Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 1591 - Bab 1600

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 1591 - Bab 1600

2190 Bab

Bab 1591

“Haha, memang kamu ini murid yang pengertian!” ujar Juan tertawa setelah dia mendapatkan kembali kebebasannya. “Ngomong-ngomong, suami kamu itu kenapa lagi?”“Penyakitnya tambah parah.”Yuna pun menceritakan apa saja yang terjadi selama beberapa hari terakhir, termasuk perkembangan denyut nadi serta kondisi fisiknya secara keseluruhan, termasuk hasil dari alat medis dan lain-lain. Di antara semua itu, yang paling menarik adalah hasil dari pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda-tanda keanehan. Hanya dari denyut nadinya saja bisa terasa organ dalamnya terluka akibat virus. Intinya, alat medis modern tidak begitu berguna dalam mendeteksi penyakit ini.“Kedengarannya menarik juga! Eh … bukan itu maksudku. Tapi dari penjelasan kamu tadi, virusnya itu kayak memang sengaja berkembang untuk menghindari deteksi dari alat itu, atau mungkin ini virus jenis baru yang bermutasi secara alami?”“Bukan alami. Virus ini buatan manusia,” jawab Yuna.“Wah, justru jadi makin menarik, nih! Kalau memang
Baca selengkapnya

Bab 1592

“Mereka itu sebenarnya dibilang misterius juga nggak, tapi nggak semua orang tahu tentang keberadaan mereka,” jelas Juan. “Sebenarnya kamu sudah dengar sendiri tadi. Mereka itu organisasi yang khusus meneliti berbagai macam fenomena aneh dan langka. Nggak cuma sebatas wabah saja, tugas mereka juga mencakup hal lain yang nggak bisa dijelaskan dengan ilmu sains.”“Hal supernatural maksudnya?!”“Bukan, bukan. Yang ada di Departemen X nggak cuma dokter saja, tapi ada berbagai pakar dari bidang lain juga, misalnya arsitek, polisi, dan lain-lain. Pokoknya apa pun yang kamu nggak kepikiran, di sana semuanya ada! Ngomong-ngomong, kamu juga diakui sebagai salah satu pakar.”“Makasih banyak, lho, guruku sayang!” balas Yuna dengan nada sarkas seraya memutar matanya.“Hehe … kalau soal hubungan aku sama mereka, itu sudah dari dulu banget! Kalau nggak salah waktu aku masih berumur 40-an tahun, aku direkrut sama mereka! Tapi kamu tahu sendiri seperti apa sifatku. Kalau aku harus kerja di tempat yang
Baca selengkapnya

Bab 1593

Mereka berdua saling bertatapan satu sama lain, tapi tidak ada yang berbicara sehingga suasana terasa canggung.“Kamu … ngapain?” tanya Yuna“.…”“Kamu ngikutin aku?”“.…”Akan tetapi Stella masih tidak mau menjawab. Melihat Stella hanya menundukkan kepalanya dengan raut wajah yang cemas, Yuna pun memberanikan diri untuk bertanya lebih dalam lagi, “Ini demi Frans?”Seketika itu, akhirnya Stella mau mengangkat kepalanya dan menjawab, “Bukan, Pak Brandon sudah pulang?”“Hmm? Iya, kenapa?”“Aku boleh ketemu sama dia?”“Nggak boleh!” jawab Yuna dengan tegas. Bukan karena alasan apa, tapi kondisi Brandon saat ini sangat tidak memungkinkan dia untuk bertemu dengan siapa pun. Yuna bahan merahasiakan kondisi Brandon dari Amara karena khawatir kalau sampai Amara datang ke rumah sakit, dia juga akan tertular.“Kenapa nggak boleh? Aku cuma mau tanya beberapa pertanyaan e dia, itu saja. Sehabis itu aku langsung pergi.”“Kondisi Brandon sekarang ini lagi nggak memungkinkan dia untuk jawab pertanyaa
Baca selengkapnya

