“Maaf, Pak Shane!” kata Ricky sembari menepuk bahunya. Dia masih menatap luka di kaki Shane cukup lama sebelum akhirnya dia kembali ke kursinya.Shane menarik napas panjang, terlihat dia memang sangat kesakitan. Lalu sambil membalut kembali lukanya dengan perban, dia berkata, “Ricky, apa maksud kamu? Apa kamu pikir lukaku ini dibuat-buat?”Masih dengan cara bicaranya yang datar, dia menyeringai dan menjawab, “Nggak juga. Tapi nggak ada salahnya memastikan senjata jenis apa yang lawan kita pakai.”Kedengarannya memang seperti alasan yang mengada-ada, tetapi di saat seperti ini, detail sekecil apa pun bisa menjadi petunjuk untuk mencari siapa penyerangnya.“Kalau kamu mau tahu senjata apa yang lawan kita pakai, kan bisa tanya aku saja. Buat apa sampai merusak celanaku segala. Sudah, jangan mengalihkan topik lagi, sekarang kita harus cari si bos secepatnya! Oh ya, yang di atas sudah tahu bos kita menghilang?”Semula mereka semua terlihat cuek dan tidak peduli, tetapi begitu Shane berbicar
Read more