Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 751 - Bab 760

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 751 - Bab 760

2192 Bab

Bab 751

Pagi-pagi ini, Cecilia sudah mengetuk pintu rumah Logan. Logan masih belum bangun. Dia menggosok matanya dan membuka pintu sambil menguap, lalu berkata dengan agak kesal, “Nona besar, kumohon jangan datang begitu pagi lagi! Biarpun kamu nggak butuh tidur, orang lain masih mau tidur.”“Kasih aku semua data Yuna!” perintah Cecilia begitu masuk.Logan yang masih menguap langsung mematung, lalu bertanya sambil melirik Cecilia, “Apa?”“Aku mau semua data lengkap Yuna. Makin mendetail makin bagus,” jawab Cecilia. Dia langsung berjalan ke sofa, lalu duduk di sana dan meletakkan tasnya. Dia terlihat sangat serius.Setelah mendengar jelas kata-kata Cecilia, Logan pun tertawa. Kemudian, dia mengeluarkan dua kaleng bir dari kulkas dan membuka satu kaleng, lalu menyerahkan sekaleng lagi kepada Cecilia. Namun, Cecilia malah mengerutkan kening dan menolaknya, “Kalau pagi-pagi minum ini, apa kamu masih bisa sadar?”“Jangan khawatir, aku sangat sadar kok!” Logan meneguk birnya, lalu bersendawa dan te
Baca selengkapnya

Bab 752

Meskipun Cecilia tidak mengakuinya, reaksinya sudah sangat jelas. Logan pun tersenyum penuh arti dan berkata, “Ternyata begitu!”“Apa pun yang kulakukan adalah untuk keuntungan kita bersama. Sebaiknya kamu jangan terlalu banyak ikut campur dalam urusanku!” Cecilia mengambil tasnya sambil berdiri, lalu melanjutkan, “Kalau sudah selesai, kirim saja ke e-mail aku.”Logan hanya tersenyum tanpa menjawab.Setelah berjalan beberapa langkah, Cecilia berbalik lagi dan berkata, “Oh iya, dengar-dengar, parfum tipe pertama perusahaan sudah mau diluncurkan. Kerjaan di pabrik juga sudah hampir selesai. Apa kamu nggak mau pergi periksa sebentar?”“Buat apa aku pergi? Ada kok yang mengawasi dengan ketat. Lagian, jasanya juga milik orang lain. Ngapain aku rebut perhatiannya?” jawab Logan dengan santai. Sejujurnya, dia tahu seberapa sering Edward pergi ke pabrik.“Kamu begitu yakin? Kalau dia menyadari ada masalah sebelum parfumnya resmi diluncurkan, bukannya semua rencanamu bakal sia-sia?” Cecilia berb
Baca selengkapnya

Bab 753

Saat ini, peralatan baru sedang diantar ke studio. Yuna berdiri di samping untuk menulis stok, tetapi dia sangat tidak fokus.Stella juga menyibukkan diri. Dia sangat menyukai studio ini. Selain merupakan studio idamannya, mereka akhirnya sudah mempunyai studio sendiri. Hal yang terpenting adalah dengan adanya studio sendiri, mereka baru bisa melakukan apa pun yang diinginkan mereka.“Ini taruh di sini, itu ... taruh di sana deh. Duh, hati-hati!” Stella mengarahkan orang lain untuk menyusun barang-barang di studio dengan bersemangat. Saat tanpa sadar melirik ke arah Yuna, Stella baru menyadari bahwa Yuna hanya memegang pena dan notes tanpa bergerak. Jelas saja bahwa dia sedang melamun.“Kak Yuna, ada apa?” Stella melambaikan tangannya dan berkata, “Kamu sudah melamun begitu lama, lho!”Begitu mendengar teriakan Stella, Yuna langsung tersadar dan menjawab, “Ah, nggak apa-apa. Semuanya sudah selesai dipindahkan?”“Sudah hampir selesai. Aku juga sudah cek dan semua barangnya lumayan lengk
Baca selengkapnya

