Share

Resah

Aku membaca surat tersebut secara berulang, seraya memikirkan siapa orang yang paling mungkin mengirimkannya? Mengapa hanya ada namaku? Apa mereka hanya mengincarku? Atau sekadar iseng dan menakut-nakuti saja?

Tak lama kemudian, aku kembali melanjutkan niat awal untuk membersihkan diri, tanpa berniat membereskan pecahan kaca yang berserakan. Nanti, aku akan ceritakan semuanya pada Daffa. Jujur, pikiran dan hatiku tidak tenang karena hal ini.

“Kira-kira siapa, ya?” gumamku.

Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruangan Daffa. Saat ini aku tengah menyuapinya, sedari tadi dia tak henti memuji cita rasa masakanku, senyumnya merekah indah, membuatku ikut bahagia dan melupakan sejenak insiden yang terjadi di rumah.

“Cantik.”

“Hmmmm, pasti ada maunya?” tebakku.

“Enggak, sayang, nethink ih,” balasnya.

“Selesai makan siang, aku perlu ngomong serius sama kamu. Bisa?”

D

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status