Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 1441 - Bab 1450

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 1441 - Bab 1450

2192 Bab

Bab 1441

Yovi membungkukkan tubuhnya menyeka wajah imut Kenzi. Kedua mata Kenzi tak berhenti berkedip. Melihat sosok imut Kenzi, Yovi pun tersenyum. “Kenapa? Baru nggak bertemu sehari, kamu nggak mengenaliku lagi?”“Tante Yovi.”“Ya?”“Apa kamu akan pergi?”Yovi terdiam beberapa detik, lalu kembali melihat ke sisi Kenzi dengan tatapan lembut. “Apa Mama yang beri tahu kamu?”“Emm.” Kenzi mengangguk, lalu kembali bertanya, “Apa kamu akan pergi?”“Mungkin!” Yovi berpikir sejenak, lalu bertanya dengan lembut, “Apa kamu akan merindukanku?”“Emm!” balas Kenzi dengan pasti.“Kalau aku benar-benar pergi, kamu jangan menangis, ya!” Yovi menyentil hidung si cilik, lalu tersenyum lebar.“Nggak nangis!” Kenzi menggeleng. Dia masih ingat dengan ucapan ibu tadi. “Kata Mama, aku … aku itu anak laki-laki!”Yovi tertawa terbahak-bahak. “Iya, kamu itu anak laki-laki, kamu hebat sekali! Kalau begitu, apa kamu sudah bisa pakai celana sendiri?”“Bisa!” Kenzi membalikkan tubuhnya berlari ke dalam kamar. Dia mengambi
Baca selengkapnya

Bab 1442

Namun pada saat yang sama, ucapan Kenzi telah mengingatkan Yuna. Bahkan, anak kecil saja menyadari detail ini, bisa jadi orang lain juga menyadarinya?Yuna berpikir sejenak, lalu membalikkan tubuhnya untuk menatap Kenzi. “Kalau begitu, hari ini kita nggak ke rumah Kakek dulu. Mama bawa kamu ke tempat lain. Nanti sore, kita baru ke rumah Kakek, oke?”“Oke!” Yang penting Kenzi jalan-jalan. Mengenai ke mana perginya mereka, Kenzi juga tidak memedulikannya.Yuna tersenyum. “Patuh sekali!”Mesin mobil dinyalakan. Dia mengatur bangku pengemudi, lalu melirik kaca spion tengah sekilas. Kebetulan Yuna bisa melihat ke arah pintu rumah.Tidak ada siapa pun di depan pintu. Pintu juga sudah dalam keadaan ditutup. Yuna mengalihkan pandangannya, lalu berkata, “Duduk yang bagus, ya!”Kemudian, mobil melaju dengan sangat kencang.…Yuna dan Kenzi sangatlah santai. Mereka duluan pergi ke mal untuk membelikan beberapa potong pakaian dan mainan. Saking banyaknya belanjaan mereka, bagasi mobil sangatlah pe
Baca selengkapnya

Bab 1443

“Oh, oh, semuanya salah Kakek! Semuanya salah Kakek!” Juan memukul mulutnya sendiri, lalu menggendong Kenzi ke atas kasur dan menyelimutinya. Dia melihat Kenzi membalikkan tubuhnya mencari posisi nyaman untuk melanjutkan tidurnya, lalu mengusir semua orang termasuk dirinya untuk meninggalkan kamar.Juan berjalan dengan perlahan. Hanya saja, berhubung dia sedang mengenakan sandal jepit, suara langkah kakinya terdengar agak keras. Pada akhirnya, Juan pun menendang sandalnya, berjalan ke ruang tamu dengan kaki ayam.Melihat Yuna yang sedang duduk sembari menyesap teh dengan santai itu, amarah Juan pun membara. “Kamu ini! Sebenarnya apa yang lagi kamu lakukan?”“Aku perlu bantuanmu!” ucap Yuna dengan sungkan.“Kamu perlu ….” Juan terdiam sejenak. Amarah di dirinya seketika lenyap entah ke mana. Nada bicara sungkan Yuna membuat Juan merasa tidak terbiasa. “Hehe, hehehe ….”Yuna menatap Juan dengan tidak berdaya. Bukannya Yuna tidak ingin bersikap sungkan terhadapnya, siapa suruh Juan bersik
Baca selengkapnya

