Share

Teror

“Sayang, ayo masuk,” ajak Daffa yang sudah berjalan lebih dulu, hendak menutup pintu utama.

Aku masih bergeming di tempat, menatap ke arah di mana mobil tadi berada seraya memikirkan siapa sosok di balik mobil tersebut, mengapa dia memandang ke rumah ini kemudian pergi setelah Lintang dan Daren berangkat?

“Sayang?” panggil Daffa. Tangannya sudah melingkar di perut rataku.

“Hmm?”

“Kenapa?”

Aku mengenyahkan segala pikiran buruk. Mungkin, hanya perasaannku saja. Barangkali pengemudi di balik mobil tadi sedang mencari rumah kerabatnya, dan ingin memastikan tidak salah alamat.

“Gak apa-apa, Daff. Ayo, aku bantu siap-siap,” balasku sembari bergelayut manja di lengannya.

“Beneran? Kok kayak ada yang lagi ganggu pikiran kamu?” tanya Daffa. Suamiku ini memang tipe laki-laki yang sangat peka. Ia paham segala perubahan ekspresi di wajahku, juga tak mudah percaya dengan apa y

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status