Bagaimanapun juga, studio ini baru dibuka dan masih belum ada banyak pekerjaan. Meskipun ada pesanan Lisa, Yuna juga harus memikirkannya dulu beberapa hari. Setelah menentukan tema dan gagasan awal peracikannya, dia baru bisa mulai menjalankannya.Oleh sebab itu, Yuna pun menyuruh Stella untuk pulang dan beristirahat dulu berhubung pekerjaan hari ini cepat selesai. Yuna sendiri tinggal di studio untuk menyusun beberapa barang, lalu memikirkan gagasan awal tentang pesanan Lisa. Setelah duduk satu jam lebih, Yuna masih tidak mendapat inspirasi apa pun. Benaknya hanya dipenuhi dengan ... anak dan pekerjaan. Yuna memainkan bahan kayu yang diberikan Yohanes sebelumnya. Dia benar-benar menyukai aroma kayu ini. Aromanya sangat ringan, tetapi tahan lama. Meskipun sudah dikembangkan beberapa saat, aromanya juga masih sangat stabil. Ini benar-benar menarik.“Studio masih belum beroperasi, tapi kamu sudah kerja begitu keras?” Brandon memiliki kunci tempat ini. Jadi, dia langsung berjalan masuk d
Yuna mendongak dan melirik Brandon. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus mengatakan apa.“Sejujurnya, aku bukan orang yang sabar, sedangkan anak-anak sangat merepotkan. Tapi kalau itu anak kita, aku akan menantikannya.” Brandon menggenggam sebelah tangan Yuna, lalu bertanya, “Kenapa? Kamu sudah pengen punya anak?”Saat melihat mata Brandon, Yuna ingin berdesah. Sekarang bukan masalah dia menginginkan anak atau tidak, melainkan kedatangan anak yang terlalu tiba-tiba.Genggaman Brandon membuat tangan Yuna terasa hangat. Hatinya yang kacau pun seolah-olah sudah menjadi tenang. Selama satu tahun lebih ini, Brandon sudah memberinya rasa aman.Yuna pun terpikir soal ucapan Edith yang mengatakan bahwa Brandon berhak tahu mengenai hal ini. Dia menelan ludah dan memberanikan diri untuk berkata, “Ada satu hal yang mau kukatakan padamu.”“Hmm?”“Aku mungkin ....” Setelah jeda sejenak, Yuna menyusun kata-katanya dengan hati-hati, “Aku bilang mungkin, ya .... Mungkin aku hamil.”Setelah mengatakannya
Brandon sudah tahu, tetapi tidak mengatakan apa pun dan menunggu Yuna untuk bicara. Saat memikirkannya, Yuna merasa dirinya bagaikan orang bodoh. Dia pun memalingkan wajah dengan agak marah.Brandon memegang kedua bahu Yuna, lalu memutar badan Yuna untuk menghadapnya. Dia sudah tidak tersenyum dan berkata dengan serius, “Aku memang sudah tahu dari semalam, tapi aku rasa kamu pasti punya pemikiran sendiri sehingga nggak kasih tahu aku. Aku lebih ingin langsung mendengarnya darimu daripada bertanya padamu.”Yuna menatap Brandon, tetapi tidak mengatakan apa pun.“Kalau kamu nggak langsung ngomong, itu artinya kamu juga masih ragu. Kamu mungkin ragu mau mempertahankan anak ini atau nggak, mungkin saja perasaanmu juga lagi kacau. Terlepas dari apa pun itu, kamu pasti punya alasan untuk nggak kasih tahu aku. Tapi, aku sangat senang karena kamu memutuskan untuk kasih tahu aku begitu cepat.”Brandon selalu lebih mencintai dan menghormati Yuna dari yang Yuna bayangkan. Setelah mendengar kata-ka
Benar! Dia mencintai anak ini, ayah anak ini, dan takdir yang sudah diatur untuknya. Waktunya sangat tidak tepat, tetapi malah terasa sangat tepat. Hanya sebuah alasan cinta sudah cukup untuk mengalahkan alasan-alasan lainnya.“Aku memang belum siap mental, juga agak takut sama tanggung jawab besar menjadi seorang ibu. Tapi aku bisa belajar menjadi seorang ibu yang baik. Kalau kita memang sudah dikaruniai anak, itu adalah takdir. Aku nggak mau mengambil nyawanya gara-gara keegoisanku,” jelas Yuna.Kata-kata Yuna sangat menggerakkan hati Brandon. Dia langsung memeluk Yuna dan berkata, “Kamu pasti bakal jadi ibu yang terbaik di seluruh dunia!”...Saat ini, Louis sedang makan. Di restoran bufet seperti ini, hampir semua orang datang bersama dengan pasangan atau keluarga mereka. Di seluruh restoran, hanya dia sendiri yang mengambil sedikit makanan, lalu duduk makan sendiri sambil menikmati sebotol anggur merah.Louis duduk di samping jendela kaca yang menampilkan pemandangan kota ini. Dia
