Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 1671 - Bab 1680

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 1671 - Bab 1680

2190 Bab

Bab 1671

Setibanya Yuna di area lab, dia melihat Moses sedang berdiri tercengang di sana.“Dokter Moses?”“Yuna, lihat ini ….”Raut wajah Moses ketika dia menatap Yuna tampak sangat tidak mengenakkan. Dengan jarinya dia menuntun Yuna melihat ke arah yang dia maksud, di mana seekor tikus yang berada dalam kotak sudah tergeletak dengan perut menghadap ke atas.“Kenapa bisa begini?” tanya Yuna seraya berlari menghampiri tikus-tikusnya. Setelah diperiksa lebih dalam, hampir semua tikus yang ada di sana sudah sekarat. Hanya dua ekor saja yang masih terlihat cukup sehat, tapi itu pun kondisi mental mereka juga terlihat aneh. Mereka hanya terbaring lesu di dalam kotak. Yuna pun membuka kotak tersebut dan memeriksa setiap tikus yang masih bertahan, tapi sayangnya mereka semua tidak akan hidup untuk lama lagi.“Aku nggak ngapa-ngapain,” kata Moses ketika Yuna melirik ke arahnya. “Aku lihat sudah begitu pas aku baru sampai, habis itu nggak lama kamu datang.”Yuna tidak mengatakan apa-apa dan hanya menata
Baca selengkapnya

Bab 1672

“Wah ….”Semua orang serempak berseru kaget. Dalam suatu eksperimen, tentu ada situasi di mana tikus percobaan akan mati, tapi jarang sekali ditemukan kasus semua tikus percobaan mati tanpa ada satu pun yang tersisa. Apalagi, beberapa hari lalu semuanya masih baik-baik saja, lantas mengapa tiba-tiba mereka mati?“Kita semua tahu kalau tikus-tikus ini cuma makan obat yang kuracik, jadi aku yang akan bertanggung jawab atas kematian mereka,” kata Yuna.“Jadi kamu mengaku kalau obat yang kamu racik itu bermasalah?” tanya Malvin.“Nggak, justru sebaliknya, obat yang kuracik nggak bermasalah sedikit pun.”“Tapi kita semua sudah lihat sendiri, persentase kematiannya 100%! Kamu masih bisa-bisa bilang obatmu nggak ada masalah? Apa kamu mau bilang yang bermasalah itu tikusnya?”“Ya! Memang tikus di kotak ini yang bermasalah.”“Hah?!”“Ada seseorang yang melakukan sesuatu ke tikus-tikus ini, makanya mereka semua bisa mati.”“Pembelaan kamu itu lucu banget! Semua orang juga tahu tikus percobaan ki
Baca selengkapnya

Bab 1673

Sikap Yuna yang begitu lugas dan tekanan dari tatapan orang lain membuat Malvin terkesiap.“Apa maksudmu?! Yuna, coba jelaskan!”“Apa masih kurang jelas? Terkait kenapa tikus-tikus ini bisa mati, aku yakin kamu pasti tahu jawabannya.”“Jadi kamu bilang aku yang meracuni tikus-tikus itu? Ngelawak! Semua orang di sini juga tahu kita dibagi jadi dua area yang terpisah. Aku jarang banget datang ke area ini, gimana mau meracuni mereka? Apalagi kamu selalu mengunci ruangan ini, gimana caranya aku bisa masuk?!”“Iya, memang dikunci, tapi semua orang bisa masuk. Kenapa cuma kamu saja yang nggak bisa?”“Semua kuncinya bisa diakses, tapi cuma kamu sendiri saja yang nggak bisa …,” jawab Malvin.“Kamu tahu dari mana nggak bisa? Kamu pernah coba?”“Aku … aku cuma dengar-dengar saja …. Jangan pikir dengan bertingkah jadi korban, kamu bisa lari dari tanggung jawab ini. Aku ngga ada kaitannya sedikit pun dengan tikus-tikus itu! Jelas-jelas obat kamu yang bermasalah!”“Jangan menghindari pertanyaanku.
Baca selengkapnya

