Home / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Chapter 771 - Chapter 780

All Chapters of Istri Kesayangan CEO: Chapter 771 - Chapter 780

2192 Chapters

Bab 771

“Kalian memang cemburu!” Lisa tidak akan tertipu oleh omongan Louis. “Di mataku, peracik aroma lain di Indonesia memang nggak ada apa-apanya! Cuma Yuna seorang yang paling hebat!”“Lisa,” tegur Yuna. Ucapan Lisa barusan sudah agak keterlaluan. Ada beberapa peracik aroma papan atas di Indonesia. Kata-katanya tadi akan menyinggung banyak orang.“Yuna, pokoknya aku merasa begitu!” ucap Lisa dengan kesal sambil menarik lengan baju Yuna.Alhasil, Louis pun mencibir, “Memangnya cuma ada Yuna yang merupakan peracik aroma hebat di Indonesia? Nona Lisa, kurasa bahkan Pak Will juga nggak akan setuju sama ucapanmu itu!”Jika bukan demi menghormati ayah Lisa, Louis pasti sudah memberi pelajaran pada Lisa.“Nggak ada gunanya kita berdebat di sini. Louis, aku memang nggak punya lisensi kerja yang kalian bilang itu. Selain itu, aku juga nggak bakal ujian untuk kertas itu.” Yuna berdiri tegak, lalu menekankan kata-katanya, “Meracik aroma adalah hobiku dan merupakan sesuatu yang bersedia kulakukan. Jad
Read more

Bab 772

Sejak saat itu, nama Yuna sudah terukir dalam benak Louis. Alasannya karena dia tanpa sadar ingin berkompetisi dengan Yuna. Selain itu, dia juga ingin merekrut orang seperti Yuna untuk bergabung dengan asosiasi. Apabila Yuna memenangkan penghargaan, asosiasi juga akan ikut terhormat.Tak disangka, wanita yang terlihat lemah lembut itu ternyata malah begitu sulit ditangani. Saat di Kanita sebelumnya, Louis juga tidak bisa menahannya. Selain itu, Yuna juga didukung Brandon dan seluruh Uniasia. Menghadapi Yuna memang membutuhkan upaya yang lebih besar.“Cuma sebuah kompetisi saja sudah bisa membuatmu begitu sombong?” tanya Louis dengan kesal. Dia berusaha keras untuk menyelamatkan harga dirinya.“Mengalahkanmu memang bukan sesuatu yang patut dibanggakan.” Yuna berkata dengan santai, “Tuan Louis, aku juga mau menasihatimu. Sebagai seorang peracik aroma, visimu nggak boleh terlalu dangkal. Daripada mencari masalah denganku hanya karena sebuah lisensi kerja, sebaiknya perluas saja visimu dan
Read more

Bab 773

Pada saat sore menjelang malam.Begitu Yuna selesai membereskan semua barang-barangnya dan keluar dari studio, dia melihat mobil Brandon sudah diparkir di luar.“Bukannya aku sudah bilang nggak perlu jemput aku?” tanya Yuna dengan tidak berdaya. Jelas-jelas dia juga menyetir, tetapi berhubung Brandon datang menjemputnya, mobilnya mau tak mau harus ditinggalkan di studio.“Hari ini aku agak senggang,” jawab Brandon yang sedang bersandar di mobilnya. Cahaya matahari terbenam menyinari tubuh Brandon dan membuatnya terlihat bagaikan dirinya sendiri yang memancarkan cahaya. Saat melihat Yuna berjalan mendekat, Brandon menegakkan badan, lalu membuka pintu kursi penumpang. Setelah Yuna duduk di dalam mobil, dia baru menutup pintu mobil dan berjalan ke kursi pengemudi.“Kok hari ini juga nggak nampak Frans?” Akhir-akhir ini, Yuna sepertinya sangat jarang bertemu dengan Frans sehingga Brandon jadi lebih sering menyetir sendiri.“Bukannya lebih bagus kalau kita habisin waktu berdua?” Brandon mem
Read more