“Aku ini teman kok, bukan musuh,” jawab Cecilia sambil menatap Louis dengan tenang.Louis pun tertawa dan berkata, “Ada begitu banyak orang yang ingin menjadi temanku. Apa kamu layak?”“Nilai saja sendiri apa aku layak atau nggak.” Cecilia meletakkan penjepitnya, lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan menekan beberapa tombol. Kemudian, ponsel Louis yang ada di atas meja bergetar sejenak.Setelah itu, Cecilia meletakkan ponselnya dan lanjut memanggang daging dengan santai, seolah-olah tidak peduli pada masalah lainnya.Louis menatap Cecilia, lalu melirik ponselnya. Pada akhirnya, dia mengambil ponselnya untuk melihat apa yang dikirim Cecilia.“Data itu adalah hadiah pertama dariku. Kalau kita sudah jadi teman, aku masih punya hadiah yang lebih besar lagi untukmu,” ucap Cecilia sambil meletakkan daging yang sudah matang di piring Louis.Louis membuka dokumen yang dikirim Cecilia. Dokumen itu berisi data tentang Yuna. Louis hanya membaca sekilas, tetapi dapat menilai bahwa informa
Bukankah gadis-gadis dari keluarga kaya biasanya selalu bersikap anggun dan terpelajar, atau mungkin manja dan keras kepala? Wanita di hadapan Louis ini memang tersenyum polos, tetapi malah mengucapkan kata-kata yang begitu berani. Louis yang sedang digoda pun tertawa. Ada banyak wanita yang ingin mendapatkannya, tetapi jarang ada yang begitu terus terang.“Kalau aku nggak salah ingat, kita sama sekali nggak saling kenal. Ini ... seharusnya juga pertemuan pertama kita, ‘kan? Kamu menginginkanku?” Louis juga mencondongkan tubuhnya, lalu menatap mata Cecilia dan bertanya, “Apa yang kamu inginkan dariku? Reputasi? Kedudukan? Atau ... cuma aku?”“Aku mau semuanya,” jawab Cecilia dengan suara manja.“Serakah juga kamu!” Louis merilekskan badannya lagi dan berkata, “Kamu kira kamu bisa mendapatkan begitu banyak hanya dengan sedikit informasi seperti ini?”“Hanya informasi itu tentu saja nggak cukup. Tapi, aku jamin ini adalah awal yang baik. Kalau kita jadian, kita bisa meraih banyak keuntu
Berhubung sudah memutuskan untuk mempertahankan anak ini, Yuna tentu saja harus melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Dia juga harus menanyakan apakah paparan bahan kimia dari lingkungan sebelumnya bisa memengaruhi kandungannya.Saat mengambil sampel urin dan melakukan USG, hati Yuna tiba-tiba menjadi sangat tenang. Dia sudah tidak segelisah beberapa hari yang lalu karena tahu Brandon menunggunya di luar. Setelah memutuskan untuk mempertahankan anak ini, Yuna bahkan merasa bahwa dirinya sudah menjadi seorang ibu. Dia juga mulai membiasakan diri untuk menerima peran ini.“Yuna.” Dokter memanggil nama Yuna, lalu mempersilakan Yuna dan Brandon untuk masuk ke ruangannya. Setelah mereka duduk, dia mengambil selembar laporan sambil mendorong kacamatanya dan berkata, “Kamu nggak hamil.”Yuna yang sudah mempersiapkan diri untuk mendengar berita kehamilannya pun mematung. “Apa?”“Menurut pemeriksaan USG, kamu nggak hamil,” jawab dokter itu sambil menyerahkan laporan pemeriksaan kepada Yuna.
