Semua Bab Kembalinya Istri Sah sang CEO: Bab 871 - Bab 880

1347 Bab

Bab 871

Melihat panggilan itu berasal dari Blake, Ronald langsung mengangkatnya.“Bos, setengah jam yang lalu Rendy berusaha kabur, tapi kamu berhasil nangkap dia lagi.”“Pantau terus, jangan kasih dia kesempatan sedikit pun untuk kabur lagi!”“Siap, Bos. Aku sudah mengerahkan belasan orang untuk berjaga di ruang bawah tanah. Sehebat apa pun dia nggak bakal bisa kabur lagi.”Kening Ronald terlihat sangat tegang ketika dia mengakhiri panggilan.“Ronald, nggak apa-apa. Semuanya pasti bisa diselesaikan ….”“Ayo kita pulang saja dulu. Anak-anak butuh penjelasan dari kita.”Selama perjalanan, mereka berdua berdiskusi bagaimana membujuk anak-anak mereka nantinya. TK tempat mereka bersekolah hari ini bubar lebih awal. Mereka berempat sudah pulang dan sedang mengobrol dengan Farah di ruang tamu. Mereka langsung berkerumun ketika melihat kedua orang tua mereka pulang berdampingan.“Mama bukannya harus istirahat di rumah? Kenapa keluar-keluar lagi?” tanya Darren.“Papa sudah janji bakal jagain Mama, lho
Baca selengkapnya

Bab 872

Belum lama ini Rachel memanggil Farah dengan sebutan Bu Farah, tapi hari ini dia tiba-tiba memanggilnya dengan panggilan “Ma”. Keresahan hati yang selama ini Farah rasakan akhirnya bisa menghilang juga setelah sekian lama. Asalan Ronald dan Rachel mau memanggilnya dengan panggilan “Ma”, maka itu berarti permasalahan yang selama ini memecah hubungan mereka sudah terlewati.“Rachel, kamu fokus saja sama kerjaan kamu, anak-anak biar Mama yang jagain,” kata Farah.“Aku nggak mau pisah sama Mama!” kata Darren sambil memeluk ibunya,”Ma, aku mau tinggal bareng Mama!”Michelle pun ikut menarik-narik ujung baju Rachel dan berkata manja, “Aku nggak pernah berpisah dari Mama. Mama jangan pindah ….”Meski Eddy dan Michael tidak berkomentar apa-apa, mereka berdua juga merasakan hal yang sama dengan kedua adiknya. Mereka semua tidak rela meninggalkan sang ibu yang selama ini sangat menyayangi mereka. Namun di luar perasaan tidak rela, Michael juga merasa adanya keanehan. Selama ini dia dan Michelle
Baca selengkapnya

Bab 873

Michelle pun jadi merasa bersalah dan menangis, “Mama nggak suka sama aku lagi, huwaaa ….”“Mama nggak marah. Mungkin tadi ada sesuatu yang harus dikerjain,” ujar Michael berusaha menenangkan situasi.“Pemilihan ahli waris keluarga Adijaya penting banget bagi Mama. Mama pasti punya alasan yang kuat sampai harus pindah. Darren, kamu jangan merengek lagi,” kata Eddy.“Iya, aku tahu aku salah. Aku mau minta maaf ke Mama dulu.”“Mending tunggu sampai Mama tenang dulu,” saran Michael.“Papa Mama kalian cuma mau pindah ke rumah yang dekat sama tempat kerja, bukan mau pinda sampai ke luar kota. Kalau kalian berempat kangen, Nenek bisa antar kalian kapan saja. Darren, jangan nangis lagi, nanti Michelle jadi ikut nangis. Ayo dilap dulu air matanya,” bujuk Farah.Darren pun mengangguk dan menyeka air matanya, perasaan Michelle juga perlahan jadi lebih tenang. Setelah kurang lebih 20 menit berlalu, pintu kamar utama di lantai dua terbuka.Dari susur tangga Rachel berkata kepada keempat anaknya, “
Baca selengkapnya

