti benar-benar bersikap sedingin ini pada Citra. Bukan, ini bukan tentang Sakti yang tak menganggap keberadaan Citra, tapi tentang sikap pria itu yang benar-benar membiarkan Citra seperti pajangan yang ia bawa di sampingnya untuk sekadar formalitas saja. Sakti benar-benar hanya membuat Citra tersenyum dan bersalaman dengan para tamu pentingnya, tanpa lebih dari itu."Makanlah dulu. Setelah itu aku akan minta supir buat nganter kamu pulang," ujar Sakti dengan ringannya.Sementara Citra menggelengkan kepalanya cepat-cepat. "Kalo tugas saya sudah selesai, saya mau langsung pulang aja. Gina pasti nyariin saya," alasannya.Bukan apa-apa, tapi walaupun Citra dari awal sudah menyanggupi perannya yang memang hanya untuk mengisi kekosongan setelah meninggalnya Tiana, tetap saja Citra merasa cukup sakit hati dengan situasi ini. Situasi di mana keberadaannya tak dianggap spesial."Oke. Kalo gitu biar aku antar ke depan." Tanpa kata Sakti langsung menggandeng tangan Citra dan be
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-02
Baca selengkapnya

58. Dejavu

Dengan lari tergopoh-gopoh dan napas yang terengah-terengah Badra yang panik pun segera memasuki ruang bersalin.Hari ini tiba-tiba saja Badra dihubungi oleh ayah mertuanya kalau Vina berada di rumah sakit untuk melahirkan, padahal perkiraan waktu melahirkan yang dikatakan dokter kandungan masih cukup lama."Kok bisa mendadak harus melahirkan prematur padahal dari awal kandungannya baik-baik aja?!" bentak Badra pada dokter kandungan dan perawat yang berada di ruangan itu.Keduanya adalah dokter dan perawat yang selalu ditemui oleh Vina tiap kali mengecek kandungannya, sehingga Badra yang selalu menemani istrinya check kandungan itupun seketika menumpahkan kemarahannya pada kedua oranh itu."B-Begini pak. Minggu lalu bu Vina datang check up, tapi bapak gak datang menemani. Beliau mengeluhkan perutnya yang sering kram akibat beliau yang mulai sering minum alkohol dan merokok. Saya sudah meminta beliau berhenti dengan kebiasaan minum-minum dan merokoknya, juga saya udah mewanti-wanti unt
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-04
Baca selengkapnya

59. Dia Membunuh Bayinya Sendiri

"Jawab aku," ujar Badra dingin seraya masuk ke dalam ruangan rawat inap VIP yang saat ini ditempati oleh Vina.Tanpa kata, Badra bahkan mengunci pintu ruangan itu dari dalam. Sengaja karena tak ingin membuat orang lain masuk dan menganggu pembicaraan mereka."Aku capek. Badan aku sakit, aku mau tidur," sahut Vina dengan nada suara yang tak kalah dingin."Anak kita meninggal, Vina.... apa begini sikapmu?"Dengus sinis kemudian terdengar dari Vina yang kini menatap kesal ke arah Badra. "Terus menurut kamu aku harus gimana? Yang meninggal gak akan bisa dihidupkan kembali. Lagipula bayi yang meninggal akan langsung masuk surga," ujarnya enteng.Badra terperangah mendengar penuturan istrinya itu. Matanya yang memerah karena terlalu banyak menangis pun, kini kembali berkaca-kaca. Sejenak, ia memejamkan matanya rapat-rapat untuk sedikit meredam rasa sakit di dadanya, lalu perlahan ia pun mulai kembali membuka matanya dan menatap Vina lekat-lekat, walau di detik yang sama air mata juga mengal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-05
Baca selengkapnya

60. Sikap Palsu

"Bahkan sampe akhir pun kang Badra masih mengutamakan perempuan itu. Sebegitu cintanya dia sama Vina. Lihat, dia bahkan memeluk bayi itu dan memakamkannya sendiri. Bahkan pemakamannya dihadiri dua keluarga, oleh keluarga kang Badra dan keluarga Vina. Beda sekali pada Argantara. Arga hanya bisa dipeluk dan diantar ke pemakaman oleh saya, tanpa ada ayah ataupun nenek dan kakeknya," gumam Citra nelangsa.Hari itu, Sakti mengajak Citra untuk melihat proses pemakaman anaknya Badra dari kejauhan. Mereka memilih duduk di dalam mobil yang sengaja diparkirkan tak jauh dari area pemakaman di kampung itu.Pada momen itu, tanpa kata Sakti mengulurkan tangan kanannya untuk sekadar menyeka air mata Citra yang meleleh membasahi pipinya yang memerah karena menahan amarah juga kesedihan yang membuncah."Setelah pengkhianatan yang dilakukan Vina, kang Badra bahkan masih memilihnya. Apa sebenarnya saya memang gak layak di cintai sebesar itu? Saya bahkan gak pernah merasakan di spesialkan seperti itu. Ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status