Bab 1444

“Neneknya tinggal di pegunungan, dia sering meditasi. Sedangkan, Keluarga Tanoto jauh di ujung sana ….” Ketika membicarakan masalah ini, Yuna tiba-tiba terdiam dan melayangkan tatapannya ke sisi Juan.Juan bertanya, “Jadi, kamu cuma bisa menjebakku?”“Aku bisa bawa dia pergi,” ulang Yuna sekali lagi. Maksud Yuna adalah dia tidak sedang memaksa Juan.Juan sungguh kehabisan kata-kata. Pasti Yuna tahu Juan tidak tega untuk menolak. Hanya saja, kali ini Juan pasti akan menolak! Lagi pula, Kenzi juga bukan anaknya. Terserah Yuna ingin membawanya ke mana. Semuanya tidak ada hubungannya dengan Juan. Mau hidup maupun mati, semuanya bukanlah urusan Juan! Bocah tengik itu telah merusak banyak barangnya dan juga mencabut janggutnya. Rasakan jika dia hidup menderita di luar sana!Dengan berpikir seperti ini, Juan pun mengepal erat tangannya membulatkan tekadnya. “Oke, kalau begitu, kamu … biarkan dia tinggal di sini saja!” Ujung-ujungnya Juan berubah pikiran lagi. Apa daya? Mana mungkin Juan tega
Baca selengkapnya

Bab 1445

Juan tersenyum dengan misterius, lalu berdiri. “Ikuti aku!”Yuna berjalan di belakang Juan. Mereka berjalan melintasi halaman belakang, lalu menelusuri koridor panjang hingga melewati sebuah belokan. Entah sejak kapan tanah yang tandus itu telah dibangun banyak rumah. Begitu pintu dibuka, terdengar suara. “Cit cit … cit cit ….”“Merpati?” Yuna terkejut hingga kedua mata terbelalak. Sejak kapan Kakek Juan memelihara begitu banyak merpati?“Burung pengantar surat!” Juan mengatakan dengan bangga. “Semua merpati ini adalah merpati yang aku latih untuk mengantar surat. Meski kepala mereka kecil, mereka bisa terbang dengan sangat jauh dan tepat.”Yuna mengerutkan keningnya. “Bisa sejauh apa? Apa mereka bisa terbang ke Asia Selatan?”“Bisa!” jawab Juan dengan yakin. “Ke mana pun bisa, kecuali melintasi samudera. Burung merpatiku ini sangat hebat!”“Apa kamu pernah mencobanya?” Yuna masih merasa curiga.“Apa maksudmu? Apa kamu kira aku tidak bosan di rumah terus? Aku benar-benar tidak peduli d
Baca selengkapnya

Bab 1446

Mereka berdua berjalan kembali ke dalam rumah. Yuna merasa agak terharu. Dia tidak pernah bercerita sebelumnya. Tak disangka Juan malah membantu mencarikan informasi untuknya. Tak peduli bagaimana hasilnya, Yuna tidak akan melupakan kebaikan Juan.“Pak Tua ….” Yuna berdiri di tempat, lalu memanggilnya.Juan terdiam.“Terima kasih!”Kedua mata Juan terbelalak. Dia melangkah mundur selangkah dengan menggosok kedua lengannya. “Astaga! Hei! Tolong!”Sosok Juan membuat Yuna tersenyum. “Terima kasih, Pak Tua!”“Tidak usah!” Juan melambaikan tangannya, lalu berkata, “Aku tidak terbiasa dengan sikap sungkanmu ini!”Yuna kembali tersenyum, dia juga tidak menyindir Juan lagi.“Aku tahu kamu khawatir. Hanya saja, semakin kamu khawatir, kamu akan semakin gampang untuk membuat kesalahan. Tenangkan dirimu dan pikirkan dengan saksama. Kamu itu anaknya pintar. Berpikirlah dengan jernih.” Juan tidak lagi bercanda. Dia menasihati Yuna dengan serius.“Emm!” Yuna mengangguk. Dia mengerti apa maksud Juan.
Baca selengkapnya

Bab 1447

“Tidak berat! Dia sangat ringan!” Juan sengaja mengangkat-angkat Kenzi menandakan cucunya tidak berat sama sekali.Yuna sungguh kehabisan kata-kata. “Apa … kamu nggak takut pinggangmu akan keseleo?”“Pinggangku ini masih kuat! Bahkan, lebih kuat daripada anak muda seperti kalian!” Senyuman di wajah Juan sangatlah lebar. Dia memang sering merepet, tetapi sebenarnya dia sangat menyayangi Kenzi. Jika tidak, tidak mungkin Juan begitu membelanya.Yuna hanya bisa menggeleng dengan tidak berdaya saja. Dia hanya bisa membiarkan mereka bermain sesuka hati mereka saja.Juan menyadari Yuna sudah mengendalikan perasaannya, dia juga tidak bertanya panjang lebar lagi. Dia menggendong Kenzi berjalan mengeliling rumah, lalu keluar ke pekarangan.Yuna sungguh khawatir pinggang Juan akan keseleo. Dia pun segera mengikuti mereka.Pekarangan di belakang rumah sangatlah luas. Terdapat berbagai jenis tanaman herbal di dalamnya. Samar-samar dapat tercium aroma obat herbal di dalam pekarangan.“Apa kamu sudah
Baca selengkapnya

