Tanpa menunggu jawaban Kelana, Daffa segera menggendongnya ala bridal style. Sungguh, Kelana sangat malu saat ini, terlebih beberapa pasang mata menatap ke arah mereka. Anehnya, Daffa seperti tak terusik sama sekali, ia berjalan lurus, mengabaikan tatapan-tatapan tersebut.Sesampai di kamar, Daffa membaringkan pujaan hatinya dengan gerakan lembut. Ia menatap lekat wajah Kelana yang selalu terlihat cantik di matanya.“Cantik,” puji Daffa menyuarakan isi hatinya.“Gombal.” Kelana memalingkan wajahnya yang tersipu, membuat Daffa gemas dan berakhir mencubit pipi Kelana lembut. “Ih, jangan cubit-cubit, sakit tahu!”“Hehe, maaf sayang, saya gak tahan, habisnya kamu gemesin,” tutur Daffa. Ia berbaring di samping Kelana, memeluk erat perut rata wanita itu dan menghirup ceruk lehernya dalam-dalam. Kelana merasakan geli sekaligus nyaman disaat bersamaan.“Geser ih, sempit,” us
Baca selengkapnya