Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 951 - Bab 960

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 951 - Bab 960

2194 Bab

Bab 951

Di kota bagian selatan terdapat sebuah vila pribadi yang ukurannya tidak begitu besar. Berhubung lokasinya agak jauh dari pusat kota, harga rumah di sana tidaklah tinggi dan peminatnya juga tidaklah banyak. Jadi, jarang ada yang tahu siapa pemilik dari vila-vila di sini.Mobil Monica perlahan kembali memasuki pekarangan. Setelah mobil diparkirkan, pelayan segera keluar untuk membukakan pintu garasi.Monica menuruni mobil, menyerahkan kunci mobil kepada pembantunya, lalu memasuki rumah.“Nona sudah pulang.” Begitu Monica memasuki rumah, ada pembantu lain yang langsung menyambutnya. Si pembantu membungkukkan tubuhnya untuk menyerahkan sandal, lalu mengambil jaket dari tangan Monica. Monica yang sedang dilayani pun bertanya, “Di mana dia?”“Nona Hanny lagi di kamarnya,” balas pembantu dengan suara kecil.“Emm.” Monica mengangguk dengan puas. Baru saja dia hendak melangkah maju, dia malah membalikkan tubuhnya dan berkata, “Tunggu sebentar.”Monica menghentikan pembantu, lalu mengambil kot
Baca selengkapnya

Bab 952

Jangan-jangan Hanny jatuh cinta padanya?“Nggak … nggak, kok!” Hanny segera menggeleng, lalu berkata, “Aku … aku nggak suka sama dia.”“Bagus kalau nggak! Jangan lupa aku suruh kamu untuk bantu aku, bukan suruh kamu untuk berpacaran sama dia. Ingat, kamu hanyalah bayanganku!”Hanny langsung menunduk. Tatapannya berubah muram. Dia lalu mengangguk, lalu berkata, “Aku tahu Kak, selamanya aku hanya akan menjadi bayanganmu. Aku nggak akan rebutan sama kamu.”“Rebutan sama aku?” Monica langsung tersenyum sinis ketika mendengar ucapan itu. “Apa kamu pantas? Sejak kecil, kamu nggak punya kelebihan apa-apa. Sekarang kamu malah ingin rebutan sama aku! Asal kamu tahu, gelang rongsokan itu juga dibeli buat aku. Aku cuma kasihan sama kamu. Lagi pula, kamu masih perlu bantu aku untuk hadapi dia. Jadi, kamu mesti pakai gelang itu agar dia nggak curiga.”Ketika melihat wajah pucat Hanny, suasana hati Monica langsung membaik.“Kamu yang pintar. Jangan sampai dia menyadari ada yang aneh. Kalau sampai re
Baca selengkapnya

Bab 953

“Bisa, bisa ….” Suara Hanny sangatlah kecil. Jika tidak didengar dengan saksama, Monica juga tidak bisa mendengarnya.Monica selalu kehilangan kesabaran ketika menghadapinya. Dia melambaikan tangan, lalu berkata, “Sudahlah, kamu keluyuran di luar sana. Ingat semua pesanku!”“Ingat, kok!” Hanny bagai robot saja terus mengulangi ucapan Monica.Kali ini Monica juga sudah malas berbicara panjang lebar dengan wanita penakut ini lagi. Dia pun berjalan meninggalkan kamar.Di dalam kamar, Hanny menatap gelang mutiara di dalam kotak. Setiap mutiara sangatlah bulat dan berkilauan, cantik sekali! Sayangnya, gelang ini dibeli untuk kakaknya, bukan untuk dirinya.Tidak akan ada orang yang akan membelikan hadiah untuk Hanny. Tidak akan ada orang yang memedulikannya. Selama ini, semua orang hanya menyukai kakaknya. Monica-lah yang selalu eksis. Sementara, keberadaan Hanny bagai transparan saja.Hanny memakaikan gelang di pergelangan tangannya yang kurus. Padahal pergelangan tangannya lebih kurus dari
Baca selengkapnya

