All Chapters of Istri Bayangan Milik Tuan Muda: Chapter 31 - Chapter 40

171 Chapters

31. Hanya Pelukan Pertemanan

"Kamu tadi gak ke toilet, ya?" tanya Sakti yang perlahan membuka matanya lalu dengan hati-hati bangun dari pembaringannya."S-Saya ke toilet.""Tadi Gina bangun dan menangis, jadi aku menyusulmu. Tapi, di toilet perempuan tak ada orang sama sekali. Kamu pergi ke toilet di gedung sebelah?" tukas Sakti penuh sindiran tajam.Citra yang sudah tertangkap basah pun tentu saja sudah tidak bisa mengelak lagi. Dengan berat hati ia pun mengaku-"Saya pergi ke atap cuma karena penasaran gimana pemandangan kota kalo dari gedung tinggi.""Lagi-lagi kamu bohong.""Saya memang pergi ke atap," kilahnya."Tapi bukan untuk melihat pemandangan, kan?"Citra diam."Apa ceritaku soal Badra membuat perasaanmu terusik, Citra? Apa seharusnya aku gak pernah menceritakan tentang laki-laki itu?"Seketika, Citra pun langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Bukan begitu, Andhika. Maaf karena saya meninggalkan Gina cukup lama sampai membuatnya menangis, anda pasti sangat kerepotan menenangkannya. Maafkan saya."
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

32. Tak Boleh Terbawa Perasaan

Agnes membeku di ambang pintu ruangan Sakti dengan setumpuk berkas yang dipeluknya. Desir perih di sudut hatinya, membuat Agnes merasakan nyeri yang tak bisa ia jabarkan lagi.Di sana, ia melihat bagaimana Sakti tengah berpelukan dengan perempuan muda yang kini sudah resmi jadi istrinya itu. Padahal Agnes pikir, kemesraan yang tanpak di publik juga pernikahan Sakti itu palsu. Agnes pikir itu hanyalah salah satu trik yang lagi-lagi digunakan Sakti untuk bisa mengalihkan perhatian dan perasaan cintanya pada Tiana. Namun, apa yang dilihatnya kali ini benar-benar mematahkan tuduhannya."O-Oh... maaf, pak Sakti. Saya lupa ngetuk pintu," ujar Agnes gugup.Seketika, pelukan Sakti lada Citra pun terurai. Citra menjauhkan dirinya dari Sakti dan memilih duduk di samping Ginata untuk mengawasi bayi itu, sedangkan Sakti justru sibuk membetulkan setelan kerjanya yang sedikit berantakan."Ada apa?" tanya Sakti tenang. Lantas kemudian ia pun bangkit berdiri dan melangkah pergi menuju meja kerjanya.
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

33. Masih Tak Tahu Apapun Tentangmu

Sore menjelang malam itu, Sakti pulang ke rumah. Ia membawa beberapa bingkisan yang kemudian ia ulurkan pada Citra, setelah pria itu mendaratkan kecupan lembutnya pada kening Citra."Ini apa?" tanya Citra.Namun, Sakti tak langsung menjawab. Ia justru lebih dulu merentangkan tangannya lebar-lebar, sehingga membuat Citra diam kebingungan di tempatnya.Sakti yang melihat kebingungan di wajah Citra pun seketika berdecak sebal. "Aku minta pelukan, Citra. Bukankah kita sudah sepakat untuk hal ini?"Citra mengerjapkan matanya beberapa kali, sebelum kemudian melangkah memeluk Sakti erat-erat tanpa berbicara sepatah kata pun. Hanya pelukan singkat, sehingga Citra pun bergegar menjauhkan dirinya dari Sakti untuk sekadar menenangkan debar jantungnya yang masih saja belum terbiasa dengan interaksi begitu intens seperti ini."Y-Yang anda berikan ini isinya apa?" ujar Citra kembali mengulangi pertanyaannya."Soto ayam. Aku belum makan malam. Coba tolong kamu pindahkan ke piring dulu ya. Aku mau ma
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