Bab 774

“Memangnya kita nggak boleh sekadar jalan-jalan?” Brandon melirik Yuna, lalu mengemudikan mobilnya ke tempat parkir bawah tanah.Bukannya tidak boleh, tetapi Yuna benar-benar jarang jalan-jalan bersama Brandon. Setelah mereka bersama, mereka awalnya jarang bertemu untuk menghindar menjadi pusat perhatian. Setelah itu, mereka punya kesibukan masing-masing dan jarang menghabiskan waktu bersama. Sekarang, kenapa Brandon tiba-tiba membawanya keluar jalan-jalan?Setelah mesin mobilnya dimatikan, Brandon tidak terburu-buru turun dari mobil. Dia menoleh ke arah Yuna, lalu berkata dengan serius, “Ada satu hal yang mau aku diskusikan denganmu.”“Apa?”Setelah menunduk untuk merenung sejenak, Brandon mendongak lagi dan berkata, “Ayo kita menikah!”Yuna mengedipkan matanya. Untuk sesaat, dia masih belum mengerti maksud Brandon dan berkata, “Bodoh, bukannya kita sudah mendaftarkan pernikahan kita?”“Bukan itu maksudku. Ayo kita adakan resepsi pernikahan yang megah dan besar-besaran hingga menggemp
Read more

Bab 775

Saat Brandon membawa Yuna untuk memilih cincin pernikahan, semuanya terlihat seperti sudah diatur sebelumnya. Begitu masuk ke toko, mereka langsung dibawa ke ruang VIP. Kemudian, dua pramuniaga langsung membawa masuk dua nampan yang berisi lebih dari sepuluh macam cincin berlian.“Tuan, Nyonya, silakan dipilih.”Yuna melirik Brandon sekilas, lalu melihat cincin yang ada di hadapannya. Di bawah cahaya lampu, berlian-berlian itu sangat berkilau.“Ayo pilih.” Brandon berkata, “Aku cuma suruh mereka menyisihkan cincin model terbaru dan terunik. Aku nggak buat keputusan apa pun untukmu kok.”Yuna melirik semua cincin di atas nampan. Bisa dibilang selain perbedaan besar dan kecil batu berlian, semua model cincin itu lebih kurang hampir sama.“Jari Nyonya Yuna ramping dan panjang, kulitnya juga sangat putih. Kalau pakai cincin berlian warna merah muda pasti sangat bagus.” Seorang pramuniaga berjongkok di hadapan mereka, lalu berinisiatif untuk memberi rekomendasi. “Cincin berlian merah muda i
Read more

Bab 776

Tidak pernah ada orang yang mengatakan hal seperti ini sebelumnya. Jadi, kedua pramuniaga itu juga tidak tahu harus menjawab apa.Saat melihat ekspresi mereka yang agak kecewa, Yuna tahu mereka ingin melakukan penjualan besar. Dia pun berkata sambil tersenyum, “Untuk cincin berlian, yang model ini saja. Apa ada cincin pasangan untuk aku dan Tuan Brandon?”“Ada, ada!” Kedua pramuniaga itu buru-buru tersadar dan pergi mengambilnya.“Apa kamu benar-benar nggak mau beli yang lebih besar?” Saat Yuna berbicara tadi, Brandon tidak mengatakan apa-apa dan menghormati keputusannya. Setelah kedua pramuniaga itu pergi, Brandon menaruh rambut Yuna ke belakang telinganya dengan lembut dan berkata, “Apa yang dibilang mereka benar. Berlian yang semakin besar, nilai koleksinya juga semakin tinggi. Memangnya kamu nggak mau tambah beli beberapa cincin lagi?”Yuna menjulingkan matanya pada Brandon. Dia tahu Brandon hanya bercanda, tetapi tidak bisa menahan diri untuk tidak mencibir, “Buat apa aku simpan b
Read more

Bab 777

Yuna menunduk untuk melihat cincin itu dan merasakan sesuatu yang ajaib. Cincin kecil itu melingkari jarinya, tetapi terasa seolah-olah sudah mengikat hatinya juga. Yuna mengelus-elus tekstur cincin itu, lalu mendongak dan berkata sambil tertawa pelan, “Aku suka.”Setelah selesai memilih cincin, mereka pun berdiri dan hendak keluar dari ruang VIP. Brandon sudah memberikan kartunya kepada pramuniaga. Namun, Brandon harus menerima telepon dulu sebentar. Jadi, Yuna keluar terlebih dahulu. Di dalam toko masih ada orang lainnya yang sedang memilih perhiasan.“Ma, aku rasa model ini bagus juga. Nggak harus yang giok, ‘kan? Berlian juga bagus.”“Kalian yang masih muda mana ngerti. Emas ada harganya, tapi harga giok nggak ternilai. Semahal apa pun berlian, mana bisa dibandingkan dengan giok?” Suara orang tua itu terdengar tidak begitu senang.Bukannya Yuna mau memperhatikan mereka, tetapi kata-katanya itu sangat menusuk telinga. Ini pada dasarnya adalah toko perhiasan yang hanya menjual berlia
Read more

