Semua Bab Kembalinya Istri Sah sang CEO: Bab 911 - Bab 920

1347 Bab

Bab 911

Dia menatap Farah dengan dingin dan melangkah cepat mengikuti langkah kaki Rendy. Begitu tiba di halaman rumah, dia merasakan sesuatu yang aneh. Mata dinginnya menyapu ke arah pepohonan yang tersembunyi cukup banyak orang.Tidak hanya Rachel yang bisa merasakannya, Rendy juga merasakan hal yang sama. Dia menarik tangan Rachel dan dengan suara berat bertanya, “Kamu yang minta Ronald datang?!”Rachel tahu kalau Ronald akan datang dan itu juga satu-satunya harapan yang dia pegang. Dengan suara tenang dia berkata, “Sekarang aku sudah ada di tanganmu, dia bisa berbuat apa lagi? Naik! Kita pergi.”Sikap patuh Rachel membuat Rendy merasa kalau perempuan ini seperti bersedia melepaskan segalanya dan ikut dengannya berkelana. Akan tetapi perasaan tersebut sirna ketika melihat luka sayatan di leher perempuan itu. Rachel tidak akan patuh dan menurutinya jika tidak diancam.Rendy memasukkan Rachel ke dalam samping kemudi dengan kasar. Dia menunduk dan menyentuh tubuh perempuan itu untuk memastikan
Baca selengkapnya

Bab 912

Ronald memeriksa jasad Rendy yang sudah mati dalam waktu satu menit. Lelaki itu menunduk dan mengusap wajah Rendy, kedua mata lelaki itu juga ikut menutup.“Cari tempat dan kubur.” Setelah memberikan perintah, dia menggendong tubuh Rachel dan berjalan ke mobil yang ada di belakang.“Rachel, nggak ada hubungannya denganmu. Peluruku yang membuat nyawa dia melayang. Aku yang sudah membunuh dia,” ujar Ronald dengan lembut.Ketika Ronald menjadi Terry North, dia hampir menembak dan membunuh orang sepanjang hari. Baginya, membunuh tidak membuatnya merasa bersalah. Meski dia membunuh orang di Indonesia, kejahatan Rendy sangat besar sekali. Kalau mau dipermasalahkan, Ronald juga akan dibebaskan.“Rachel, nggak apa-apa. Nggak akan ada apa-apa.”Ronald memeluknya dan menenangkan perempuan itu. Rachel melihat tubuh Rendy yang bersimbah darah tengah diangkut oleh para anak buahnya Ronald. Sosok yang membuat kehidupannya hancur lebur akhirnya sudah mati dan lenyap.“Tutup dulu berita tentang kemati
Baca selengkapnya

Bab 913

Ketika Joni hendak berdiri, seorang anak buah Ronald langsung menendang lutut Joni hingga membuatnya tersungkur kembali ke tanah.“Aku tanya sekali lagi, kamu mau hidup atau nggak?!” tanya Ronald sambil mengarahkan pistolnya.“Licik! Kenapa bisa ada orang licik sepertimu?!” seru Joni dengan mata memerah.Ronald tertawa dingin mendengar itu. Sudah dari awal seharusnya dia bersikap kejam. Dengan begitu maka Rachel tidak akan menderita. Dia mengangkat tangannya dan menembak udara sambil berkata dengan raut tidak sabar, “Aku kasih waktu sepuluh detik lagi! Kalau lewat nggak boleh menyesal.”Joni menggigit bibir dalamnya. Dia tidak masalah mati dan tidak takut akan hal itu, tetapi istri dan anak-anaknya tidak bersalah. Mereka bahkan tidak tahu apa yang sedang diperbuat oleh Joni.Lelakibitu memejamkan matanya dengan putus asa sembari berkata, “Katakan, apa yang mau aku lakukan?”“Aku mau kamu tuliskan semua anak buah Rendy di kota ini. Selama daftar namanya lengkap, istri dan anakmu boleh h
Baca selengkapnya