34. Cinta Kasih Dari Ayahnya

Citra memakaikan pakaian berbahan rajut berwarna putih gading pada Ginata, membuat bayi itu seperti peri mungil yang suci nan polos.Hari ini hari pemotretan untuk bayi mungil itu. Seperti biasa, Sakti adalah orang pertama yang mengusulkan hal ini dan tentu paling bersemangat.Pria itu bersemangat sekali untuk mengabadikan pose-pose menggemaskan dari putrinya.Ginata dibaringkan pada sebuah sofa kecil, posenya diarahkan oleh fotografer profesional dalam bidang pemotretan bayi, lantas kemudian sesi foto itu pun dimulai."Dia seperti malaikat kecil," gumam Sakti takjub sembari tak henti-hentinya memandamg penuh cinta pada Ginata.Sementara Citra yang berdiri di samping Sakti pun hanya memandangi wajah Sakti lalu memandang ke arah Ginata secara bergantian, sebelum kemudian mengangguk kecil mengiyakan ucapan Sakti."Sastra Rahayu Ginata, dia juga bidadari kecilnya saya," gumam Citra. Ia memandangi Ginata penuh kasih untuk beberapa waktu, lalu kemudian kembali beralih memandangi wajah Sak
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

35. Kesalahpahaman dan Penyesalan

"Kalo pun haru mati dua kali karena terluka oleh kang Badra, setidaknya kali ini saya akan mati dengan perasaan cinta saya buat dia yang ikut terbunuh. Saya ingin balas dendam sekaligus membunuh perasaan saya sendiri, Andhika...."Seketika Sakti pun berjingkat bangun dari duduknya. Tatapannya terhadap Citra kian dingin. Rahangnya menegetat, kentara sekali kalau ia tengah menahan amarah."Kamu gak lupa statusmu sekarang, kan, Citra? Kamu juga gak lupa bagaimana ucapanku dan juga janjimu waktu itu?""Andhika, saya cuma-" Citra tak bisa melanjutkan kalimatnya ketika tiba-tiba saja Sakti beranjak naik ke atas tempat tidur dan mengambil Ginata ke dalam gendongannya."Kalo kamu memang mau menuntaskan rasa cinta kamu buat laki-laki sialan itu, pergi saja. Silakan cintai dia sesuka hatimu. Curahkan semua perasaan yang terpaksa kamu pendam lama itu, aku gak peduli lagi. Kalo kamu mulai terluka, kamu tahu kan tempat pulang kamu ke mana? Rumah ini boleh jadi tempat kamu pulang, silakan saja lak
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

36. Jangan Berpaling Dariku

"Andhika, kenapa nomor anda gak aktif?" tanya Citra dengan suara tercekat saat melihat Sakti akhirnya pulang di jam 9 malam dengan membawa Ginata.Seharian Citra tak makan ataupun istirahat karena rasa khawatir dan rasa bersalah yang membelenggunya. Ia bahkan tak bisa menahan air matanya saat melihat Ginata yang menggeliat dan menangis dalam gendongan Sakti, sehingga di detik itu juga ia mengambil langkah lebar menghampiri pria itu. "Gina, sayang... sini sama Mama-" Citra mengulurkan tanganya dengan niat ingin mengambil alih Ginata ke dalam gendongannya.Namun, di detik itu pula Sakti mengambil langkah mundur dan membuat gerakan menghalau Citra."Jangan mendekati anakku," tandasnya dengan nada suara yang terdengar dingin dan tajam.Ucapan yang begitu menohok hati Citra itu pun lantas seketika membeku di tempatnya dengan tangan yang mengambang di udara karena tak bisa menggapai Ginata.Dengan gemetar, Citra pun menarik kembali tangannya dan menatap sedih ke arah Sakti yang mengabaikan
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

37. Skenario Kontrak

Jam dinding sudah menunjukan hampir tengah malam, dan Citra tetap tak bisa tidur. Rasa ngantuknya lenyap beberapa jam lalu saat Sakti membebat tangannya yang memar menggunakan perban. Wajahnya kian pucat dan tubuhnya terasa semakin lelah, tapi ia bahkan tak bisa terlelap barang sekajap saja."Menyebalkannya, dia dan segala sikapnya malah memenuhi isi kepalaku. Padahal kamu teh gak boleh terus-terusan mikirin Andhika, Citra. Apa yang dia lakukan cuma ngobatin rasa bersalahnya aja, bukan perhatian lebih. Ucapannya yang minta kamu tetap tinggal pun cuma karena kontrak yang dibuat, dia cuma memastikan kamu gak akan kabur karena skenario dari pernikahan kontrak ini masih panjang." Citra bergumam sendiri, sembari mengusap-usap dada untuk sekadar menenangkan sekaligus menyadarkan diri. Ia hanya tak ingin berlarut-larut dalam salah paham atas sikap baik dan ucapan manis Sakti."Tapi, kalo nanti kontraknya selesai... gimana caranya mengakhiri semua ini tanpa menyakiti Gina?" gumamnya lagi ke
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more

