Home / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Chapter 1691 - Chapter 1700

All Chapters of Istri Kesayangan CEO: Chapter 1691 - Chapter 1700

2190 Chapters

Bab 1691

“Haish … kenapa bisa jadi begini!” kata Jordan sambil perlahan duduk dengan tangan bertopang pada tongkatnya. “Nak, kamu tenang saja. Juan pasti bisa nolongin kamu!”“Aku sudah bilang nggak bisa jamin nyembuhin Chermiko!” bantah Juan.Jordan hanya tersenyum mendengarnya. Sewaktu muda, Juan selalu penuh dengan energi dan mudah marah ketika ditegur orang lain, alhasil mereka pun jadi sering bertengkar. Setelah usia menua, Jordan menyadari bahwa adiknya itu sebenarnya memiliki hati yang baik, meski ucapannya masih kasar seperti dulu. Juan mengikat Chermiko agar Chermiko tidak menyakiti dirinya sendiri, itu berarti dia masih berharap bisa menyelamatkannya. Kalau dari awal Juan tidak peduli, dia tidak akan repot-repot menyelamatkan Chermiko dan menghubungi mereka untuk datang secepat mungkin.“Kenapa kamu senyum-senyum?!” tanya Juan kesal ketika dia melihat mata Jordan yang tertuju padanya.“Juan, setelah sekian lama kamu masih nggak bisa memaafkan kesalahanku dulu, ya? Nggak apa-apa. Itu m
Read more

Bab 1692

Awalnya Dessy masih emosian ketika dia baru masuk. Mungkin dia baru saja melampiaskan semua amarahnya di telepon dan masih terbawa perasaan, tapi seketika melihat anaknya, matanya langsung memerah karena sedih.“Nak, bertahan, ya!” kata Dessy sambil memeluk anaknya. Dia tidak lagi membuka rantainya karena sekarang dia tahu rantai itu bertujuan untuk melindungi Chermiko. Mau tidak mau Dessy harus terima besi dingin itu menempel ke kulitnya. “Kamu lapar, nggak? Mau makan apa? Nanti Mama bawain? Kamu kedinginan? Nanti Mama ….”“Kalau kamu nggak tenang dia ada di sini, bawa pulang saja,” kata Juan.Dessy, “….”“Satya, gimana?” tanya Jordan.“Aku tadi sudah lapor polisi! Awalnya mereka mau Chermiko datang langsung untuk memberi keterangan, tapi aku sudah menjelaskan situasi dia sekarang. Sebentar lagi polisi bakal datang. Soal Fahrel dan keluarganya, aku sudah minta orang lain untuk mengawasi mereka, nanti aku sendiri juga bakal langsung memantau ke sana,” jawab Satya.Kedudukan keluarga Pr
Read more

Bab 1693

Dua hari terakhir ini Fahrel sibuk dengan pekerjaannya di pusat penelitian vaksin, sehingga dia tidak ada waktu untuk mengurus hal selain pekerjaan. Saat Susan baru saja pulang dan melihat banyak barang-barang di rumah yang dibuang ke luar, dia langsung berteriak, “Apa-apaan ini? Siapa yang buang barang-barangku?!”“Aku!” jawab Fahrel seraya berkacak pinggang. “Aku buang barang-barang yang sudah lama, nanti ganti saja dengan yang baru!”“Ganti yang baru? Ganti apanya?” tanya Susan kebingungan, dan saat dia melihat sofa kesayangannya diangkut, dia langsung mencegatnya, “Siapa yang suruh kalian buang? Ini masih bagus!”“Bagus apaan? Masih banyak yang jauh lebih bagus! Barang-barang ini sudah nggak layak lagi untuk kita pakai. Buang saja semuanya, nanti kita pindah ke rumah baru!”“Rumah baru?!”“Iya, tadi aku sudah lihat-lihat rumah baru yang jauh lebih bagus dari rumah kita sekarang. Untuk apa lagi kita pakai barang lama ini, nanti kita ganti semua perabot rumah dengan yang bahan kayu b
Read more

