Seiring dengan ucapan Yuna, bola mata pria itu bergerak makin cepat ke kiri dan ke kanan. Entah apa yang dia pikirkan, tetapi dadanya berdebar sangat cepat dan justru malah terlihat lucu dengan tubuhnya yang kerdil itu.“Ya, aku mau berhasil, makanya sebelum itu terwujud, aku nggak akan mati. Tapi … kalau kamu nggak menurut perintahku, maka kita semua akan mati!”Setelah tertawa sesaat, dia kembali ke kursinya dan duduk dengan satu kaki terangkat. Dia menyesap tehnya perlahan dan berkata, “Sudah, nggak perlu banyak omong kosong. Aku tahu kamu sudah ngobrol banyak sama Shane, tapi kusarankan jangan berpikir yang macam-macam. Kalian berdua nggak akan bisa menang melawan kami.”“Kalian?”“Kenapa, kaget? Bukannya dari awal kamu sudah tahu kalau kami ini satu organisasi yang besar, bukan cuma satu orang saja. Yuna, cepat kasih tahu aku, gimana perkembangannya?”Kedua tangan bertopang di dagu, tubuh sedikit mengarah ke depan dan lengan bersandar di atas meja. Tatapan matanya yang semula suda
Read more