All Chapters of Istri Bayangan Milik Tuan Muda: Chapter 81 - Chapter 90

171 Chapters

81. Kamu Pusat Dunianya

"Citra gak ada di sini," ujar ayah Citra yang sedikit kebingungan karena kedatangan Sakti yang mendadak. Terlebih ketika Sakti yang mendadak menanyakan keberadaan Citra. "Bukannya Citra teh sama kamu? Apa dia pamit pergi ke sini tanpa bilang dulu?" Lanjutnya bertanya.Sakti tak langsung menanggapinya walaupun ia mendengar pertanyaan itu karena dia pun kini merasa begitu pening. Ia juga tak mungkin harus mengatakan yang sebenarnya pada ayah Citra tentang situasi yang sedang terjadi."Saya pikir Citra pergi ke rumah orang tuanya, makanya saya ke sini.""Tapi, Citra emang gak ada dan gak pernah ke sini lagi. Terakhir ke sini pas sama kamu waktu itu. Emangnya ada apa, kalian bertengkar terus Citra kabur dari rumah?" kali ini ibu Citra yang menyahut dembari menyajikan segelas teh hangat dan sepiring wafer untuk Sakti.Sakti menggelengkan kepalanya. "Bukan apa-apa. Kalo bisa, bapak, apa boleh tolong panggilkan Badra buat saya? Ada yang mau saya tanyakan ke dia.""Bisa, bisa. Sebentar bapak
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

82. Tak Pernah Mengenal Citra

Sakti sudah mengelilingi area yang Badra bilang jarak tempuh dari area itu ke taman pemakaman hanya berjarak 30 menit saja.Itu petunjuk yang tak spesifik, tapi Sakti tetap nekat mencari area yang sesuai petunjuk itu dan pada akhirnya yang ia dapatkan hanya bagaimana kepalanya terasa hampir pecah karena sampai sekarang ia tak tahu keberadaan Citra di mana rimbanya."Sialan,Sakti! Kau bahkan tak pernah tahu tempat apa yang mungkin akan dikunjungi istrimu sendiri," makinya pada diri sendiri. "Selama hidup bersamanya, kau malah semakin tak mengenalnya."Dengan kemarahan yang menggunung di hatinya, Sakti pun memilih untuk menepikan mobilnya dan berhenti di bahu kanan jalan. Pada situasi yang membuatnya sangat frustrasi itu, Sakti mengacak rambutnya lalu berakhir menelungkupkan wajahnya di atas stir.Saat itu Sakti masih berulang kali merutuki dirinya sendiri. Ia menyesali fakta bahwa sebagai seseorang yang berstatus sebagai suami citra dan bahkan hampir 1 tahun lamanya tinggal bersama, t
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

83. Bagiku, Hidup Dan Bernapas Terasa Menyakitkan

"Apa sekarang aku bisa punya kesempatan buat ngisi hati kamu?" tanya Daniel menambahkan.Sementara Citra tak langsung menjawab. Ia hanya termangu, sembari menatap Daniel lekat-lekat dengan kepalanya yang mendadak kosong.Pasalnya, selama tinggal di Belanda, walau tinggal di tempat terpisah dengan Daniel. Daniel selalu mengajak Citra jalan-jalan, entah untuk sekadar menyusuri tiap jalan terotoar, mengunjungi museum, atau bahkan mengajaknya makan di restoran yang menyajikan makanan khas Belanda yang enak. Saat itu Citra pikir Daniel adalah pria baik yang hanya merasa iba pada perempuan malang sepertinya, Citra tak menyangka kalau hari ini akan terjadi. Hari dimana Daniel benar-benar mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan.Awalnya Citra ingin sekali berpura-pura tak mengerti ucapan Daniel dan akan memilih tertawa lalu menganggapnya sebagai lelucon karena Daniel sedang bercanda padanya, tapi di situasi yang sudah sangat jelas ini dimana Daniel secara terang terangan mengatakan p
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