Bab 1674

Ketika rekaman CCTV lab ditayangkan, di video tersebut terlihat ada seseorang yang diam-diam masuk. Si pelaku itu mengenakan pakaian pelindung lengkap. Begitu masuk, dia berhenti sejenak seperti sedang memperhatikan sekelilingnya, setelah itu dia pergi ke tempat kotak tikus berada dan berhenti lagi. Dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya ….Ketika Yuna memperlihatkan video itu kepada yang lain, mereka semua terbelalak, termasuk Malvin. Akan tetapi ketika Malvin melihat orang itu mengenakan pakaian pelindung yang tidak menampilkan wajah, dia merasa jauh lebih lega.Ketika video terhenti ketika sosok yang mencurigakan itu keluar, Malvin langsung berdiri dan mendengus, “Hmph, cuma begitu doang?! Orang yang masih waras bisa lihat sendiri muka si pelaku nggak kelihatan di video itu! Bisa saja rekaman video ini palsu. Kalaupun asli, atas dasar apa kamu menuduh aku cuma dari rekaman itu doang? Cuma pakai video yang sepotong untuk menuduh aku? Dokter Yuna, kamu punya kemampuan nggak seberapa, t
Baca selengkapnya

Bab 1675

Di saat itu juga terdengar langkah kaki serentak, lalu muncullah sekelompok tentara berseragam tepat di depan pintu masuk lab.“Ini … Pak Liman, apa maksudnya ini?!”Kehadiran mereka menandakan betapa seriusnya masalah ini.“Dokter Malvin, Dokter Yuna, sewaktu baru masuk ke sini, kalian diminta untuk menandatangani surat perjanjian kerahasiaan. Berkelahi nggak akan menyelesaikan masalah, khususnya di departemen kita yang rahasia ini. Nggak peduli siapa yang salah, masalah yang kalian buat sangat parah dan nggak diizinkan di departemen ini!”Departemen X adalah institusi negara yang mendapat izin khusus dari pemerintah, jadi tidak heran jika tentara nasional akan turun tangan langsung jika terjadi kondisi darurat, dan Liman sendiri juga memiliki latar belakang militer. Sudah cukup jelas bahwa Liman-lah yang membawa para tentara itu ke sini.“Pak Liman, semua ini nggak ada kaitannya denganku. Aku dulu mencurigai Yuna, makanya dia jadi benci sama aku dan mau membalas dendam! Orang yang ad
Baca selengkapnya

Bab 1676

Namun sayangnya, ponsel Chermiko disita ketika dia pertama kali dikurung di sini, jadi sekarang dia tidak punya cara lain untuk menghubungi dunia luar. Oleh karena itu dia berniat untuk meminta bantuan kakeknya. Akan tetapi ketika hendak membuka pintu, Chermiko baru sadar bahwa pintunya sudah dikunci dari luar.Chermiko sudah coba menarik gagang pintu sekuat tenaga, tapi tidak ada gunanya, hingga akhirnya dia pun baru sadar bahwa dia telah dikurung oleh kakeknya sendiri.Namun mengapa? Bukankah kakeknya sendiri yang bilang bahwa tidak ada virus di tubuh Chermiko. Kalau memang tidak ada, kenapa dia harus dikurung?“Kek, buka pintunya!”Chermiko berusaha menggedor pintu dan memanggil kakeknya dengan suara keras, berharap dia akan mendengarnya. Namun dia tidak tahu apakah ada orang di luar, atau memang kakenya tidak peduli. Karena sudah menyerah, Chermiko mencari jendela dan melihat ke bawah dari sana. Sayangnya di luar jendela dipasangi jeruji sehingga Chermiko tidak bisa mengeluarkan ke
Baca selengkapnya

Bab 1677

Baru pertama kali ini dalam seumur hidupnya Chermiko dipanggil sebagai pedagang manusia oleh orang lain, khususnya dari Kenzi yang masih kecil.“Oi, bocah, siapa yang kamu panggil pedagang manusia! Memangnya kamu pernah ketemu pedagang manusia seganteng aku?!”“Siapa yang kamu panggil bocah!” seru Juan yang tiba-tiba muncul entah dari mana setelah dipanggil berkali-kali tidak menyahut.Melihat kemunculan kakeknya itu, Chermiko pun langsung gentar, “Eh, Kakek. Bukan aku ….”“Kalau bukan kamu siapa lagi? Jelas-jelas aku dengar kamu yang sebut! Asal tahu saja, ya. Sudah bagus kamu bisa tinggal di sini, tapi kamu masih saja berani mengatai anak kecil?!”“..., Kek, aku ini cucumu. Bocah itu … jelas-jelas dia yang sengaja ngerjain aku, lagian dia juga bukan saudara kandung …,” kata Chermiko, dengan suara yang makin lama makin mengecil karena merasa sedikit bersalah.“Siapa bilang Kenzi bukan saudara kandung? Dia itu cucu kandungku!” kata Juan, sembari menggendong Kenzi dan menaikkannya ke ba
Baca selengkapnya