Bab 754

“Rumah sakit.” Edith langsung berkata dengan blak-blakan, “Nggak peduli benar atau nggak, kamu tetap harus memastikannya, ‘kan?” Dengan begitu, kamu juga bisa menyusun rencana.”Setelah terdiam sesaat, Yuna menjawab dengan kepala tertunduk, “Aku nggak pergi ke rumah sakit.”“Kamu nggak berani pergi? Mau kutemani? Biasanya sifatmu nggak begitu, lho. Gimanapun juga, kamu sendiri yang paling jelas soal semua ini, ‘kan?”Yuna menggigit bibirnya, lalu berkata, “Bukan begitu, aku sudah periksa sendiri.”Saat mendengar jawaban itu, Edith langsung bertanya, “Jadi gimana?” Kamu ... benar-benar hamil?”Melihat sikap Yuna yang ragu dan sepertinya menyembunyikan sesuatu, Edith langsung mengerti.“Emm.” Yuna mengangguk dengan perasaan yang campur aduk. Dari mengetahui hal ini sampai sekarang, pikirannya sangat kacau.“Ya Tuhan! Kalau begitu aku ....” Edith berpikir sejenak, lalu bertanya, “Apa aku harus menyelamatimu?”Biasanya, hal seperti ini termasuk hal bahagia. Namun, studio Yuna baru didirika
Baca selengkapnya

Bab 755

Bagaimanapun juga, studio ini baru dibuka dan masih belum ada banyak pekerjaan. Meskipun ada pesanan Lisa, Yuna juga harus memikirkannya dulu beberapa hari. Setelah menentukan tema dan gagasan awal peracikannya, dia baru bisa mulai menjalankannya.Oleh sebab itu, Yuna pun menyuruh Stella untuk pulang dan beristirahat dulu berhubung pekerjaan hari ini cepat selesai. Yuna sendiri tinggal di studio untuk menyusun beberapa barang, lalu memikirkan gagasan awal tentang pesanan Lisa. Setelah duduk satu jam lebih, Yuna masih tidak mendapat inspirasi apa pun. Benaknya hanya dipenuhi dengan ... anak dan pekerjaan. Yuna memainkan bahan kayu yang diberikan Yohanes sebelumnya. Dia benar-benar menyukai aroma kayu ini. Aromanya sangat ringan, tetapi tahan lama. Meskipun sudah dikembangkan beberapa saat, aromanya juga masih sangat stabil. Ini benar-benar menarik.“Studio masih belum beroperasi, tapi kamu sudah kerja begitu keras?” Brandon memiliki kunci tempat ini. Jadi, dia langsung berjalan masuk d
Baca selengkapnya

Bab 756

Yuna mendongak dan melirik Brandon. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus mengatakan apa.“Sejujurnya, aku bukan orang yang sabar, sedangkan anak-anak sangat merepotkan. Tapi kalau itu anak kita, aku akan menantikannya.” Brandon menggenggam sebelah tangan Yuna, lalu bertanya, “Kenapa? Kamu sudah pengen punya anak?”Saat melihat mata Brandon, Yuna ingin berdesah. Sekarang bukan masalah dia menginginkan anak atau tidak, melainkan kedatangan anak yang terlalu tiba-tiba.Genggaman Brandon membuat tangan Yuna terasa hangat. Hatinya yang kacau pun seolah-olah sudah menjadi tenang. Selama satu tahun lebih ini, Brandon sudah memberinya rasa aman.Yuna pun terpikir soal ucapan Edith yang mengatakan bahwa Brandon berhak tahu mengenai hal ini. Dia menelan ludah dan memberanikan diri untuk berkata, “Ada satu hal yang mau kukatakan padamu.”“Hmm?”“Aku mungkin ....” Setelah jeda sejenak, Yuna menyusun kata-katanya dengan hati-hati, “Aku bilang mungkin, ya .... Mungkin aku hamil.”Setelah mengatakannya
Baca selengkapnya

Bab 757

Brandon sudah tahu, tetapi tidak mengatakan apa pun dan menunggu Yuna untuk bicara. Saat memikirkannya, Yuna merasa dirinya bagaikan orang bodoh. Dia pun memalingkan wajah dengan agak marah.Brandon memegang kedua bahu Yuna, lalu memutar badan Yuna untuk menghadapnya. Dia sudah tidak tersenyum dan berkata dengan serius, “Aku memang sudah tahu dari semalam, tapi aku rasa kamu pasti punya pemikiran sendiri sehingga nggak kasih tahu aku. Aku lebih ingin langsung mendengarnya darimu daripada bertanya padamu.”Yuna menatap Brandon, tetapi tidak mengatakan apa pun.“Kalau kamu nggak langsung ngomong, itu artinya kamu juga masih ragu. Kamu mungkin ragu mau mempertahankan anak ini atau nggak, mungkin saja perasaanmu juga lagi kacau. Terlepas dari apa pun itu, kamu pasti punya alasan untuk nggak kasih tahu aku. Tapi, aku sangat senang karena kamu memutuskan untuk kasih tahu aku begitu cepat.”Brandon selalu lebih mencintai dan menghormati Yuna dari yang Yuna bayangkan. Setelah mendengar kata-ka
Baca selengkapnya