Bab 874

Keluarga Tanjaya memiliki satu unit tempat tinggal di dekat lokasi proyek resor yang sedang Adijaya Group kerjakan. Sebuah vila dua lantai dengan pemandangan laut yang terletak di lereng gunung itu masih mendapatkan perawatan rutin dan halamannya dipenuhi dengan tanaman.Setibanya mereka di vila tersebut, Rachel melirik luka yang ada di tubuh Ronald dan bertanya kepadanya, “Beneran nggak perlu cek ke dokter?”“Cuma luka kecil doang, nggak apa-apa. Malam ini kamu tidur pagian. Besok bakal ada beberapa programmer yang datang. Aku minta tolong mereka untuk menghancurkan chip yang ada di badan kamu.”Rachel juga bekerja di bidang teknologi informasi. Dia tahu chip yang ada di dalam tubuhnya ini tidak mungkin bisa dihancurkan tanpa source code. Namun demikian, Rachel tidak ingin membuat Ronald kecewa. Dia tetap akan mencobanya walau harapannya tipis, karena memang hanya itu yang bisa mereka lakukan.Pada pukul tujuh pagi keesokan harinya, terdengar suara orang sedang mengobrol dari lantai b
Baca selengkapnya

Bab 875

Dengan mata elangnya yang tajam itu Ronald menatap sinis dan berkata, “Nggak usah banyak bacot, langsung saja kasih tahu aku dari supplier mana si Thomas beli chip-nya?”Di tangan Ronald terdapat sebuah chip yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi asistennya Isabel. Setiap kali Isabel ingin mengendalikan pikiran seseorang, dia akan meminta asistennya ini untuk menanamkan chip tersebut ke dalam pembuluh darah sang korban. Seketika chip tersebut dimasukkan, orang-orang yang menentang Isabel akan berubah drastis. Tak peduli sekecil apa pun perintah yang diberikan, orang tersebut akan melakukannya. Dan ketika Isabel sudah bosan, dia akan memerintahkan korbannya untuk bunuh diri.Apabila Ronald menanamkan chip tersebut ke dalam pembuluh darah asistennya Isabel, sudah dipastikan nyawanya akan melayang ….“Ja-jangan …,” ujar wanita itu dengan suara gemetar, “Oke, oke … aku kasih tahu semuanya ….”Wanita itu memeras otak membocorkan nama pemasok yang menyediakan chip untuk Thomas.“Shura Bio
Baca selengkapnya

Bab 876

Angin dingin langsung berembus masuk seketika kaca jendela dipecahkan.Rachel segera masuk ke dalam pelukan Ronald dan berkata, “Dingin banget ….”Ronald pun segera membawa Rachel ke kamar sebelah. Kali ini Rachel tidak menggila seperti biasanya. Justru sebaliknya, dia bisa melawan bisikan suara itu dan berlari memeluk Ronald dan berkata dengan nada yang tenang kalau dia kedinginan.“Ronald, aku masih ingat apa yang terjadi barusan. Ada suara cowok yang menggema di kepalaku. Dia nyuruh aku untuk hancurin kaca jendela. Tapi suara itu nggak kedengaran kayak robot, malah … rasanya suara itu nggak asing.”Kening Ronald mengerut kencang. Dia sudah banyak membaca banyak laporan dan paham betul bagaimana cara kerja chip tersebut. Chip tersebut akan mengeluarkan suara mekanik seperti robot yang memang sudah diprogram dari awal.namun ketika kali ini suaranya berubah jadi suara pria, itu berarti ada orang yang mengendalikannya dari jauh.Masalahnya, Isabel sudah mati. Siapa lagi yang bisa mengen
Baca selengkapnya

Bab 877

“Rachel, kamu jangan takut. Sekarang kita sudah tahu Rendy dalan di balik semua ini. Semuanya pasti bakal baik-baik saja. Kamu bersabar sedikit lagi, ya.”Setelah itu, Ronald langsung menghubungi Blake untuk mencari keberadaan alat tersebut. Tak sampai setengah jam kemudian, Blake menelepon balik.“Bos, sudah ketemu. Ternyata alatnya itu berbentuk anting.”“Bawa alatnya kemari secepatnya,” perintah Ronald.Namun, dengan pengiriman tercepat pun setidaknya butuh waktu dua hari. Selama dua hari itu, Rachel tidak pergi ke mana-mana dan hanya berdiam diri di vila. Ronald juga dengan setia menemaninya.Rachel menyibukkan dirinya dengan membaca buku atau menonton TV, sementara Ronald membuat makanan di dapur. Rachel tersenyum bahagia melihat Ronald yang tetap berusaha meski tidak terbiasa bekerja di dapur. Demi Rachel, Ronald belajar bagaimana caranya memasak nasi dan membuat lauk sederhana. Walaupun rasanya biasa saja, Rachel tetap sangat menyukainya.“Adijaya Group menemukan ladang minyak l
Baca selengkapnya