Bab 1448

“Semua?” Juan terkejut. Dia sedang berusaha mencerna omongannya.Pada saat ini, Kenzi yang sedang duduk di atas pundak Juan meminta untuk diturunkan. Setelah itu, Juan membungkukkan tubuhnya berbaring di atas kursi. Yuna menggendong Kenzi, lalu melihat ke sisi Juan. Dia pasti kecapekan.“Lihatlah pinggangmu itu, masih saja sok kuat. Apa kamu kira kamu itu masih muda!” ucap Yuna.“Aku memang sudah tua, tapi aku lebih kuat daripada anak muda!” Juan membusungkan dadanya lantaran tidak terima untuk diremehkan. Namun, baru saja Juan meregangkan tubuhnya, dia malah merasa kesakitan.“Masih sok kuat lagi!” Yuna membawa Kenzi berjalan ke dalam rumah.“Hei, kalian mau ke mana? Apa kalian ingin meninggalkanku sendirian di sini? Hei, apa tidak ada yang bisa membantuku?” Suara jeritan Juan langsung menarik perhatian para pelayan. “Pak, Pak, ada apa ini?”“Pergi! Pergi sana! Siapa suruh kalian ikut campur!” balas Juan dengan melambaikan tangannya. Dia kelihatan sangat tidak sabaran.Lantaran tidak
Baca selengkapnya

Bab 1449

Yuna bertanya, “Emm … apa yang ingin kamu katakan?”“Kenapa kamu tiba-tiba merasa semua masalah ini mungkin saling berhubungan? Poin apa yang membuatmu merasa semua itu saling berhubungan?”Ucapan Juan membuat Yuna berpikir kembali.Iya! Kenapa Yuna bisa merasa semua ini saling berhubungan? Pasti ada kesamaan di antara mereka. Namun, Yuna masih tidak kepikiran.“Mengenai penelitian di ruang eksperimen, kenapa mereka ingin mencampurkan obat yang mengandung racun dengan wewangian? Kenapa mereka ingin membuat orang-orang tanpa sadar menghirup aromanya?” Yuna berpikir sambil menganalisis.“Sedangkan mengenai wabah penyakit di Asia Selatan, dengar-dengar virus masuk ke tubuh tanpa mereka sadar. Mereka juga nggak berhasil menemukan sumber penyakitnya. Penyakit ini malah merebak dengan sangat cepat.”“Mengenai Bella ….” Yuna terdiam sejenak, lalu melanjutkan, “Kedua masalah ini kelihatannya nggak saling berhubungan. Hanya saja, Bella sudah keracunan dalam waktu panjang, dia juga nggak sadar t
Baca selengkapnya

Bab 1450

“Hei … bukannya kamu bilang Kenzi dititipkan di rumahku? Kenapa … kenapa kamu malah berubah pikiran?” Juan tidak sempat mengenakan sepatu, langsung berlari ke dalam rumah.“Aku nggak akan pergi untuk sementara waktu ini. Nanti aku akan titip Kenzi kepadamu ketika aku akan pergi,” jawab Yuna dengan tidak berdaya. “Bukannya kamu nggak ingin melihatnya?”“Apa Kakek nggak suka aku?” Kenzi melebarkan kedua matanya. Dia kelihatan sangat bersedih. Bahkan, mainan di tangan pun jatuh ke lantai.Juan sungguh kasihan dengan sosok cucunya ini. “Bukan, bukan, mana mungkin Kakek tidak menyukaimu? Kakek sangat menyayangimu!”Sembari berbicara, Juan mendekatkan wajahnya. Namun, Kenzi memalingkan kepalanya tidak ingin dicium Juan. Dia lalu bertanya, “Apa artinya menyayangimu?”“Itu artinya Kakek sangat menyukaimu! Sangat amat menyukaimu!” Hanya di hadapan si kecil saja, Juan baru bisa mengutarakan perasaannya.Yuna memalingkan wajahnya sembari menghela napas. Pantas saja putranya ingin mencabut janggut
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
143144145146147
...
220
DMCA.com Protection Status