84. Sebatas Teman?

Citra terdiam di tempatnya karena ucapan Daniel yang sedikit mengusik sudut hatinya. Benarkah begitu? Benarkah alasan terbesar Citra merasa sedih berkepanjangan karena ia yang jatuh cinta pada Sakti, bukan karena ia kecewa pada Sakti yang mengusir dan tak ingin mendengar penjelasan darinya?Helaan napas resah pun kemudian terdengar dari Citra yang kembali sadar dari keterkejutannya. "Saya gak tahu. Entah benar saya sudah mencintai Andhika sedalam itu atau tidak, yang saya tahu saya menyukai Andhika dan saya sendiri yang menjadikannya pusat dunia saya."Senyum kecut pun seketika tercipta di wajah Daniel untuk beberapa saat, sebelum kemudian berubah jadi senyum simpul. "Eh, kamu tahu gak kalo taman bunga tulip ini adalah taman bunga terbesar di dunia? Banyak banget jenis bunga tulipnya dan indah banget kan?" ujar Daniel tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.Dari nada suara dan ekspresinya, Daniel kembali terlihat begitu antusias ketika menjelaskan tentang tempat ini pada Citra. Seolah pem
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

85. Perjalanan Jauh

"Apa pak Sakti yakin mau bawa non Ginata pergi?" tanya si pengaruh yang menatap khawatir ke arah Ginata yang tampak tertidur lelap dalam gendongan Sakti."Saya gak bisa ninggalin dia sendirian. Lagipula saya sudah konsultasi ke dokter kalo Ginata udah cukup aman untuk diajak berpergian menggunakan pesawat," sahut Sakti meyakinkan.Mendengar tekad Sakti, sang pengasuh pun hanya bisa memberitahu hal-hal dasar yang bisa Sakti lakukan kalau-kalau Ginata rewel dan tak nyaman selama perjalanan. "Semoga usaha pak Sakti buat ketemu Mamanya non Ginata bisa memberikan hasil yang baik. Saya doakan semoga Mamanya non Ginata bisa ikut pulang dan berkumpul lagi dengan pak Sakti," doanya untuk Sakti.Sakti pun tersenyum simpul dan mengangguk mengaminkan doa itu. Lantas kemudian ia pun turun dari mobil, dan menggeret kopernya untuk segera pergi masuk ke dalam bandara.Setelah check in, Sakti pun terus melangkahkan kakinya menuju lounge khusus untuk penumpang Kelas Bisnis, dan selama perjalanan menuj
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

86. Rumpang

Ketukan pada pintu apartemennya, membuat Citra yang saat itu baru saja selesai mengeringkan rambutnya pun segera berjalan ke arah pintu dan melihat Daniel yang mengangkat sekotak pizza di depan interkom. Seolah sudah tahu kalau Citra tengah melihat ke arahnya."Ayo buka pintunya, kita sarapan pizza bersama?" ujarnya pada interkom sembari memamerkan senyuman manisnya.Citra terkekeh geli lalu bergegas membuka pintu lebar-lebar untuk membiarkan Daniel masuk."Anda ngajak saya sarapan pizza, mentang-mentang pas anda ngasih saya pizza, saya bilang kalo itu pengalaman pertama saya memakannya?" ujar Citra mencibir Daniel dengan jenaka.Daniel terkekeh geli lalu mengacungkan kotak putih yang ia bawa di tangan kirinya. "Gak cuma pizza kok. Aku juga bawa ayam goreng tepung."Kali ini Citra pun ikut tertawa geli. "Masuklah," ujarnya mempersilakan.Dengan senang hati Daniel pun melangkah masuk dan tanpa merasa perlu bertanya pada Citra, ia langsung duduk di sofa dan dengan santainya membuka maka
last updateLast Updated : 2023-05-08
Read more

87. Penyesalan

"Syukurlah. Ternyata benar kamu ada di sini," ujar Sakti dengan suara tercekat.Ia menatap tak percaya pada perempuan yang kini berdiri di depannya.Itu benar-benar Citra, istrinya."Citra ak-" Sakti tak bisa melanjutkan kalimatnya ketika Citra tiba-tiba mengambil satu langkah mundur dan buru-buru menutup pintu apartemennya di depan wajah Sakti.Untuk beberapa saat Sakti membeku di tempatnya, ketika merasakan sudut hatinya terluka atas penolakan itu. Padahal, sebelum memberanikan diri datang ke sini, ia sudah berusaha mempersiapkan hatinya.Helaan napas berat pun terdengar Sakti, sebelum kemudian ia mendekat pada interkom. "Aku tahu kamu akan semarah ini padaku, tapi bisakah kamu buka pintunya dan kita bicara sebentar? Ini demi Ginata, kumohon...."Hening. Tak ada respon sama sekali."Aku yang melakukan kesalahan, tapi Gina gak melakukan kesalahan apapun. Kalo kamu mau, kamu bisa menghukumku. Jangan Gina. Karena keegoisanku, sekarang Gina harus ikut menderita. Kesehatannya akan membu
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