Bab 1678

“Argh ….”Chermiko menjerit kesakitan. Berbeda dengan ruang di mana dia dikurung dulu yang sangat kedap suara, ruang terbuka seperti sekarang ini membuat jeritannya terdengar begitu jelas.Tidak hanya tubuh dan kepalanya saja yang sakit, tapi matanya juga terasa seolah-olah mau keluar. Chermiko ingin memegangi kepala dengan kedua tangannya, tapi apa daya satu tangannya masih tersangkut di jeruji jendela, alhasil dia hanya bisa memukuli kepalanya dengan satu tangan untuk mengurangi rasa sakitnya itu.Entah apakah karena rasa sakitnya itu membuat tenaga Chermiko bertambah kuat, jeruji yang mengunci tangannya lama kelamaan mulai melonggar. Hanya dengan hentakkan tenaga sedikit saja, akhirnya Chermiko berhasil membebaskan diri.Sebagian besar jerujinya terjatuh ke bawah, tapi masih ada sebagian yang tersangkut di lengan Chermiko. Kesadarannya sudah hilang separuh ketika Chermiko terbebas, tapi instingnya itu membuat dia ingin cepat membebaskan diri dengan menabrakkan tubuhnya yang sudah te
Baca selengkapnya

Bab 1679

Ketika Chermiko akhirnya siuman, dia merasa sekujur tubuhnya sangat lemas. Kesadarannya juga masih belum pulih sepenuhnya. Dia coba menggerakkan tangannya, tapi yang bisa dia lakukan hanyalah mengangkat jarinya saja. Chermiko ingin membatuk karena tenggorokannya gatal, tapi ketika membuka mulutnya, hanya embusan napas sunyi saja yang keluar.Perasaan ini sangat aneh, rasanya seperti sudah berada di ambang kematian. Dia masih mengembuskan napas, tapi rasanya sulit sekali untuk mempertahankan kesadarannya.“Kamu sudah sadar?”Chermiko dapat mendengar suara yang begitu lembut di telinganya. Dia ingin menoleh, tapi yang bisa dia gerakkan hanya sebatas bola matanya saja.“Jangan bergerak dulu, tenaga kamu sudah habis. Mau bergerak pun nggak akan bisa.”Juan sudah membawa semangkuk sup obat hangat di tangannya. Interaksi yang terjadi antara mereka berdua ini masih sama seperti dulu, hanya bedanya kali ini Juan bersikap jauh lebih baik.“Aku ….”Terlalu banyak pertanyaan dan hal yang tidak Ch
Baca selengkapnya

Bab 1680

“Ini ….”“Obat ini cuma untuk memperkuat badan kamu, bukan untuk melawan virusnya. Jangan terlalu banyak berharap!” kata Juan seraya menyuapi Chermiko. “Kakek ini bukan dewa. Kita masih belum tahu apa yang terjadi sama badan kamu, dan obat penawarnya nggak akan jadi secepat itu!”Chermiko tentu saja tahu akan hal itu, bahkan … dia tidak berani berharap obat itu benar-benar akan ditemukan. Makin besar harapan, makin besar pula kekecewaan dia nantinya. Namun, kebaikan yang kakeknya berikan sudah sangat cukup untuk membuatnya bahagia.Setelah obatnya diminum sampai habis, Juan berkata, “Untuk sekarang kita memang masih belum tahu pasti apa yang ada di dalam badan kamu itu, tapi kamu tahu seberapa parah wabah kemarin. Untuk berjaga-jaga, kamu di sini saja dulu, jangan ke mana-mana. Biar aku … coba cari solusinya.”“Terima ….”Sebelum Chermiko mengucapkan terima kasih sampai selesai, kakeknya sudah keburu pergi dari kamarnya. Kini suasana di sana kembali tenang seperti sedia kala, tetapi Ch
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
166167168169170
...
219
DMCA.com Protection Status