Parfum ini dipromosikan secara besar-besaran di seluruh kota sehingga menjadi sangat terkenal. Iklannya juga tersebar di mana-mana. Saat menonton TV, berjalan di jalanan, dan bahkan hanya membuka media sosial, semua orang bisa melihat iklan parfum “Victory”. Jadi, sebelum resmi diluncurkan, parfum ini sudah menarik perhatian banyak orang.Di situs web Kusumo Group, layanan khusus untuk pre-order parfum ini sudah tersedia. Parfumnya pun langsung terjual habis dalam sehari. Saat melihat hasil ini, bukan hanya Edward sendiri, bahkan Daniel juga sangat senang. Mereka benar-benar puas terhadap laporan penjualan itu.“Pa, kamu sudah lihat, ‘kan? Baru sehari saja penjualannya sudah begitu banyak. Prospeknya pasti bagus banget!” Edward terlihat sangat sombong. Dia duduk di hadapan Daniel sambil menyilangkan kakinya, lalu melanjutkan, “Sudah kubilang dari awal kalau proyek ini pasti berhasil!”“Bagus! Bagus!” Daniel memujinya dengan gembira, lalu bertanya, “Gimana dengan produksi pabrik? Terkej
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam
“Apa maksudmu?” tanya Fred.“Ingat, sebesar apa pun otoritas yang kedutaan punya, pada akhirnya mereka tetap harus tunduk sama hukum negara setempat. Hilangnya aku mungkin nggak begitu dipedulikan sama negara, tapi beda cerita dengan guruku. Guruku ini sangat dihormati banyak orang dan sudah banyak pejabat tinggi negara yang pernah dia tolong. Cuma menghilang satu atau dua hari saja mungkin belum ada yang sadar, tapi lama-lama pasti ada orang yang melapor ke polisi. Tinggal kita lihat saja bakal sebesar apa kehebohannya. Apa nanti kamu masih bisa menjalankan eksperimen kamu dengan tenang?”Kalimat terakhir memberikan dampak yang sangat serius terhadap Fred. Eksperimen itulah yang sangat dia pedulikan di antara banyak hal lainnya.“Kamu pikir aku takut sama pemerintah kalian yang nggak bisa kerja itu?”“Ha, kalau nggak takut, kenapa kamu harus sembunyi-sembunyi begini? Lagi pula mereka bukan pejabat yang nggak bisa kerja. Kalau kamu masih nggak mau membebaskan guruku, tunggu saja. Nanti
“Oh, jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar intinya cuma itu,” ujar Yuna sembari bersandar ke belakang dan kedua tangan bersila di depan adanya. “Bukannya kamu selalu bilang kamu yang paling hebat? Kenapa cuma catatan eksperimen saja kamu nggak bisa?”“Nggak usah congkak, itu juga bukan hasil jerih payahmu sendiri saja, tapi seluruh ilmuwan yang ada di lab kita dulu,” ucap Rainie menepis. “Waktu itu kamu yang bawa pergi catatannya dan database lab juga sudah rusak. Daripada kamu mati tanpa mewariskan apa-apa, mending kasih aku saja, biar aku yang memanfaatkannya!”Rainie sangat menginginkan catatan itu, tetapi di tahu catatan itu masih dipegang oleh Yuna, dan Yuna jelas tidak akan semudah itu memberikannya kepada orang lain, apalagi Rainie. Catatan eksperimen itu akan sangat berguna sebagai fondasi bagi eksperimen lain di masa depan. Rainie mana rela membiarkan Yuna menyimpan itu untuk dirinya sendiri saja. Sekarang mau tidak mau Rainie mengancamnya dengan membawa-bawa nama Brandon