Bab 1594

“Gimana kalau harus memilih salah satu?! Gimana kalau aku dan Pak Brandon berada di sisi yang berlawanan karena suatu konflik. Gimana … gimana kalau suatu hari kita jadi musuh ….”“Kamu nggak akan jadi musuhku!” sela Yuna. “Aku nggak akan bikin kalian jadi musuhku! Kamu bukan orang yang nggak punya akal sehat, apalagi Brandon. Andaikan suatu hari nanti kalian berdua berselisih karena perbedaan pendapat, pasti karena ada kesalahpahaman, dan aku bakal bantu kalian untuk menyelesaikan kesalahpahaman itu. Kalian berdua orang yang penting dalam hidupku, mana bisa aku memilih salah satu dari kalian?! Stella, aku tahu belakangan ini kamu lagi banyak pikiran, makanya kamu jadi gelisah. Tapi tolong percayalah sama aku, aku pasti bakal bantuin kamu!”Walau begitu, Stella tidak menenang seperti biasanya. Justru sebaliknya, dia malah mundur dan menggelengkan kepala seraya berkata, “Nggak, nggak mungkin. Dulu aku juga berpikir bahwa perasaan di antara kita bisa melewati semuanya, tapi sekarang aku
Baca selengkapnya

Bab 1595

“Aku di sini!”Kebetulan saat itu juga Rainie baru saja datang. Namun anehnya, ketika melihat Rainie, amarah Edgar dalam sekejap mereda.“Rainie ….”“Om Edgar, aku mau ngomong sebentar soal lab baruku!”Edgar mengangguk dan segera mengikuti Rainie. Fahrel sempat terkejut dan berniat mengikuti mereka, tapi Rainie langsung mencegahnya, “Ini rahasia, aku cuma mau ngomong berdua saja sama Om Edgar!”Fahrel sungguh merasa tidak terima dengan perlakuan itu. Bagaimanapun juga dia adalah ayahnya Rainie, dan dia juga yang bertanggung jawab atas proyek vaksin yang akan mereka kerjakan. Namun Fahrel hanya bisa memendam perasaan itu dalam hati karena dia tidak berani mengutarakannya. Dia pun bisa melihat akhir-akhir ini Edgar lebih mau mendengar ucapan Rainie. Entah ada obat apa yang Rainie berikan kepada Edgar, tapi Fahrel tidak peduli selama dia sendiri bisa meraup keuntungan untuk diri sendiri.Walau begitu, Bella berbeda. Belakangan ini dia merasa ayahnya sedikit berbeda, tapi dia tidak bisa m
Baca selengkapnya

Bab 1596

Walau pintu ruang kerja sudah tertutup rapat, Bella masih tidak menyerah. Dia berlari kecil ke depan pintu berniat untuk menguping apa yang sedang mereka bicarakan di dalam. Namun ketika Bella baru saja berada tepat di depan pintu, tiba-tiba pintunya terbuka dari dalam.Dengan kedua tangan bersilang di depan dada, Rainie menatap Bella sinis dan berkata padanya, “Kamu ini kenapa masih nggak mau nurut juga, sih? Om Edgar, gimana, nih?”“Keluar kamu!” Edgar menghardik.“Papa pasti diancam sama Rainie, ‘kan? Kenapa Papa jadi berubah kayak begini? Aku ini anak kandung Papa!”Bella yakin ayahnya pasti telah diguna-guna oleh Rainie, pasti! Maka itu dia ingin menyadarkan ayahnya agar ini tidak terus terjadi.Rainie sudah terlalu malas untuk meladeni Bella, maka dia hanya membalikkan badan dan berkata dengan senyum di wajahnya, “Terserah kalian sajalah. Toh, aku juga nggak buru-buru!”Kata-kata itu membuat emosi Edgar naik seketika. Dia langsung menarik tangan Bella dan menyeretnya keluar secar
Baca selengkapnya

Bab 1597

“Aku Edgar.”“Terus aku siapa?” tanya Rainie sembari menunjuk batang hidungnya sendiri.“Tuanku,” jawab Edgar.“Bukan, kamu harus manggil aku Rainie. Aku ini memang tuanmu, jadi kamu harus menurut sama aku, tapi kalau lagi di luar, kamu harus manggil aku Rainie. Paham?”“Ya,” angguk Edgar.“Bagus!”Setelah itu Rainie mengulangi perintah yang dulu dia berikan sekali lagi untuk memperkuat ingatan Edgar. Kira-kira setelah satu jam berlalu, barulah mereka berdua keluar dari ruangan tersebut. Fahrel yang menunggu di luar sampai ketiduran mendengkur di sofa. Tiba-tiba terdengar suara teriakan yang berseru, “Fahrel!”Suara itu begitu menggelegar hingga membuat Fahrel terjatuh dari sofa. Ketika Fahrel bangun dan mengelap air liurnya, refleks dia memanggil kakak iparnya itu, “Ya, Kak Edgar!”“Suruh anak buah kamu pergi ke tempat proyek untuk siap-siap. Labnya Rainie sebentar lagi mau pindah ke sana. Kerjakan secepatnya!”“Oke, aku kabarin anak buahku sekarang juga! Tapi, Kak Edgar, prosedurnya
Baca selengkapnya

