Rachel sedang banyak pikiran, tapi dia tetap memaksakan senyum di wajahnya dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan bersama Ronald.Sambil mencuci tomat, dia bertanya, “Ronald, bagaimana kabar Rendy akhir-akhir ini?”Ronald sedang menundukkan kepalanya untuk memotong sayuran. Dia berkata dengan suara tenang, “Dia dikurung di ruang bawah tanah. Akhir-akhir ini, dia cukup anteng dan nggak menuntut apa-apa.”Saat baru dipenjara, Rendy selalu mengajukan berbagai macam permintaan aneh, lalu memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur. Untungnya selalu ketahuan.Mungkin pria itu tahu dia tidak akan bisa melarikan diri, jadi pria itu berhenti dan anteng-anteng saja akhir-akhir ini.Tangan Rachel berhenti.Tampaknya, Ronald masih belum mengetahui Rendy kabur dari penjara.Dia menunduk sedikit dan berkata perlahan, “Ronald, aku ingin bicara dengan Rendy.”Ronald menghentikan apa yang sedang dia lakukan dan menatap Rachel, “Rachel, Rendy nggak semudah itu untuk dihadapi. Dia nggak akan memberit
Rachel berjalan menghampiri Ronald dan menepuk-nepuk punggung pria itu dengan lembut, sehingga Ronald pun akhirnya lebih tenang.Ronald mengerutkan bibir dan melanjutkan, “Rekaman CCTV-nya kemungkinan besar sudah dihancurkan. Kamu cari hacker untuk memulihkan rekamannya. Kalian harus menemukan Rendy.”Setelah menutup telepon, amarah Ronald belum juga mereda.“Jangan marah.” Rachel berkata lirih, “Bagaimana mungkin orang seperti Rendy rela dipenjara seumur hidup? Aku rasa dia sudah merencanakan pelariannya sejak hari pertama dia dipenjara.”Ronald memegang ujung jari Rachel yang dingin dan berkata dengan suara lembut, “Rachel, kalau kamu nggak bilang ingin berbicara dengan Rendy, aku mungkin besok atau lusa baru tahu kalau dia kabur.”“Ronald, sekarang bukan waktunya menyalahkan dirimu sendiri,” Rachel meyakinkan pria itu, “Kita harus memikirkan pria itu kira-kira bersembunyi di mana.”Ronald tampak serius. Dia mengatupkan rahangnya dan berkata, “Dia mungkin akan datang ke Suwanda.”Per
Rachel menggigit bibir bawahnya dengan keras, sampai bibir merahnya ada bekas putih karena digigit.“Aku akan hitung sampai tiga. Kalau kamu nggak setuju, maka aku terpaksa memerintahmu untuk pergi bermain dengan Ronald.”Rendy memasang senyum jahat di wajahnya. Dia memegang anting-anting di tangannya dan menggoyangkannya dengan pelan.Apabila dia menekan tombol kecil berwarna merah itu, ada suara yang akan dikirim ke otak Rachel melalui chip.Tidak peduli seberapa keras Rachel menolak, wanita ini hanya bisa menuruti perintah pada akhirnya.Bahkan, kalau diminta untuk mengangkat pisau di tangannya dan mengarahkannya ke Ronald, Rachel mungkin tidak punya pilihan selain melakukannya.Ronald sangat percaya padi Rachel, sehingga kalau wanita ini yang melakukannya, pria itu akan menyerah tanpa syarat.“Satu.”“Dua.”“....”“Oke, aku setuju.” Rachel menatap pria di depannya itu dan berkata, “Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu bahagia?”Rendy melirik ke tempat tidur besar di kamar itu
“Kamu harus memberiku waktu untuk membiasakan diri.” Rachel menunduk dengan sedih dan berkata, “Bagaimana mungkin aku bisa melakukannya dengan santai ….”Air mata menggenang di ujung matanya. Dia merasa sangat sedih.Tiba-tiba, hati Rendy melunak. Dia jelas-jelas tahu wanita ini sangat licik, tapi dia masih mundur selangkah karena hatinya tidak tega.Dia berkata, “Kalau begitu, biasakanlah perlahan-lahan.”Tangannya membelai rambut Rachel, dan ujung jarinya perlahan memijat kulit kepala wanita itu ....Dia memikirkan apa yang dia alami selama ini.Dia selalu hidup dalam persembunyian, tapi waktu yang dia habiskan ketika dipenjara siang dan malam membuatnya sadar bahwa meskipun dia selalu hidup dalam persembunyian, itu akan lebih baik daripada menjadi seperti orang mati.Dia terus mengusap bagian belakang kepala wanita itu dan berbisik, “Nyaman, nggak?”Rachel memejamkan mata dan mengangguk. Tubuhnya perlahan melemas, tanpa ada perlawanan.Rendy melepaskan sepatunya dan menimpa tubuh Ra
Rachel berdiri dan berjalan perlahan untuk menutup jendela balkon.Dia kemudian berjalan ke kamar mandi, menyalakan lampu dan melihat dirinya sendiri di cermin. Wajah cantiknya berlumuran darah, dan tank top putihnya ternoda merah.Matanya merah, rambutnya acak-acakan, dan dia tampak seperti iblis jahat yang merangkak keluar dari neraka.Bagaimana dia bisa jadi seperti ini ….Dia menundukkan kepalanya dan membasuh wajahnya dengan air dingin, lalu merasa sedikit lebih segar.Dia kembali ke kamar tidur, mengganti seprai dan selimut, lalu mengeluarkan anting-anting itu dan mengamatinya dengan cermat.Anting itu sama persis dengan yang dikirim sebelumnya. Kode program untuk perintah di dalamnya juga tidak jauh berbeda.Rachel bersandar di tempat tidur, tidak bisa tidur.Rendy adalah seorang iblis dan kedatangan pria itu malam ini tidak akan menjadi yang terakhir kalinya.Terlebih lagi, dia sudah melukai pria itu. Pria itu pasti akan kembali dan melakukan balas dendam yang lebih kejam lagi.
