“Kenapa kamu bisa ada di sini?”Yuna sangat senang bisa melihat pria itu saat ini.Brandon melirik Yuna, lalu dia mengecilkan AC di kursi belakang. Setelah itu, dia mengambil selendang dan memakaikannya pada Yuna sambil bertanya, “Kamu dalam masalah?”Kalau dihitung-hitung, Yuna seharusnya sudah keluar ke jalan ini sejak lama. Hampir saja, Brandon hendak turun dari mobil dan pergi untuk melihatnya sendiri.“Masalah kecil.” Yuna memberi isyarat dengan jari-jarinya, tanda masalah tidak besar. Namun, tangannya terasa sakit saat dia mengangkat tangannya. Dia pun tanpa sadar meringis.Brandon spontan mengerutkan kening saat mendengar Yuna meringis. Dia langsung menarik tangan Yuna dan bertanya, “Terluka?”Raut wajahnya dingin, suaranya bahkan lebih dingin. Setiap garis di wajahnya seolah tertulis kalau dia sangat kesal!Yuna segera menjelaskan, “Nggak. Hanya saja aku sudah lama nggak menggerakkan otot, jadi agak sakit.”Yuna takut Brandon tidak percaya, dia pun memiringkan tubuhnya dan berh
Read more