Bab 778

“Emm.” Wanita tua itu mendengus, lalu melihat ke arah Yuna yang ada di belakang Brandon dan berkata, “Kenapa? Nggak mau perkenalkan orang itu pada Nenek?”“Nenek bisa kenalan dengannya di resepsi pernikahan kami nanti.” Setelah berhenti sejenak, Brandon melanjutkan, “Lagian, kemampuan Nenek juga sangat luar biasa. Tanpa kuperkenalkan, Nenek juga sudah tahu dia siapa, ‘kan?”“Kamu ....” Amara, nenek Brandon itu langsung kesal. Tatapannya juga menjadi galak.Meskipun tidak mendengar apa yang dikatakan mereka, Yuna menyadari bahwa tatapan wanita tua itu sudah berubah menjadi lebih tajam lagi setelah berbicara dengan Brandon. Yuna bisa merasakan bahwa wanita tua itu sangat tidak menyukai, bahkan membencinya.“Brandon, kok ngomongnya begitu sama Nenek. Nenek juga hanya mengkhawatirkanmu.” Clara yang berada di samping menasihati Brandon, lalu bertanya, “Lagian, memangnya kamu sudah mau menikah? Kapan? Apa waktunya sudah ditentukan? Kenapa nggak pernah dengar kamu ungkit sebelumnya?”Brandon
Read more

Bab 779

Setelah beberapa saat, Yuna menggenggam tangan Brandon, seolah-olah ingin memberinya kehangatan. Brandon menoleh ke arahnya, lalu menggeleng dan berkata, “Aku nggak apa-apa.”“Aku tahu kok. Aku cuma pengen genggam tanganmu,” kata Yuna dengan agak manja sambil tersenyum tipis.Brandon membalas genggaman tangannya dan merasa hatinya yang gelisah sudah menjadi jauh lebih tenang. Dia menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi, lalu berkata setelah sesaat, “Jangan khawatir, aku nggak bakal biarkan mereka melukaimu.”“Mereka?” Yuna berpikir sejenak, lalu langsung mengerti siapa “mereka” yang dimaksud Brandon. Kemudian, dia mengangguk dan berkata, “Aku percaya sama kamu.”Yuna tidak begitu mengerti tentang situasi Keluarga Setiawan. Lebih tepatnya, bahkan dunia luar dan media juga tidak memiliki laporan yang rinci mengenai Keluarga Setiawan. Keluarga besar ini sangat tertutup sehingga tidak ada orang luar yang bisa menyelidiki mereka.Yuna hanya mengetahui bahwa Brandon adalah anak keempat. Nam
Read more

Bab 780

Sepertinya, Brandon memang sama sekali tidak menaruh anggota Keluarga Setiawan dalam hati. Jadi, berhubung Brandon sudah berkata begitu, Yuna juga tidak akan membantah. “Oke, kalau begitu, kita atur saja masalah ini berdua.”Brandon agak terkejut setelah melihat reaksi Yuna dan berkata, “Aku kira kamu bakal menasihatiku untuk nggak berselisih sama keluargaku, atau bilang biar bagaimanapun, mereka itu tetap keluargaku dan semacamnya.”Sebelumnya, Brandon sudah sering mendengar nasihat semacam itu dari banyak orang. Sejak kecil, selalu ada kerabat atau teman yang menceramahinya dengan mengatakan bahwa ikatan keluarga sangat kuat. Bagaimanapun juga, Brandon harus berdamai dengan keluarganya, menghormati, mengerti, dan memaafkan mereka.Oleh karena itu, Brandon sudah mempersiapkan diri untuk mendengar Yuna mengatakan sesuatu seperti menikah harus mendapat restu dari keluarga dan sebagainya. Tak disangka, Yuna malah tidak mengatakan sepatah kata pun nasihat seperti itu.“Buat apa aku menasi
Read more
PREV
1
...
7677787980
...
220
DMCA.com Protection Status