Bab 878

“Rachel, tunggu sebentar. Nanti aku antar habis aku cuci piring.”Ronald langsung melepas celemek, mengambil piring dan peralatan makan yang sudah kotor dan mencucinya di wastafel. Rachel masih duduk di meja makan sambil bertopang dagu menyaksikan sosok Ronald yang begitu menggoda. Tubuhnya yang tinggi dan kekar membuat Rachel tiba-tiba memiliki pikiran vulgar.Mereka berdua tidur pisah kamar semenjak pindah ke vila ini. Bahkan duduk berdekatan juga mereka tidak berani berciuman, paling banter hanya pelukan saja karena mereka sama-sama takut keintiman itu akan mengaktifkan chip yang bersarang dalam tubuh Rachel. Ketika Ronald membalikkan badan, dia dihadapkan dengan tatapan Rachel yang tergila-gila padanya.“Jangan lihat aku kayak begitu,” kata Ronald sambil berusaha meredam nafsu mulai muncul.Wajah Rachel pun seketika memerah dan sesegera mungkin mengalihkan matanya ke tempat lain. Ronald sudah cukup menderita selama ini ,dia tidak ingin menambah bebannya lagi ….Ronald pun mengelua
Baca selengkapnya

Bab 879

“Kakek, Pa, Tante,” sapa Rachel tersenyum .“Kak, Rachel,” sapa Zico.“Aku yang anak haram ini saja paling nggak masih tahu sopan santun menyapa orang yang lebih tua, tapi kamu kenapa malah nggak punya sopan santun,” tandas Rachel kepada Hanna. “Kamu yang punya orang tua saja nggak tahu sopan santun. Kalau kamu tumbuh sebatang kara kayak aku, bisa-bisa kamu lebih kurang ajar lagi.”Sharon langsung naik pitam ucapannya tadi dikembalikan mentah-mentah oleh Rachel. Itu berarti dari tadi Rachel sudah sampai, tapi dia menunggu kesempatan yang pas untuk masuk di luar.“Tante Sharon jangan marah. Mau seburuk akhlak Hanna, dia tetap sepupuku. Lain kali biar aku saja yang ajarin dia sopan santun.”“Siapa yang mau diajarin sama kamu, dasar anak haram. Memangnya kamu punya hak apa?” balas Hanna.“Hanna, sapa sepupumu yang benar,” tegur Deddy.Bukannya tidak tahu sopan santun, tapi Hanna enggan menyapa Rachel. Namun karena kakeknya sudah memberikan ultimatum, mau tidak mau Hanna harus menurutinya.
Baca selengkapnya

Bab 880

Sekali lagi Rachel tersenyum lebar. Kali ini senyumannya terus memanjang sampai ujung matanya.“Dua triliun itu aku dapat dari investorku sendiri, nggak ada hubungannya sama proyek petrokimia kalian.”“Kamu masih berani bilang nggak ada hubungannya? Dua triliun itu bukan angka yang kecil. Orang yang sanggup ngeluarin uang sebanyak itu sekaligus di satu Suwanda nggak lebih dari sepuluh orang. Coba kasih tahu, siapa yang kasih uang sebanyak itu?” tanya Hanna.Dua triliun memang bukan jumlah yang bisa dipandang remeh. Para pemegang saham bisa saja menyuntikkan uang pribadi mereka sebanyak itu, tapi pada kenyataannya, siapa yang benar-benar berani menjual saham mereka dan mengubahnya jadi uang cair?“Untung saja aku bawa semua surat penting soal proyek resor. Kalau nggak, aku bakal difitnah terus,” ujar Rachel, lantas dia mengeluarkan sebuah map coklat berisi berbagai macam berkas dan menaruhnya di depan Deddy. “Ini surat kontrak investasi proyek. Ini belum sempat aku laporin. Coba Kakek
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8687888990
...
135
DMCA.com Protection Status