Bab 1598

“Sadar apa? Sadar sama kebusukan dan kelicikan kamu?” sahut Bella tanpa menoleh ke belakang. “Kalau itu maksud kamu, iya, aku baru sadar ternyata kakak sepupu yang tumbuh besar bersama dari kecil ternyata kayak begini sifat aslinya.”Rainie tidak peduli dengan sindiran Bella sedikit pun dan hanya membalasnya dengan tawa, “Terserah kamu mau ngomong apa. Memang yang namanya hukum alam itu yang kuat memangsa yang lemah. Masa begitu saja kamu nggak ngerti? Yang kuat bisa mendapatkan lebih banyak. Cuma orang yang mengandalkan kemampuan mereka sendiri yang bisa bertahan hidup!”“Apa iya? Kamu nggak pantas bilang begitu!”“Pantas atau nggak bukan kamu yang menentukan. Om Edgar, kayaknya belakangan ini Bella terlalu terpengaruh sama Yuna. Aku rasa Om harus mendidik Bella yang benar!”“Gimana mendidiknya?” Sungguh tak disangka Edgar malah bertanya seperti itu kepada Rainie.“Hmmm ….”Rainie mencoba untuk berpikir sejenak, sementara itu Rainie akhirnya mau menoleh ke belakang untuk melihat langs
Baca selengkapnya

Bab 1599

“Kalau kerjaan Papa sudah selesai, nanti Papa jemput. Kamu …. Selagi Papa nggak ada, kamu harus belajar menjaga diri sendiri, ya. Kan kamu sudah besar. Oke?”“Oke! Papa juga jaga diri, ya!”Kata-kata anaknya Shane itu membuat Shane tak kuasa menahan air matanya. Dia berusaha untuk tetap tegar dan berkata, “Nathan, kamu ….”Namun sebelum Shane selesai berbicara, tiba-tiba tampilan videonya menghilang.“Nathan! Nathan!”Shane sampai melompat ke monitor, tapi monitor hanya menampilkan layar hitam, bukan lagi wajah anaknya Shane yang menggemaskan.“Shane, waktumu sudah habis! Aku sudah penuhi janjiku, sekarang giliran kamu. Kuharap kamu nggak ingkar janji!”Shane terus memukul monitor seakan hal itu bisa membuat dia melihat anaknya lagi. “Lepasin anakku! Dia cuma anak kecil yang nggak tahu apa-apa! Apa pun yang kamu mau, akan kulakukan!”“Hehehehe … kamu pikir aku ini bodoh? Tanpa anak kamu sebagai sandera, apa kamu bakal menuruti kata-kataku? Shane, aku tahu betul seperti apa sifatmu itu
Baca selengkapnya

Bab 1600

“Gimana keadaannya?” tanya Yuna.“Masih belum bangun,” jawab Hanson singkat.Masih belum siuman tapi setidaknya tidak berkembang ke arah yang lebih buruk, itu saja sudah merupakan pertanda baik. Yuna pun mengulurkan tangan untuk meraba nadi Brandon. Denyut nadinya cukup stabil, tapi terasa jauh lebih mengambang dibandingkan biasanya. Itu berarti tubuhnya sedang sangat lebah dan dalam kondisi yang kurang stabil. Virus yang ada di badan masih naik turun.Virus ini memang sedikit aneh dan pandai dalam menyembunyikan diri. Terkadang bisa dirasakan melalui denyut nadi, tapi terkadang juga tidak. Pada awalnya Yuna tidak mengerti dan mengira alau virus di tubuhnya itu sudah bersih. Hingga gejalanya kambuh lagi, Yuna baru sadar bahwa ternyata dugaannya itu salah. Dengan kata lain, virus ini seperti memiliki nyawanya sendiri. Dia bisa bersembunyi dan melawan.Setelah memeriksa nadi Brandon, Yuna mencuci tangan dengan alkohol dan memakai sarung tangan. Dia juga menatap Hanson yang dari tadi teru
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
158159160161162
...
219
DMCA.com Protection Status