38. Kue Dengan Toping Buah Ceri

Setelah beberapa bulan berlalu, Citra mulai menikmati dan terbiasa dengan kehidupannya sebagai istri bayangan untuk Sakti dan jadi ibu untuk Ginata.Sekalipun pernikahan mereka hanya formalitas di atas kertas, tapi Citra cukup bahagia. Terlebih lagi ketika melihat tumbuh kembang Ginata yang mulai cerewet dan mulai bisa temgkurap, dan semua perkembangan itu tak pernah absen Citra kirimkan pada Sakti baik dalam bentuk foto atau pun video.Mereka seperti keluarga kecil yang bahagia. Walau hanya pernikahan kontrak, tapi Citra sangat bersyukur karena untuk pertama kalinya ia tahu makna pernikahan adalah ketika hidup berdampingan dengan seseorang yang kepribadiannya berbeda dari kita, tapi tetap saling menghormati dan melengkapi selayaknya teman hidup.Dering ponsel yang terdengar nyaring membuat Citra tersadar dari lamunannya. Nama Sakti tertera pada layar ponselnya, sehingga tanpa menunggu lama, ia langsung menerima panggilan itu."Halo?" sapa Citra."Aku pulang lebih awal hari ini, kamu
last updateLast Updated : 2023-03-13
Read more

39. Ajakan Hubungan Intim?

"Karena dulu saya pengen banget bisa makan kue yang ada krim dan dihias buah ceri, tapi sayangnya saya gak mampu beli.""Aku bisa beliin kamu banyak kue enak setiap hari kalo kamu mau. Kue yang lebih banyak krim dan dekorasi buahnya. Uangku bahkan cukup beli kue yang lebih mahal dari ini, kamu tinggal bilang aja, biar aku belikan."Citra terkekeh kecil."Kalo anda beliin saya kue sebesar ini tiap hari, saya bisa diabetes.""Tapi aku serius, kalo kamu mau. Aku bakal beliin kue apapun yang pengen kamu makan.""Makasih banyak. Ini pun sudah lebih dari cukup. Sebenarnya saya gak begitu suka makanan manis, tapi saya pengen banget bisa makan kue. Karena hari ini saya genap 20 tahun, jadi saya pikir untuk pertama dan terakhirnya saya pengen makan kue yang saya idam-idamkan dari dulu. Lagipula setelah usia 20 tahun, saya merasa sudah terlalu tua buat merayakan ulang tahun."Pupil mata Sakti seketika melebar setelah mendengar ucapan Citra. Sementara Citra sendiri justru mengulas senyuman manis
last updateLast Updated : 2023-03-13
Read more

40. Pria Baik Hati

"Sudah siap?" tanya Sakti saat masuk ke dalam kamar Citra.Di dalam sana, Citra sudah berpenampilan rapi dengan rambut yang digerai dan beberapa helai dia jepit ke belakang. Ditambah dengan dress elegan yang dikenakannya, membuat Citra kian bertambah cantik.Begitu juga dengan Ginata yang tampak manis dengan dress bebahan tile berwarna merah muda."Iya sudah siap. Sebenarnya kita mau pergi ke mana jam 4 pagi begini?" tanya Citra seraya mengambil gendongan bayi untuk segera menggendong Ginata, tapi niatnya itu ia urungkan ketika Sakti lebih dulu mengambil alih kain gendongan itu dan meraih Ginata ke dalam gendongannya."Hari ini hari ulang tahunmu. Jadi, biar aku yang menggendong Ginata agar penampilanmu tetap rapi. Kamu harus jadi paling cantik di hari ulang tahunmu sendiri," ujarnya.Padahal Citra tak merasa keberatan sama sekali kalaupun penampilannya harus sedikit kusut karena menggendong Ginata, tapi melihat Sakti yang begitu menggemaskan ketika menggendong Ginata, membuat Citra m
last updateLast Updated : 2023-03-13
Read more
PREV
123456
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status