Bab 954

Melihat ekspresi bingung dan kesal Steve, Amara pun berkata, “Sini, coba kamu beri tahu apa yang sedang dia lakukan dan kamu lakukan waktu itu? Apa yang kalian bicarakan? Biar Mama bantu analisis. Mungkin kamu sudah berbicara atau melakukan sesuatu yang membuatnya tidak senang.”Steve langsung memiringkan tubuhnya. Dia menatap Amara dengan ekspresi tidak percaya. “Mama kesayanganku! Mama jangan bercanda sama aku! Mama mau bantu aku untuk analisis? Gimana ceritanya kamu bisa tahu apa yang lagi dipikirkan Nona Monica? Usia kalian berdua beda jauh!”“Kenapa? Kamu merasa aku sudah tua?” ucap Amara dengan tidak senang.“Bukan, bukan, aku nggak bermaksud seperti itu. Aku cuma mau bilang, belum pasti Mama bisa menebak apa yang ada di benaknya.”“Belum tentu.” Amara terlihat sangat percaya diri. “Kamu tidak ngerti, ‘kan? Wanita tentunya lebih mengerti wanita. Sebenarnya kamu mau cerita atau tidak? Kalau tidak mau, Mama pergi saja, biar kamu pikir sendiri!”Steve berpikir sejenak. Daripada dia
Baca selengkapnya

Bab 955

Ketika kepikiran hal ini, Steve langsung membalas, “Tentu saja mau!”“Kalau kamu mau, bujuk Nona Monica!” Amara menggenggam tangan Steve, lalu menghela napas. “Sepertinya aku sudah terlalu memanjakanmu. Kamu jadi tidak mengerti gimana cara menghadapi wanita.”“Wanita itu harus dibujuk. Kalau kamu menyalahkannya, dia malah merasa tidak dihormati. Apalagi dia itu pemimpin Keluarga Yukardi, ada berapa banyak lelaki yang ingin mendapatkannya. Kalau kamu bersikap kekanak-kanakan seperti ini, kelak bagaimana caranya kamu membantu Keluarga Yukardi?”Steve merasa ucapan Amara sangat masuk akal. “Ma, semua ini salahku, pikiranku terlalu pendek, tapi aku juga sudah minta maaf sama dia. Dia masih saja marah dan bersikap dingin sama aku.”“Dasar kamu ini! Apa kamu tidak tahu siapa dia? Apa mungkin dia bisa dibujuk hanya dengan sepatah katamu?” Setelah berpikir sejenak, Amara melanjutkan, “Begini saja, kamu cari cara untuk ajak dia ketemuan lagi. Beli hadiah mahal, anggap saja sebagai permintaan ma
Baca selengkapnya

Bab 956

Raut wajahnya terlihat sangat muram. Dia juga tidak begitu melihat Steve. Jangan-jangan … dia masih marah?Jika Monica masih marah, kenapa dia mengajaknya untuk bertemu? Jika Monica tidak marah lagi, kenapa dia bersikap seperti ini?Steve sungguh tidak sanggup untuk menebak lagi. Hanya saja, setelah mengalami kejadian semalam, dia juga tidak berani bersikap gegabah. Steve berdeham, lalu berkata, “Nona Monica, kamu mau makan apa, kamu boleh pesan sesukamu. Manisan di restoran ini sangat terkenal, kamu bisa mencicipinya atau kamu ingin makan yang lain, terserah kamu saja.”“Nggak, aku nggak lapar!” balas Hanny dengan langsung.Selesai berbicara, Hanny merasa sangat menyesal. Dia tahu Monica tidak mungkin akan bersikap seperti ini.Hanny menarik napas dalam-dalam berusaha untuk menenangkan dirinya. Dia lalu menjawab dengan suara dingin, “Aku pesan set menu A saja.”Sebenarnya Hanny juga tidak membaca dengan detail isi set menu A. Dia hanya asal bicara saja.“Oke, aku juga sama, set menu A
Baca selengkapnya

Bab 957

“Monica, apa kamu bisa memaafkanku?” tanya Steve.“Aku ….” Hanny sungguh tidak tahu harus berkata apa lagi. Bagaimanapun, dia hanya menyamar sebagai Monica, dia tidak bisa mewakili kakaknya untuk membuat keputusan.“Maaf, aku lupa lagi. Seharusnya aku panggil kamu Nona Monica.” Steve segera meminta maaf dengan sangat tulus. “Aku tahu, kamu yang memutuskan untuk memaafkanku atau nggak. Terserah kamu saja, aku nggak akan mempengaruhi keputusanmu.”“Aku nggak ….”“Aku mengerti, maaf.” Ucapan disela Steve dengan putus asa.“Aku memaafkanmu!” Bahkan, Hanny sendiri juga tidak mengerti kenapa dirinya bisa berkata seperti ini. Hanya saja, ketika dia menyadarinya, ucapan juga sudah dilontarkan.“Benarkah? Kamu benar-benar sudah memaafkanku?” Steve merasa gembira dan kedua matanya terus menatap Monica.Tatapan ini terasa sangat asing dan juga familier. Beberapa hari lalu ketika Steve mengajak dirinya untuk ketemuan, Steve memandangnya dengan tatapan seperti ini. Bahkan ketika menciumnya, tatapan
Baca selengkapnya

