Sesaat setelah hatinya merasa lega, Citra pun berjalan menuju dinding pembatas dan melihat pemandangan kota dari atas gedung ini. Ia menyeka air matanya dan beberapa kali berdeham untuk menetralkan suaranya."Baju bagus nan mahal, rumah mewah, mobil, tidur di kasur yang empuk dan makan makanan enak... kamu teh memang harusnya bahagia. Gak perlu berharap lagi ke Kang Badra. Harus inget kalo kamu gak pernah diharapkan siapapun termasuk dia," gumam Citra lirih. Berbicara pada dirinya sendiri.Untuk sejenak ia pun memejamkan matanya, sebelum kemudian mengambil langkah mundur dan berbalik untuk segera kembali ke turun ke ruangan Sakti, tapi. Di momen itu, ia harus mengurungkan niatnya ketika melihat Agnes, sekretaris Sakti itu berjalan menghampirinya."Aku pikir tak ada orang," ujarnya dengan bahasa yang tidak se formal biasanya. Ditambah, dengan nada suara yang terdengar ketus. Agnes bahkan secara terang-terangan menunjukan ekspresi tak sukanya pada Citra, sehingga membuat Citra merasa b
Last Updated : 2023-03-07 Read more