88. Jatuh Cinta?

"Apa ada orang lain yang sekarang mengisi hati kamu. Apa Daniel?"Citra menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Enggak sama sekali. Mas Daniel hanya teman," bantahnya."Kamu boleh menghukum aku, Citra. Kamu boleh mukul aku, kamu boleh tampar aku, kamu boleh tendang aku sesuka kamu. Limpahkan semua amarah kamu ke aku, aku gak masalah. Aku mohon... kembali jadi istriku." Kali ini Sakti dengan berani meraih kedua tangan Citra dan menggenggamnya erat-erat, ia bahkan melayangkan tatapan putus asanya pada Citra."Aku gak punya hak untuk menghukum kamu, Andhika. Gak perlu ada penyesalan apapun karena keputusan kamu udah benar, kita memang gak bisa hidup bersama. Terutama aku yang memang gak pantes berada di antara kamu dan Gina.""Jangan bilang begitu. Kamu lihat? Aku bahkan masih pake cincin pernikahan kita ke manapun aku pergi. Aku gak pernah melepasnya karena aku masih menganggap pernikahan ini. Kamu masih Mamanya Gina, Citra... ayo kita pulang. Kamu mungkin betah di sini, tapi aku gak bisa t
last updateLast Updated : 2023-05-12
Read more

89. Membuat Sakti Cemburu

"Apa yang terjadi? Kamu kelihatan capek," tanya Daniel begitu melihat bagaimana wajah lelah Citra ketika membukakan pintu untuknya.Ditanya seperti itu, Citra hanya tersenyum lemah lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Saya baik-baik saja. Saya cuma sedikit kurang tidur," jawabnya lalu kemudian mempersilakan Daniel masuk."Anda mau saya buatkan teh hangat?""Air putih aja. Aku bawa makanan untuk kita sarapan," sahutnya seraya mengeluarkan bingkisan yang ia bawa itu lalu menatanyap ke atas meja.Sekali lagi Citra mengulas senyum lemahnya, sebelum pergi ke pantry untuk mengambil segelas air putih. Beberapa kali Citra menghela napas lelah, sebelum kemudian duduk di depan Daniel dan memberikan segelas air putih untuknya."Apa menu hari ini?" tanya Citra, sembari memperhatikan bagaimana Daniel menyusun alat makan di atas meja.Daniel mengangkat wajahnya lalu kemudian melayangkan senyuman lebar. "Hari ini aku bawa makanan dari restoran timur tengah. Kamu pasti akan suka karena aku beli menu
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

90. Dibawah Guyuran Hujan

Hari minggu yang cukup kelabu karena awan hujan yang membentang di langit mulai terlihat berat, dan seperti siap untuk mengguyur bumi.Tak lama berselang, rintik-rintik hujan pun turun lalu berubah jadi hujan begitu deras. Di balkon unit apartemennya, Citra bisa melihat bagaimana seluruh kota mulai basah. Beberapa pejalan kaki mulai berteduh, sementara pengendara mobil tetap melaju di jalanan walau dengan menurunkan kecepatan."Hujannya deras," gumam Citra lalu kemudian menolehkan kepalanya ke belakang untuk sekadar mendapati Daniel yang duduk di sofa, sembari menatap ke arahnya lekat-lekat. "Anda pasti gak bisa pulang sekarang. Apa gak apa-apa?""Gak masalah kok. Aku senang bisa terus berada di sini karena aku jadi bisa lebih lama memastikan kalo kamu baik-baik aja."Citra terkekeh kecil mendengar jawaban itu, lalu kemudian kembali memalingkan wajahnya untuk menatap pemandangan dari balkon.Cukup lama ia menikmati pemandangan kota dan begitu larut dalam pikirannya sendiri, sampai-sam
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more
PREV
1
...
7891011
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status