Bab 914

Ronald masuk dalam waktu yang tidak lama. Tatapannya yang dingin terjatuh tepat di wajah Farah. Perempuan tua itu mencoba menyembunyikan tatapannya sambil berkata, “Ma-mama nggak enak badan, Mama mau naik dulu.”“Nggak mau tahu keberadaan Rendy?” tanya Ronald yang membuat langkah kaki Farah terhenti.“Eddy bawa adik-adikmu main di atas,” kata Ronald pada putranya.Eddy tahu bahwa perbincangan tersebut adalah perbincangan orang dewasa sehingga dengan patuh dia membawa adik-adiknya. Farah menyentuh dadanya sambil bertanya dengan perlahan, “Ronald, apa yang kamu lakukan pada kakakmu?”“Bukan aku, tetapi dia sendiri yang memilih. Dia sudah mati, aku yang langsung mengantarkan kepergian dia.”“Apa?” Kedua bola mata Farah melebar dan dia langsung terduduk dengan lemas di atas sofa.Ronald terlihat tidak merasa iba dan terus berkata, “Kalau aku bawa dia ke pengadilan, hukuman mati sebanyak sepuluh ribu saja nggak cukup buat membayarnya. Aku mengambil nyawanya dengan satu peluru saja dan itu s
Baca selengkapnya

Bab 915

Setelah itu dia mengangkat tangan dan menyingkirkan Farah. Perempuan tua itu tidak menyangka Rachel akan melakukan hal seperti itu. Karena tidak ada persiapan, dia jatuh tersungkur di lantai.“Sejak Bu Farah membela Rendy, di dalam hatiku sudah nggak ada mertua seperti Anda. Tapi bagaimana pun, Anda tetap neneknya anak-anakku. Aku juga akan menghargai Anda. Tapi, Anda sungguh sangat tidak seharusnya menyerahkan Michelle ke tangan Rendy. Kalau sampai hal buruk terjadi pada Michelle, aku kemungkinan juga akan mengirimkan Anda untuk bertemu Rendy.”  Rachel mengatakan kalimat itu dengan santai, tetapi terdengar penuh ancaman.“Ronald, kamu dengar? Istri yang kamu nikahi ini mau membunuh ibumu!” kata Farah sambil menatap Ronald. Dengan suara serak dia kembali berkata, “Perempuan ini menghancurkan keluarga kita! Dia membunuh kakakmu dan mau membunuh Mama.”“Keluarga Tanjaya memang sudah hancur dan berantakan. Ada atau nggak ada Rachel juga akan tetap sama. Mama, kembali saja ke Australia, a
Baca selengkapnya

Bab 916

Darren tersadar dan dengan patuh menunduk sambil berkata, “Maaf, Ma. Aku nggak sengaja dan nggak akan mengulanginya lagi.”Rachel mengatupkan mulutnya rapat. Kenapa tadi dia emosi? Biasanya dia tidak akan marah semudah itu. Jarinya juga tidak begitu sakit.Rachel menunduk dan dengan lembut berkata, “Nggak apa-apa, Darren. Mama tadi hanya bercanda.”Darren tidak berani merasa lega sama sekali karena sikap Rachel tadi tidak terlihat sedang bercanda. Dengan hati-hati dia berkata, “Mama, tugas sekolahku masih belum selesai, aku selesaikan dulu.”“Iya,” jawab Rachel sambil mengelus kepalanya.Eddy dan Michael berpandangan sejenak dan menggandeng Michelle untuk keluar dari kamar. Saat tiba di luar, Eddy berbisik, “Michael, kenapa aku merasa Mama masih aneh?”“Jangan berpikir terlalu banyak. Rendy sudah diurus oleh Papa, nggak sampai tiga hari lagi semua alat kendalinya juga akan dihancurkan. Mama akan terbebaskan,” jawab Michael.Tidak sampai tiga hari kemudian, Ronald mendapatkan seratus le
Baca selengkapnya

Bab 917

“Bu, semua orang sudah berkumpul dan rapat sudah bisa dimulai,” kata Jenny.Rachel mengangguk sambil menutup dokumen dan bangkit menuju ruang rapat. Selama setengah bulan ini dia tidak datang ke kantor sehingga memang perlu mengadakan rapat untuk mengetahui situasi kantor akhir-akhir ini.Perkembangan selama setengah bulan ini membuat Aurora Technology menjadi salah satu perusahaan yang cukup terpandang. Hanya rapat petinggi perusahaan saja, orang yang memenuhi ruangan sudah mencapai 30 hingga 40 orang.“Bu, laporan keuangan perusahaan sudah keluar. Profit secara keseluruhan mencapai 33,6 miliar.”“Bu, proyek terbesar perusahaan dalam triwulan ini sudah mulai dan perkembangannya sangat baik.”“Satu minggu yang lalu perusahaan investasi luar menghubungi kita. Mereka mengajukan sebuah ide baru mengenai teknologi chip bioteknologi. Bidang usaha kita memang di bagian produk pintar, saya merasa cukup tertarik dengan ide mereka. Karena itu saya bertemu dan berdiskusi dengan mereka juga. Peru
Baca selengkapnya

