“Mama ada rapat malam ini dan nggak punya waktu untuk menghabiskan waktu bersama kalian.” Suara Ronald sangat dingin dan tegas yang tidak bisa diganggu gugat.Eddy tumbuh melihat ketegasan Ronald sejak dia masih kecil, jadi dia tidak berpikir untuk melawan.Michael mengangkat kepalanya dan berkata dengan ekspresi keras kepala di wajahnya, “Aku hanya ingin makan bersama Mama. Setelah makan malam bersama, aku dan Kak Eddy akan pulang dengan patuh.”Ronald mengerutkan kening dan hendak mengatakan sesuatu ketika Rachel menghentikannya dan berkata, “Biarkan anak-anak makan di sini dulu, baru pulang.”Dia tersenyum dan membawa kedua anaknya ke dalam rumah. “Kalian main dulu di ruang tamu. Mama masak dulu.”Dia memakai celemeknya dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan. Kulkas penuh dengan bahan-bahan masak yang dibeli Ronald saat dia sedang tidur.Saat dia sedang memasak, Ronald berbincang dengan kedua anaknya di ruang tamu.“Kenapa hanya kalian berdua yang datang ke sini? Dimana Darren
Ronald tiba-tiba mengerutkan kening dan berkata, “Eddy, bawa Michael dan pulanglah dulu.”Eddy tertegun dan berkata, “Pa, kita belum mulai makan. Apa nggak bisa kami pergi setelah makan saja?”Ronald menarik Rachel ke dalam pelukannya.Mata Rachel telah kehilangan semua emosinya. Tatapannya dingin dan jauh, seperti robot yang dingin.Hati Michael mencelos melihatnya.Dia menarik Eddy dan berkata dengan suara serak, “Pa, bawalah Mama ke atas dulu. Kakak dan aku akan makan, lalu pergi.”Ronald tidak berkata apa-apa lagi, langsung menggendong Rachel ke atas, dan mengunci pintu kamar.“Michael, ada apa?” Bibir Eddy memucat. “Apa benar seperti dugaanmu?”Michael tampak serius. “Reaksi Mama barusan sama persis dengan orang-orang yang telah ditanamkan biochip, yang aku lihat di Internet. Itu adalah reaksi setelah sistemnya mengeluarkan instruksi ….”Hati Eddy mencelos. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?”“Karena Mama memilih untuk keluar dari rumah Keluarga Tanjaya, berarti ini adalah c
Rachel membawa ponselnya ke ruang kerja dan membuka laptop.Meski berita tentang Adijaya Group itu telah diredam, tapi masih banyak orang yang menyampaikan beritanya di internet, dan beberapa postingan juga menjadi sangat populer.Agar datanya terlihat lebih baik, Sharon memerintahkan para pekerja untuk bekerja lembur semalaman. Waktu kerja terlama hampir mencapai 16 jam. Banyak pekerja pingsan di lokasi konstruksi. Yang paling parah hampir mati karena gejala syok dan masih berada di unit perawatan intensif saat ini.Rachel melihat-lihat berita itu dan berkata dengan wajah serius, “Zico, kita punya dua jam kerja di lokasi konstruksi,delapan jam untuk satu shift-nya. Kamu harus turun tangan mengawasi hal ini.”Zico dengan hati-hati menuliskan semua yang Rachel katakan.Setelah menutup telepon, Rachel terlihat sedikit serius. Kalau menggunakan cara Sharon, proyek petrokimia kemungkinan besar akan menghasilkan keuntungan besar dalam waktu satu bulan.Tentu saja, tidak ada masalah dengan
Rendy duduk di tepi tempat tidur dan mengangkat dagu Rachel dengan satu tangan.Setelah melakukan perintah yang muncul di benaknya, Rachel tiba-tiba tersadar. Dia segera melepaskan tangan Rendy dan hendak membuka mulutnya.Rendy menutup mulutnya lagi dan berkata, “Jangan menarik perhatian Ronald, sampai dia datang ke sini. Kalau nggak, aku nggak tahu apa yang akan aku lakukan.”Pria itu menggoyang-goyangkan anting-anting di tangannya dan berkata, “Bahkan jika aku memintamu untuk membunuh Ronald, kamu akan melakukannya. Apa kamu mau mencobanya?”“Nggak tahu malu kamu!” Rachel memaksakan kata-kata itu keluar melalui giginya.“Kamu tahu nggak betapa bahagianya aku saat mengetahui kalau kamu ditanamkan biochip?” Rendy menepis tangan Rachel dari wajahnya dan berkata, “Kamu tahu nggak saat aku tahu kalau biochip di tubuhmu itu biochip buatanku, betapa senangnya aku? Awalnya aku sudah pasrah kepada nasib dan berencana menghabiskan sisa hidupku di ruang bawah tanah itu, tapi kamu memberiku har