Bab 1694

“Oh, gitu! Ternyata kamu sudah berani menginjak-injak aku dan mau cari yang baru, ya? Kamu segitu bencinya sama aku, makanya kamu sengaja cari-cari alasan untuk ngusir aku pergi, ‘kan? Jangan besar kepala dulu, Fahrel! Belum sukses saja sudah berani membuang istri yang selama ini menemani kamu! Coba kamu ingat-ingat lagi berapa banyak penderitaan yang harus aku jalani sampai kamu bisa ke titik ini? Sekarang kamu ….”“Banyak omong!” seru Fahrel sembari menutup mulut Susan. Bagaimanapun juga di rumahnya masih banyak pekerja yang sedang memindahkan perabot rumahnya, bisa gawat kalau sampai mereka mendengar perbincangan tadi. “Kalau kamu mau hidup enak, cukup ikut aku saja, nggak usah rewel.”“Kalau begitu kamu harus potong modalnya, tapi kamu harus melakukannya dengan hati-hati, jangan sampai orang lain tahu. Dan juga … Rainie tahu soal ini? Dia juga bertanggung jawab atas quality control, kalau sampai dia ….”“Sudah, tenang saja. Anak kita itu pintar, dia lebih bisa kerja daripada kamu!
Read more

Bab 1695

“Apa? Pabrik terbengkalai? Kenapa kamu kasih dia tempat yang nggak layak pakai begitu ke dia?1 kamu kan punya banyak pabrik-pabrik lain yang jauh lebih bagus, kenapa nggak kasih pabrik yang lebih bagus sedikit ke dia?! Cepat kasih dia tempat yang lebih bagus! Dasar, ke anak sendiri saja pelit amat!”“Apaan, sih! Rainie sendiri yang pilih tepat itu. Dia bilang nggak mau tempat yang terlalu besar karena bakal lebih repot. Dia sendiri yang mau pakai pabrik terbengkalai itu, aku bisa apa?! Sepelit apa pun aku, mana mungkin aku pelit ke anak sendiri?”“Dia ….”Susan tidak bisa bicara apa-apa lagi setelah mengetahui kalau itu ternyata adalah permintaan Rainie sendiri. Jika memang benar demikian, Susan juga tidak bisa membujuknya.“Dasar anak itu benar-benar, deh. Aku nggak ngerti apa yang ada di pikirannya itu!” kata Susan, lalu dia melihat para pekerja yang masih sibuk memindahkan barang dan melampiaskan kekesalannya pada merea, “Sudah! Kalaupun perabot rumah mau diganti yang baru, nggak pe
Read more

Bab 1696

“Kamu ….”Fahrel merasa tidak asing dengan pria yang ada di depan matanya itu, tapi dia tidak bisa mengingat jelas siapa dia.“Pak Fahrel, kamu benar-benar mendidik seorang anak yang hebat, ya! Haaha …,” ujar pria itu tertawa dengan nada menyindir. Tatapan matanya ketika melihat Fahrel pun dipenuhi dengan hawa dingin.“Siapa kalian beraninya mengacak-acak rumahku! Kalian pikir aku bisa semudah itu ditindas?!” umpat Fahrel.“Nggak, tapi bukan berarti kami bakal pulang dengan tangan kosong. Kalau hari ini kalian nggak bawa si pembunuh itu kemari, jangan harap urusan kita selesai!” kali ini giliran suara seorang wanita yang berbicara. Dia langsung berjalan ke hadapan Susan.Susan yang suasana hatinya sudah buruk jadi makin meledak-ledak ketika ada orang yang menyebut anaknya sebagai pembunuh.“Siapa yang kalian bilang pembunuh?! Itu fitnah! Rainie bukan pembunuh! Kamu … eh, kamu bukannya Bu Dessy?”“Wah, ternyata kamu masih ingat siapa aku. Cukup basa-basinya, mana Rainie?” tanya Dessy se
Read more

Bab 1697

“Mau jelasin apa lagi! Atas dasar apa aku harus mengikuti kemauan kamu?! memangnya kamu punya bukti yang menyatakan kalau Rainie menculik anakmu? Kalau memang ada, kasih lihat aku buktinya!”“Bukti? Anakku di rumah adalah bukti yang paling jelas! Sekarang dia lagi dirawat. Dia sendiri yang ngelihat langsung, dan dia sendiri yang bilang ke aku. Apa kamu masih perlu bukti lain yang lebih kuat lagi? Kalau hari ini juga kamu nggak bawa Rainie kemari, jangan harap kamu bisa tidur pulas! Kalaupun kamu minta bantuan Edgar, nggak ada gunanya!”Sebelum datang kemari, Satya sudah melakukan segala persiapan yang dibutuhkan. Tidak hanya melaporkan kasus ini ke polisi, tapi dia juga sudah melapor ke pejabat tinggi kepolisian untuk mengantisipasi adanya campur tangan Edgar. Selama ini Edgar memang memiliki reputasi yang baik, tapi proyek vaksin yang dia tangani belakangan ini membuat orang lain menaruh curiga padanya. Apalagi Satya juga tidak begitu dekat dengan Edgar, jadi tidak ada salahnya berjag
Read more

