Tentu saja Shane tidak merasa sedih hanya karena itu, tetapi selama ini dia pikir bosnya tidak pernah percaya kepada siapa pun. Namun faktanya, dia memercayakan sandi brankas kepada Rainie.Dari dalam brankas tersebut Rainie mengambil sebuah file berwarna cokelat, dan seketika berbalik, mata Yuna yang tajam melihat di dalam masih ada sebuah stoples kecil.“Kalian nggak ngintip sandinya, ‘kan?” ujar Rainie bergurau seraya memegang file tersebut.“Kamu tutupi begitu, siapa yang bisa lihat,” sahut Shane. Lagi pula semua ruangan di lab di sandinya setiap hari diganti. Bisa jadi sandi brankas tadi juga diganti setiap hari.”“Yup! Kamu benar! Sandinya memang diganti setiap hari,” jawab Rainie. “Jadi nggak usah buang-buang tenaga dan pikiran untuk cari tahu sandinya. Sekarang kita semua senasib. Kalau eksperimennya berhasil, kita juga yang sama-sama mendapat keuntungan!”Yuna melihat Rainie masih tidak juga memberikan file itu kepadanya. Dia sendiri juga tidak berniat untuk berinisiatif menga
“Tapi, aku punya satu permintaan!”“Bilang saja.”“Setelah lima hari, begitu hasil dari eksperimennya sudah kuberikan, aku mau pergi dari sini.”“Nggak bisa!” tolak pria pendek itu dengan tegas tanpa pikir panjang. “Aku bisa tahu dari mana apa yang kamu kasih itu benar-benar berhasil atau gagal? Semuanya baru bisa ditentukan setelah tahu hasil akhirnya.”“Hasil akhir apaan? Gimana kamu menentukannya?”“.…”Pria pendek itu cukup cerdas untuk menyadari kalau Yuna sedang memutar balik ucapannya sendiri. Karena itu dia langsung diam selama beberapa detik, lalu dia tertawa dan berkata, “Yuna, kamu ini pintar juga, ya. Hampir saja aku terjebak. Tenang saja, apa yang kamu mau tahu pasti akan kamu ketahui, tapi sekarang belum waktunya. Setiap dari kalian punya tugas masing-masing termasuk aku! Karena itu, jangan berpikir yang macam-macam. Cukup kerjakan tugas kalian masing-masing, dengan begitu organisasi nggak akan menyia-nyiakan kontribusi kalian. Tapi tentu saja, organisasi juga nggak akan
Pria pendek itu sedikit menjauh dengan perasaan jijik dan meraba topengnya sendiri. Lalu dia mengulurkan tangan mendorong wajah Shane mundur dan berkata, “Berpikir lebih jauh lah sedikit, jangan setiap hari mikirnya cuma anak kamu saja. Jujur saja, ya, Shane, kamu bikin aku merasa sia-sia mengajak kamu kerja sama. Kamu sedikit pun nggak membantu!”“Kalau begitu cepat bebaskan anakku!” seru Shane. Menahan tekanan untuk waktu yang begitu lama membuat Shane sudah di ambang kesabarannya dan tidak bisa lagi menahan diri.“Ya, itu pasti, kamu tenang saja! Tapi bukan sekarang waktunya. Dan juga apa aku ada bilang gimana kabar anak kamu? Cuma seorang anak kecil saja kamu pikir bisa apa? Jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendiri. Yuna, kamu juga jangan terburu-buru menyelaku dulu. Aku tahu kamu dan keluarga Setiawan itu pintar. Nggak cuma kekayaan materi saja yang kalian punya, tapi juga keturunan dari keluarga bela diri kuno.tapi sayang itu semua nggak berarti apa-apa di tempat ini. Seheb
Shane sontak menolehkan kepalanya dan menatap Yuna dengan heran. Selama ini Shane selalu menuruti apa pun syarat yang bosnya berikan tanpa melawan karena nyawa Nathan masih berada di tangannya. Shane hanya bisa terima nasib terus menerus diancam dan tidak pernah meminta apa pun yang berlebihan. Hal paling jauh yang pernah Shane lakukan terhadap bosnya hanya sebatas membentak seperti yang dia lakukan tadi, dia tidak berani berbuat lebih jauh dari itu karena dia tahu hanya sampai sejauh mana hubungan dia dengan bosnya. Namun Yuna, bisa berdiri di sini bahkan dengan tubuhnya yang sedang hamil menuntut haknya tanpa ada rasa takut sedikit pun.“Apa kamu nggak takut ….”“Nggak! Aku terlahir ke dunia ini cepat atau lambat juga pasti akan mati. Keluarga, teman, suami, dan anakku … aku memang ingin melindungi mereka, tapi itu bukan sesuatu yang bisa aku lakukan sendirian. Aku percaya suamiku pasti bisa. Kalau suatu hari aku dan dia gagal meski sudah berusaha semaksimal mungkin, nggak ada lagi y