Tubuh dan pikiran Rachel terbelah menjadi dua, yang satu menjerit dan ingin mendorong Ronald menjauh, yang satu lagi ingin menempel erat pada pria itu.Cahaya bulan bersinar terang, dan malam itu pun berlalu ….Ketika terbangun di pagi hari, Rachel masih terlihat lelah.Ronald memeluknya dan berkata dengan lembut, “Aku akan membuatkan sarapan untukmu, apa pun yang kamu inginkan.”Rachel bersandar di pelukannya dan berkata dengan suara sedikit serak, “Seharusnya nggak ada yang aneh denganku tadi malam, ‘kan?”Ronald mencium bibirnya dan berkata, “Rachel, kamu hebat. Kamu sudah melawan biochip-nya. Kamu membuatku sangat bangga.”“Yang benar?” Rachel tersenyum dan berkata, “Kalau begitu, apa kita bisa tidur bersama mulai sekarang?”Ronald mengatupkan bibirnya.Meski Rachel menang melawan biochip tadi malam, caranya terlalu menyakitkan dan dia tidak ingin melihatnya lagi.“Boleh tidur bersama, tapi nggak boleh ....” Dia berhenti sejenak dan berkata, “Tidur baik-baik dan jangan menggodaku l
Zico tampak sangat marah.Dia bahkan tidak perlu berpikir lagi rencana siapa yang proyek ini halangi. Bibinya pasti adalah dalang dari semua masalah ini.Dia benar-benar tidak mengerti kenapa bibinya terus menerus membuat masalah untuknya.Bibinya itu sudah mengadu domba Pak Gandhi dan Pak Wira sebelumnya, kemudian merekrut manajer proyek mereka. Hari ini, wanita itu juga menyuap orang-orang ini untuk datang dan memaksa mereka untuk menghentikan pekerjaan.Jelas-jelas proyek petrokimia memiliki peluang untuk menang, lalu mengapa bibinya itu masih begitu kejam?Zico mengepalkan tangannya, berbalik badan dan hendak pergi.Dia baru berjalan satu langkah, tapi langsung melihat ada dua orang yang berjalan dari ruang tunggu ke arahnya. Dia membelalakkan matanya karena terkejut. “Kak, kenapa Kakak datang di sini?”Rachel tersenyum dan berkata, “Kalau aku nggak datang, bagaimana aku bisa tahu kalau ada orang yang ternyata mengganggu proyek kita?”Dia menatap pria berperut buncit itu dengan taj
Rachel memandang Zico dan berkata dengan lembut, “Bukannya aku sudah bilang padamu, telepon aku kalau ada masalah. Kamu selalu mengiyakan dengan cepat, tapi ternyata nggak bilang apa-apa.”Zico mengerutkan kening dan berkata, “Kak, kenapa aku harus meneleponmu untuk masalah sepele seperti ini? Apa kamu sudah merasa lebih baik?”“Aku nggak kenapa-apa.” Rachel tersenyum dan berkata, “Masih ada 12 hari lagi sebelum masa penilaian berakhir. Bersabarlah dan jangan lengah.”Zico mengangguk dengan kuat.Dari luar, kelihatannya seperti Rachel dan Hanna yang sedang bersaing untuk memperebutkan posisi pewaris. Namun, kenyataannya adalah, ini adalah persaingan antara dirinya dan Hanna.Jika dia kalah, dia dan ayahnya tidak akan pernah bisa dihormati dan disegani di dalam keluarga Adijaya seumur hidup mereka.“Lain kali kalau ada masalah lagi, jangan disembunyikan,” ujar Ronald dengan nada datar. “Aku kakak iparmu. Kamu bisa menghubungiku kapan saja.”Zico mengangguk patuh dan berkata, “Aku menger