Sekali lagi Rachel tersenyum lebar. Kali ini senyumannya terus memanjang sampai ujung matanya.“Dua triliun itu aku dapat dari investorku sendiri, nggak ada hubungannya sama proyek petrokimia kalian.”“Kamu masih berani bilang nggak ada hubungannya? Dua triliun itu bukan angka yang kecil. Orang yang sanggup ngeluarin uang sebanyak itu sekaligus di satu Suwanda nggak lebih dari sepuluh orang. Coba kasih tahu, siapa yang kasih uang sebanyak itu?” tanya Hanna.Dua triliun memang bukan jumlah yang bisa dipandang remeh. Para pemegang saham bisa saja menyuntikkan uang pribadi mereka sebanyak itu, tapi pada kenyataannya, siapa yang benar-benar berani menjual saham mereka dan mengubahnya jadi uang cair?“Untung saja aku bawa semua surat penting soal proyek resor. Kalau nggak, aku bakal difitnah terus,” ujar Rachel, lantas dia mengeluarkan sebuah map coklat berisi berbagai macam berkas dan menaruhnya di depan Deddy. “Ini surat kontrak investasi proyek. Ini belum sempat aku laporin. Coba Kakek
Karena ditatap oleh Deddy dan Hendo, wanita itu menundukkan kepalanya dan berkata, “Rachel, maafkan aku.”“Nggak apa-apa, aku nggak ambil hati,” Rachel melambaikan tangannya dengan santai dan berkata, “Masih ada yang harus kuurus, jadi aku pergi dulu, ya.”Dia berbalik badan, lalu melangkah dan meninggalkan ruang kerja.Hendo segera mengejarnya dan berkata, “Rachel, kamu nggak tinggal dulu untuk makan?”“Aku sudah makan sebelum datang ke sini. Masih belum sepenuhnya tercerna, loh. Mana bisa aku makan lagi? “Rachel tersenyum dan berkata, “Pa, nggak usah antar aku ke pintu. Aku pergi dulu.”Hendo mengantar putrinya itu ke pintu dengan hati enggan.Meskipun dia sudah menemukan putrinya, kesempatan bagi mereka berdua untuk bertemu terlalu sedikit. Kasih sayang seorang ayah dari dalam dirinya tidak bisa sepenuhnya dia lepaskan.“Rachel, tunggu sebentar,” kata Hendo, “Papa membelikanmu sesuatu kemarin. Kamu sekaligus bawa pulang.”Rachel ingin mengatakan tidak, tapi Hendo sudah masuk, dan ta
Begitu mobil mereka berhenti di depan pintu vila, ada seorang kurir yang datang mengantar sebuah paket.Ronald melirik alamat tujuan di paket itu sekilas, segera menandatangani nota penerimaan barang, lalu masuk ke dalam rumah sambil menggendong Rachel.Rachel memperhatikan Ronald membongkar bungkusan itu, merobek kemasan luarnya lapis demi lapis, sampai akhirnya sebuah kotak kecil kelihatan. Suaminya itu membuka kotak kecil tersebut dan ada anting-anting emas dengan mutiara hitam tua di dalamnya.Ronald membongkar cangkang anting-anting itu dan menemukan rangkaian transistor yang tersusun dengan kompleks di dalamnya.Rachel mengambil sebuah barang dan berkata sambil tersenyum, “Ronald, beri aku waktu satu jam, aku akan mempelajarinya.”Ronald mengangguk. Dia tahu Rachel adalah seorang hacker yang handal, jadi meneliti hal semacam ini seharusnya tidak menjadi masalah bagi istrinya itu.Rachel memasuki ruang kerja sambil membawa anting-anting tersebut dan mulai mengoperasikan komputerny
Ronald berkata pelan, “Mama sangat sibuk dan benar-benar nggak punya waktu untuk menghabiskan waktu bersama kalian. Michael, Papa akan mengirimkan sesuatu kepadamu nanti. Kamu coba pelajari dan lihat apa kamu bisa memecahkannya.”Michael mengangguk dan berkata, “Oke, Pa.”Setelah menutup telepon, Ronald mengirimkan program yang sempat dipelajari oleh Rachel tadi pada Michael.Dia pernah bekerja dengan Michael sebelumnya dan tahu jelas betapa luar biasanya kemampuan hacking putranya.Bakat Rachel berada dalam bidang pemrograman, sedangkan Michael memiliki bakat dalam menerobos masuk ke dalam sistem informasi, yang tidak bisa dianggap remeh.Di rumah keluarga Tanjaya.Sebuah email masuk ke ponsel Michael.Eddy membungkuk dan bertanya, “Apa yang Papa kirimkan padamu?”Michael mengangguk ke email itu dan mengerutkan kening. “Ini sebuah program. Papa memintaku untuk mencoba memecahkannya.”Dia membawa ponselnya dan naik ke atas, mengeluarkan buku catatannya dari bawah tempat tidur, lalu dud