Bab 1698

“Jadi maksud kamu biar aku sendiri saja yang menggeledah rumah ini? Kalau memang kamu ngotot nggak mau bawa Rainie kemari, biar aku sendiri yang melakukannya!”Berhubung Fahrel masih bersikeras tidak mau menyerahkan Rainie, maka Satya pun segera menyuruh anak buahnya maju. Akan tetapi Fahrel juga tidak mau kalah. Keluarganya juga memiliki perlindungan yang tak kalah kuatnya. Cukup satu perintah darinya, langsung ada pasukan yang datang melindungi mereka. Alhasil, suasana menjadi tegang dan perkelahian bisa terjadi kapan saja. Melihat situasi berkembang menjadi separah ini, mungkin akan lebih baik jika Rainie tidak pulang dulu. Entah apa yang terjadi pada keluarga Pranata sampai mereka datang dan menuduh yang tidak-tidak. Jika Rainie pulang sekarang, bisa-bisa dia juga yang akan dirugikan.Diam-diam Susan menghubungi Rainie, tapi teleponnya tidak diangkat. Susan terus menghubungi Rainie dengan perasaan cemas, tapi Rainie masih juga tidak mengangkat. Dessy yang menyadari gelagat aneh Sus
Read more

Bab 1699

“Aku mau lihat siapa yang berani mengacak-acak rumah tinggalku!”Fahrel sudah mulai habis kesabarannya. Dia tidak tahu sejak kapan dan dari mana orang-orang itu masuk ke dalam rumahnya, dan sekarang Satya ingin menggeledah rumahnya tepat di depan Fahrel dan para anak buahnya. Kalau Fahrel membiarkan Satya berbuat semaunya, mau ditaruh di mana mukanya! Maka dari itu dia berdiri tegap di hadapan Satya dengan mata melotot lebar. Fahrel tidak akan membiarkan Satya melangkahkan kakinya lebih jauh lagi.Di sisi lain, Susan dan Dessy masih berkelahi sengit dan tidak ada yang mau mengalah. Rambut mereka sama-sama tak karuan lagi karena saling menjambak satu sama lain. Tepat di saat itu juga, ponsel Susan yang menjadi perebutan tiba-tiba berbunyi. Spontan mereka berdua terkejut, dan perkelahian menjadi lebih ganas lagi. Susan menggenggam ponselnya makin erat agar tidak direbut. Akhirnya dia berhasil melepaskan diri dari Dessy dan segera menjawab panggilan masuk itu.“Halo? Halo? Hah, apa?!”Eks
Read more

Bab 1700

Telepon masih terus berbunyi. Fahrel tahu panggilan ini hanyalah trik untuk mengakali Satya, tapi tetap saja Fahrel cukup heran karena dia merasa Rainie tidak akan mau melakukan hal seperti ini. Maka itu dia pun menjawab panggilan dan mengaktifkan loudspeaker agar Satya juga bisa mendengarnya.“Rainie, kamu lagi kerja di lab? Sesibuk apa pun tetap jangan lupa istirahat! Oh ya, Pak Satya datang mau ketemu kamu, katanya ada sesuatu yang mau dia tanya ….”Maksud Fahrel adalah secara tidak langsung memberi tahu Rainie bahwa Satya sedang berada di rumah mereka supaya Rainie bisa lebih berhati-hati, tapi sebelum Fahrel selesai berbicara, suara yang asing di telepon itu menyela pembicaraannya, “Pak Fahrel, ini aku! Non Rainie kecelakaan!”“Apa?”“Terjadi ledakan besar di pabrik. Non Rainie nggak sempat melarikan diri …. Tadi aku sudah mengabari Bu Susan, tapi Ibu nggak percaya, aku …”Suara orang yang berbicara di telepon itu terdengar seperti sedang panik, dan di belakangnya Fahrel juga dapa
Read more
PREV
1
...
168169170171172
...
219
DMCA.com Protection Status