Rachel sedang banyak pikiran, tapi dia tetap memaksakan senyum di wajahnya dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan bersama Ronald.Sambil mencuci tomat, dia bertanya, “Ronald, bagaimana kabar Rendy akhir-akhir ini?”Ronald sedang menundukkan kepalanya untuk memotong sayuran. Dia berkata dengan suara tenang, “Dia dikurung di ruang bawah tanah. Akhir-akhir ini, dia cukup anteng dan nggak menuntut apa-apa.”Saat baru dipenjara, Rendy selalu mengajukan berbagai macam permintaan aneh, lalu memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur. Untungnya selalu ketahuan.Mungkin pria itu tahu dia tidak akan bisa melarikan diri, jadi pria itu berhenti dan anteng-anteng saja akhir-akhir ini.Tangan Rachel berhenti.Tampaknya, Ronald masih belum mengetahui Rendy kabur dari penjara.Dia menunduk sedikit dan berkata perlahan, “Ronald, aku ingin bicara dengan Rendy.”Ronald menghentikan apa yang sedang dia lakukan dan menatap Rachel, “Rachel, Rendy nggak semudah itu untuk dihadapi. Dia nggak akan memberit
Rachel berjalan menghampiri Ronald dan menepuk-nepuk punggung pria itu dengan lembut, sehingga Ronald pun akhirnya lebih tenang.Ronald mengerutkan bibir dan melanjutkan, “Rekaman CCTV-nya kemungkinan besar sudah dihancurkan. Kamu cari hacker untuk memulihkan rekamannya. Kalian harus menemukan Rendy.”Setelah menutup telepon, amarah Ronald belum juga mereda.“Jangan marah.” Rachel berkata lirih, “Bagaimana mungkin orang seperti Rendy rela dipenjara seumur hidup? Aku rasa dia sudah merencanakan pelariannya sejak hari pertama dia dipenjara.”Ronald memegang ujung jari Rachel yang dingin dan berkata dengan suara lembut, “Rachel, kalau kamu nggak bilang ingin berbicara dengan Rendy, aku mungkin besok atau lusa baru tahu kalau dia kabur.”“Ronald, sekarang bukan waktunya menyalahkan dirimu sendiri,” Rachel meyakinkan pria itu, “Kita harus memikirkan pria itu kira-kira bersembunyi di mana.”Ronald tampak serius. Dia mengatupkan rahangnya dan berkata, “Dia mungkin akan datang ke Suwanda.”Per
Rachel menggigit bibir bawahnya dengan keras, sampai bibir merahnya ada bekas putih karena digigit.“Aku akan hitung sampai tiga. Kalau kamu nggak setuju, maka aku terpaksa memerintahmu untuk pergi bermain dengan Ronald.”Rendy memasang senyum jahat di wajahnya. Dia memegang anting-anting di tangannya dan menggoyangkannya dengan pelan.Apabila dia menekan tombol kecil berwarna merah itu, ada suara yang akan dikirim ke otak Rachel melalui chip.Tidak peduli seberapa keras Rachel menolak, wanita ini hanya bisa menuruti perintah pada akhirnya.Bahkan, kalau diminta untuk mengangkat pisau di tangannya dan mengarahkannya ke Ronald, Rachel mungkin tidak punya pilihan selain melakukannya.Ronald sangat percaya padi Rachel, sehingga kalau wanita ini yang melakukannya, pria itu akan menyerah tanpa syarat.“Satu.”“Dua.”“....”“Oke, aku setuju.” Rachel menatap pria di depannya itu dan berkata, “Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu bahagia?”Rendy melirik ke tempat tidur besar di kamar itu
“Kamu harus memberiku waktu untuk membiasakan diri.” Rachel menunduk dengan sedih dan berkata, “Bagaimana mungkin aku bisa melakukannya dengan santai ….”Air mata menggenang di ujung matanya. Dia merasa sangat sedih.Tiba-tiba, hati Rendy melunak. Dia jelas-jelas tahu wanita ini sangat licik, tapi dia masih mundur selangkah karena hatinya tidak tega.Dia berkata, “Kalau begitu, biasakanlah perlahan-lahan.”Tangannya membelai rambut Rachel, dan ujung jarinya perlahan memijat kulit kepala wanita itu ....Dia memikirkan apa yang dia alami selama ini.Dia selalu hidup dalam persembunyian, tapi waktu yang dia habiskan ketika dipenjara siang dan malam membuatnya sadar bahwa meskipun dia selalu hidup dalam persembunyian, itu akan lebih baik daripada menjadi seperti orang mati.Dia terus mengusap bagian belakang kepala wanita itu dan berbisik, “Nyaman, nggak?”Rachel memejamkan mata dan mengangguk. Tubuhnya perlahan melemas, tanpa ada perlawanan.Rendy melepaskan sepatunya dan menimpa tubuh Ra