“Bohong! Kamu pembohong! Bahkan kamu juga masih punya sesuatu yang kamu peduli, apalagi Yuna! Nggak … ini nggak mungkin terjadi. Dia pasti akan menyesal!”Pria pendek itu sudah sering kali mengamuk dan melakukan hal-hal gila yang di luar akal sehat, tetapi kali ini lebih parah lagi. Dia benar-benar dibuat marah sejadi-jadinya, dan kali ini bukan karena kekurangan fisik ataupun suaranya, melainkan karena sesuatu yang ada jauh di lubuk hatinya.Ya, selama ini dia selalu merasa superior meski memiliki banyak kekurangan fisik berkat kepintaran yang dia miliki. Dengan caranya sendiri, dia bisa terus menanjak sampai ke posisi dia saat ini dan berhasil memegang kuasa atas nyawa orang lain dengan tangannya. Akan tetapi hari ini, kata-kata Yuna berhasil membuka titik lemahnya. Tanpa ada bantuan orang yang berada di belakang layar, dia bukanlah siapa-siapa.Perkataan itu mengenai tetap sasaran ke titik terlemah, membuat dia mau tidak mau harus menghadapi kenyataan yang pahit. Tidak. Tidak seharu
Selepas dari ruang kantor, Shane terus mengejar Yuna sampai ke lantai bawah.“Yuna, Yuna …. Yang tadi kamu bilang itu, kamu serius?”“Apanya?”“Itu ….”“Aku nggak peduli terhadap apa pun? Jelas nggak, lah. Di dunia ini mana mungkin ada orang yang nggak peduli sama orang yang mereka sayangi, entah itu pacar, keluarga, atau teman. Tapi aku tadi serius, sebagai orang tua, aku tentu berharap bisa melindungi ana sendiri. Tapi memang terkadang ada waktunya aku nggak dapat yang aku mau biarpun sudah berusaha maksimal,” kata Yuna seraya menatap langit dengan raut wajah sedih.“Kalaupun harus mengorbankan nyawa, aku rela asal Nathan selamat!” kata Shane.“Terus?” tanya Yuna.“Terus apa?”“Dengan mengorbankan nyawa sendiri, apa itu berarti kamu bisa melindungi Nathan selamanya?”“.…”Seketika itu Shane tak bisa menjawab pertanyaan Yuna. Memang itu bukan sesuatu yang bisa dia pastikan. Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti akan menghadapi berbagai macam masalah dan bahaya. Meski sudah berusa
“Mungkin kamu salah?” tanya Yuna.“Hmmm?” ”Kenapa kamu harus pusing mikirin dulu ditaruh di mana sekarang ditaruh di mana? Mungkin saja dulu memang dia selalu bawa, atau bisa juga ditaruh di tempat lain, tapi sekarang belum tentu.”“Benar juga, tapi aku merasa ini bukan gaya dia melakukan sesuatu. Jadi maksud kamu sekarang itu apa?”“Masih sama seperti rencana awal kita, sesuai yang kamu jelaskan waktu itu.”“Oke, kalau begitu sampai besok siang.”Yuna mengangguk, dan memegang tangan Shane dengan maksud memberi isyarat supaya Shane tidak perlu berbicara lebih jauh lagi mengenai rencana mereka. Sebelum mereka berdua berpisah, tiba-tiba mereka mendengar suara cibiran yang berasal dari belakang, “Nggak kusangka ternyata kalian berdua akrab juga. Apa Brandon tahu tentang hubungan kalian?”“Aku yakin orang-orang di luar sana pasti masih pada penasaran dengan kematian kamu yang mencurigakan,” ujar Shane menanggapi cibiran dari Rainie.“Kalian kira dengan aku muncul di depan kalian berdua,
Tidak ingin melihat Rainie lebih lama lagi, Yuna langsung membalikkan badannya dan pergi.“Yuna!” sahut Rainie.Namun dari kejauhan Rainie mendengar balasan Yuna, “Jangan lupa untuk datang kerjain eksperimennya tepat waktu, ya, asistenku!”Saking kesalnya Rainie mendengar itu sampai wajahnya berubah. Seumur hidup ini dia tidak pernah merasa begitu terhina, tetapi apa boleh buat, di tempat ini dia mau tidak mau harus menuruti perintah bosnya. Maka itu sekarang Rainie hanya bisa menahan diri.Melihat Shane masih di sana dengan ekspresi terhibur, Rainie jadi tambah kesal lagi. “Shane, kamu pasti senang karena dapat teman di sini, ‘kan?”Mendengar itu, Shane hanya mengangkat kedua bahunya, mengatakan kalau tidak bermaksud seperti itu.“Kamu tahu, nggak, kenapa selama ini kamu nggak pernah dipercaya dengan inti dari eksperimen yang selama ini kita kerjakan?” tanya Rainie dengan wajah culas.“Aku nggak peduli. Yang aku pedulikancuma anakku.”“Hah … itu karena kamu nggak tahu apa rahasia sebe