Bab 958

Hanya saja, wajah Hanny sama persis dengan wajah Monica. Jadi, sebenarnya yang Steve suka itu adalah Monica atau Hanny?“Cantik, cantik sekali! Nggak ada yang lebih cantik daripada kamu!” balas Steve sambil mengangguk.Ucapan ini mengandung unsur membual. Hanya saja, ucapan itu tidak sepenuhnya bualan belaka.Monica memang cantik. Kecantikannya berbeda dengan wanita pada umumnya. Hanya saja, masih ada wanita lain yang lebih cantik daripada Monica. Bagi Steve, wanita yang dinikahi Brandon barulah benar-benar cantik.Cantiknya Yuna sangatlah natural. Semakin dilihat, orang-orang bahkan merasa Yuna semakin cantik saja.Hanya saja, berhubung Yuna sudah menikah dengan Brandon, Steve juga tidak tertarik meski dia cantik. Yang diinginkan Steve adalah bisnis Keluarga Setiawan, bukan hanya seorang wanita.Namun berbeda dengan wanita di hadapannya. Monica bukan hanya cantik, dia juga bisa mendatangkan kekayaan kepada Steve. Selain itu, dia juga bisa membantu Steve untuk merebut kembali harta Kel
Baca selengkapnya

Bab 959

Suasana seketika terasa sangat hening. Steve tidak mengerti apa yang telah terjadi pada Monica. Dia hanya bisa mencoba untuk menebak-nebak saja. Tadi sikap Monica sangat hangat dan bahkan sudah memaafkannya, sekarang dia malah terlihat sangat tidak senang.Selesai makan, Steve kepikiran sesuatu dan berkata, “Monica, apa kamu suka dengan gelangnya?”“Su ….” Tiba-tiba Hanny tertegun. Dia berpikir sejenak, baru melanjutkan, “Biasa saja.”Awalnya Hanny ingin mengatakan suka, tapi setelah dipikir-pikir gelang ini dihadiahkan untuk kakaknya dan bukan untuk dirinya. Jadi, Hanny tidak berhak untuk menyukainya.“Berarti kamu nggak suka?” Menyadari ada yang aneh dari jawaban Monica, Steve pun langsung memahaminya. Ternyata dia tidak menyukai hadiah pemberian Steve.Hanya saja, Monica malah memakai gelang itu meski dia tidak menyukainya. Itu berarti ada Steve di dalam hati Monica. Ternyata benar apa kata ibu, Steve mesti memberinya hadiah yang lebih mewah lagi.“Jadi, apa yang kamu sukai? Aku aka
Baca selengkapnya

Bab 960

Dulu Monica juga sering menyuruh Hanny duduk di dalam ruang kerja untuk menyamar sebagai dirinya. Itu pun dia hanya perlu membalas dengan singkat saja. Jika Hanny tidak tahu harus berkata apa, paling-paling dia hanya akan menunjukkan ekspresi datar dan terdiam saja. Dengan begitu, semua karyawan juga akan langsung meninggalkan ruangannya. Namun sekarang Hanny malah disuruh untuk menyamar menjadi calon istri Steve. Dia bahkan disuruh mengatakan ucapan aneh ini kepada Steve. Hanny sungguh tidak sanggup lagi.Steve terus menatapnya. Saat Hanny merasa samarannya sudah hampir terbongkar, malah terdengar suara Steve, “Boleh! Aku merasa ucapanmu sangat masuk akal!”Hah? Hanny langsung mengangkat kepalanya dan menatap Steve dengan terkejut.“Sesama suami istri memang harus saling jujur. Jadi, aku setuju dengan ucapanmu!”Berhubung Monica ingin mengetahui harta pribadi Steve, Steve juga akan memberitahunya.Namun, pikiran Hanny malah melenceng. Dia tidak mengerti mengenai masalah saham dan per
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
9495969798
...
220
DMCA.com Protection Status