Suasana di antara Aksa dan Delia mendadak canggung. Setelah tahu orang yang menolongnya waktu itu ternyata Aksa, Delia tidak memutuskan langsung pergi meski hatinya dipenuhi berbagai macam perasaan. Takut, kecewa, marah, bahkan benci. Meski Aksa bukan pelakunya. Delia bertahan di sana, setidaknya ia harus mengucapkan banyak terima kasih.Dia sama sekali tidak mengira kalau pria itu Aksa. Dulu tubuhnya kurus, sekarang lebih berisi dan terlihat lebih tegap. "Jadi Mas yang menolongku siang itu? Terima kasih banyak. Maaf, saya mohon pamit. Sekali terima kasih atas tumpangannya waktu itu," ucap Delia sambil meraih tali tasnya."Tunggu sebentar. Maaf, bolehkah aku bicara denganmu sejenak saja?" tahan Aksa.Delia tidak jadi berdiri. Dia memandang pria di hadapannya dengan tatapan tajam. Sebenarnya Aksa tidak bersalah, yang bersalah adalah kakaknya. Tidak seharusnya Delia turut menghakimi orang yang tidak tahu apa-apa, hanya karena mereka berdua adalah kakak adik."Aku minta maaf, benar-bena
Read more