Eddy melirik ke layar komputer.Berbagai pikiran melintas di benaknya, lalu dia terkejut.“Michael, mungkin kamu yang terlalu banyak berpikir”“Aku juga berharap aku terlalu banyak berpikir,” kata Michael. “Tapi, nyatanya memang ada yang aneh dengan Mama.”Eddy tidak berani memercayai spekulasi adiknya itu.Dia berbalik badan, mengeluarkan laptop-nya, dan mulai mengetik untuk mencari informasi.“Orang yang ditanami biochip akan dipaksa untuk menerima instruksi dari program dan menyelesaikan instruksi itu seperti mesin tanpa emosi.”“Untuk menyelesaikan perintah tersebut, mereka rela menghalalkan segala cara. Menurut hasil penyelidikan, 30% korban membunuh istrinya dengan tangan mereka sendiri untuk menyelesaikan perintah.”“Pihak berwajib telah menyelamatkan puluhan korban yang dipasang chip. Setelah chip dalam tubuh mereka dimusnahkan, para korban masih mengalami gejala sisa.”Eddy cepat-cepat membaca informasi tersebut, mengangkat kepalanya dan berkata dengan tidak percaya, “Michael,
Rachel tersenyum tipis dan bertanya, “Bagaimana denganmu? Bagaimana menurutmu?”“Hanna nggak punya kemampuan nyata. Kalau Adijaya Group benar-benar diserahkan padanya, kinerjanya pasti akan menurun dalam tiga sampai lima tahun.”Rachel tidak bisa menahan tawa. “Kalau kamu tahu, kenapa kamu mundur?”Zico terdiam.Yang jelas, dia tidak akan pernah mengakui bahwa dia bodoh.“Kalau kita bisa menang, memang sangat bagus. Tapi, kalau kalah, nggak masalah juga,” ujar Rachel sambil tersenyum. “Lagian kamu dari awal sudah bertanggung jawab atas proyek resor. Setelah proyek ini selesai, kamu akan belajar lebih banyak hal daripada yang kamu bayangkan. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga dalam hidupmu. Dengan pengalaman ini, kamu mungkin saja bisa membangun bisnis besar lain untuk keluarga Adijaya.”Zico berkata dengan serius, “Kak, terima kasih telah memberiku kesempatan ini.”“Kenapa kamu berterima kasih padaku? Kamu harus berterima kasih kepada kakekmu.” Rachel berkata, “Dia itu peduli p
“Mama ada rapat malam ini dan nggak punya waktu untuk menghabiskan waktu bersama kalian.” Suara Ronald sangat dingin dan tegas yang tidak bisa diganggu gugat.Eddy tumbuh melihat ketegasan Ronald sejak dia masih kecil, jadi dia tidak berpikir untuk melawan.Michael mengangkat kepalanya dan berkata dengan ekspresi keras kepala di wajahnya, “Aku hanya ingin makan bersama Mama. Setelah makan malam bersama, aku dan Kak Eddy akan pulang dengan patuh.”Ronald mengerutkan kening dan hendak mengatakan sesuatu ketika Rachel menghentikannya dan berkata, “Biarkan anak-anak makan di sini dulu, baru pulang.”Dia tersenyum dan membawa kedua anaknya ke dalam rumah. “Kalian main dulu di ruang tamu. Mama masak dulu.”Dia memakai celemeknya dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan. Kulkas penuh dengan bahan-bahan masak yang dibeli Ronald saat dia sedang tidur.Saat dia sedang memasak, Ronald berbincang dengan kedua anaknya di ruang tamu.“Kenapa hanya kalian berdua yang datang ke sini? Dimana Darren
Ronald tiba-tiba mengerutkan kening dan berkata, “Eddy, bawa Michael dan pulanglah dulu.”Eddy tertegun dan berkata, “Pa, kita belum mulai makan. Apa nggak bisa kami pergi setelah makan saja?”Ronald menarik Rachel ke dalam pelukannya.Mata Rachel telah kehilangan semua emosinya. Tatapannya dingin dan jauh, seperti robot yang dingin.Hati Michael mencelos melihatnya.Dia menarik Eddy dan berkata dengan suara serak, “Pa, bawalah Mama ke atas dulu. Kakak dan aku akan makan, lalu pergi.”Ronald tidak berkata apa-apa lagi, langsung menggendong Rachel ke atas, dan mengunci pintu kamar.“Michael, ada apa?” Bibir Eddy memucat. “Apa benar seperti dugaanmu?”Michael tampak serius. “Reaksi Mama barusan sama persis dengan orang-orang yang telah ditanamkan biochip, yang aku lihat di Internet. Itu adalah reaksi setelah sistemnya mengeluarkan instruksi ….”Hati Eddy mencelos. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?”“Karena Mama memilih untuk keluar dari rumah Keluarga Tanjaya, berarti ini adalah c