Bab 918

Suasana di ruang rapat menjadi sangat mencekam.Ketua tim teknologi di perusahaan sudah bergabung dalam Aurora Technology sejak minggu pertama perusahaan didirikan. Hubungannya dengan Rachel selalu baik-baik saja dan sangat dekat.“Bu, di luar negeri ada hukum yang berlaku untuk chip. Seharusnya produk ini nggak akan begitu berantakan, kita juga akan mengikuti semua persyaratan yang diberlakukan.”“Diam! Jadi walaupun saya nggak setuju, kalian tetap mau mengerjakan proyek ini?”“Bu, maksud saya bukan seperti itu. Kalau dilihat dari sudut pandang hukum, saya hanya merasa kita boleh mencoba sesuatu yang berbeda.”Prang!Rachel melempar gelas kopi yang ada di meja dan melayang melewati samping telinga ketua tim teknologi hingga jatuh ke lantai dan hancur berantakan. Semua orang yang ada di ruang rapat tampak tercengang dan terkejut. Tidak ada yang menyangka Rachel akan melakukan tindakan seperti itu.Bahkan Rachel sendiri juga ikut tercengang dan tidak menyangka. Dia bukan orang yang emos
Baca selengkapnya

Bab 919

“Kak Eddy menemaniku baca, Kak Michael menemaniku gambar dan Kak Darren menemaniku latihan piano. Mama ceritain aku cerita, boleh?” jawab dan tanya Michelle.Rachel yang baru saja menegak dua butir obat merasa kepalanya sedikit berat dan ingin tidur. Mungkin karena ada efek mengantuk dari obatnya juga. Dia memaksakan seulas senyum lembut sambil berkata,“Mama tidur setengah jam dulu. Setelah makan malam, Mama ceritakan dongeng ke kalian.”Dia mengelus kepala bocah itu sebelum menaiki tangga. Setelah itu Rachel menutup pintu kamar dengan perlahan.“Mama kenapa terlihat lelah sekali. Kenapa Papa masih kasih Mama ke kantor?” gumam Michelle dengan wajah cemberut.“Mama di luar negeri setengah bulan lebih, setelah itu nggak pernah ke kantor. Di kantor ada banyak urusan yang harus Mama urus. Biarkan Mama tidur dulu, kita panggil Mama waktu jam makan malam,” ujar Eddy.Michael menunduk sambil memainkan balok kayu dengan mata menggelap. Dia tahu jelas apa yang terjadi, tetapi dia juga tidak bi
Baca selengkapnya

Bab 920

Suara berdebam dari pintu kamar membuat pikiran Rachel tersadar seketika. Apa yang sedang dia perbuat? Kenapa dia emosi lagi pada anak-anaknya?Bukankah dia sudah makan obat? Bukankah Rachel sudah melakukan terapi? Kenapa masih terjadi seperti ini?Rachel memegang kepalanya dan dengan raut menderita dia menenggelamkan kepalanya dalam selimut. Cukup lama kemudian dia baru sedikit tenang. Rache mengeluarkan laptopnya dan membuka kamera CCTV. Dia melihat keempat anaknya tengah duduk diam di sofa dan memandang keluar. Hanya terdengar suara desauan angin saja.  Dia mendekatkan kamera dan melihat mata Michelle yang memerah. Terlihat jelas bahwa bocah itu baru saja menangis. Buku di atas lutut Darren juga tidak terbuka, sepertinya dia gunakan untuk menutupi emosinya saja. Sedangkan Michael dan Eddy hanya melamun saja menatap buku.Rachel lagi-lagi membuat anaknya terkejut dan ketakutan. Berbagai perasaan bersalah, tidak tenang dan semuanya bercampur aduk dalam benaknya Rachel. Sesaat kemudia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
9091929394
...
135
DMCA.com Protection Status