Yovi membungkukkan tubuhnya menyeka wajah imut Kenzi. Kedua mata Kenzi tak berhenti berkedip. Melihat sosok imut Kenzi, Yovi pun tersenyum. “Kenapa? Baru nggak bertemu sehari, kamu nggak mengenaliku lagi?”“Tante Yovi.”“Ya?”“Apa kamu akan pergi?”Yovi terdiam beberapa detik, lalu kembali melihat ke sisi Kenzi dengan tatapan lembut. “Apa Mama yang beri tahu kamu?”“Emm.” Kenzi mengangguk, lalu kembali bertanya, “Apa kamu akan pergi?”“Mungkin!” Yovi berpikir sejenak, lalu bertanya dengan lembut, “Apa kamu akan merindukanku?”“Emm!” balas Kenzi dengan pasti.“Kalau aku benar-benar pergi, kamu jangan menangis, ya!” Yovi menyentil hidung si cilik, lalu tersenyum lebar.“Nggak nangis!” Kenzi menggeleng. Dia masih ingat dengan ucapan ibu tadi. “Kata Mama, aku … aku itu anak laki-laki!”Yovi tertawa terbahak-bahak. “Iya, kamu itu anak laki-laki, kamu hebat sekali! Kalau begitu, apa kamu sudah bisa pakai celana sendiri?”“Bisa!” Kenzi membalikkan tubuhnya berlari ke dalam kamar. Dia mengambi
Last Updated : 2024-01-21 Read more