Bab 758

Benar! Dia mencintai anak ini, ayah anak ini, dan takdir yang sudah diatur untuknya. Waktunya sangat tidak tepat, tetapi malah terasa sangat tepat. Hanya sebuah alasan cinta sudah cukup untuk mengalahkan alasan-alasan lainnya.“Aku memang belum siap mental, juga agak takut sama tanggung jawab besar menjadi seorang ibu. Tapi aku bisa belajar menjadi seorang ibu yang baik. Kalau kita memang sudah dikaruniai anak, itu adalah takdir. Aku nggak mau mengambil nyawanya gara-gara keegoisanku,” jelas Yuna.Kata-kata Yuna sangat menggerakkan hati Brandon. Dia langsung memeluk Yuna dan berkata, “Kamu pasti bakal jadi ibu yang terbaik di seluruh dunia!”...Saat ini, Louis sedang makan. Di restoran bufet seperti ini, hampir semua orang datang bersama dengan pasangan atau keluarga mereka. Di seluruh restoran, hanya dia sendiri yang mengambil sedikit makanan, lalu duduk makan sendiri sambil menikmati sebotol anggur merah.Louis duduk di samping jendela kaca yang menampilkan pemandangan kota ini. Dia
Baca selengkapnya

Bab 759

“Aku ini teman kok, bukan musuh,” jawab Cecilia sambil menatap Louis dengan tenang.Louis pun tertawa dan berkata, “Ada begitu banyak orang yang ingin menjadi temanku. Apa kamu layak?”“Nilai saja sendiri apa aku layak atau nggak.” Cecilia meletakkan penjepitnya, lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan menekan beberapa tombol. Kemudian, ponsel Louis yang ada di atas meja bergetar sejenak.Setelah itu, Cecilia meletakkan ponselnya dan lanjut memanggang daging dengan santai, seolah-olah tidak peduli pada masalah lainnya.Louis menatap Cecilia, lalu melirik ponselnya. Pada akhirnya, dia mengambil ponselnya untuk melihat apa yang dikirim Cecilia.“Data itu adalah hadiah pertama dariku. Kalau kita sudah jadi teman, aku masih punya hadiah yang lebih besar lagi untukmu,” ucap Cecilia sambil meletakkan daging yang sudah matang di piring Louis.Louis membuka dokumen yang dikirim Cecilia. Dokumen itu berisi data tentang Yuna. Louis hanya membaca sekilas, tetapi dapat menilai bahwa informa
Baca selengkapnya

Bab 760

Bukankah gadis-gadis dari keluarga kaya biasanya selalu bersikap anggun dan terpelajar, atau mungkin manja dan keras kepala? Wanita di hadapan Louis ini memang tersenyum polos, tetapi malah mengucapkan kata-kata yang begitu berani. Louis yang sedang digoda pun tertawa. Ada banyak wanita yang ingin mendapatkannya, tetapi jarang ada yang begitu terus terang.“Kalau aku nggak salah ingat, kita sama sekali nggak saling kenal. Ini ... seharusnya juga pertemuan pertama kita, ‘kan? Kamu menginginkanku?” Louis juga mencondongkan tubuhnya, lalu menatap mata Cecilia dan bertanya, “Apa yang kamu inginkan dariku? Reputasi? Kedudukan? Atau ... cuma aku?”“Aku mau semuanya,” jawab Cecilia dengan suara manja.“Serakah juga kamu!” Louis merilekskan badannya lagi dan berkata, “Kamu kira kamu bisa mendapatkan begitu banyak hanya dengan sedikit informasi seperti ini?”“Hanya informasi itu tentu saja nggak cukup. Tapi, aku jamin ini adalah awal yang baik. Kalau kita jadian, kita bisa meraih banyak keuntu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7475767778
...
220
DMCA.com Protection Status